Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150928 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arif Ardyansyah
"Pengeringan adalah operasi pemisahan cairan dari dalam suatu bahan dengan cnra mengeluarkan air yang terkandung dalam bahan ke lingkungan. Pemisahan tersebut dilakukan dengan cara menguapkan cairannya, dan ini membutuhkan energy. Semakin banyak energi yang dapat digunakan (atau diberikan) untuk menguapkan, maka akan semakin mudah penguapan tersebut terjadi Pengeringan vakum adalah salah satu operasi pengeringan dengan cara menurunkan tekanan lingkungan di sekitar benda yang ingin dikeringkan. Pemvakuman mempercepat pengeringan karena menurunkan titik didih dari cairan tersebut dan menimbulkan perbedaan tekanan antara bahan dan lingkungan, yang membuat perpindahan kadar air dari bahan ke lingkungan. Perputaran aliran udara juga mempercepat penguapan karena energi dari aliran udara yang menyentuh perrnukaan bahan dapat digunakan untuk membantu penguapan bahan. Masalah yang dikaji pada tugas akhir ini adalah fenomena­ fenomena yang terjadi pada saat proses pengeringan berlangsung. Dari hasil pengujian pengeringan yang telah dilakukan, dengan melakukan pengukuran terhadap penurunan massa, perubahan kelembaban nisbi, temperature, dan menganalisa pengaruh perputaran.

Drying is a process of separating liquid from inside a product by removing the liquid to the surrounding. The removing is done by evaporating the liquid, which it uses energy. The more energy which can be used (or supplied), the easier if will be for evaporation to take place. Vacuum drying is a drying process by decreasing the pressure surrounding the product. Vacuuming accelerates drying process because if lowers the boiling point of the liquid and also creates pressure gradient between the product and its surrounding, which causes the movement of water vapor from the product lo the surrounding. Air circulation (in this isolated room) also accelerates evaporation because energy from the air flow above the product helps the evaporation. Matter that is discussed in this book is about the phenomena that occur when the vacuum drying process is running. From the data that has been gamed by experiments, dealing with mass, relative humidity, temperature, and analyzing the effect of air circulation, we can see that if the pressure decreases because of the vacuuming, the relative humidity also decreases. The decreasing of relative humidity is the factor?"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37467
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dexsa Syafrani
"Pengeringan adalah operasi pemisahan cairan dari dalam suatu bahan dengan cara mengeluarkan air yang terkandung dalam bahan ke lingkungannya. Pemisahan tersebut dilakukan dengan cara menguapkan cairannya, dan ini membutuhkan energi. Semakin banyak energi yang dapat digunakan untuk menguapkan, maka akan semakin mudah penguapan tersebut terjadi. Pengeringan vakum adalah salah satu operasi pengeringan dengan cara menurunkan tekanan lingkungan di sekitar benda yang dikeringkan. Pemvakuman mempercepat pengelingan karena menurunkan titik didih dari cairan tersebut dan menimbulkan perbedaan tekanan antara bahan dan lingkungan. Olakan udara juga mempercepat penguapan karena energi dari olakan udara dapat digunakan untuk membantu penguapan bahan Masalah yang dikaji pada tugas akhir ini adalah mengenai fenomena-fenomena yang teljadi pada saat proses pengeringan berlangsung Dari hasil pengujian pengeringan yang telah dilakukan dengan melakukan pengukuran terhadap penunman massa, perubahan kelembaban nisbi, dan menganalisa pengaruh olakan udara terhadap penguapan, temyata didapatkan bahwa ketika tekanan diturunkan (dengan proses vakum), maka pengurangan massa akan lebih besar dari pada jika tidak divakumkan pada waktu dan kondisi temperatur sama. Didapatkan juga hasil bahwa pengaruh olakan udara dalam ruang vakum memang membantu proses penguapan pada batas-batas tertentu.

Drying is a process of separating liquid from inside a product by removing the liquid to the surrounding. The removing is done by evaporating the liquid, which it uses energy. The more energy used for evaporation, the easier it is to evaporate. Vacumm drying is a dryinproces by decreasing the pressure surrounding the product. Vacumming inside all isolated room. The separation in drying process is an activity, changing a pecimen from its original phase as a solid, semi-solid, or liquid, become a solid product by taking the water that is contained by the specimen out of the specimen, into is surrounding. So, the focus of the result of drying process is a solid product. Matter that is discussed in this book is about the phenomena that occur when the vacuum drying process is running. From the data that has been gained by experiments. Dealing with mass, humidity relativity and temprature, we can see that if the pressure decreases because of the vacuming. Th e relative huminity decreases too. The decreasing of relative humidity is the factor that influences the rate of drying. So, rate of drying is not influenced directly by the decreasing of pressure, but by the decreasing of relative humidity."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37494
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Wahyuni
"ABSTRAK
Kalium merupakan kation intraseluler utama dalam tubuh yang penting untuk kelangsungan fungsi sel terutama menjaga rangsang elektrik jantung dan otot. Perubahan kadar kalium dalam darah sangat mempengaruhi kerja otot jantung dan fungsi sel sehingga diperlukan pemeriksaan kadar kalium yang tepat dan akurat agar terapi dan monitoring pasien tepat. Hasil pemeriksaan kalium sangat dipengaruhi oleh faktor pra-analitik. Spesimen yang direkomendasikan untuk pemeriksaan kalium adalah plasma heparin. Penelitian ini ingin melihat perbedaan kadar kalium yang diperiksa menggunakan spesimen berupa serum dari tabung vakum berisi clot activator tabung II , plasma dari tabung vakum berisi litium heparin tabung III , dan plasma dari tabung vakum berisi litium heparin dengan gel separator tabung IV . Penelitian ini juga ingin mengetahui perbedaan kadar kalium yang diperiksa menggunakan spesimen dari tabung berisi clot activator pada pengambilan darah pertama tabung I dan kedua tabung II . Desain penelitian adalah potong lintang dengan subjek penelitian 80 orang. Perbedaan kadar kalium yang bermakna statistik terdapat antara tabung II dan III p=0.001 , serta antara tabung II dan IV p=0.01 . Persentase perbedaan rerata dengan standar kadar kalium serum, antara tabung II dan III adalah 6.8, dan tabung II dan IV adalah 7.7, sedangkan terhadap standar kadar kalium plasma litium heparin yaitu 7.3 dan 8.3. Angka tersebut melebihi batas desirable bias 1.81 , yang berarti ada kemaknaan klinis pada perbedaan kadar kalium antara tabung II dan III serta tabung II dan IV. Hasil uji t-berpasangan pada tabung I dan II didapatkan perbedaan kadar kalium yang bermakna secara statistik ABSTRACT Potassium is a the most intracellular cation in the body that essential for the continuity of cell function, especially keeping the electrically stimulated heart and muscle. Changes in blood potassium levels greatly affect the work of the heart muscle and cell function so it is necessary to check the exact potassium levels and accurate for proper patient therapy and monitoring. Results of potassium assay is strongly influenced by pre analytic factors. Recommended specimen for potassium assay is plasma heparin. Aim this study wanted to see differences in potassium levels examined using serum specimens from vacuum tubes containing clot activators tube II , plasma specimens from vacuum tubes containing lithium heparin tube III , and plasma specimens from a vacuum tube containing lithium heparin with a separator gel tube IV . The study also wanted to know the difference in potassium levels examined using specimens from tubes containing clot activators on first blood collection tube I and second tube II . The study design was cross sectional with 80 subjects. The difference in potassium levels was statistically significant between tubes II and III p 0.001 , and between tubes II and IV p 0.01 . Mean percentage difference with standard serum potassium level, between tubes II and III was 6.8, and tubes II and IV were 7.7, whereas to the heparin lithium plasma potassium level of 7.3 and 8.3. This figure exceeds the desirable limit of bias 1.81 , which means there is clinical significance on the difference in potassium levels between tubes II and III and tubes II and IV. The result of paired t test on tube I and II showed that the difference of potassium content was statistically significant p"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tambun, Saul M. Pardamean
"Lead Selenide (PbSe) thin film of 5765 A thickness had been deposited by thermal evaporation in vacuum system and characterised in Physics Laboratories at FMIPA UI Depok. Optical characterisation is done with spectrophotometer MR. Using the Hishikawa method, applied in a computer program, will yield optical parameters such as index of refraction (n), extinction coefficient (k), absorption coefficient (a) and energy gap (Eg). Electrical characterisation is done by measuring the conductivity toward the temperature between 15 - 300 K, Hall Effect, energy gap, density of conduction electrons (N), and mobility (µ). The result shows a not allowed direct transition semiconductor. Different results for the band gap width is recorded between the optical and the electrical methods.

Dibuat lapisan tipis PbSe di atas substrat kaca, dengan tehnik pelapisan evaporasi termal dalam sistem vakum dengan ketebalan 5765 A, di laboratorium Fisika FMIPA Ul Depok. Dilakukan karakterisasi optis dengan alat spektrofotomer NIR. Dengan menggunakan metode Hishikawa yang dibuat menjadi suatu program komputer, diperoleh parameter-parameter optis seperti indeks bias (n), koefisien absorpsi (ac) dan konstanta peredaman (k) serta lebar pita terlarang (E9). Karakterisasi listrik dilakukan dengan pengukuran konduktivitas terhadap temperatur antara 15 - 300 K, pengukuran tegangan Hall (VH), menentukan lebar pita terlarang dan kerapatan pembawa muatan (N) serta mobilitas (p.). Hasilnya menunjukkan suatu semikonduktor transisi Iangsung yang tidak diijinkan. Terdapat perbedaan hasil penentuan lebar pita terlarang antara metode optis dan listrik."
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, J. Mangapul
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T39979
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Nur Rasyida
"ABSTRAK
Telah ditemukan solusi metrik lain untuk lubang hitam di dimensi ekstra dalam
keadaan vakum dengan penambahan simetri pada suku spasial p dan suku angular
D 􀀀 2. Solusi ini tereduksi kembali menjadi solusi metrik Schwarzschild pada
D = 4 dan p = 0. Dengan menggunakan aksi Einstein-Maxwell, solusi metrik
dapat ditemukan, namun event horizon belum dapat dianalisis. Selain solusi metrik
lubang hitam, telah ditemukan pula solusi kompaktifikasi dimensi ekstra dengan
model Mp+D ! dSp+2  SD􀀀2 dan AdS6 ! dS3  S3 apabila kita menetapkan
D = 5 dan p = 1.

ABSTRACT
We found another higher dimensional blackhole solution of the vacuum with
boost symmetry in D + p dimensional. The solution approaches Schwarzschild
solution if we set D = 4 and p = 0. For higher dimensional Einstein-Maxwell
solution, we found the solution but the existence of event horizon has not been
investigated . Another compactification solution of higher dimensional are found
with Mp+D ! dSp+2  SD􀀀2 and AdS6 ! dS3  S3 model if we set D = 4 and
p = 1.;"
2016
S64847
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adri Ilham Husnil
"Vacuum dryer adalah salah satu jenis alat yang digunakan untuk melakukan pengeringan dengan cara menurunkan tekanan di sekitar benda yang dikeringkan. Operasi pemisahan pada pengeringan adalah kegiatan mengubah suatu bahan umpan berbentuk padatan, semi-padatan atau cairan menjadi produk berbentuk padatan dengan cara mengeluarkan air yang terkandung dalam bahan ke lingkungannya. Maka penekanan hasil dari pengeringan adalah padatan. Masalah yang dikaji pada tugas akhir ini adalah mengenai fenomena-fenomena yang terjadi pada saat proses pengeringan berlangsung. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dengan melakukan pengukuran terhadap penurunan massa, perubahan kelembaban nisbi dan temperatur, ternyata didapatkan bahwa ketika tekanan diturunkan (dengan proses vakum), maka kelembaban nisbi juga ikut turun. Penurunan kelembaban nisbi inilah yang merupakan faktor yang mempengaruhi laju pengeringan. Jadi, laju pengeringan tidak langsung dipengaruhi oleh penurunan tekanan, melainkan oleh penurunan kelembaban nisbi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S37052
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anandirizki Naufal Winardi Abubakar
"Kehadiran globalisasi membawa pengaruh pada kehidupan kita khususnya pada teknologi. Teknologi akan terus berkembang seiring berjalan nya waktu. Salah satu contoh nya pada teknologi di bidang pengeringan. Proses pengeringan sangatlah diperlukan pada negara Indonesia karena merupakan negara tropis yang memiliki kelembaban udara yang tinggi menyesuaikan pada dua musim yang ada di negara ini yaitu musim hujan dan musim kemarau. Untuk itu dalam penelitian ini agar mengetahui bagaimana solusi yang diberikan agar udara yang lembab dapat dikonversikan menjadi udara yang kering agar dapat digunakan untuk proses pengeringan. Proses pengeringan yang ingin dikembangkan yaitu pada alat packed bed dryer menggunakan sistem dehumidifikasi udara dengan memanfaatkan silica gel sebagai desiccant nya. Untuk mengetahui bagaimana sistem tersebut dapat berjalan dengan efisien maka dilakukan simulasi menggunakan software Ms. Excel. Dalam penelitian ini dilakukan variasi terhadap dimensi pada desiccant dan temperatur udara masuk dengan mengasumsikan kecepatan aliran massa udara, kelembaban udara relatif konstan pada setiap simulasi. Hasil yang didapat dalam total 40 variasi temperatur udara masuk (Tai) dan dimensi desiccant silica gel menghasilkan rata - rata kenaikan moisture content dan penurunan temperatur udara keluar (Tao) tiap diameter desiccant. Untuk Tai 27oC sebesar 1,07682 x 10-8 kg/kg dengan Tao 29,67806oC, Tai 28oC sebesar 1,11054 x 10-8 kg/kg dengan Tao 29,80604oC, Tai 29oC sebesar 1,14503 x 10-8 kg/kg dengan Tao 29,9342oC, Tai 30oC sebesar 1,18029 x 10-8 kg/kg dengan Tao 30,0626oC, Tai 31oC sebesar 1,2148 x 10-8 kg/kg dengan Tao 30,1910oC, Tai 32oC sebesar 1,25318 x 10-8 kg/kg dengan Tao 30,32oC, Tai 33oC sebesar 1,29082 x 10-8 kg/kg dengan Tao 30,4491oC, dan Tai 34oC sebesar 1,32927 x 10-8 kg/kg dengan Tao 30,5784oC per 1 milidetik sampai 10 detik.

The presence of globalization has an influence on our lives specifically in technology. Technology will continue to develop over time. One of the example of this technology is drying. The drying process is very necessary in Indonesia because Indonesia is a tropical country that has high humidity which is it will adjust based on the two seasons in this country such as rainy season and dry season. For this reason in this study to find out how the solution provided for moist air can be convered into dry air so it can be used for the drying process. The drying process to be developed in a packed bed dryer using an air dehumidification system using silica gel at its desiccant. To find out how the system can run efficiently, simulation is done using Ms. Excel. In this research, variations in the dimmension of desiccants and air inlet temperature are carried out by assuming the air mass flow velocity, relative humidity is assumed to be constant in each simulation. The results obtained in a total of 40 variations of inlet air temperature (Tai) and the dimensions of desiccant silica gel produce an average increase in moisture content and a decrease in outlet ait temperature (Tao) per desiccant diameter. For Tai 27oC, the average moisture content is 1,07682 x 10-8 kg/kg with Tao 29,67806oC, Tai 28oC, the average moisture content is 1,11054 x 10-8 kg/kg with Tao 29,80604oC, Tai 29oC the average moisture content is 1,14503 x 10-8 kg/kg with Tao 29,9342 oC, Tai 30oC the average moisture content is 1,18029 x 10-8 kg/kg with Tao 30,0626oC, Tai 31oC the average moisture content is 1,2148 x 10-8 kg/kg with Tao 30,1910oC, Tai 32oC the average moisture content is 1,25318 x 10-8 kg/kg with Tao 30,32oC, Tai 33oC the average moisture content is 1,29082 x 10-8 kg/kg with Tao Tao 30,4491oC, Tai 34oC the average moisture content is 1,32927 x 10-8 kg/kg with Tao 30,5784oC per one milisecond until ten seconds."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfakhri
"Indonesia dlkenal sebagai negara agraris, merupakan negara tropis yang kaya akan hasil bumi yang berlimpah ruah. Banyak sekali hasit buah-boahan yang dihasilkan di seluruh peolosok daerah, diantaranya adalah buah nangka, Namun dikarer.akan karakteristik buah nangka yang cepat busuk apabila kulitnya sudah terbuka dan harganya turun pada saat musim nangka maka petani enggan mencari alternatif dalarn mengolab buab nangka, Melalui proses pengeringan maka basil panen buah nangka yang berlimpah sebagian dapat diawetkan sehingga kerugian pasca panen, khususnya bagi petani buah nangka dapat dihind3li Pengeringan vakum merupakan salah satu telmik pengeringan yang sudah banyak dikenal orang, Dengan mernanfaatkan telmik pengeringan vakum, pengeringan buah nangka dapat dilakukan dengan pembuatan alat pengering valrum yang sederhana dan murah, Dalam percobaan ini temperatur udara yang masuk alat pengering valrum dan tekanan kevakuman divariasikan. Dari variasi tersebut akan diperoleh berapa jumlah massa air yang menguap dari basil pengukuran, Pengukuran yang dila1:ukan adalah dengan menimbang berat dari buab nangka segar yang sudah dibuang bijinya sebelum divakum dan sesudab divakum dalam waktu yang sudah ditentukan, Dengan peroohaan ini juga nantinya diberikan rekomendasi perbalkan alai pengering vakum sehingga nantinya diharapkan pengeringan nangka dapat berlangsung optimum,"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37596
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rekky Syaifuddin Pradiwa
"Ubur-ubur (Aurella SP) mengandung Green Flourescent Protein (GFP) yang dapat digunakan untuk mendeteksi sel yang sedang memperbaiki DNA-nya yang rusak karena adanya substansi penyebab kanker . Material ini sangat sensitif terhadap panas.Pengeringan beku vakum adalah metode pengeringan yang terbaik untuk material sensitif terhadap panas, tetapi tidak hemat energi karena proses pengeringan yang relatif lama. Skripsi ini membahas efek penambahan udara panas sebagai usaha untuk mempercepat laju pengeringan material.
Hasil penelitian membuktikan bahwa penambahan udara panas dapat mempercepat laju pengeringan.Udara panas di dapat dari pemanas udara yang terdapat pada sistem yang berlainan dengan sistem pengering beku vakum.Penambahan udara panas terbukti memangkas waktu pengeringan dari 22.717 jam menjadi 18.5 jam.

Jellyfish (Aurella SP) containing Green Fluorescent Protein (GFP) that can be used to detect cells that were repairing DNA damaged by the cancer-causing substance. This material is very sensitive to heat. Vacuum freeze drying is the best method for drying heat-sensitive materials, but not energy efficient due to the relatively long drying process. This study discusses the effect of the addition of the hot air in an effort to accelerate the rate of drying material.
The results demonstrate that the addition of heat can accelerate the rate of drying. Hot air from the air heater can be contained in different systems with vacuum freeze dryer systems. The addition of hot air proved to cut drying time of 22 717 hours to 18.5 hours.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44356
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>