Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148192 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Proses pembakaran dalam kondisi miskin bahan bakar merupakan metode untuk
mendapatkan pembakaran yang lebih bersih. Namun, metode ini akan menyebabkan
ketidakstabilan nyala api. Ring stabilizer dapat digunakan untuk meningkatkan
stabilitas nyala api. Penelitian ini rnenggunakan 3 buah ring stabilizer dengan
diameter dalam 3, 5, dan 7 mm, yang ditempatkan pada variasi 5 ketinggian berbeda
di atas mulut barrel. Penelitian yang rnenggunakan ring slabilizer ini memunculkan
fenomena baru yang dinamakan nyala Lift Up (nyala terangkat seluruhnya dari atas
mulut barrel dan ‘duduk’ di atas ring stabilizer). Data yang diarnbil pada penelitian
ini adalah laju aliran udara saat terjadi fenomena LW Up dan Blow Off yang
kemudian akan di gambarkan ke dalam grafk Air Fuel Ratio (AFR) - Burning Load
(BL) dan Kecepatan Carnpuran (vm) - Laju Aliran Gas (Vg). Hasilnya semakin
tinggi BL, maka AFR akan semakin kecil dan semakin tinggi Vg, maka vm juga
akan meningkat. Selain itu, hasil data percobaan dengan menggunakan ring ini juga
dibandingkan dengan data percobaan tanpa menggunakan ring. Hasil data
percobaan menunjukkan terjadi peningkatan stabilitas nyala api, yang ditandai
dengan peningkatan luas daerah stabilitas nyala, jika ditambahkan ring di atas mulut
barrel, kecuali untuk ketinggian 5 mm. Secara umum penelitian menunjukkan
bahwa penggunaan ring stabilizer dengan ketinggian yang tepat dapat
meningkatkan stabilitas nyala api."
Fakultas Teknik, 2005
S37775
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Daerah stabilitas nyala api dapat diketahui dari batas nyala dan flammabilily
limit suatu campuran udara - bahan bakar. Dalam suatu penelitian atau eksperimen,
daerah stabilitas nyala dapat ditentukan dengan cara mengukur variasi nilai AFR (Air-
Fuel Ratio) dan nilai kecepatan campuran terhadap suatu jumlah burning load tertentu
atau pada jumlah massa bahan bakar tertentu dari mulai terjadinya nyala api kuning
(Yellow Tip) sampai nyala api padam (Blow Off) ataupun nyala api terangkat (Lift off).
Secara visual dapat diamati bahwa daerah stabilitas nyala api ternyata semakin luas
bila Bunsen Burner dilengkapi dengan ring slabilizer, sehingga ditemukan fenomena
baru yang dinamakan fenomena Lift Up sebelum Blow Off terjadi. Dalam eksperimen
ini akan diteliti pengaruh perubahan diameter dalam ring stabilizer terhadap stabilitas
nyala api pada Bunsen Burner yang dilengkapi Expansion Barrel Mouth dengan sudut
ekspansi 0 = 10° dan 0 = 30°. Dari hasil penelitian diketahui bahwa pemakaian
Expansion Barrel Mouth dapat meningkatkan daerah stabilitas nyala api sekitar 8 %
(expansion 0 = 30°) pada burning load antara 11.5 - 12.5 MW/m2 bila dibandingkan
dengan barrel standar. Secara umum diketahui sudut difusititas 0 = 30° pada
Expansion Barrel Mouth jauh lebih baik dibanding dengan sudut 0 = 1O°."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37782
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37879
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Untuk meningkatkan daerah stabilitas nyala api, maka sebuah saluran
ekspansi dipasang pada pembakar dengan berbagai ring stabilizer yang mempunyai
ketebalan yang berbeda. Dalam suatu penelitian, daerah stabilitas nyala api biasanya
ditentukan dengan cara mengukur variasi nilai Air Fuel Rufio (AFR) pada suatu
jumlah variasi bahan bakar tertentu atau pada Burning Load (BL) tertentu antara
mulai terjadinya nyala api kuning (Yellow Tip) sampai nyala api padam (Blow Off)
ataupun Lift Up. Secara visual dapat diamati bahwa daerah stabilitas nyala api
ternyata semakin Iuas bila Bunsen Hamer dilengkapi dengan ring stabilizer
sehingga muncul fenomena Lift Up sebelum terjadinya Blow Off
Dalam penelitian ini, akan diteliti pengaruh perubahan-perubahan ketebalan
ring stabilizer terhadap stabilitas nyala api pada Bunsen Burner yang dilengkapi
dengan Expansion Barrel Mouth dengan sudut ekspansi θ= 10° dan θ= 30°. Dari
hasil penelitian diketahui bahwa pemakaian Expansion Barrel Mouth dapat
meningkatkan stabilitas nyala api hingga 3.34 % pada Burning Load antara
11.8215 MW/m2 sampai dengan 14.0599 MW/m2 terhadap barrel standar.
Kesimpulannya, sudut ekspansi θ= 30° lebih baik dibandingkan dengan θ= 10°"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37781
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Proses pembakaran yang dilakukan pada kondisi miskin bahan bakar akan
menghasilkan pembakaran yang lebih sempurna, tetapi hal ini justru akan membuat
nyala api menjadi tidak stabil dan mudah terjadi blow off. Salah satu metode untuk
meningkatkan stabilitas nyala api adalah dengan menggunakan ring stabilizer.
Pengaruh ketebalan ring stabilizer dan posisi ketinggian ring terhadap
stabilitas nyala api diteliti secara experimental. Faktor ketebalan ring menjadi
penting karena terdapat pengaruh quenching effect terhadap stabilitas nyala.
Ketebalan ring yang dipakai ada tiga buah, yaitu 3 mm, 5 mm, dan 7 mm.
Penelitian dilakukan dengan cara membandingkan luas area stabilitas nyala pada
beberapa dimensi ring dan beberapa ketinggian ring dari mulut barrel.
Penelitian ini dilakukan untuk mengamati fenomena yang terjadi, dan
hasilnya ditemukan suatu fenomena dimana kedudukan nyala api berpindah tempat
yaitu dari ujung tabung pembakar (barrel) ke atas ring. Fenomena ini dinamakan
lift up flame dan fenomena tersebut terjadi untuk semua ring yang digunakan.
Hasil lainnya adalah ring dengan ketebalan 3 mm memiliki stabilitas yang
lebih baik daripada ring lainnya, bahkan mampu memberikan penambahan luas
stability area sampai 3,31 %. Dan posisi ring tersebut dari mulut barrel akan mulai
optimum pada ketinggian 10,45 mm."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37779
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pengaruh diameter luar ring srabilizer dan posisi ketinggian rin terhadap tinggi
nyala premix digditi secara eksperimental. Penelitian dilakukan dengan
membandingkan rasio ketinggian nyaia premix pada beberapaiposisi dan dimensi
ring. Hasil data percobaan menunjukan terjadinya penurunan ketinggian yang
sangafdrastis pada satu nilai keeepatan rata-rata gas. Pada penelitian ini tidak
teljadi backfire, namun masih terlihat adanya kecenderungan nyala premix untuk
mengalami backlire, yang menyebabkan tinggi nyala tersebut tidak stabil. Pada
penelitian ini dipergunakau 3 buah ring dengan ukuran diameter luar yang berbeda,
yaitu 0.6; 0.9 dan 1.2 cm. Kemudian didapat besarnya nilai ketinggian nyala
premix untuk ring 1.2 cm berada diantara nilai ketinggian untuk diameter luar ring
0.6 dan 0.9 cm pada laju kecepatan gas dan besarnya nilai ketinggian ring yang
sama. Selain itu melalui penelitian ini menunjukan bahwa untuk besar diameter luar
ring yang sama didapat laju penurunan rasio nilai tinggi nyala premix tanpa ring
dengan yang menggunakan ring adalah berbanding Iurus dengan kenaikan nilai
ketinggian ring stabilizer. Selain itu penelitian ini juga menunjukan bahwa untuk
diameter ring tertentu terjadi penurunan linear antara rasio ketinggian api dengan
ring dan tanpa ring jika posisi ring naik. Untuk nilai x = 0.6 - 3.6 cm nilai rasio
tersebut adalah htr/h = (2569) (μ) n.6557 (π)-0. 2782 dengan kesalahan maksimum 24 %."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37519
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmat Harris Firmansyah
"Penelitian tentang pembakaran yang hemat, bersih dan stabil berkembang ke dua arah yang berbeda yakni menjaga stabilitas nyala api dengan mengembalikan kondisi lift-off atau nyala api menjauhi ujung burner dan sebaliknya tetap menjaga kestabilan nyala jauh dari ujung burner. Penelitian yang akan dilakukan adalah pada arah menjaga kestabilan nyala jauh dari ujung burner dengan memasang ring. Sebelum nyala api berada pada ring timbul fenomena yang belum banyak diteliti yakni lift-up. Sehingga nyala api di ring pada jarak tertentu dari ujung burner dapat disebut flame lift-up. Fokus penelitian ini adalah kondisi nyala api sebelum dan setelah terjadinya lift-up atau flame lift-up ini.
Kestabilan nyala api premix diteliti dengan menggunakan alat ukur Flame Propagation dan Stability Unit P.A. Hilton Ltd C551. Parameter yang diukur adalah laju bahan bakar dan udara pada saat terjadinya fenomena lift-up dan blowoff dan juga panjang nyala api premix. Panjang nyala api akan diukur dari mulut barrel dengan mistar baja secara visual.
Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa semakin tinggi nilai burning load maka nilai AFR akan menurun. Penggunaan ring terbukti menambah kestabilan nyala api premix karena nilai AFR saat blow-off berada di atas nilai AFR tanpa penggunaan ring. Ring berdiameter dalam 10 mm menunjukkan kestabilan lebih baik daripada ring berdiameter dalam 7 mm dan 14 mm untuk jarak pasang rendah. Sedangkan untuk jarak pasang jauh ring berdiameter dalam 7 mm lebih stabil dari kedua ring lainnya. Semakin tinggi jarak pasang ring kestabilan nyala api premix semakin menurun kecuali ring berdiameter dalam 7 mm. Selain itu didapatkan hasil bahwa panjang nyala api premix dari mulut barrel semakin panjang seiring dengan bertambahnya jarak pasang ring. Sedangkan panjang nyala api premix dari atas ring semakin pendek dengan pertambahan jarak ring.

Research on economic, clean, and stable combustion has been developed to two different direction, keeping flame stability by return the lift-off condition or the flame moving away from burner tip and the other side keeping flame stability on some distance from burner tip. This experiment will do to keep flame stability on some distance from burner tip by using the ring. Before flame sits on the ring, the phenomenon that not much be investigated is appear and it is called lift-up. So the flame that sitting on the ring is called flame lift-up. The focus on this experiment is flame condition before and after the lift-up or flame lift-up appear.
Premix flame stability is investigated use Flame Propagation dan Stability Unit P.A. Hilton Ltd C551. Measured parameter are fuel and air flow rate when lft-up and blow-off phenomenon appear and also premix flame lenght. Premix flame lenght is measured visually using a steel ruler.
This experiment result show that increase of burning load causes decrease of AFR. Using of ring was found can increases premix flame stability because its value of AFR is above the value of AFR without ring. The ring with 10 mm inner diameter show better stability than 7 mm and 14 mm inner ring diameter for the distance near barrel tip. Whereas for the distance far from barrel tip, the ring with inner diameter 7 mm more stable than two others. Results also show that premix flame stability decrease while the position of ring increase except for the ring with 7 mm inner diameter. Besides, the experiment also show that the higher position of ring can increase premix flame lenght from barrel tip while premix flame lenght from the top of ring decrease.
"
2008
S37332
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Rahmat Hidayat
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37513
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridho Ernandi
"Stabilitas nyala api merupakan salah satu aspek penting dari teknik pembakaran yang memiliki aplikasi yang sangat luas, baik dari segi kebermanfaatan energi maupun keselamatan dari kebakaran. Penggunaan dari daerah stabilitas nyala api terlihat dari kemampuan untuk mengatur letak pembakaran, tinggi nyala sesuai dengan konsumsi udara yang dibutuhkan. Upaya kajian teoritis untuk meningkatkan luas stabilitas nyala api terus ditingkatkan. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan luas stabilitas nyala api pada penggunaan bahan bakar LPG dengan cara penambahan “swirl flow” (aliran pusar) saat pencampuran udara dan bahan bakar pada nyala api premix. Swirl flow dihasilkan oleh rotating fan mixer dan dikuantifikasikan dengan bilangan tak berdimensi swirl number sesuia dengan peningkatan putaran. Variasi swirl number yang digunakan adalah 0, 0.44, 0.86, 1.28, 1.69, 2.06, 2.17. Laju aliran LPG divariasikan pada 300 cc, 350 cc,400 cc, 450 cc, 500 cc, 550cc, 600 cc. Pada penelitian ini, menganalisis pengaruh swilr number terhadap peningkatan luas stabilitas nyala api berdasarkan grafik fuidge (AFR vs BL). Grafik fuidge dianalisis kontur dari nyala api yellow tip dan blow off untuk menentukkan daerah stabilitas nyala api. Ternyata pengaruh peningkatan swirl number juga meningkatkan homogenitas campuran udara dan bahan bakar semakin baik dengan bukti penurunan ketinggain panjang api. Hasil penelitian ini menunjukkan luas stabilitas nyala api meningkat seiring dengan peningkatan Swirl Number. Hasil penelitian menunjukkan dengan peningkatan swirl number, luasan stabilitas nyala api meningkat sebesar 7.09 %, 16.67 %, 27%.50 %, 29.41 %, 41,43 % dan 57.65 % seiring dengan peningkatan swirl number.
Flame stability is one important aspect of the combustion technique has a very wide application, both in terms of usefulness and safety of fire energy. The use of a visible flame stability regions of the ability to adjust the combustion, flame height in accordance with the required air consumption. Efforts to improve the broad theoretical study flame stability improved. This study was conducted to improve flame stability in wide use LPG fuel by adding "swirl flow" (flow navel) when mixing air and fuel in premix flame. Swirl flow generated by the fan rotating mixer and quantified with a dimensionless number swirl number matching with increase in rotation. Variations number of swirl used is 0, 0.44, 0.86, 1.28, 1.69, 2.06, 2.17. LPG flow rate was varied at 300 cc, 350 cc, 400 cc, 450 cc, 500 cc, 550cc, 600 cc. In this study, to analyze the effect of the increase in number swilr wider flame stability based on graph fuidge (AFR vs. BL). Graph fuidge analyzed contours of yellow flame tip and blow off the area to menentukkan flame stability. It turns out that the effect of the increase in swirl number also increases the homogeneity of the mixture of air and fuel is getting better with the evidence of a decrease in length of fire taller. The results of this study showed extensive flame stability increases with increasing Swirl Number. The results showed with the increase in swirl number, size flame stability increased by 7:09%, 16.67%, 27%, 50%, 29.41%, 41.43% and 57.65% with increasing swirl number."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54613
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Triyono Budi Prayitno
"Pada pembakaran dengan bahan bakar cair, diperlukan suatu usaha untuk memperbesar permukaan kontak antara udara dengan bahan bakar. Pengaruh perubahan diameter sembur udara dan tekanan bahan bakar cair terhadap panjang dan stabilitas nyala api akan dipelajari pada penelitian ini. Burner yang digunakan dalam penelitian ini adalah burner dengan tipe jet-mixing combustor. Dimana semprotan bahan bakar dari nosel di irnpak dengan semburan udara dengan diameter yang divariasikan dari ф 45 mm, ф 50 mm, ф 55 nun dan ф 60 mm pada sudut 60°. Nasal yang digunakan untuk menyemprotkan bahan bakar adalah nosel dengan tipe hollow-cone. Nyala api hasil dari proses pembakaran dipelajari dari warna dan panjang apinya. Dan hasil penelitian ini diperoleh adanya pengaruh perubahan diameter sembur udara dan AFR terhadap panjang api. Panjang api tertinggi 140 mm pada diameter sembur udara 45 mm. Beban burner maximum yang diterima ruang bakar adalah: 23.862,928 kW/m2 pada diameter sembur udara 60 mm dengan menggunakan bahan bakar minyak tanah dan 23.713,780 kW/m2 pada diameter sembur udara 60 mm dengan menggunakan bahan bakar solar. Space heat release maximum yang diterima ruang bakar adalah: 2,480 kW/m2.Pa pada diameter sembur udara 60 mm dengan menggunakan bahan bakar minyak tanah dan 2,514 kW/m2. Pa pada diameter sembur udara 60 mm dengan menggunakan bahan bakar solar.

In the combustion process using liquid fuel, the contact surface between air and fuel needs to be widen. These experiments study the effect of changes in air spray diameter and the liquid fuel pressure on the length and stability of flame. Burner used in this study is a jet mixing type combustor. Fuel spray from nozzle is impacted with air jet at the diameter of 45 mm, 50 mm, 55 mm and 60 mm with impinging angle of 60°. The nozzle is a hollow-cone one. Flames come from the combustion process are measured for their lengths and colors.
Experiments show that the changes in air spray diameter and the AFR do have effects on the flame length. The longest flame obtained by the experiments is 140 mm at the air spray diameter 45 mm. Maximum burner loading in the combustor is 23.862,928 kW/m2 at air spray diameter of 60 mm using kerosene, and 23.713,780 kW/m2 at air spray diameter of using 60 mm using high fuel oil (FIFO). Maximum space heat release in the combustor is 2.480 kW/m2 Pa at air spray diameter of 60 mm using kerosene, and 2.514 kW/m2 Pa at air spray diameter of 60 mm using HFO.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14969
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>