Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145276 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adenta Wicaksono
"Penelitian ini ingin mengetahui seberapa besar kemampuan zeolit jenis ini dalam menyerap dan melepaskan uap air pada kondisi udara tertentu sebagaimana menindaklanjuti penelitian sebelumnya. Proses aktivasi dilakukan dengan memanaskann zeolit hingga temperatur 120°C selama kurang lebih 2 jam. Penelitian yang dilakukan adalah proses pencarian kurva hysteresis dilakukan pada empat variasi temperatur yiatu temperatur ruangan, 25°C, 33°C dan 35°C denganlaju aliran fluida 1.2 m/s dan tekanan 1O1,4 Kpa.
Penelitian ini dilakukan dengan melihat seberapa besar perpindahan massa uap air dari udara sistem kc zeolit hingga tercapai kesetimbangan di antara keduanya serta hubungan antara massa yang diserap dengan perubahan relative humidity udara sistem yang diperoleh. Setelah itu dilakukan proses regenerasi atau proses melepaskan uap air yang dikandung di dalam zeolit sampai temperatur tertentu dimana massa uap air yang hilang tidak bertambah lagi. Dari data yang diperoleh dapat diketahui seberapa besar penambahan dan pengurangan massa yang terjadi akibat proses penyerapan dan penglepasan tersebut.
Dari grafik hubungan antara perubahan massa dengan waktu, equilibrium moisture content dengan relative Humidity dapat diketahui kemampuan maksimum zeolit dalam menyerap dan melepaskan uap air. Dari grafik banyaknya massa yang diserap zeolit dengan perubahan RH didapat bahwa pertambahan RH akan diikuti dengan pertambahan banyaknya massa yang diserap zeolit. Sebaliknya, banyaknya massa yang dilepaskan zeolit dengan perubahan RH didapatkan bahwa penurunan RH akan diikuti berkurangnya massa yang terdapat dalam zeolit. Akibat dari kedua proses yang berlawanan tersebut akan terbentuk kurva hysteresisnya."
2003
S37058
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37678
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37677
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aria Indratama
"Dehumidifikasi merupakan salah satu proses yang sangat panting dan sering digunakan dalam dunia industri. Dimana dalam proses dehiunidifikasi selalu mempertimbangkan faktor material adsorbennya. Selama ini material adsorben pada proses dehumidifikasi masih banyak menggunakan silica gel dan lithium chloride yang harganya cukup mahal, padahal masih terdapat material lainnya yang disinyalir memiliki kemampuan hampir sama dengan silica gel dan lithium chloride yang harganya jauh lebih murah, salah satunya adalah zneolit alam Lampung jenis klinoptilolit.
Dalam penelitian ini ingin diketahui seberapa besar kemampuan zeolit jenis ini dalam menyerap uap air pada kondisi udara tertentu. Diperkirakan bahwa zeolit jenis ini dapat dijadikan sebagai Salah satu alternatif bahah adsorben, hal ini didasarkan pada struktur materialnya yang berongga-rongga sehingga memungkinkan uap air masuk dan mengisi rongga-rongga tersebut.
Penelitian dilakukan dengan melihat seberapa besar perpindahan massa uap air dari udara sistem ke zeolit hingga tercapai kesetimbangan diantara keduanya. Dengan mengetahui perpindahan massa uap air tersebut nantinya bisa diketahui hubungan equilibrium moisture content (EMC) dengan relative humidity (RH) yang merupakan salah satu parameter yang menentukan apakah suatu material bisa digunakan sebagai bahan adsorben.
Dari basil eksperimen didapat gralik hubungan antara EMC dengan RH yang ternyata zeolit jenis ini memiliki kecenderungan sebagai bahan adsorben dimana pada grafik tersebut terlihat kecenderungan EMC naik seiring dengan bertambahnya RH. Jika diamati dengan seksama grafik yang terbentuk terbagi menjadi 3 bagian penyerapan yaitu bagian landai (pada RH 38,6 % hingga 44,5 %) yang berarti besarnya uap air yang diserap kecil, curam (pada RH 47,5 % hingga 56,39 %) yang berarti banyak uap air yang diserap dan sangat landai (pada RH 60,3 % hingga 66,80 %) yang berarti hampir tidak ada uap air yang diserap.

Dehumidification is one of the important process in which used in industry. In its process always consider the adsorbent materialis factor. Sofar. the material adsorbent which used in dehulnidyication process are silica gel and lithium chloride that its price is expensive, whereas in reality, there are a lot of materials that have some ability and the price is cheaper than silica gel and lithium chloride. One of the material is clinoptilolite zeolite from Lampung, Indonesia.
In this research is conducted the ability of this zeolite to adsorb moisture from the air in each condition. lt is assumed that this zeoliIe can be used as one of the alternative adsorbent material because it has porous structure in which possibly moisture can fill the porous.
The research is performed by noticing how much the mass transfer ofrnotlsture from the air to the zeoiite until the equilibrium is achieved each other. if we know the mass transfer of moisture, we can get the relation between equilibrium moisture content (EMC) versus relative humidity (RH) which can used as one parameter to confirm that material can used as adsorbent material.
One ofthe result from this experiment is curve between EMC versus RH. The curve shows that this zeolite has tendency as adsorbent material that the EMC increase with increasingly of RH. The curve is divided three adsorbent's area. There are smooth slope area (RH 38,6 % - 44,5 %) that shows the adsorption process is small, steep slope area (RH 4 7,5 % - 56,89 %) that shows the adsorption process is higher than bethre and very smooth slope area that shows there is almost nothing absorption process.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S37077
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramdan Fadli
"Proses regenerasi adsorben dalam penelitian ini dilakukan secara kimia dengan menggunakan NaCl sebagai regeneran melalui mekanisme pertukaran kation, dimana kation dalam cairan dipertukarkan dengan kation dari suatu padatan.
Reaksi ini berlangsung reversibel dengan persamaan reaksi:
NH4-Zeolit + Na+ = Na-Zeolit + NH4+
Untuk mengetahui kemampuan NaCl sebagai regeneran, maka perlu diiakukan proses regenerasi pada berbagai kondisi operasi. Dalam penelitian ini menggunakan 5 siklus adsorpsi-regenerasi, yaitu terdiri dari dari 5 tahap adsorsi dan 5 tahap regenerasi.
Proses adsorpsi-regenerasi dilakukan dalam kolom adsorber dengan menggunakan unggun Zeolit Alam Lampung berukuran 20 ~ 10 mesh dan tinggi unggun 22 cm- Proses berlangsung secara kontinyu dengan mengalirkan umpan dari bawah kolom pada kecepatan 0,3 ml/detik. Regeneran yang digunakan adalah NaCl 5 g/L dengan variasi suhu 30 ° C, 40 ° C, dan 60 ° C.
Dari hasil penelitian didapat beberapa hal, yaitu:
1. Regeneran dengan temperatur 60 °C memiliki persentase penurunan daya desorpsi yang Iebih kecil.
2. Regeneran dengan temperatur 60 °C mampu menghasilkan ZAL yang memiliki daya adsorpsi yang lebih tinggi, sekitar 98 % dari tahap awal.
3. Regeneran dengan temperatur 40 °C menghasilkan ZAL dengan umur pakai yang lebih tinggi, sekitar 4 jam."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49184
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bernadus Wahyu H.
"Suatu adsorben haruslah memiliki kemampuan penyerapan yang baik. Ini penting mengingat tujuannya sebagai media dalam proses dehumidifikasi. Selama ini material adsorben pada proses dehumidifikasi masih banyak menggunakan silica gel dan lithium cloride yang harganya cukup mahal, padahal masih terdapat material lain yang disinyalir memiliki kemampuan tersebut dan harganya lebih murah, salah satunya adalah bentonit alam, dalam hal ini Bentonit Alam Leuwiliang-Bogor.
Dalam penelitian ini ingin diketahui seberapa besar kemampuan benonit alam dalam menyerap uap air pada kondisi udara tertentu. Perkiraan bahwa bentonit alam dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif bahan adsorben, didasarkan pada luas permukaan serap yang besar yang dimiliki oleh bentonit. Proses aktivasi dilakukan dengan melakukan pemanasan hingga 120 °C, hal ini diasumsikan bahwa dalam temperatur tersebut air telah ternebas seluruhnya Sedangkan proses pencarian kurva karakteristik bentonit alam ini dilakukan pada temperatur di bawah dan di atas temperatur ruangan (25 °C, 30 °C, 35°C) dan RH udara system yang bervariasi dengan laju aliran fluida 1,2 m/s dan tekanan 101,4 kPa.
Dari hasil penelitian didapaikan bahwa pada temperatur rendah, RH yang diperoleh justru tinggi, demikian pula sebaliknya. Nilai Equilibrium Moisture Content semakin besar pada RH tinggi yang berani massa uap air yang diserap besar karena secara teoritis semakin besar RH makin banyak pula kandungan uap air dalam udara. Dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa penurunan RH sangat dipengaruhi jumlah massa uap air yang diserap bentonit. Makin besar massa yang diserap makin besar pula penurunannya. Namun selain itu dari rumus perhitungan RH dilihat bahwa penurunan tersebut dipengaruhi juga oleh temperatur akhir yaitu temperatur saat udara telah melewati bentonit alam.

An adsorbent should has good absorbability. This characteristic is important because adsorbent material as fundamental part in dehumidyication process. All this time, the material adsorbent which used in dehumidification process are silica gel and lithium chloride but the price is quite expensive, whereas in reality there are a lot of tnaterutls that lutve the ability and the price is cheaper than silica get and lithitun chloride. One of the tttateriuiv is called natural hentonite from Leuwiliang-Bogor.
In this research we want to know the ability of this bentonite can be used as one of the alternative adsorbettt material because it has big adsorb surface of moisture. Activation process made by give bentonite a heat treatment until 120 °C, we assume that at that temperature all of the water contained in bentonite has been released By the way, process of finding characteristic curve of this natural bentonite done at temperature below and above room temperature (25 °C, 30 °C, 35 °C) with fluid's velocity rate 1,2 m/s and pressure 101,4 kPa.
The research results conclude that at low temperature, the RH value was high but at the higher temperature the RH value was low. The EMC was big at the high temperature, which means a lot of Moisture was adsorbed. Theoreticalbt when the W is getting higher, the amounts of moisture in the air increase. The results show that the decreasing of RH is adsorbed by the amount of mass of moisture, which is adsorbed by bentonite. When the adsorbed mass was big, the decreasing of RH was high too. From the equation of Relative Humidigt we can see that the decreasing is also influenced by output temperature or temperature when the air pass through the natural bentonite.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37700
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Edhi Wicaksono
"Penggunaan adsorben berbentuk padat dalam proses dehumidifikasi udara telah banyak digunakan dalam aplikasi industri_ Salah satu adsorben yang dapat cligunakan adalah batuan alam zeolit yang dari segi ekonomi relatif murah dan mudah didapatkan. Dalam penulisan ini zeolit alam yang dilakukan pengujian adalah jenis klinoptilolit dan jenis mordenit. Dimana keduanya memiliki karakteristik berbeda yang dapat mempengaruhi laju perpindahan massa.
Penelitian yang dilakukan dalam kondisi temperatur 25°C, 30°C dan 35°C dengan variasi kelembaban relatif 26% sampai 81% dalam kondisi udara adalah aliran laminar berkembang penuh. Dengan menhikberatkan penelitian pada perpindahan massa antara udara dan zeolit yang dapat clinyatakan dalam bilangan Sherwood.
Hasil pengolahan data yang ditampilkan dalam bentuk gram( kelembaban relatif terhadap bilangan Sherwood dan liquitfbrium Moisture Content terhadap bilangan Sherwood, dengan tujuan untuk mengetahui perubahan kelembaban relatif dan Equibrium Moisture Content terhadap pexpindahan massa dari udara menuju ke zeolit. Dengan adanya kenaikan kelembaban relatif maka nilai dari bilangan Sherwood akan bertambah secara bertahap. Tetapi dengan adanya kenaikan EMC akan menumnkan bilangan Sherwood."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37662
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Setiawan Parikesit
"Zeolit merupakan mineral alumina silikat terhidrat dengan beberapa
logam alkali dan alkali tanah terikat didalamnya. Struktur zeolit yang khas
dengan rongga-rongga didalamnya membuatnya memiliki sifat-sifat yang unik
seperti mampu bertindak sebagai katalis, penukar ion, pengayak molekular.
Untuk dapat memahami benar-benar apa yang terjadi pada zeolit dibutuhkan
data karakterisasi zeolit. Zeolit alam Indonesia belum mempunyai data base
karakterisasi spesifik zeoht aiafn, sehingga perlu dilakukan penentuan
struktur zeolit alam di Indonesia. Zeolit alam Yogya dan Lampung (-80+100 mesh) dikalsinasi pada
suhu 350° C selama 24 jam untuk menghilangkan pengotornya. Kemudian
diberi perlakuan dengan asam HCl dan H2SO4 dengan variasi konsentrasi
IN; 2N: 4N dan 6N. Kemudian zeolit alam Yogya, Lampung dan tiap
variasinya dikarakterisasi dengan XRD dan metode gravimetri.
Pada zeolit Yogya didapatkan data kualitatif berupa kandungan
mordenit dan klinoptilolit. Sedang zeolit Lampung memiliki kandungan
klinoptilolit, mordenit dan kemungkinan chabazite atau zeolit lain. Kandungan
mordenit pada zeolit Yogya adalah 53,14% dan klinoptitolit 33,26%.
Sedangkan pada zeolit Lampung didapatkan klinoptilolit sebesar 50,93% dan
mordenit 34,06%. Zeolit Yogya tidak mengalami perubahan struktur yang
signifikan karena kandungan mordenit yang dominan, sedangkan pada zeolit
Lampung terlihat pada konsentrasi 4N dan 6N terdapat peningkatan rasio
Si/AI yang cukup drastis yang menunjukkan kemungkinan rusaknya struktur
kristal pada zeolit, yang diakibatkan oleh kandungan klinoptilolit yang
dominan"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robin
"Proses adsorpsi amonia secara kontinyu yang telah berjalan selama lebih dari 3 tahun belum memberikan hasil yang memuaskan. Persoalan yang timbul adalah waktu adsorpsi yang terlalu cepat dan ketahanan fisik dan kimiawi dan zeolit yang hanya bisa diregenerasi sekali saja. Dari evaluasi diperoleh ternyata faktor yang paling dominan dalam proses adsorpsi ini adalah dengan memperhatikan proses regenerasinya. Proses adsorpsi yang telah berjalan selama ini ternyata kurang efektif proses regenerasinya.
Pengaruh berat unggun/laju alir (W/F) menunjukkan bahwa tinggi unggun 51 lebih baik dengan jatuh tekanan sekitar yang relatif kecil, yaitu 4 cmHg (5260 N/ml). Sedangkan untuk ukuran partikel yang lebih kecil, yaitu 30-20 mesh tidak menunjukkan adanya peningkatan kapasitas adsorpsi. Hal ini disebabkan adanya gaya tarik-menarik antara partikel zeolit sehingga pada ukuran molekul yang lebih kecil menyebabkan penurunan luas pennukaan kontak efektif. Sedangkan untuk perlakuan secara kimiawi dengan larutan NaOH temyata tidak meningkatkan kapasitas adsorpsinya. Hal ini dapat terjadi karena larutan NaOH dapat melarutkan pengotor-pengotornya yang terdapat pada zeolit, disamping itu juga kemungkinan adanya pengaruh ion Na+ terhadap mekanisme pertukaran kation, sehingga kapasitas tukar kationnya berkurang.
Dari penelitian ini diperoleh proses adsorpsi yang lebih baik adalah dengan menggunakan zeolit yang berukuran 20-10 mesh dengan perlakuan awal pemanasan pada suhu 15O°C selama 2 jam, pada tinggi unggun 51 cm dengan laju adsorpsi sebesar 0,3 ml/detik dan laju regenerasi sebesar 1,5 ml/detik selama 3 jam. Waktu efektif yang diperoleh untuk proses adsorpsi sampai memenuhi baku mutu adalah 153 menit pada adsorpsi tahap pertama dan penurunan yang tenjadi pada tahap adsorpsi berikutnya cukup kecil, sehingga diperoleh waktu rata-rata untuk mencapai baku mutu sekitar 114 menit.
Hasil yang diperoleh dari proses adsorpsi ini terdapat dua jenis limbah, yaitu limbah cair dan limbah padat. Limbah cair yang berupa larutan amonia telah dijerap oleh zeolit sehingga effluentnya telah mencapai baku mutu. Sedangkan limbah padatan berupa zeolit sisa pakai dapat digunakan sebagai pupuk, karena dapat memberikan nutrisi nitrogen untuk pertumbuhan vegetatif tumbuhan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49029
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hedy Susatyo Herlambang
"Effisiensi yang rendah pada kompor minyak tanah disebabkan oleh pembakaran yang tidak sempurna karena kurangnya oksigen yang dapat terdifusi ke titik nyala api. Peningkatan effisiensi harus dilakukan mengingat konsumsi minyak tanah meningkat 3 % per tahun Upaya peningkatan effisiensi pembakaran minyak tanah harus mengarah pada penerapan yang dimaksudkan dapat diaplikasikan pada teknologi kerakyatan dengan menciptakan alat pengkaya oksigen yang bekerja pada tekanan dan suhu atmosfir dan dipasang pada kompor minyak tanah tradisional.
Alat pengkaya oksigen berupa selinder berlubang banyak pada sisinya, sehingga udara pembakaran kompor mengalir melewati lubang tersebut. Penggunaan bahan yang dapat mengadsorpsi N2 secara selektif dapat meningkatkan konsentrasi oksigen pada udara pembakaran.
Ca0-Zeolit alam Lampung merupakan adsorben selektif nitrogen yang bahannya banyak terdapat di alam Indonesia dan berharga murah. Ca0-Zeolit alam Lampung dapat meningkatkan prosentase oksigen diudara sampai 0,45% melalui proses batch pada reaktor dengan kondisi atmosferik. Pengujian dalam aliran udara kontinyu dilakukan pada penelitian.
Pada penelitian ini peningkatan prosentase oksigen di udara dilakukan dengan mengalirkan udara ke adsorben Ca0-Zeolit alam Lampung berbentuk selinder dengan lubang tunggal. Performa adsorben diuji terhadap dimensi adsorben yaitu panjang dan diameter lubang serta suhu freatment yang nantinya dapat mewakili dimensi dan proses penggunaan alat pengkaya oksigen yang dipasang pada kompor minyak tanah.
Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan aliran kontinyu udara, adsorben CaO-Zeolit yang di treatment dengan helium pada suhu 200°C, berdimensi L = 1,8 cm & D = 0,3 cm dan L = 1,2 cm & D = 0,1 cm dapat mengadsorpsi N2 secara selektif dan meningkatkan prosentase oksigen di udara sampai 0,2 %."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49336
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>