Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152680 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Junira Weni
"Tidak lama lagi Indonesia akan menerapkan peraturan Euro 2 tentang emisi gas buang Catalytic converter adalah salah satu metode yang digunakan untuk mengontrol emisi gas buang penyebab polusi terutama pada kendaraan. Gas buang ini terdiri dari gas-gas karbondioksida (CO2), karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), hidrokarbon (HC) dan kandungan gas lainnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui distribusi tekanan dan kecepatan di dalam catalytic converter tipe honeycomb. Untuk itu dilakukan pengujian langsung dengan cara melewatkan udara ke catalytic converter tersebut dan kemudian diukur tekananan yang terjadi. Sebagai pembanding, dilakukan simulasi dengan menggunakan computational fluid dynamic (CFD). Untuk pembuatan model digunakan software MSC Nastran for Windows v.4.5, sedangkan untuk solver digunakan software Fluent UNS v.4.1. Dari hasil pengujian langsung dan simulasi dengan CFD, didapat hasil yang tidak terlalu jauh berbeda sehingga dapat dikatakan sudah tepat."
Depok: Fakultas Teknik, 2004
S37480
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widodo Wahyu Purwanto
"Konverter katalitik merupakan suatu alat untuk mereduksi emisi polutan yang dihasilkan oleh pembakaran kendaraan bermotor, yang aplikasinya sejauh ini di Indonesia belum ada. Oleh sebab itu pengenalan dan studi tentang alat ini sangat diperlukan guna mendorong aplikasinya, sehingga diharapkan dapat mengurangi emisi gas berbahaya terutama di daerah perkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model matematika dari konverter katalitik dimulai dari pendekatan model 1 dimensi dan 3 dimensi untuk dua fase terutama untuk memahami fenomena dinamis saat cold-start dimana emisi hidrokarbon terbesar (60-80%) terjadi pada saat permanasan tersebut. Pemahaman fenomena ini sangat panting untuk pengembangan disain konverter katalitik.
Secara garis besar penelitian ini telah berhasil memodelkan cold start konverter katalitik baik untuk satu dimensi maupun untuk 3 dimensi. Untuk penyelesaian numerik model 1 dimensi dapat diselesaikan dengan mudah dengan menggunakan metode kolokasi dan Runge Kutta Gill sehingga model 1 dimensi dapat disimulasikan. Untuk model 3 dimensi, dikarenakan menggunakan model kinetika reaksi yang lebih kompleks dan jumlah komponen yang terlibat dalam reaksi lebih banyak, sehingga membutuhkan software yang lebih canggih (Fluent) yang menggunakan pendekatan volume hingga. Penyelesaian dengan Fluent masih menghadapi kendala untuk kinetika reaksi yang kompleks tersebut sehingga memerlukan pengembangan sub-routine di luar Fluent yang disebut User Define Function (UDF) sehingga memerlukan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikannya. Untuk 3 dimensi, sampai saat ini kami baru berhasil mensimulasikan cold model (tanpa reaksi).
Berdasarkan hasil simulasi model 1 dimensi pemahaman fenomena cold-start yang di dapat dijelaskan berikut:
1. Pada kondisi cold-start waktu yang diperlukan untuk mengkonversi CO hingga mendapatkan gas buang dengan konsentrasi CO = 0% adalah 92 detik. Sedangkan pada kondisi awal temperatur konverter katalitik 550 K, untuk mencapai konentrasi CO keluar dari konverter katalitik sebesar 0,0064% diperlukan waktu 28 detik.
2. Temperatur awal yang lebih tinggi memberikan kinerja konverter katalitik yang lebih baik dibandingkan kondisi cold-start, sehingga adanya pemanas sebelum mesin dinyalakan merupakan salah satu alternatif menarik dalam disain katalitik konverter."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Nasikin
"Persoalan pencemaran udara di kota-kota besar Indonesia. khususnya di wilayah DKI Jakarta, secara objektif telah banyak diungkapkan. Berbagai penelitian telah dilakukan dengan hasil yang saling mendukung polusi udara di Jakarta sudah sangat parah. Berdasarkan penelitian United Nation for Enviroment Program (UNEP), Oktober 1995, tingkat pencemaran udara di Jakarta sudah melebihi baku mutu lingkungan, dan menempatkan Jakarta sebagai kota terburuk ketiga, dalam hal polusi udara, setelah Meksiko dan Bangkok.
Kekotoran akan zat pencemar (polutan) tersebut sebagian besar merupakan sumbangan dari gas buang kendaraan bermotor. Bapedal telah mengidentifikasikan sumber-sumber utama polusi udara, dimana disebutkan bahwa 70% dari pencemaran udara Jakarta adalah emisi gas buang kendaraan bermotor dan 30% dari sumber lain. Dari 70% ini, lebih rinci lagi diidentifikasikan: 63% gas buang sepeda motor, 34% mobil pribadi dan sisanya kendaraan umum dan taksi. Data dari Bapedal juga menyebutkan bahwa sumbangan polusi udara di Jakarta: 73% NDx, 89% hidrokarbon, 100% timah hitam, dan 44% SPM berasal dan sektor transportasi.
Pemda DKI juga telah melakukan uji emisi terhadap kendaraan bermotor. Dari data Biro Lingkungan Hidup DKI menunjukkan kecenderungan yang semakin parah. Pada tahun I994/1995 tercatat bahwa 58% kendaraan yang diuji tidak memenuhi syarat BME. Angka ini kemudian naik menjadi 67% pada tahun 1995/1996, meskipun agak menurun pada tahun 1996/1997 menjadi 63%.
Berdasarkan penelitian lainnya didapatkan bahwa tingkat pencemaran udara di Bandung, Jakarta dan Surabaya, telah jauh melebihi ambang batas yang diperbolehkan Undang-Undang Lingkungan Hidup, masing-masing 2 kali, 10 kali dan 2 kali. Salah satu jenis polutan tersebut adalah NOx dengan kadar 0,5 ppm, sedangkan batas mutu yang diperbolehkan hanya sebesar 0,05 ppm. Zat pencemar lain seperti CO (dengan baku mutu 20 ppm). SO, dan hidrokarbon lain menunjukkan kecenderungan yang sama.
Akibat polusi udara, tingkat penderita asma di Jakarta jauh lebih tinggi dibanding kota lain yang kurang tercemar. Lebih dari 16% anak-anak di Jakarta terkena asma. Secara umum, dampak yang ditimbulkan akibat polusi udara antara lain adalah:
1. Peningkatan morbiditas.
Beberapa bahan pencemar dapat melemahkan sistem days tahan tubuh, sehingga memudahkan timbulnya berbagai jenis penyakit, khususnya penyakit infeksi.
2. Penyakit tersembunyi, tidak jelas, tidak spesifik, antara sakit dan tidak sakit, sehingga mengganggu pertumbuhan, perkembangan, serta umur.
3. Mengganggu fungsi fisiologis organ tubuh: paru-paru, syaraf, transpor oksigen ke seluruh jaringan serta kemampuan sensorik.
4. Kemunduran penampilan, aktivitas atlet, kemampuan motorik, aktivitas belajar."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Tuapetel, Jones Victor
"Catalytic converter adalah salah satu metode yang digunakan untuk mengontrol emisi gas buang sebagai penyebab polusi terutama pada kendaraan. Gas buang terdiri dari gas-gas karbondioksida (CO2), karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NO), hidrokarbon (HC) dan kandungan gas lainnya. Konversi emisi gas buang dalam catalytic converter disamping tergantung pada performans katalis dalam bentuk honeycomb juga tergantung pada distribusi aliran gas dalam penampang.
Untuk meningkatkan keseragaman distribusi ini maka dapat digunakan kombinasi screen dengan porositas 0,87 dan honeycomb dimana kecepatan aliran bisa diperlambat sehingga residence time lebih lama yang tentunya meningkatkan performans honeycomb. Hasil yang diinginkan adalah fenomena dinamika aliran yang lebih terdistribusi merata sehingga dapat meningkatkan proses konversi emisi gas buang. Metode yang digunakan adalah simulasi pada komputer yang menggunakan software Fluent/UNS sementara analisa numerik dilakukan dalam bentuk eksponensial yang ditransformasikan dalam bentuk grid.
Hasil simulasi menunjukkan fenomena aliran yang lebih terdistribusi merata sehingga meningkatkan proses konversi emisi gas buang.

Catalytic converter is a method to reduce the level of pollutants in the exhaust, especially on vehicle. Emission exhausts gases containing carbon dioxide (CO2), carbon monoxide (CO), nitrogen oxide (NO), unburned hydrocarbon (HC), and other gases. Conversion of the emission in the catalytic converter besides to depend on performance of catalyst as honeycomb also depending on gas stream distribution in the channel of the converter.
To increase the distribution, combination of screen with 0.87 porosity and honeycomb are used to reach this condition and flow velocity can be slowly so that residence time is longer. The combination also can increase performance of honeycomb of catalytic converter. The method to be used is simulation analysis was under the use of computer programming soft ware Fluent/UNS, while the numerical analysis was done by exponential forms that were transformed into grid shape.
Result of simulation to indicate the mode of stream more distributed and increasing conversion process of the emission exhaust gases."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T9154
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Nasikin
"ABSTRAK
Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) solar yang terus meningkat menyebabkan kandungan partikulat, yang berasal dari jelaga, di udara Jakarta melebihi ambang batas lebih dari 50%. Karena partikulat merupakan pencemar yang berbahaya, maka diperlukan usaha untuk mengendalikannya yang sekaligus menunjang program langit biru dengan memasang katalitik konverter pada kenalpot kendaraan.
Pada penelitian ini, didisain katalitik konverter yang aktif terhadap oksidasi jelaga pada gas buang dan tahan terhadap sulfur yang banyak terkandung dalam solar di Indonesia. Keramik lokal digunakan sebagai carrier, Cu sebagai inti aktif, K sebagai promotor dan MgO sebagai support, sehingga didapatkan katalitik konverter alternatif yang dapat dimanufaktur didalam negeri.
Tahun pertama penelitian telah menghasilkan sistem katalis yang aktif untuk oksidasi jelaga serta tahan terhadap keracunan sulfur. Katalis tersebut ialah 20% Cu/A1203 dengan 15% spinel ZnFe204. Spine ini meliki kemampuan adsorbsi selektif terhadap SO2 2,6x dibandingkan Cu/A12O3 serta memiliki luar permukaan sekitar 80m21g. Suhu aktif katalis 300°F dan tahan terhadap aliran udara dengan kadar sulfur sampai 10%.
Di tahun kedua, penelitian difokuskan pada penentuan umur (life time) katalis, studi kinetika reaksi dan disain katalitik konverter menggunakan Java Ballclay sebagai carrier. Sintering keramik silakukan dengan pemanasan pada suhu ±1000°C dan coating A12O3 dipermukaan katalis dengan metode dipping yang diterapkan adalah metode yang telah ditemukan pada penelitian terdahulu. Hasil preparasi katalis yang terdiri atas carrier, support, inti aktif dan spinel dengan ukuran sekitar 2,5mm diuji pada skala lab menggunakan reaktor alir kontinyu dengan jelaga yang berasal dari solar yang dipasarkan di Jakarta. Berdasarkan hasil studi kinetika terhadap aktivitas katalis terbaik, selanjutnya dibuat prototipe katalitik konverter berbentuk packed bed yang diuji terhadap kendaraan disel 2500cc.
Penelitian ini diharapkan menghasilkan metode manufaktur katalitik konverter yang meliputi : proses sintering keramik, coating A12O3i dispersi inti aktiflspinel dan prototipe yang memiliki aktivitas tinggi terhadap oksidasi jelaga serta tahan terhadap sulfur.
TUJUAN KHUSUS
Mendapatkan komposisi kimia dan metode manufaktur katalitik konverter untuk kendaraan bermesin disel di Indonesia serta menghasilkan prototipe katalitik konverter dengan ukuran sebenamya. Penelitian ini menunjang program langit biru pemerintah dan memberikan alternatif katalitik konverter yang lebih murah dan dapat diproduksi didalam negeri. Penelitian ini juga bertujuan mendapatkan paten tentang pembuatan katalitik konverter sehingga dapat dilanjutkan untuk diproduksi secara komersial. "
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Amsterdam: Elseiver, 1997
629.252 8 CAT
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Dela
"Dekomposisi katalitik metana adalah salah satu alternatif untuk memproduksi hidrogen dan nanokarbon bermutu tinggi. Penggunaan reaktor unggun tetap untuk reaksi dekomposisi metana masih menjadi pilihan karena desainnya yang ekonomis dengan konversi dan yield yang cukup besar. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja reaktor unggun tetap skala laboratorium dengan menggunakan dimensi jumlah loading katalis yang lebih besar untuk menghasilkan karbon nanotube. Penelitian ini menggunakan variasi umpan dan laju alir untuk meninjau pengaruhnya terhadap reaksi dekomposisi katalitik metana. Katalis Ni-Cu-Al dipreparasi menggunakan metode kopresipitasi dengan perbandingan 2:1:1. Reaksi dilakukan dengan mengalirkan umpan yang divariasikan (CH4: H2 = 1:0 dan CH4: H2 = 1:1) pada tekanan atmosferik dengan memvariasikan laju alir ( 65 ml/menit dan 100 ml/menit) dan suhu reaksi 700 ̊ C. Produk gas dianalisis menggunakan gas chromatography yang terpasang secara online. Kinerja reaktor ditinjau dari konversi metana, yield karbon, dan kualitas nanokarbon yang dihasilkan. Adapun berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kinerja reaktor terbaik ditinjau dari konversi dan yield karbon yang dihasilkan terjadi pada reaksi dengan laju alir umpan 100 ml/menit yang memberikan hasil konversi 99,38 % dan yield karbon 1,21 gr C/gr katalis. Hasil analisis menggunakan TEM menunjukkan bahwa morfologi nanokarbon yang paling baik didapat pada umpan CH4: H2 = 1:1.

Catalytic decomposition of methane is an alternative way to produce high quality carbon nanotubes (CNTs). The use of fixed bed reactors for catalytic decomposition of methane are still an option because its economical design with high conversion and yield. This research was perfomed to study laboratory scale fixed bed reactor performance using larger amount of catalyst loading dimension to produce carbon nanotube. This research uses a variation of feed composition and flow rate to review its influence on catalytic methane decomposition reaction. Ni-Cu-Al catalyst is prepared by coprecipitation method with atomic ratio 2:1:1. The reaction is carried out with the feed flow varied (CH4: H2 = 1:0 dan CH4: H2 = 1:1) at athmospheric pressure by varying the flowrate ( 65 ml/menit dan 100 ml/menit) and the reaction temperature is 700°C. An online gas chromatograph is used to detect the gas products. Reactor performances were observed from methane conversion, carbon yield and quality of nanocarbon that have been produced. Experiment result showed that the highest reactor performance of conversion and the resulting carbon yield in catalytic decomposition of methane with feed flowrate 100 ml/min which give conversion 99.38 % and carbon yield 1.21 gr C/gr catalyst, respectively. Based on TEM analysis indicated that the best nanocarbon morphology can be gained at CH4: H2 ratio of 1:1.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Yuhadi
"Pada saat ini tingkat polusi di Indonesia dinilai sudah cukup tinggi, terutama pada kota-kota besar seperti Jakarta atau Surabaya. Polusi udara ini diakibatkan oleh polutan yang dihasilkan dari berbagai aktivltas manusia.
Kendaraan bermotor mempakan penyumbang polusi udara terbesar di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh pembakaran yang kurang sempuma dari mesin kendaraan bermotor dan penyetelan mekanisme pembakaran yang salah. Salah satu cara yang dinilai paling efektif dalam mengurangi emisi gas buang kendaraan bermotor adalah penggunaan peralatan tambahan pada kendaraan contohnya Catalytic Converter. Dalam hal ini untuk mengoptimalkan kerja Catalytic Converter, maka salah satunya adalah merancang bentuk tabung laluan Catalytic Converter dengan dasar bentuk-bentuk yang sudah ada dan umum dipasaran, seperti bentuk silinder atau oval.
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa aliran gas buang kendaraan bermotor di dalam Catalytic Converter, dengan beberapa bentuk design. Keuntungan dari penggunaan CFD adalah salah satu cara untuk menggambarkan distribusi aliran gas buang pada Catalytic Converter dan mengurangi biaya penelitian. Dan memperoleh berbagai informasi tentang properti aliran yang hampir sulit didapatkan pada eksperimen.
Simulasi ini menunjukkan rancangan yang lebih efisien dan lebih optimal dari rancangan yang lain. Parameter yang digunakan pada simulasi ini adalah kecepatan dan distribusi tekanan aliran gas buang di dalam Catalytic Converter. Disimpulkan bahwa rancangan dengan bentuk silinder lebih baik dari rancangan dengan bentuk oval.

The level of air polution in indonesia is high enough, particulary in big cities such Jakarta or Surabaya. Thats caused by the polutant that is produced by the activities of man kind.
Vehicies (Autornotives) are the biggest air polution contributors in indonesia. This is caused by the uncompieted combustion of engine vehicies and the setting of combustion's timing. The most effective way to reduce the engine's gas emision is by using additional equipment on engine that can reduce gas emision such as Catalytic Converten in this case, one of many way to optimize Cataiytic Converter is by designing the tube. The shapes ot the tube is taken from common shape of Catalytic Converten such as cylinden oval etc.
The purpose of this research is to analyze the tiow of the gas engine through inside of Catalytic Converten with different kind of shape. The benefit of CFD is another way to visualize the distribution of gas engine flow in Catalytic Converter and to reduce cost of research. And we can get information of fluid property that almost very difficult in real experiment.
This simulation shows which design is the most edicient and the most optimum then the other design. The parameter that is used in this simulation is velocity magnitude and the distribution of pressure of gas engine flow in Catalytic Converter in this simulation, the cylinder design is more efficient than the oval design.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S37202
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad khayam
"Salah satu alternatif pengendalian polusi udara dari emisi gas buang kendaraan bermator yaitu menggunakan catalytic converter. Namun penggunaanya terbatas, disebabkan terbatasnya rentang AFR, meningkatnya gas aldehyde ketika menggunakan campuran bensin-oksigenat selain gas bermacam lainnya seperti CO & UHC serta meningkatnya turunnya tekanan gas buang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahul kinerja catalytic converter serta pengaruhnya terhadap kinerja motor bensin, yang menggunakan mesin uji 1.500 cc dan dipasang TWCC dengan bahan aktif platinum dengan rnetode pengujian pada beban tetap (10 & 13 kg) dan putaran tetap (1.800 & 2.300 rpm).
Hasil penelitian yaitu komposisi gas CO dan UHC sebelum TWCC sudah berada di bawah nilai ambang Batas, sedangkan komposisi gas aldehyde masih relatif tinggi namun berkurang dengan peningkatan AFR. Penggunaan TWCC mampu menurunkan lebih rendah lagi komposisi gas buang hingga dicapai efisiensi konversi maksimum CO 81,3%, UHC = 78,2% dan aldehyde = 58,9%. Waktu tinggal gas buang diperoleh 0,0032 - 0,123 detik, fenomena perpindahan fluida terdiri den bilangan Reynold : 196 - 543, bilangan Sherwood : 3,67 - 3,74 dan bilangan Nusselt : 3,68 - 3,70. Namun penggunaan TWCC dapat menurunkan daya motor (BHP), meningkatkan konsumsi bahan baker spesifik (BSFC) dan meningkatkan turun tekanan (-AP). Prosen kehilangan daya motor berkisar antara 3,5 - 15%, sedangkan prosen kehilangan daya motor terhadap tune.' tekanan berkisar antara 0,07 - 0,09% per mmH2O.

One of alternatives to control air pollution of vehicle exhaust gas emission is catalytic converter. However it is limited, is caused by limited AFR, increasing of aldehyde emission when using gasoline-oxygenate mixtures besides other poisonous substances like CO & UHC and also increasing exhaust gas pressure drop.
This research purpose to study about catalytic converter performance and the influence to the motor performance, which use test bed engine t500 cc and is installed by TWCC with platinum as active catalyst, with test method at the constant load (10 & 13 kg) and constant rotational speed (1.800 & 2.300 rpm).
The results of test are CO and UHC composition before entering TWCC is below the threshold value, while the higher value of aldehyde composition can be decreased with increasing of AIR. Using TWCC is able to decrease lowered exhaust composition until reaching maximum conversion efficiency for CO = 81,3%, UHC = 78,2% and aldehyde = 58.9%. Residence time of exhaust gas is 0,0032 - 0,123 s, fluid transfer such are Reynold Number : 196 - 543, Sherwood Number : 3,67 - 3,74 and Nusselt Number : 3,68 - 3,70. However using TWCC can decrease brake horse power (BHP) and increase brake specific fuel consumption (BSFC). Percentage of brake horse power loss is 3,5 - 15%, while brake horse power loss per pressure drop is 0,07 - 0,09% per mmH2O.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T3504
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Nasikin
"Pada penelitian ini, preparasi katalis untuk Catalytic Converter (CC) dilakkukan dengan metoda coating dan impregnasi. Hasil preparasi dikarakterisasi dengan FTIR, AAS dan BET. Bahan katalis yang dipakai adalah Jawa Ballelay (JBCO dan Borneo Ballelay (BBC) sebagai carrier 15% dan luas permukaan yang cukup tinggi (>200 m2/gr). Uji aktivitas katalis untuk meminimisasi CO dan HC dengan menggunakan reaktir alir kontinyu menunjukkan bahwa kemampuan aktivitas katalis berbasis Cu/Al2O3 sebagai CC cukup tinggi >90% pada suhu optimum 400o C."
1998
JUTE-XII-1-Mar1998-19
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>