Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 71324 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Harry Juanda Husman
"Performa mesin dan kualitas emisi gas buang kendaraan bermotor sangat bergantung pada kualitas bahan bakar yang digunakan. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas bahan bakar adalah dengan mencampur bahan bakar dengan zat aditif. Namun, saat ini dibutuhkan zat aditif yang tidak hanya mampu meningkatkan performa mesin, tetapi juga dapat mengurangi konsumsi bahan bakar dan penggunaan bahan bakar minyak bumi serta lebih ramah lingkungan. Salah satu zat aditif yang dianggap memenuhi syarat tersebut adalah senyawa oksigenat yang dibuat dengan proses ozonasi dari minyak sawit, minyak kelapa, minyak kedelai, dan minyak jarak. Penelitian ini akan membahas tentang pengaruh campuran Premium dan oksigenat sebagai aditif pada motor otto empat langkah. Penelitian dilakukan di Laboratorium Termodinamika Departermen Teknik Mesin FTUI. Parameter yang akan dianalisa adalah daya (BHP), konsumsi bahan bakar spesifik, efisiensi termal, dan kadar emisi yang dihasilkan (HC, CO, CO2, O2, dan NOx). Kompresi rasio diambil dari kondisi standar motor sebesar 8,2;1. Variasi komposisi penambahan oksigenat pada Premium yang digunakan sebesar 1,5 mL, 2 mL, dan 2,5mL (untuk 1 liter bensin). Dari hasil pengujian didapatkan bahwa penambahan oksigenat sebagai aditif pada Premium menaikkan daya sampai 42,9%, penurunan nilai SFC sampai 28,9%, peningkatan efisiensi termal 43,8%, serta penurunan kadar emisi HC dan CO dan peningkatan kadar CO2 dan NOx Hasil tersebut adalah nilai yang didapat untuk campuran oksigenat sebesar 1,5 mL, dimana komposisi tersebut merupakan komposisi terbaik apabila dibandingkan dengan komposisi yang lain.

Engine performance and exhaust emissions quality depend on fuel quality that used on engine. One of the way to increase fuel quality is by mixing the fuel with additive. But, now, an additive that needed is not only to increase engine performance, but also to minimize the consumption of the fuel and the using of fossil fuel along with environment friendly. One of additive that meet the criteria is oxygenate compound that made by ozonation proses from palm oil, coconut oil, soybean oil, andjarak oil. This research will focus on the effects of mixing Premium and oxygenate as an additive on four stroke otto engine. Research are held on Mechanical Engineering Department, Engineering Faculty of University of Indonesia. Parameter that will be analyzed is power (BHP), spesific fuel consumption, thermal efficiency, dan percentage of emission (C, CO, CO2, O2, and NOx). Compression ratio taken from standard engine, that is 8,2:1. composition variation of oxygenate addtition on Premium are, 1,5 mL, 2 mL, and 2,5 mL (for 1 litre gasoline). From testing, we get that oxygenate addition on Premium increase engine power until 42,9%, SFC drop until 28,9%, thermal efficiency raise until 43,8%, and decrease HC and CO emission, also increase CO2 and NOx emission. This results is a value from 1,5 mL oxygenate compound, where that composition is the best composition performance compare with another compositions."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S37873
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gusti Anggara Permana
"Kualitas bahan bakar yang baik akan memperbaiki performa kerja mesin dan menurunkan emisi gas buang kendaraan bermotor. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas bahan bakar adalah dengan mencampur bahan bakar dengan aditif. Penggunaan bahan organik beroksigen [oksigenat] sebagai bahan pengungkit angka oktana bahan bakar semakin mendapat perhatian diIndonesia karena senyawa timbal yang selama ini banyak dipakai dapat menimbulkan pencemaran udara. Campuran oksigenat dalam bahan bakar dapat memperbaiki kulitas pembakaran, memperbaiki unjuk kerja mesin serta menurunkan emisi gas buang. Penelitian ini akan membahas tentang pengaruh campuran bahan bakar dan aditif pada engine 4 langkah berbahan bakar pertamax. Ppenelitian akan dilakukan diLaboratorium Thermodinamika Teknik Mesin UI. Performa kerja yang akan dianalisa adalah daya efektif poros, efisiensi thermal dan konsumsi bahan bakar spesifik, sedangkan gas buang yang ditinjau adalah HC, CO, CO2, O2, dan NOx. Kompresi rasio diambil dari kondisi standar motor sebesar 8,2:1. Penambahan aditif pada pertamax menurunkan emisi HC, CO, dan O2, sedangkan emisi CO2 dan emisi NOx naik. Daya dan efisiensi thermal secara umum naik sekitar 11,11% dan terjadi penurunan sfc sekitar 18,54%. Berdasarkan data, performa bahan bakar pertamax + campuran oksigenat hampir sama baiknya dengan performa Pertamax Plus.

Good fuel quality will improve engine performance and reduce exhaust emission of vehicle. One of the way to increase fuel quality is by adding additive into fuel. The usage of oxygen organic compounds (oxygenate) as octane booster is nowdays concerning in Indonesia because the lead compound that already been used all this time could cause air pollution. The oxygenate compound contains in the fuel may improve burning qualities, machine performance and also decrease gas emission. Will be discussed about effect of fuel and additives mixture on four stroke engine with Pertamax as fuel. Research was held at Thermodynamic Laboratorium, Mechanical Engineering Departement UI. Engine performance analyzed were effective horse power, thermal efficiency, and brake specific fuel consumption, while exhaust emission evaluated were HC, CO, C02, O2, and NOx. Compression ratio taken from standard engine, that is 8,2:1. Additives addition on Pertamax decreased HC, CO, and O2 emission, while exhaust CO and NOx emission raised. So that horse power and thermal efficiency raise up around 11,11% in general, and brake specific fuel consumption drop about 18,54%. Based on data, performance of Pertamax + oxygen organic compounds (oxygenate) fuel as well as Pertamax Plus fuel's performance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S37874
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Carolina Martaria
"Kualitas bahan bakar menjadi salah satu faktor yang penting dalam proses pembakaran pada mesin Otto. Penggunaan bahan bakar yang berlcualitas secara langsung dapat menghasilkan kinerja mesin yang semakin baik. Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkannya adalah dengan melakukan proses pengolahan minyak bumi yang semakin disempurnakan atau melakukan penambahan aditif tertentu pada bahan bakar sehingga didapatkan bahan bakar berkualitas tinggi. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas bahan bakar adalah dengan mencampurlcan premium dengan aditif biogasoline (2.5%, 5%, 7.5% dan 10%) dimana minyak kelapa sawit merupakan bahan baku alternatif yang sangat potensial dalam pernbuatan biogasoline. Pengujian yang dilakukan di Laboratorium Termodinamika Departemen Teknik Mesin FTUI bertujuan untuk membuat analisa kinexja mesin Otto yang diakibatkan oleh penggunaan biogasoline (2.5%, 5%, 7.5%'dan 10%) yang menjadi bahan aditif terhadap premium. Dari hasil pengujian yang tela.h dilalkukan didapat bahwa Untuk variasi putaran dengan throttle tetap 20% pencampuran biogasolin 5% temyata terbukti memberikan efek pembakaran yang lebih sempurna dibandingkan dengan Premium dari biogasoline lainnya ini terbukti kenaikkan BHP sebesar 1% penurunan konsumsi bahan bakar spesifik (SFC) hingga 4% dan kenalkan eflsiensi thermal (nth) hingga 5%. sedangkan untuk variasi bukaan throttle dengan putaran tetap 1700rpm pencampuran biogasoline 5% mengalami kenaikkan BHP sebesar 33%, penurtman konsumsi bahan bakar spesilik (SFC) hingga 25%-33% dan kenaikan eflsiensi thennal (nth) hingga 2% pada awal bukaan throttle 10%. Untuk variasi putaran dengan throttle tetap 20% dari segi gas buang yalmi Kadar CO untuk biogasoline 5% nilainya sama dengan premium, pada 1300rpm- 15001-pm dan 2l00 rpm mengalami penurunan kadar CO2 hingga 1%-2% namum pada putaran l700rpm-1900rpm kadar CO;nya berimpit dengan premium, untuk kadar NOx pada putaran 1300 mengalami kenaikkan 20% namun semakin besar bukaan throttle nilai NOx semakin mendekati premium. Untuk variasi bukaan throttle dengan putaran tetap l700rpm Kadar CO untuk biogasoline 5% pada bukaan 10% meningkat 10% namun semakin besar bukan throttle nilainya semakin menurun 20%, untuk kadar CO; pacla bukaan 10% untuk biogasoline 5% meningkat 2% namun semakin besar bukaan throttle nilainya semakin menurun 1%. Untuk kadar NOx biogasoline 5% pada bukaan 10% meningkat 10% namun semakin besar throttle nilainya semakin menurun 1%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37820
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gilar Awaliansyah
"Penambahan aditif tertentu pada bahan bakar, bertujuan untuk mendapatkan bahan bakar berkualitas tinggi. Dengan menambahkan sedikit Biogasoline pada bensin premium makna sifat-sifat dari bensin premium tersebut akan tetap ada dan bilangan oktana dari bensin tersebut dapat meningkat, mengingat tingginya bilangan oktana yang dimiliki oleh Biogasoline ini. dimana rninyak kelapa sawit merupakan bahan baku alternatif yang sangat potensial da!am pembuatan Biogasoline. Dari hasil pengujian yang dilakukan Laboratorium Termodinamika Departemen Teknik Mesin FTUI untuk membuat analisa kinerja mesin Otto yang telah dilakukan didapat bahwa pencampuran Biogasoline 5% terbukti memberikan efek pembakaran yang lebih sempuma pada Premium. Penurunan konsumsi bahan bakar spesifik (SFC) hingga 4% dan kenaikan efisiensi thermal (11th) hingga 5%. untuk pencampuran Biogasaline 5% untuk variasi bukaan throttle, d!mana pencampuran senyawa ini memberikan penurunan kadar HC pada gas buang Membandingkan hasH tersebut dengan Biogasoline yang ditambah senyawa Nitrogen (Nitrous) dengan komposisi yang sama yaitu 5% Peningkatan nilai BHP terjadi pada pencampuran Premium dengan (Biogasoline+Nitrous) 5% pada kondisi menanjak, hingga mencapai 11.1% lcbih baik dan kenaikan efisiensi thermal (11th) hingga 11 % dari Premium. Untuk emisi C02 ada peningkatan 4,6% hila premium dicampur dengan (Biogasoline+Nitrous) 5% untuk kondisi menanjak dan peningkatan kadar NO~ sampai 28% ยท Penambahan senyawa Nitrous pada Biogasoline 5% sebagai aditif peningkat angka oktan terbukti efektif memperbaiki performa mesin dan Dapat menghemat penggunaan minyak mentah."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37827
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bramantika Aditya Nugroho
"Perkembangan dunia otomotif berkembang dengan pesat, dengan semakin bertambahnya jumlah kendaraan bermotor. Seiring dengan itu bertambah pula kebutuhan akan bahan bakar minyak (BBM). Akan tetapi, ketersediaan BBM itu sendiri semakin lama semakin berkurang. Oleh karena itu, harus dilakukan penghematan pemakaian BBM. Salah satu cara adalah dengan menambahkan aditif pada bahan bakar, dengan tujuan agar proses pembakaran lebih baik, sehingga meningkatkan performa mesin serta mengurangi kadar emisi gas buang.
Penelitian ini akan membahas tentang perbandingan aditif oksigenat dengan non oksigenat sebagai aditif pada motor otto empat langkah. Penelitian dilakukan di Laboratorium Termodinamika Departemen Teknik Mesin FTUI. Parameter yang akan dianalisa adalah daya (BHP), konsumsi bahan bakar spesifik, efisiensi termal, dan kadar emisi yang dihasilkan (HC, CO, CO2, O2, dan NOX). Aditif serta komposisi yang digunakan pada penelitian ini adalah: Griffon 0,33 gr, Power 21 0,1 , ELF 0,25 %, dan Prima Ace 0,25 %.
Dari hasil pengujian didapatkan bahwa penambahan Griffon 0,33 gr pada Premium menaikkan daya sampai 14,7%, penurunan nilai SFC sampai 24,3 %, peningkatan efisiensi termal 32,1 %, serta penurunan kadar HC, O2 dan CO dan peningkatan kadar CO2 dan NOX. Hasil tersebut secara keseluruhan, merupakan hasil rata-rata terbaik apabila dibandingkan dengan aditif yang lain.

Improvement in automotive world has rapidly increase, it is marked by the total of vehicle produced every day, with that conditions, the needs of oil fuel is also increase. But the supply of oil fuel itself will be decrease, because oil fuel is one of the non renewable energy. For that we have to save the use of oil fuel. One of the way to save the fuel, is to add on additive in the gasoline, so that the combustion process will be better, and the result of that are the engine performance will be better also and the reduction of exhaust emission.
This research will explain about comparison of oxygenate additive with non oxygenate additive as an additive on four stroke otto engine. Research are held on Mechanical Engineering Department, Engineering Faculty University of Indonesia. Parameter that will be analyzed is power (BHP), specific fuel consumption, thermal efficiency, dan percentage of emission (C, CO, CO2, O2, and NOx). The additive and its composition that we used are Griffon 0,33 gr, Power 21 0,1 %, ELF 0,25 %, and Prima Ace 0,25 %.
From the experiment, we obtain that if griffon 0,33 gr add on Premium will increase engine power until 14,7 %, SFC drop until 24,3 %, thermal efficiency raise until 32,1 %, and decrease HC, O2 and CO emission, also increase CO2 and NOX emission. This result is the best average result compare to the other additive.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S37934
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arinal
"Untuk mendapatkan performa yang baik dari suatu mesin sangat ditentukan oleh mutu dari bahan bakar yang kita gunakan. Bahan bakar yang berkualitas dapat menghasilkan effisiensi yang tinggi dari suatu mesin. Untuk meningkatkan kualitas bahan bakar salah satunya adalah dengan menambahkan suatu senyawa tertentu ke dalam bahan bakar dan lebih dikenal dengan nama zat aditif. Zat aditif tidak hanya mampu meningkatkan performa mesin tetapi diharapkan dapat juga mengurangi konsumsi bahan bakar serta juga mampu memperbaiki kualitas dari emisinya. Ada beberapa jenis aditif yang menjanjikan hal tersebut. Seperti menaikkan bilangan oktan, menghemat pemakaian bahan bakar, menaikkan daya, menghindari timbulnya ketukan serta mengurangi emisi dan lain-lain.
Pada penelitian ini dilakukan pengujian dengan bahan bakar dasar Premium, selain itu dilakukan penambahan lima jenis aditif yang berbeda. Dua diantaranya berasal dari minyak nabati yang dibuat secara ozonisasi dan biasa disebut dengan aditif oksigenat. Variasi komposisi penambahan aditif oksigenat adalah 0,15% ; 0,20% dan 0,25% untuk PA dan 0,33% ; 0,83% dan 1,33% untuk PC. Sedangkan variasi komposisi untuk non oksigenat sebesar 0,10% ; 0,15% dan 0,20% untuk P21, 0,25%; 0,50% dan 0,75% untuk EOB, serta 0,022 gr/liter ; 0,044 gr/liter dan 0,066 gr/liter untuk GHP.
Hasil terbaik yang diperoleh pada tahap ini selanjutnya diuji dengan merubah ignition timing. Parameter yang akan dianalisa adalah daya (BHP), konsumsi bahan bakar spesifik (SFC), efisiensi termal (ηth ), dan kadar emisi yang dihasilkan (HC, CO, CO2, dan NOx). Hasil pengujian menunjukkan bahwa penambahan aditif Premium + GHP 0,066 gr/liter pada ignition timing 8o BTDC merupakan aditif dengan performa terbaik jika dibandingkan dengan campuran bahan bakar lain dimana campuran Premium + GHP 0,066 gr/liter mampu meningkatkan BHP rata-rata sebesar 10,80% dan effisiensi thermal rata-rata sebesar 25,41%, serta penurunan SFC 19,93%. dan menghasilkan emisi yang lebih baik dari segi pembakaran, meskipun ditinjau dari emisi gas buang tidak sebaik dari campuran Premium + oksigenat PC 0,33%.

To get a good performance an engine is depend on quality of fuel applied. The good quality of fuel can improve of efficiency of engine. One of the way to increase quality of fuel is by adding additive into fuel. But, now is required additive not only can increase engine performance, but also can decrease consumption of fuel and good for environment. There are some type of additive promising that it can be increased octane number, economizes fuel usage, raised up the power, prevent of knocking and lessens emission and others. Beside the common additive matter there are also additive can do that, and called oxygenate additive, oxygenate additive is made with process ozonation and consist of palm oil, coconut oil, soybean oil, and jathropa oil.
This research will study about influence of mixture Gasoline with non oxygenate additive and oxygenate additive. There are 5 (five) kinds will be tested. Experiment is done by adding additive PA and PC for oxygenate additive and P21, EOB, and GHP for non oxygenate additive. The variation composition of oxygenate additive is 0,15% ; 0,20% and 0,25% for PA and 0,33% ; 0,83% and 1,33% for PC. The variation composition non oxygenate additive is 0,10% ; 0,15% and 0,20% for P21, 0,25%; 0,50% and 0,75% for EOB, 0,022 gr/l ; 0,044 gr/l and 0,066 gr/l for GHP.
The best result obtained at this phase will be tested with changing of ignition timing. The parameter will be analysed is power (BHP), Specific Fuel Consumption (SFC), thermal efficiency (ηth), and exhaust gas emission ( HC, CO, CO2, and NOx). Result of experiment indicates that addition of additive Premium + GHP 0,066 gr/liter at ignition timing 8o BTDC is the best performance if it is compared to other fuel mixture. Premium + GHP 0,066 gr/liter can increase BHP average of equal to 10,80% and effisiensi thermal average of equal to 25,41%, and decrease of SFC 19,93%. and better emission from of combustion, although its emission of gas is not as good as mixture of Premium + oxygenate PC 0,33%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T24391
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Nugroho Setiadi
"Kesempumaan pembakaran pada mesin Otto terus menerus dikembangkan dan dilakukan penelitian. Bahan bakar Premium yang diproduksi Pertamina dinilai banyak pihak kurang dapat menyempurnakan pembakaran dalarn mesin , aleh karena itu Pertanlina memproduksi Pertamax yang mempunyai angka oktan yang lebih tinggi dari Premium. Namun harga jual dari Pertamax cukup mahal untuk tiap liternya. Pada penelitian ini dilakuksn pengujian dengan menggunakan Premium yang dicampur dengan senyawa oxygenates dan aromatics guna meningkatkan angka oktan hingga setara dengan Pertamax dan dengan harga yang lebih murah. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan didapat bahwa pencampuran senyawa aromatics terbukti memberikan efek pembakaran yang lebih sempuma dibandingkan dengan Premiwn dan campuran oxygenates ataupun Pertamax. Hal ini ditunjukan dati analisa total performa bahan bakar, dimana campuran Xylene 7% dan Toluene 20% memiliki point keunggulan tertinggi. Penurunan konsumsi haban hakar (FC) hingga 10% dan kenaikan efisiensi thermal (l]th) hingga 15%. Untuk emisi CO2 ada peningkatan 5% hila premium dicampur dengan senyawa aromatics, sedangkan oxygenates menurunkan kadar co2 hingga 5%. Untuk kedar NO. cenderung menghasilkan penurunan yang sama untuk kedua senyawa ini (hingga 70%). Kadar HC banyak meningkat untuk penggunaan senyawa oxygenates bila dlbandingkan dengan penggunaan senyawa aromatics. Xylene hanya membutuhkan 7% dari total volume untuk menghasilkan performa terbaik dengan harga per liter hanya Rp 3.300,- dimana lebih murah dari Pertamax dengan performa yang lebih baik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37802
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghalih Wicaksono
"Kualitas bahan bakar yang digunakan sangat mempengaruhi performa mesin dan kualitas emisi gas buang kendaraan bermotor. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas bahan bakar adalah dengan menambah bahan bakar dengan zat aditif. Namun, saat ini dibutuhkan zat aditif yang tidak hanya mampu meningkatkan performa mesin, tetapi juga dapat mengurangi konsumsi bahan bakar dan penggunaan bahan bakar minyak bumi serta lebih ramah lingkungan. Salah satu zat aditif yang dianggap memenuhi syarat tersebut adalah senyawa oksigenat yang dibuat dengan proses ozonasi dari minyak sawit, minyak kelapa, minyak kedelai, dan minyak jarak. Tetapi pada saat sekarang, telah banyak zat aditif yang terdapat di pasaran.
Penelitian ini akan membahas tentang perbandingan aditif oksigenat dan aditif non oksigenat sebagai campuran Premium pada motor otto empat langkah. Penelitian dilakukan di Laboratorium Termodinamika Departemen Teknik Mesin FTUI. Parameter yang akan dianalisa adalah daya (BHP), konsumsi bahan baker spesifik, efisiensi termal, dan kadar emisi yang dihasilkan (HC, CO, CO2, O2, dan NOX). Kompresi rasio diambil dari kondisi standar motor sebesar 8,2:1. Variasi komposisi penambahan oksigenat pada Premium yang digunakan adalah 0,33 gr Griffon Hot Pill1t untuk 5 L Premium; 0,25 % ELF Octane Booster; 0,1 % Power 21; and 0,33 % additeive oksigenat Power Clean. Dari hasil pengujian didapatkan bahwa penambahan aditif oksigenat sebagai aditif pada Premium cukup baik untuk penggunaan pada 1700 rpm sedangkan untuk penggunaan pada bukaan throttle tetap 20 % penggunaan aditif di pasaran lebih baik.

Engine performance and exhaust emissions quality depend on fuel quality that used on engine. One of the way to increase fuel quality is by mixing the fuel with additive. But, now, an additive that needed is not only to increase engine performance, but also to minimize the consumption of the fuel and the using of fossil fuel along with environtment friendly. One of additive that meet the criteria is oxygenate compound that made by ozonation proses from palm oil, coconut oil, soybean oil, and jarak oil. But nowdays there are so many additives on the market.
This research will focus on comparison additive oksigenat detween additive non oksigenat of mixing Premium on four stroke otto engine. Research are held on Mechanical Engineering Department, Engineering Faculty of University of Indonesia. Parameter that will be analyzed is power (BHP), spesific fuel consumption, thermal efficiency, dan percentage of emission (C, CO, CO2, O2, and NOx). Compression ratio taken from standard engine, that is 8,2:1. Composition variation of addtition on Premium are, 0,33 gr Griffon Hot Pill1to 5 L Premium (Gasoline; 0,25 % ELF Octane Booster; 0,1 % Power 21; and 0,33 % additive oksigenat Power Clean. From the experiment, we get that oxygenate addition on Premium is better than additive non oksigenat for the use in fix rotation (1700 rpm). But for the fix open throttle valve 20%, the additive non oksigenat is better.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S38035
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Putu Octavio
"Parameter dari kualitas pembakaran pada motor pembakaran dalam dapat dilihat dari performanya dan emisi gas buang yang dihasilkan. Salah satu faktornya adalah kualitas bahan bakar yang digunakan. Metode untuk meningkatkan kualitas bahan bakar adalah dengan memberi katalis pada bahan bakar. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan bahan bakar mengikat oksigen, sehingga dapat memberikan efek pembakaran yang lebih baik. Tujuan lainnya adalah penggunaan katalis diharapkan dapat menghemat konsumsi bahan bakar dan menghasilkan emisi gas buang yang lebih baik. Pengujian ini menggunakan bahan bakar dasar premium.
Katalis yang digunakan antara lain tipe A, yaitu katalis dimasukan kedalam tangki bahan bakar. Sedangkan katalis yang kedua, tipe B, katalis dilewatkan pada aliran bahan bakar yang terletak di antara pompa bahan bakar dan karburator. Pengujian juga dilakukan dengan melakukan perpaduan antara kedua katalis.
Hasil pengujian menunjukan bahwa penggunaan perpaduan kedua katalis menghasilkan performa yang lebih baik bila dibandingkan dengan premium tanpa katalis. Kombinasi ini dapat meningkatkan daya (BHP) rata-rata sebesar 9,48% dan efisiensi thermal rata-rata sebesar 9,47%, serta penurunan konsumsi bahan bakar spesifik sebesar 9,8% dan penurunan emisi gas buang sebesar 10,21%.

The indicators quality of internal combustion engines are performance and exhaust gas condition. One of the factors is the quality of fuel that is used. The method to increase fuel quality is by mixing fuel with catalyst. The purpose is the fuels can bind oxygen easily and get the better combustion process. Other purposes are to decrease fuels consumption and good for the environment. This research use gasoline as fuels.
The type of catalyst is A that is input to fuel tank. The second type is B, which is passed by fuel and is located between carburetor and fuel pump. The experiments also use both of fuel catalyst combination.
The result of experiments indicates that utilization both of catalyst combination can increase BHP average 9.48% and thermal efficiencies 9.47%. The results also show that the specific fuel consumption decrease 9.8% and emission decrease 10.21% compare to gasoline result.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50956
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>