Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 52996 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Didik Heru Tri Prasetyo
"Sistem kerja alat penyemprot nyamuk ini dalam prosesnya memanfaatkan dua jenis fluida yaitu fluida gas sebagai fluida primer atau fluida penggerak dan fluida cair sebagai fluida sekunder atau fluida hisap. Lubang nose! dibuat kecil untuk mencapai kecepatan maksimum pada ujung nosel. Fluida hisap yang bertekanan relatif lebih tinggi dibandingkan daerah sekitar nose! penggerak, akan masuk melalui saluran hisap, kemudian bersama­ sama dengan aliran fluida primer akan bergerak (menyebar) sesuai dengan gerakan dari fluida primer. Hasil semprotan yang bagus adalah : menghasilkan buth·an selembut mungkin. sebaran merata, bisa menjangkau seluruh ruangan melayang di udara selama mungkin Disini penulis tertarik untuk mengamati saiah satu variabel yang menjadi objek penelitian, yaitu variasi diameter pipa hisap yang digunakan. Dalam penelitian ini diguna.kan nosel dengan diameter 1.5 mm dan untuk flu ida primer (penggerak) digunakan tekanan terukur udara sebesar 0)2 bar dengan variasi diameter pipa hisap 1; 2 dan 2,6 mm. Sedangkan variasi jarak pipa hisap dan nosel 15 Setelah dilakulmn pengolahan data percobaan diperoleh bahwa semprotan yang paling optimal (dalam hal ini debit yang dihasilkan) dicapai oleh pipa hisap dengan diameter2 mm padajamk 4,5 mm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37577
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Joko Winarno
"Sistem kerja alat penyemprot nyamuk ini dalam prosesnya memanfaatkan dua jenis fluida yaitu flulda gas sebagai fluida primer atau fluida penggerak dan fluida cair sebagai fluida sekunder atau fluida hisap. Lubang nosel dibuat kecil untuk mencapai kecepatan maksimum pada ujung nosel. Selain itu variasi jarak antara pipa hisap dengan nosel mempunyai pengaruh terhadap fluida sekunder yang terhisap. Pengaruh antara pipa hisap dan nosel terhadap kemampuan hisap alat penyemprot nyamuk rnenjadi tujuan utama dalam penelitian ini. Untuk mengetahuinya perlu dilakukan pengukuran kecepatan udara (fluida primer) dan debit cairan (fluida sekunder) yang terhisap terhadap perubahan jarak antara pipa hisap dan nosel. Digunakan nosel dengan diameter 1,5 mm dan tekanan udara sebesar 0,2 bar (gauge) dengan variasi jarak pipa hisap dan nosel 1,5 mm sampai dengan 8 mm. Sedangkan pipa hisap yang digunakan berdiameter 2 mm. Hasil pengolahan data percobaan diperoleh bahwa debit cairan (fluida sekunder) mencapai maksimum pada jarak 5 mm, dimana pada jarak tersebut merupakan daerah ujung inti jet (core)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37810
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arvi Mahardika
"Prosentase berat obat nyamuk yang dalam hal ini berupa zat cair yang terkandung dalam campuran udara dan cairan harus mampu membunuh nyamuk (efficacy). Berdasarkan referensi yang didapat, jumlah cairan obat nyamuk yang terkandung dalam campuran hasil penyemprotan yang efektif membunuh nyamuk adalah 0,025 kg/m_. Terlalu besarnya prosentase cairan dalam campuran akan merugikan, namun jika jumlah cairan terlalu sedikit akan mengakibatkan kurangnya efektivitas daya bunuhnya. Variasi prosentase berat cairan terhadap jumlah campuran akan ditentukan oleh tekanan primer, diameter nosel, diameter pipa hisap, jarak antara nosel dan pipa hisap, dan tinggi sumbujet dengan permukaan cairan. Pada pengujian ini digunakan fluida primer udara pada temperatur ruang, diameter nosel 1,5 mm dengan tekanan 0,2 Bar. Sedangkan fluida sekundernya adalah cairan Baygon pada temperatur ruang, diameter pipa hisapnya 1, 1.5 , dan 2 mm dengan bentuk ujung yang berbeda-beda pada jarak 5 mm dari nosel. Hasil pengujian menyatakan bahwa prosentase berat cairan terhadap campuran terbesar yang diperoleh menggunakan pipa hisap dengan ujung coak berdiameter 2 mm. Prosentase berat cairannya adalah 0,0046 kg/m_, yang berarti belum efektif untuk membunuh nyamuk.

The weight percentage of mosquito pesticides, in this case, it is in the form of liquid substance which contain in the mixture of air and pesticides, must have the ability to kill mosquito (efficacy). Based on the references, the quantity of mosquito pesticides which contain in the mixture of spray result that can be effective to kill mosquito is 0,025 kg/m_. If the quantity of pesticides is too much, than it will wasting. But in the other hand, if it's too little, it will cause less effectiveness in killing mosquito. The variation of weight percentage of pesticides to the mixture will be determined by the primly pressure, the diameter of nosel, the diameter of pipe, the distance between nosel and pipe, and also the height of jet axis from the surface of pesticides. This experiment uses air as primly fluid in room temperature, diameter nosel 1,5 mm with pressure 0,2 Bar. The secondary fluid is Baygon fluid in room temperature, pipe diameter 1, 1.5, and 2 mm, with various geometry shape in the end of pipes, and the distance is 5 mm from nosel. The result of this experiment demonstrates that the biggest weight percentage of pesticides to the mixture happen when we use pipe which has a slide in its end with diameter 2 mm. The weight percentage of pesticides is 0,0046 kg/m_. This means that the spray result of pesticides still has not already effective to kill mosquito."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S37856
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramdani Mochamad
"Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui hasil semprotan dengan tingkat efficacy yang optimal, maka dilakukan penelitian dengan pipa hisap berbeda. Pengujian ini dilakukan pada temperatur ruang dan menggunakan fluida primer udara dengan tekanan 0,2 bar, diameter nosel jet 1,5 mm sedangkan fluida sekundernya adalah air . Diameter pipa hisap masing-masing 1 mm, 1.5 mm, 2 mm, 3 mm dan 4 mm dengan bentuk ujung dicoak dan tidak dicoak. Hasil pengujian didapat bahwa panjang inti jet yang terbentuk adalah 5 mm, dan nilai efficacy maksimal sebesar 0,005 kg/m_ pada diameter pipa hisap 2 mm ujung dicoak.

The purpose of the study is a better spray result with optimal efficacy level with different geometris and diameters of suction pipe. This experiment using air as a primer fluid in a room temperature, a nosel jet has diameter 1.5 mm with pressure of the jet from nosel 0.2 bar. And the secondary fluid is using water in a room temperature with pipe diameter 1.5, 2 , 3 and 4 mm respectively with slide and not slide in the end of the pipe. The result of this experiment show that the length of potential core of the jet shaped is 5 mm, the maximum efficacy is 0,005 kg/m_ for diameter of suction pipe 2 mm with slide in the end of the pipe."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S37553
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ihsan Maskuri
"Pompa air listrik masih tetap menjadi pilihan masyarakat untuk mendapatkan air bersih disamping instalasi PAM. Selain harga terjangkau, mudah didapat, instalasi cepat serta banyak pilihan merek dan modelnya. Ada kasus menarik yang perlu dicermati dalam hal kebiasaan orang dalam menginstalasi pipa Pompa Shallow Well/pompa sumur dangkal yang sebenarnya menyalahi spesifikasi pabrikan, sebagai contoh: Dengan pertimbangan penghematan biaya, orang atau tukang pompa memakai pipa 1/2 inchi atau 3/4 inchi pada saluran suction, padahal dari beberapa literatur yang penulis kumpulkan mensyaratkan bahwa pemakaian pipa hisap dan pipa dorong pompa sumur dangkal adalah diameter 1 inchi. Untuk mengetahui instalasi pipa yang optimum maka dilakukan pengujian unjuk kerja pompa sumur dangkal terhadap penggunaan pipa 1/2, 3/4 dan 1 inchi. Parameter yang diuji adalah total head, daya serta debit. Pengujian dilakukan di sumur dengan kedalaman air 8 meter dengan menggunakan peralatan uji standar. Pompa yang digunakan 3 model dengan daya motor yang berbeda serta kondisi head total dibuat 12, 16 serta 20 meter. Dari data pengujian didapat hasil bahwa perbedaan Total Head (Ht) maksimum tidak jauh beda (0.5 ~ 1 meter). Selisih daya (0 ~ 10 Watt) tidak begitu berpengamh. Perbeclaan cukup mencolok pada debit (1 ~ 9 l/menit). Pompa yang mempunyai daya besar tidak effisien menggunakan pipa 1/2. Dan hasil akhir pengujian mensyaratkan bahwa pipa yang optimum untuk menghasilkan unjuk kerja yang bagus adalah pipa 1 inchi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S37068
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Olih Kurnia
"Penelitian tentang semprotan nyamuk melibatkan dua jenis fluida, yaitu udara sebagai fluida primer (fluida penggerak) dan cairan sebagai fluida sekunder (fluida hisap). Dengan menggunakan nosel diameter lubang 1,5 mm, tekanan udara sebesar 0,2 bar untuk fluida primer akan dicari daerah inti jet (potensial core) secara eksperimental, dan akan diteliti hasil semprotan yang terjadi meliputi distribusi kecepatan serta laju massa cairan yang terhisap. Cara yang dilakukan adalah dengan mengukur perbedaan tinggi tekan air raksa pada manometer untuk menghitung kecepatan, dan mengukur debit air untuk menghitung laju massa cairan yang terhisap. Dari hasil percobaan daerah inti jet yang terjadi berada sampai jarak 5 mm dari lubang nosel. Debit air yang terhisap paling banyak di ujung (akhir) daerah inti jet. Dengan menganalisa semprotan yang terjadi kecepatan udara (centerline velocity) sampai jarak 5 mm dan lubang nosel sama (menunjukkan daerah inti jet), debit air yang terhisap paling banyak di daerah ujung inti jet karena kecepatan udara (centerline velocity) di daerah inti jet maksimum. Maka dapat disimpulkan di daerah ujung inti jet laju masa cairan mempunyai nilai paling besar, kondisi ini merupakan hasil semprotan yang dicari agar sebuah alat semprotan nyamuk dapat berfungsi secara efektif untuk membunuh serangga."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37795
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Air Siphon merupakan salah salu jenis ejector yang mcmpergunakan udara
sebagai fluida penggerak untuk menghisap air sebagai fluida hisap. Seperti
ejector, Air Siphon tidak mempunyai bagian yang berputar sehingga tidak
diperlukan pelumasan dan dapat meminimalisasi terjadinya getaran. Selain itu,
konstruksinya sederhana dan juga mudah dalam pengoperasiannya. Efisiensi dari
air siphon dipengaruhi oleh beberapa hal seperti jenis fluida penggerak dan fluida
hisap yang dipergunakan, yang, mana hal ini berhubungan dengan transfer
momentum. Selain itu. konstruksi dari air siphon sangatlah berpengaruh terhadap
unjuk kerja dari alat ini.
Sementara itu, perkembangan dari komputer, baik hardware maupun
software, melaju dengan tingkat kecepatan yang menakjubkan. Salah satu
sofware yang berkembang dengan pesat, adalah software simulasi yang sangat
membantu perkembangan dunia engineering yang pada akhirnya membentuk
sebuah bidang baru dalam dunia engineering yaitu CFD (Computational Fluid
Dynmnics). CFD sering disebut sebagai the third approach untuk melengkapi dua
bidang lainnya, yaitu pure theory dan pure experiment. Dengan CFD, proses
eksperimen dapat diminimalisir. Hal ini membantu menghemat biaya, tenaga dan
waktu dengan hasil yang cukup memuaskan, walaupun pada kenyataannya
telmolcgi CFD ini tetap memiliki keterbatasan.
Dalam penelitian ini, dipergunakan salah satu software CFD, yaitu
ANSYS 5.4 untuk melakukan simulasi mencari efisiensi terbaik dari air siphon.
Dalam simulasi ini, digunakan kombinasi dari perbandingan diameter nosel dan
diameter ruang pencampuran (dl) = 0,236 dan 0.250), dan diameter saluran hisap
(6 mm, 8 mm, 10 mm, 12 mm, dan 14 mm) pada tekanan masuk 1 kg/cm2, 2
kg/cm2, dan 3 kg/cm2."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37684
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Indra Siswantara
"Air Siphon merupakan salah satu jenis ejector yang mempergunakan udara sebagai fluida penggerak untuk monghisap air sebagai fluida hisap. Seperti ejector, Air Siphon tidak mempunyai bagian yang berputar sehingga tidak diperlukan pelumasan dan dapat meminimalisasi terjadinya getaran. Selain itu, konstruksinya sederhana dan juga mudah dalam pengoperasiannya. Efisiensi dan air siphon dipengaruhi oleh beberapa hal seperti jenis fluida penggerak dan fluida hisap yang dipergunakan, yang mana hal ini berhubungan dengan transfer momentum. Selnin itu, konstruksi dari air siphon sangatlah berpengaruh terhadap unjuk kerja dari alat ini.
Sementara perkembangan dari komputer, baik hardware maupun sofware, melaju dengan tingkat kecepatan yang menakjubkan. Salah satu software yang berkembang pesat, adalah software simulasi yang sangat membantu perkembangan dunia engineering yang pada akhimya membentuk sebuah bidang baru dalam dunia engineering yaitu CFD (Computational Fluid Dynamics). CFD sering disebut sebagai the third approach untuk melengkapi dua bidang lainnya, yaitu pure theory dan pure experiment, Dengan CFD proses eksperimen dapat diminimalisir. Hal ini membantu menghemat biaya, tenaga dan waktu dengan hasil yang cukup memuaskan, walaupun pada kenyataannya teknologi CFD ini tetap memillki keterbatasan
Dalam penelitian ini, dipergunakan salah satu software CFD, yaitu ANSYS 5.4 untuk melakukan simulasi mencari efisiensi terbaik dari air siphon. Dalam simulasi ini, digunakan kombinasi dari perbandingan diameter nose dan diameter ruang pencampurau (d/D 0.286 dan 0.250), dan diameter saluran hisap (6 mm, 8 mm, 10 mm, 12 mm, 14 mm)pada tekanan masuk 1 kg/cm^2, 2 kg/cm^2, dan 3 kg/cm^2."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S36285
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>