Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97974 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Boris Oman Kaher
"Alat Penukar Kalor (Heat Exchanger) adalah sebuah alat yang mana didalamnya terjadi proses perpindahan kalor antara dua fluida dimana kedua fluida tersebut memiliki temperatur yang berbeda. Pada umumnya kedua fluida tersebut dipisahkan oleh sebuah dinding solid.
Tugas akhir ini menjelaskan hubungan antara kalor yang hilang dengan parameter-parameter lainnya, seperti: aliran Huida dan sifat-sifat thermal pada alat double pgoe hear exchanger. Dan penelitian ini juga membahas mengenai pengelompokkan parameter tersebut kedalam bilaugan tak berdimensi dan mencari hubungan iirngsi kalor yang hilang terhadap parameter-parameter tersebut.
Fungsi persamaan yang telah didapat tersebut diharapkan dapat membantu kita untuk mengetahui karakteristik dan efektifitas sebuah alat penukar kalor.
Untuk pamlet flow double pipe heat exchanger; sebuah persamaan yang terdiri dari bilangan tak berdimensi yang didapat berdasarkan teorema pi adalah:
q*= I - dt*. Q* .
Kemudian melalui eksperimen didapat, sebuah grafik didapat sebagai representasi ketiga variabel bilangan tak berdimensi tersebut (q*, dl* dan Q*). Variabel q* mengacu kepada koefisien rugi kalor ϱ3 berupa:
ϱ = I - Qc/Qh dt/dT
Dimana koefisien rugi kalor menunjukkan beberapa bagian atau persen kalor yang hilang, juga menunjukkan kefektifan sebuah alat penukar kalor.

Heat exchanger is a device in which heat transfers between two fluids. Both fluids has a different temperature. Generally, a wall separates the two fluids.
This final assignment shows correlation between heat loss and other parameters, such as : fluids flow and thermal characteristic in double pipe heat exchanger. This paper also explains about grouping the parameters into dimensionless form and End a filnction.
The function may be used to help us to find out characteristics and eftectiveness of double pipe heat exchanger.
An Expression for parallel flow double pipe heat exchanger based on pi theorem is:
q*= I - dt*. Q* .
After getting through with the experiment, we've got some graphics that describes the three dimensionless variabels (q*, dt* dan Q*). Dimensionless q* refers to heat loss coefficient if The expression would be:
ϱ = I - Qc/Qh dt/dT
The heat loss coefficient 5? determines part of the heat which losses into the environment in term of decimal or percent number. It shows also the effectiveness of a heat exchanger."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S37245
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Toding, Nicolas
"Dalam beberapa aplikasi, terkadang digunakan teknik untuk menaikkan temperatur fiuida udara bersih yang dipergunakan untuk berbagai keperluan, diantaranya untuk keperluan unit pengering. Oleh karena itu dibutuhkan unit yang dapat menghasilkan udara panas. Unit penghasil udara panas yang dipakai untuk keperluan irii adaiah alat penukar kalor yang dapat memanfaatkan panas dari pembakaran sebagai fiuida pemanas. Kinerja dan karakteristik dari alat panukar kalor tergantung pada jenis material, jenis susunan aliran dan kondisi operasinya.
Salah satu alat penukar kalor ini adalah alat penukar kalor jenis pelat paralel horisontal yang tersusun atas beberapa Ialuan fiuida udara panas dari pembakaran dan fluida udara bersih yang dipanaskan Alat penui-(arkalor ini termasuk jenis cross flow both fluid is unmixed (aiiran silang dimana kedua fiuida udara tidak campur). Tujuan dari penelitian ini adaiah untuk mengetahui karakteristik dan performance alat penukar kaior dengan membandingkan nilai U (koetisien perpindahan kalor keseluruhan) dari perhitungan awal dengan hasil dari pengujian.
Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa performance dari alat penukar kalor jenis pelat paralel horisontal baik dan layak dipergunakan sebagai alat penghasii udara panas bersih. Hal ini dapat diiihat dari karakteristik dari suhu yang dihasilkan pada keluaran fluida udara dingin dan nilai koefisien perpindahn kaior keseluruhan alat penukar kalor."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S37631
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Engkos Achmad Kosasih
"Penulisan ini menggunakan metode beda hingga secara implisit, yang dituliskan dalam bentuk Persamaan Differensial Parsial {PDE), Hasil akhir dari penyelesaian persamaan differensial parsial di atas memberikan distribusi temperatur dan koefisien perpindahan kalor di silinder bagian dalam alat penukar kalor air ke udara-aliran Lawan arah. Pada tulisan ini juga akan diberikan langkah-langkah perhitungan untuk menyelesaikan permasalahan. Dari perhitungan numerik yang diperoleh akan dibandingkan hasilnya dengan hasil eksperimen. Sehingga dapat diberikan beberapa kesimpulan pada bagian akhir tulisan ini."
Depok: Universitas Indonesia, 1999
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Nandy Setiadi Djaya Putra
Depok: Departemen Teknik Mesin UI, 2012
621.402 NAN a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Wahyu Senoaji
"ABSTRAK
Insinerator adalah alat pengolah Iimbah Cara pengolahannya dengan membakar Iimbah tersebut. Dalam membakar Iimbah, insinerator harus mengikuti standar kesehatan, agar hasil dari pembakaran tidak membahayakan Iingkungan.
Untuk mencapai standar kesehatan tersebut, dalam pengolahannya, insinerator mempunyai cara tersendiri. Gas hasil pembakaran tidak langsung dibuang ke Iingkungan, melainkan diolah dulu di dalam insinerator tersebut.
Cara pengolahannya, gas hasil pembakaran tersebut dipanaskan kembali hingga 1000 ° C. Pada suhu ini, senyawa berbahaya yang masih dikandung oleh gas hasil pembakaran diharapkan terurai, sehingga tidak berbahaya Iagi.
Setelah dipanaskan hingga 1000 ° C , gas tadi kemudian didinginkan, kemudian dibuang melalui cerobong asap. Di sini kita melihat, bahwa energi yang dikandung gas hasi\ pembakaran tidak dimanfaatkan kembali.
Kemudian juga melihat bahwa Iimbah yang rnasuk ke dalam ruang bakar untuk dibakar, tidak mengalami proses apapun_ Seperti pengeringan misalnya.
Oleh karena itu dibuat suatu rancangan berupa alat penukar kalor di mana hasil energi tersebut dimanfaatkan untuk pengeringan Iimbah sebelurn masuk ke dalam ruang bakar.
Alat penukar kalor dirancang dengan menggunakan tabung_ Di mana di dalam tabung tersebut dialirkan udara Iingkungan, dan di harapkan setelah keluar tabung, udara tersebut menjadi panas dan bisa dimanfaatkan untuk pengeringan

"
1996
S36266
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Ma`ruf
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S36710
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Universitas Indonesia, 1999
S28525
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widyaningrum Soeparlan
"Tesis ini relevan dengan kebutuhan energi nasional yang meningkat, Cadangan energi panas bumi Indonesia mencapai 40 persen dari total cadangan dunia tetapi pemanfaatannya masih sangat kecil. Komersialisasi yang maksimal akan tercapai jika didukung oleh faktor kepastian hukum karena proyek panas bumi padat karya dan modal. Tiga butir permasalahan tesis ini adalah (1) aspek-aspek hukum apa saja yang penting dalam komersialisasi panas bumi sebagai sumber energi baru dan terbarukan, (2) apakah Indonesia perlu memiliki undang-undang tersendiri yang mengatur komersialisasi panas bumi, dan (3) apakah perlu suatu badan khusus untuk mengawasi dan mengkoordinasi pelaksanaan komersialisasi panas bumi tersebut di Indonesia. Kerangka teori yang yang digunakan adalah teori materi muatan suatu undang-undang, yang di Indonesia dipelopori oleh Almarhum A. Hamid Attamimi. Metode penelitian yang digunakan adalah interdisipliner sehingga penelitian ini bersifat yuridis sekaligus sosiologis. Penelitian ini diperkuat dengan pendekatan studi perbandingan dengan peraturan kepanasbumian asing. Peraturan asing yang menjadi pembanding tersebut antara lain adalah Geothermal Steam Act of 1970 dan Geothermal Energy Research, Development, and Demonstration Act of 1974 Amerika Serikat. Asumsi yang digunakan adalah bahwa (1) pengembangan panas bumi berkaitan dengan beberapa aspek hukum penting, (2) Indonesia perlu memiliki undang-undang tersendiri yang mengatur komersialisasi panas bumi, dan (3) perlu adanya suatu badan yang bertugas mengawasi dan mengkoordinasi pelaksanaan komersialisasi panas bumi di Indonesia.
Hasil penelitian dalam tesis ini memperkuat asumsi tersebut, dimana komersialisasi panas bumi berkaitan dengan beberapa aspek hukum penting, yaitu pengertian, perizinan, royalti dan perpajakan, pertanahan, wilayah kerja, lingkungan hidup, hak dan kewajiban pemegang izin, akses dan pengawasan, serta pelanggaran dan sanksi. Selain itu peraturan kepanasbumian yang sekarang berlaku ternyata seharusnya menjadi materi muatan undang-undang sehingga Indonesia perlu memiliki undang-undang tersendiri tentang komersialisasi panas bumi. Akhirnya, demi efektifnya komersialisasi panas bumi di tanah air, perlu suatu badan khusus yang mandiri, yang bertugas mengawasi dan mengkoordinasi berbagai peraturan dan pelaksanaan komersialisasi panas bumi."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T16655
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>