Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 77949 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sigit Rahadi
"Saat ini lemari pendingin telah menjadi kebutuhan penting bagi hampir sebagian besar masyararakat Disisi lain, hal ini juga menandakan kebutuhan energi masyarakat dunia yang terus meningkat secara keseluruhan, sementara persediaan energi itu sendiri semakin hari semakin berkurang. Maka tuntutan untuk melakukan penghematan energi pada setiap aspek kehldupan sangat diharapkan, termasuk juga pada peralatan sistem refiigerasi. Dengan mengetahui sistem kerja lemari pendingin maka kita dapat melakukan penghematan energi, salah satunya adalah energi yang dibutuhkan untuk rnenggerakkan kompresor. Daiam kesempatan ini, penulis mencoba menganalisa flubungan antara jumlah massa refrigeran yang dlisikan kedalam lemari pendingin dengan kerja kompresor. Untuk keperluan ini. penulis menggunakan lemari pendingin 75 W yang telah dipasang beberapa alat ukur seperti a!at penunjuk tekanan dan tennometer pada beberapa titik didalam sistem. Refrigeran yang dipergunakan dalam pengujian in.i adalah Freon Rl2 dengan mass.a yang 'bervariasi. Air sebanyak 0,5 liter (35 kJ} dan 1,5 liter (95 kJ) dijadikan sebagai beban pendinginan untuk masing-masing variasi massa refrigeran. Data yang diukur saat pengujian adalah dat~ tekanan masuk dan ke[uar kompresor, serta tekanan masuk dan keluar pada pipa kapiler. Sedangkan untuk data temperatur, pengukuran dilakukan pada jafur masuk dan keluar kondensor serta evaporator. Hasil yang dldapat dari pengujian ini antara lain adanya perbedaan tekanan dan temperatur pada titik pengukuran yang sama jika sistem diisi dengan massa refrigeran yang berbeda-beda. Demikian juga halnya dengan beban pendinginan, perubahan volume beban pendinginan mengakibatkan perubahan tek:anan dan temperatur pada titik pengukuran yang sama Dari hasil pengujian ini dapat disimpulkan bahwa kondisi yang paling optimal untuk lemari pendingin 75 W dan kapasitas pendingjnan 35 kJ tetjadi saat sistem diisi refrigeran sebanyak 80 gram, sementara pada kapasitas pendinginan 95 kJ terjadi saat sistem diisi refiigeran sebanyak 63 gram."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37592
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lambok Firdaus
"China National Offshore Oil Corporation ("CNOOC") Southeast Sumatra Limited (sebelumnya dikenal sebagai YPF Maxus Southest Sumatra BV) merupakan perusahaan Production Sharing Contractor ("PSC") dengan Pertamina yang menghasilkan minyak mentah terbesar dari lapangan offshore, dan salah satu lapangan offshore terbesar (termasuk terbesar di Indonesia) adalah Widuri, yang terletak dilepas pantai Laut Jawa 100 km di Utara Jakarta. Untuk meningkatkan produksi minyak dilapangan Widuri, maka diperlukan tambahan tenaga listrik dan untuk memenuhi kebutuhan ini CNOOC Southeast Sumatra Ltd mengadakan kontrak kerjasama dengan PT Kwartadaya Dirganusa, yaitu perusahaan nasional yang mempunyai spesialisasi dalam penyediaan tenaga listrik pada perusahaan yang bergerak di bidang perminyakan dan industri.
Kontrak kerjasama yang dimaksud adalah kontrak no. 332000673, Rental Gas Turbine Generation Unit (GTGLD 2 x 17 MW (Mega-Watt) with Living Quatrer Facility (LQH), dimana pada kontrak pertama tanggal 9 Juni 2000 PT Kwartadaya Dirganusa berkewajiban untuk menyediakan 1 unit GTGU termasuk peralatan penunjangnya untuk menghasilkan tenaga listrik tenaga gas minimum sebesar 17 mega walt (MW) selama 10 tahun yang berlokasi di area Widuri, lepas pantai, laut Jawa. Kemudian dilakukan perubahan kontrak pada tanggal 2 Oktober 2000, dimana disepakati antara PT Kwartadaya Dirganusa dan CNOOC untuk menyediakan tambahan 1 unit GTGU dengan kapasitas yang sama 17 mega walt (MW), sehingga terpasang 2 (dua) unit GTGU dengan kapasitas minimum 2 x 17 MW untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik untuk pengeboran di masa mendatang.
Saat ini kedua unit GTGU telah terpasang diatas Platfonn Seafox 3 dan beroperasi dengan menghasilkan tenaga listrik rerpakai olch CNOOC rata-rata sebesar 32MW, untuk memenuhi kebutuhan listrik dilapangan Widuri. Kedua unit GTGU ini merupakan pembangkit tenaga listrik yang sangat vital bagi operasi produksi minyak didaerah ini, karena menyediakan 41% dari kebutuhan tenaga listrik lapangan Widuri yang secara keseluruhan sebesar 78MW.
Kontrak kerjasama diatas, dibayarkan oleh CNOOC SES Ltd bcrdasarkan tenaga listrik yang terpakai dengan minimum garansi pemakaian sebesar 17 mega wall selama 10 tahun, namun dengan proyeksi konsumsi listrik yang akan digunakan adalah sebesar 24-32 MW selama 10 tahun dimulai sejak tahun 2002, dan kemungkinan pengoperasian pembangkit listrik tenaga gas adalah selama 18 tahun mengingat sumber minyak yang tersedia di wilayah Widuri.

China National Offshore Oil Corporation ("CNOOC") Southeast Sumatra Limited (as previous called YPF Maxus Southeast Sumatra BV) as one of oil Production Sharing Contractor ("PSC") company with Pertamina and it's the biggest suppliers of crude oil offshore in Indonesia, and Widuri area is one of CNOOC's largest offshore field, located l00 miles North of Jakarta. In order to increasing oil production at offshore Widuri field , therefore CNOOC required additional supplying electricity and following this requirement CNOOC intends to made contract with PT Kwartadaya Dirganusa has established a fully licenced wholly owned Indonesian company which in supplying specialized on servicing and providing facilities and electricity power for Oil and Gas Company and Industry.
Contract means contract no- 332000673, Rental Gas Turbine Generation Unit (GTGU) 2 x 17 MW with Living Quarter Facility (LQF), where as first signed contract on June 9, 2000, PT Kwartadaya Dirganusa to provide 1 (one) unit Gas Turbine Generation Unit (GTGU) including supporting equipments for supplying electricity power with minimum capacity 17 MW during 10 years located at Widuri area, Offshore, Java Sea. Thereafter on October 2, 2002 CNOOC SES Ltd and PT Kwartadaya Dirganusa agreed to amend of contract to provide additional 1 (one)
unit GTGU with capacity 17 MW, thereby total unit GTGU installed at Widuri Area are 2 (two) unit with capacity 2 x 17 MW for supply the electricity power required currently and requirement in future.
Currently , the both GTGU installed on above Platform Seafox 3 and operate with load consumption by CNOOC approximately 32 MW for I0 years period to provide electricity power required at Widuri Field. Both unit of GTGU is vital of power plant for oil production at Widuri area, because its provide about 40% from the total power requirement at Widuri area 78% MW.
Accordingly the contract, CNOOC SES Ltd will pay base on the actual power consumption with minimum guarantee power consumption is 17 MW lbr 10 years, meanwhile the forecast load electricity requirement from PT Kwartadaya Dirganusa's GTGU is about 24 - 32 MW during I0 years since 2002 - 2012, and possibility operation power plant until 18 (eighteen) years or 2018 considering of the resources of the oil in Widuri Area.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37447
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alde Renaldi
"Keinginan masyarakat untuk dapat menjaga kondisi makanan serta mendapatkan minuman dalam keadaan segar membuat lemari pendingin menjadi salah satu alat rumah tangga yang sangat populer. Sebagian besar lemari pendingin tersebut menggunakan sistem pendingin konvensional yang saat ini sedang ramai diperbincangkan karena penggunaan refrigeran yang dapat merusak ozon.
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan nilai unjuk kerja antara lemari pendingin berbasis termoelektrik dengan lemari pendingin berbasis absorpsi. Nilai unjuk kerja dalam hal laju pendinginan kabin, temperatur kabin, dan nilai COP, lemari pendingin termoelektrik mampu mengungguli performa lemari pendingin absorpsi, dengan nilai COP 0,093 - 0,15 lemari pendingin termoelektrik memiliki potensi yang besar untuk menjadi pengganti lemari pendingin konvensional.

People desire to keep meals and drinks in a good conditions makes refrigerator become the most popular for a appliance. Almost all of refrigerator in the world using conventional refrigeration system which is using refrigerant as a working fluid. Today, many refrigerant are discused because it can makes ozon depletion.
This research aim to compare between thermoelectric refrigerator performance and absorption refrigerator performance. The number of performance such as cooling rate, cabin temperature, and a number of COP, thermoelectric refrigerator has been able to outperform absorption refrigerator performace, with a number of COP between 0,093 ' 0,15, thermoelectric refrigerator is highly potential to become a future refrigerator.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50962
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S36318
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Hydrocarbon can be used as alternative refrigerant because it has small GWP and zero ODP. This
research intends to compare these Indonesian Hydrocarbon Refrigerants. fine experiment was held al
Air Conditioning Test Facility, BTMP - BPPTZ The experiment was running based on the following
conditions: compressor running or 2980 rpm, inlet evaporator for evaporator was varied from -2°C until
6°C and outlet temperature of condenser was set at 39°C Test analysis shows that hydrocarbon
performance is almost some as CFC-I2 even better than RI2. As conclusion hydrocarbon can be used
as alternative for CFC-12.
"
Jurnal Teknologi, 20 (4) Desember 2006 : 241-251 , 2006
JUTE-20-4-Des2006-241
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nasrudin
"Dewasa ini masalah lingkungan khususnya masalah penipisan lapisan ozon dan pemanasan global menjadi perhatian masyarakat dunia. Salah satu sumber masalah linkungan tersebut adalah penggunaan refrigeran buatan manusia (CFC, HCFC, HFC). Untuk itu perlu dicarikan aiternatif refrigeran yang bersahabat dengan lingkungan, salah satunya adalah Hidrokarbon.
Hidrokarbon sebenarnya telah lama digunakan sebagai refrigeran selama beberapa dekade pada system pendingin. Penggunaannya semakin mengingkat dalam enam tahun belakang ini sebagai refrigeran alternatif sebagai pengganti refrigeran buatan manusia tersebut. Berbagai penelitian mengenai hidrokarbonpun telah banyak dilakukan dan sudah banyak pula dipublikasikan hasilnya ke di dunia internasional. Tulisan dalam penelitian ini mencoba memberi gambaran dan penjelasan mengenai kinerja dari tiga buah refrigeran hidrokarbon Indonesia serta refrigeran R-12 sebagai acuan melalui serangkaian pengujian yang dilakukan di Fasilitas Pengujian Tata Udara LTMP-BPPT Serpong. Pengujian ini dilakukan dalam berbagai kondisi temperatur masuk evaporator dengan variasi suhu yang berbeda yaitu -2°C, 0°C, 2°C, 4°C dan 6°C. Kompresor bekerja dengan putaran maksimal 2980 rpm, serta temperatur keluaran kondenser dijaga konstan pada 39°C.
Dari hasil analisa data dan grafik hasil pengujian ketiga refrigeran hidrokarbon tersebut menunjukkan bahwa refrigeran hidrokarbon memiliki unjuk kerja yang lebih baik atau sama dibandingkan dengan R-12, sehingga hidrokarbon dapat dijadikan aiternatif yang dapat menggantikan R-12."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S36341
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 1991
S26873
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S38381
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>