Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152746 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indratno Hery Prabowo
"Penelitian ini membahas mengenai pemetaan temperature pada material S45C dan SNCM 447 dengan menggunakan material pahat tungsten dan Co TiN, disamping itu juga menggunakan material SNCM 447 yang dikeraskan dengan menggunakan material pahat keramlk, Pengarnbilan data temperaturel suhu dilakukan pada laju pemakanan dan kecepatan putar material yang berbeda. Data yang didapat adalah !abel yang diperoleh berdasarkan dari basil pengujian serta penelitian yang dilakukan, Dari hasll tersebut diolah, dianalisa dan dilakukan perbandingan serta pendekatan berdasarkan teori ) yang diperoleh, sehingga menghasilkan suatu kesimpulan dari hasil penelitian yang penulis lakukan. Kesimpulan yang didapat dari percobaan adalah bahwa semakin tinggi Laju pemakanatl dan putaran material kerja maka akan semakin tinggi pula suhu/temperatur yang dihasilkan oleh material kerja maupun material potong. Pada kenaikan kecepatan putar material kelja perbedaan suhu/temperalur yang teljadi terlihat lebih signifikan dibandingkan dengan perubahan suhu akibat kenaikan laju pernakanan. Pada proses hard turning material kerja haruslah memiliki kekerasan yang tinggi seperti baja paduan. baja bearing, baja putaran tinggi, baja ) yang dikeraskan dan lainnya. Karena pada proses hard turning membutuhkan putaran material kerja yang tinggi yaitu diatas 1000 rpm dan basil yang diperoleh dari proses ini terdapat suatu lapisan yang disebut lapisan putih (white layer) yang hanya bisa diteliti dengan tes metalografi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37823
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Kurniawan
"Cairan pendingin sangat panting dan berpengaruh pada proses pembubutan, karena selama pembubutan panas yang dihasilkan sangat tinggi. Selama proses pembubutan, panas yang terjadi dihasilkan dari gesekan pahat dengan benda kerja dan deformasi plastis dari logam selama pemotongan logam. Panas tersebut menyebabkan logam benda kerja akan menempel pada ujung pahat, yang menyebabkan ujung pahat menjadi rusak; hasilnya adalah permukaan benda kerja yang kasar.
Pemilihan dan aplikasi yang tepat dari cairan pendingin akan mencegah hal tersebut yang secara efektif akan mengurangi gesekan dan mendinginkan panas yang terjadi selama pembubutan. Dengan pemilihan metode pendinginan yang tepat selama proses pembubutan diharapkan dapat menghasilkan permukaan benda kerja yang lebih halus dan akurat.
Dari uji coba yang dilakukan pada mesin bubut Celtic-14 yang menggunakan cairan pendingin Symtilo 5, pahat HSS dengan material uji coba S45C dan kecepatan mesin 290, 515 dan 1000 [rpm], metode pendinginan flood dengan debit cairan pendingin tetap yang dialirkan oleh mesin tersebut sebanyak I0 [cc/det] - akan menghasilkan permukaan benda keija yang Iebih halus dibandingkan dengan metode pendinginan mist - dengan debit cairan pendingin 1 [cc/det]."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37675
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Refi Kunaefi
"Fluida pendingin dan pemanas adalah dua hal penting untuk banyak sector industri, termasuk bidang energi, transportasi dan manufaktur. Thermal conductivity dari fluida tersebut memainkan peranan penting dalam perkembangan peralatan penukar kalor yang efisien.
Dalam industri manufaktur, khususnya industri pemesinan logam (metal cutting), fluida pendingin mempunyai pengaruh besar dalam menentukan kualitas kekasaran permukaan (surface roughness) hasil pemesinan. Kekasaran permukaan adalah parameter utama yang (selalu) digunakan setelah ketepatan dimensi-toleransi untuk menyatakan kualitas hasil pemesinan. Kekasaran permukaan suatu produk pemesinan dapat mempengaruhi beberapa fungsi produk seperti gesekan permukaan (surface friction), perpindahan panas, estetika, dan lain-lain. Beberapa metode yang sering digunakan untuk meningkatkan kualitas kekasaran permukaan adalah: pengaturan kecepatan potong, material pahat potong, kedalaman pemotongan (depth of cut), dan penggunaan fluida pendingin (cooling fluid) konvensional.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas permukaan hasil pemesinan dengan cara mengganti fluida pendingin konvensional dengan nanofluida. Nanofluida adalah material komposit padatan-cairan yang mengandung nano partikel atau nano fiber (serat nano) dengan ukuran pada umumnya 1-100 nm yang larut dalam cairan; air, minyak, atau ethilene glycol [Pawel Geblinski, Jeffrey A.Eastman, David G. Cahill, 2005]. Jumlah yang sangat kecil dari nano partikel, dapat meningkatkan secara signifikan karakteristik termal dari fluida dasar.
Banyak publikasi yang menyebutkan bahwa penggunaan nanofluida dapat memperbaiki karakteristik termal suatu fluida pendingin?khususnya peningkatan konstanta perpindahan panas, heat transfer coefficient. Fenomena inilah yang penulis manfaatkan pada proses metal cutting. Hasil pengujian menunjukkan peningkatan karakteristik perpindahan panas. Selain itu, penggunaan nanofluida yang dicampur dengan lubricant mampu menghasilkan kualitas kekasaran permukaan produk yang lebih baik dibanding dengan pendingin konvensional yang banyak digunakan saat ini. Kata kunci: nanofluida, thermal conductivity, kekasaran permukaan.

Cooling and heating fluid are two important things for many industry fields, such as energy field, transportaion, and manufacture. The thermal conductivity of this fluid has important role in developing an efficient heat exchanger device.
In manufacturing, especially metal cutting industry, cooling fluid has significant effect in determining the surface roughness of the machining product. Beside dimension accuracy, surface roughness is main parameter which is always used for scoring the quality of machining product. Surface roughness of machining product can influence some of product function: surface friction, heat transfer, aestetic, etc. Many methods have been developed to enhance surface roughness quality of the product within adjusting machining parameter: cutting speed, type of cutting tool, depth of cut, and using various cooling fluid system.
This research?s purpose is increasing surface roughness quality of machining product by changing conventional cooling fluid with nanofluids. Nanofluids is novel fluid which contains nano particle (1-100 nm in dimension). This nano particle can be solved in liquid such as water, oil, and ethylene glycol [Pawel Geblinski, Jeffrey A.Eastman, David G. Cahill, 2005]. Low concentration of nano particle in liquid can significantly enhance the thermal characteristic of the base fluid.
There are many publication state that nanofluids can improve thermal charactistic of cooling fluid?especially enhanching heat transfer coefficient. Due to this phenomenon, writer has the idea to use this nanofluid in metal cutting process. Laboratory investigation show increasing in heat transfer characteristic of nanofluid in metal cutting process. Then, combination nanofluid with lubricant with 3.3 % volume can produce better surface roughness quality of metal cutting product compare with conventional cooling fluid."
2008
S37312
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S36370
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zuhardi
"Dalam proses pemesinan bubut terdapat parameter-parameter pemotongan penting yang perlu diperhatikan yakni: gerak makan (f) Kedalaman potong (a), serta Kecepatan potong (v), karena diperlcirakan dapat mexnpengamhi material pahat yang menyebabkan material pahat akan cepat aus yang tentunya akan sulit untuk pemotongan lebih lanjut. Selain parameter tersebut keausan pahat dapat pula dipengaruhi oleh benda kezja itu sendiri. Di Industri kecil ataupun sekolah teknik maupun perguruan tinggi teknik parameter-parameter tersebut digunakan seadanya dengan tidak memperhatikan bagaimana pahat bisa cepat aus dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk umur pakai pahat. Umur pahat diidentikkan dengan keausan Waktu pemotongan juga sangat berpengaruh terhadap umur pakai pahat. Pada kecepatan potong 540 [rpm] harga keausan lebih besar dibandingkan dengan kecepatan potong 440 [rpm]. Begitu pula pada gerak makan 0.056 [mm/rev] umur pahat akan lebih lama daripada gerak makan 0.112 [mm/rev]."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37271
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Nugroho
"Proses alternatif dalam fabrikasi mikro yang telah ditemukan saat ini salah satunya adalah biomachining. Biomachining memiliki beberapa keunggulan diantaranya ramah lingkungan, tidak terjadi thermal damage pada permukaan benda kerja, dan efisien energi. Penelitian biomachining multi-axis sebelumnya yang menggunakan inklinator dengan satu sumbu rotasi dan dengan dua arah sudut inklinasi yang berbeda menunjukkan bahwa inklinasi benda kerja mempengaruhi bentuk profil permukaan hasil pemakanan material pada benda kerja.
Dalam penelitian kali ini inklinator dikembangkan dengan menggunakan konsep sendi peluru pada meja kerjanya sehingga memiliki dua sumbu rotasi dan sudut inklinasi dapat dilakukan ke segala arah. Percobaan dilakukan dengan empat posisi inklinasi yang berbeda dan tiap - tiap posisi diberi sudut inklinasi 400. Terdapat dua jenis waktu percobaan, yaitu 6 jam dan 12 jam untuk tiap - tiap posisi inklinasi. Percobaan dilakukan dengan temperatur ruangan 23 - 25°C.
Hasil pengukuran dari mesin SURFCOM menunjukkan bahwa pada bagian tengah permukaan hasil pemakanan material terbentuk Center Island dengan kedalaman undercut, sudut kemiringan undercut, dan nilai Ra yang berbeda - beda. Selain itu ditemukan bahwa perbedaan posisi kotak biomachining tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap kedalaman undercut, panjang undercut, sudut kemiringan undercut, dan nilai Ra.

Alternative process in micro fabrication that has been found at this time one of them is biomachining. Biomachining has several advantages including environtmentally friendly, no thermal damage occurs on the surface of the workpiece, and energy efficient. Previous multi-axis biomachining research using inclinator with one axis of rotation and the angle of inclination in two different directions showed that the inclination of the workpiece affect the surface profile from material machining results at workpiece.
In this research inclinator developed using the concept of joint bullets on its work table so that it has two axes of rotation and the angle of inclination can be done in any direction. The experiments were performed with four different inclination position and each position given angle of inclination 400. There are two kinds of time experiments, which is 6 hours and 12 hours for each inclination position. The experiments were performed with room temperature 23-25°C.
Measurement result from the SURFCOM machine show that on the middle surface at material machining results formed Center Island with depth of undercut, tilt angle of undercut, and the Ra values are different each others. Moreover it was found that the difference in the position of the biomachining box no significant effect on depth of undercut, length of undercut, tilt angle of undercut, and the Ra values.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53353
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
David Amril
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S41391
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruslim
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S36134
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferri Fatra
"Gekause merupakan komponen briket spring kendaraan truk mercedes benz yang mengikat per daun pada roda bagian depan terhadap chasis kendaraan tersebut. Dalam pemakaiannya gehause ini aka mengalami beban tekan, fatik impak dan torsi dimana sifat kekerasan mutlak diperlukan untuk menahan beban yang ada. Peningkatan kekerasan material ini dapat dilakukan dengan proses pengerasan martemper. Proses martemper diawali dengan austenisasi pada temperatur 850, 950 dan 1050 c dengan waktu tahan 5. 10 dan 15 menit. Setelah austenisasi dilakukan pencelupan dalam media air dan kemudian ditemper pada temperatur 250'c dengan waktu tahan 30 menit. Pengujian kekerasan dan struktur mikro dilakukan untuk menganalisa hasil proses pengerasan dan penemperan ini."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S41946
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>