Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158342 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aldin Mahendra W.
"Bahan bakar fosil yang semakin menipis ketersediaannya akhir-akhir ini menyebabkan naiknya harga bahan bakar tersebut. Salah satu contohnya yaitu harga bahan bakar LPG, khususnya untuk sektor industri. PT. X sebagai perusahaan yang bergerak di bidang industri part sepeda motor, merasakan dampak dari mahalnya harga LPG, ditambah dengan begitu banyaknya produsen sepeda motor di negara ini membuat PT. X tidak leluasa menaikkan harga jual yang diakibatkan naiknya biaya produksi karena mahalnya bahan bakar. Teknologi Gasifikasi bahan bakar padat mencoba hadir sebagai solusi, dengan memanfaatkan limbah dari proses pengecatan part sebagai bahan bakar gasifikasi yang dapat menghasilkan producer gas sebagai bahan bakar pengganti LPG pada boiler di PT.X. Skripsi ini bertujuan untuk menjembatani antara penelitian-penelitian mengenai teknologi gasifikasi yang telah dilakukan dengan kebutuhan industri, yaitu PT.X, akan solusi dari masalah di atas. Studi awal dilakukan untuk mengobservasi permasalahan-permasalahan aplikasi di lapangan dengan fokus utama pada penyesuaian sistem proses gasifikasi dengan kondisi pada lokasi industri, penyesuaian proses gasifikasi dengan bahan bakar limbah cat, penyesuaian sistem boiler dengan bahan bakar producer gas dari limbah cat. Dari studi awal ini dihasilkan pertimbanganpertimbangan tambahan dalam perhitungan kapasitas sistem gasifikasi yang sesuai dengan kebutuhan boiler. Perancangan kapasitas sistem gasifikasi menghasilkan laju massa producer gas yang dibutuhkan boiler, mprodgas = 0,10037 kg/s, dengan kebutuhan udara pembakaran, mudara = 0.617 kg/s Berdasarkan kesetimbangan energi dari laju massa producer gas tersebut dibutuhkan reaktor gasifikasi berkapasitas mtotBB =221,85 kg/jam dengan kebutuhan udara gasifikasi mudara = 0.134 kg/s sampai dengan 0.268 kg/s. Maka dihasilkan reaktor dengan dimensi : diameter dan tinggi venturi 40 cm dan 750 cm, diameter utama 80 cm dan tinggi keseluruhan 2,485 m.

In recent times, the insufficiency of fossil energy leads to the increase its own of money value. One of the general examples is the price of LPG fuel, principally in industrial sector; whose price growth can be numbered daily. As a company that concentrates in the manufacture of motorcycle parts, PT.X suffers the cause of LPG's price predicament. The radical development of motorcycle manufacturing companies in this country is also the reason of PT.X's inconveniency to raise the price which is caused by the growth of production cost due to the energy's money value. Derived from the background which has been informed before, solid fuel gasification technology is attempting to perform as one of the solution by taking the advantage of the paint waste as the gasification major energy that can generates gas producer as a substitution fuel of LPG in PT.X?s boiler. This paper intends to relate the technological researches concerning gasification with the industrial needs as the solution such as the PT.X case. The former studies are mainly to observe the treatment problems on field in relation to the adjustments of gasification process system on industrial location, gasification process using paint waste as the fuel, and boiler system using producer gas as the fuel generated from paint waste. These studies present additional assessments in gasification system capacity calculation that qualified the boiler requirements. Gasification system capacity design ensuing producer gas mass flow that qualified for boiler input requirements, mprodgas = 0,10037 kg/s, with the supply of air capacity for combustion, mudara = 0.617 kg/s. Based on energy balance from the producer pass mass flow, it requires the gasification reactor with capacity of mudara = 0.134 kg/s to 0.268 kg/s. Thus it results reactor dimension: diameter of venturi 40 cm and venturi height of 750 cm, main diameter of 80 cm and overall height of 2,485 m."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S37893
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reda Pahlevi
"Proses gasifikasi merupakan salah satu bentuk pemanfaatan bahan bakar limbah (biomassa) untuk mendapatkan energi yang terbarukan sebagai pengganti bahan bakar fosil. Dalam proses gasifikasi tersebut selalu menghasilkan zat yang dinamai gas produser. Dalam pemanfaatanya untuk mengganti bahan bakar fosil, gas produser tersebut harus memenuhi beberapa syarat, salah satunya adalah temperatur gas produser tersebut harus sesuai dengan temperatur yang diijinkan untuk pengaplikasian ke motor pembakaran dalam. Berdasarkan literatur, temperatur gas produser yang diijinkan untuk pengaplikasian kedalam motor pembakaran dalam berada pada rentang temperatur +/- 40°C. Pengujian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui distribusi temperatur gas produser terhadap variasi laju aliran udara primer dengan variasi laju aliran air.
Setelah pengujian diperoleh bahwa temperatur gas produser sebelum gas cleaning mengalami kenaikan seiring dengan semakin bertambahnya laju aliran udara primer. Temperatur gas produser rata-rata setelah gas cleaning yang diperoleh sebesar 37,3°C. Pengaruh laju aliran udara primer dan laju aliran air yang optimal terhadap pembentukan flame terjadi pada saat laju aliran udara primer 189,6 lpm dengan laju aliran air 10 lpm dan 20 lpm, saat laju aliran udara primer 131,4 lpm dengan laju aliran air 10 lpm dan 20 lpm dan pada saat laju aliran udara primer 89,4 lpm dengan laju aliran air 10 lpm. Durasi pembentukan flame optimal terjadi ketika lajua liran air 20 lpm untuk setiap laju aliran udara primer.

Gasification process is a one form of utilization of waste fuels (biomass) for renewable energy instead of fosil fuels. On that gasification process is always produce a name of gas producer. In the utilization to replace fosil fuels, gas producer's must meet several requirements, one of which is the temperature af the gas producer's must comply with the allowable temperature for aplication to internal combustion engine. Based on the literature, the allowable temperature of gas producer for the application into internal combustion engine, is located in the temperature range +/- 40°C. This testing was conducted to detrmine the temperature distribution of the producer gas instead of flow rate primary air variations and water flow rate variations.
After the testing the temperature average of gas producer after gas cleaning is earns by 37,3°C. The optimum effects of primary air flow rate and water flow rate to the formation of flame was occured when the primary air flow rate of 189,6 lpm with a water flow rate 10 lpm and 20 lpm, at the primary air flow rate of 131,4 lpm with a water flow rate of 20 lpm and when at the primary air flow rate of 89,4 lpm with water flow rate of 10 lpm. Optimal duration of flame formation occurred when the water flow rate 20 lpm for each primary air flow rate.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1357
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Atha Hamzah
"ABSTRAK
Gasifikasi kayu menggunakan reaktor unggun terfluidisasi merupakan salah satu contoh yang bagus dalam pengolahan biomassa untuk produksi syngas. Ketersediaan kayu yang cukup banyak membuat kayu merupakan salah satu jenis biomassa yang sering digunakan sebagai bahan baku gasifikasi. Reaktor unggun terfluidisasi memiliki pencampuran dan keseragaman suhu yang baik, dimana hal tersebut dapat mengurangi tingkat sensitivitas dari fluktuasi variabel seperti laju medium gasifikasi, laju biomassa, maupun komposisi biomassa. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan model dua dimensi untuk proses gasifikasi kayu dalam reaktor unggun terfluidisasi dan mengetahui pengaruh dari perubahan variabel menggunakan pemodelan dengan komputasi pendekatan numeris. Model matematis mencakup persamaan neraca massa, neraca energi, neraca momentum untuk fasa padat maupun gas. Pendekatan euler-euler digunakan dalam persamaan neraca momentum dengan turbulensi dua fasa RANS k-ɛ. Gas hidrogen dan karbon monoksida merupakan produk utama dari proses ini. Konversi char didapatkan sebesar 35 persen dengan komposisi gas produk 12,65 vol persen persen CO, 4,35 vol persen CO2, 20,4 vol persen H2, 2,2 vol persen CH4, dan 60,4 vol persen N2 menggunakan udara sebagai media gasifikasi pada suhu 723 K. Suhu media gasifikasi berbanding terbalik dengan gas hidrogen yang terbentuk, hal tersebut disebabkan karena adanya reaksi hidrogen dengan char. Sedangkan produksi gas karbon monoksida berbanding terbalik dengan kuantitas oksigen di dalam reaktor. Oksigen berlebih akan mengakibatkan reaksi berubah dari reaksi pembakaran tidak sempurna yang menghasilkan karbon monoksida, menjadi reaksi pembakaran sempurna yang menghasilkan karbon dioksida.

ABSTRACT
Wood gasification in bubbling fluidized bed is one of the most reliable biomass utilization to produce syngas. Wood is commonly used as a gasification feedstock due to its availability. Bubbling fluidized bed reactors have excellent mixing and temperature uniformity which contribute to reduce sensitivity from variable fluctuation such as gasifying medium flow rate, feedstock flow rate, and biomass composition. The purpose of this research is to develop two-dimensional model of wood gasification in bubbling fluidized bed and to investigate the effect of variable to its producer gas composition using modelling with numerical approach. Mathematical model covers mass balance equation, energy balance equation, and momentum balance equation for solid phase and gas phase. Euler-euler approach with RANS k-ɛ two-phase turbulence is used to determine momentum balance equation. The main products from this process are hydrogen and carbon monoxide. 35 persen char conversion obtained with 12,65 vol persen CO, 4,35 vol persen CO2, 20,4 vol persen H2, 2,2 vol persen CH4, and 60,4 vol persen N2 producer gas composition using air at 723 K as a gasyfying agent. Due to reaction between char and hydrogen, gasifying temperature inversely proportional with hydrogen produced. While carbon monoxide produced is inversely proportional with quantity of oxygen in reactor. Excess oxygen will turn the reaction from incomplete combustion that produce carbon monoxide to complete combustion that produce carbon dioxide."
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Listi Sambono
"Gas alam, seperti kebanyakan komoditas lainnya dapat disimpan selama periode yang tidak daps ditentukan. Eksplorasi, produksi dan transportasi gas alam membutuhkan waktu, dan gas al yang mencapai tujuannya tidak dapat dibutuhkan secara langsung, untuk mengatasi kekuran pasokan gas dalam kondisi dimana terdapat kegagalan pada fasilitas sumur produksi atau fasilitas jaringan pipe transmisi dan distribusi berikut fasilitasnya, periode beban puncak loading) atau penctrasi pasar, untuk itu diperlukan bantalan suplai (buffer) gas untuk menunjan kehandalan pasokan, yaitu underground gas storage.
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk melakukan kajian teknis dan ekonomis terhadap aplikas underground storage di Indonesia khususnya Jawa Barat, dikaitkan dengan sistim jaringan pi trasmisi dan distribusi PGN-Eks Sumur gas Depleted PERTAMINA DOH-Cirebon sehin pengaturan pasokan gas dan pendistribusiannya dapat beijalan sesuai dengan keinginan kepuasan pelanggan.
Dari basil analisa perhitungan untuk kompressor didapatka Hp 165.777 ratio kompresi 1:4 reciprocating dengan kompresi adiabtic. Sedangkan untuk metering dipakai orifice 3 unit masin dngan kapasitas 200 MMscfd. Untuk dehydrasi digunakan glycol TEG, konsentrasi Lean TE 98,0 wt% dan circulation ratio 104,7 gal TEG/Ibm H2O absorbed
Dari hasil analisa perhitungan untuk pembangunan storage ini dibutuhkan biaya investas sebesar 99 Juta USD dan IRR sebesar 27,4 % margin 0,6 USD/MMBTU, NPV 71,7 Juta USD Pay back periode 5 Tabun. Tarif atau ongkos untuk storage sebesar 0,3-0,6 USD/MMBTU Dilihat dari angka - angka tersebut make pembangunan storage di Jawa Barat layak untuk dilakukan.

Natural gas, like another common commodity can be storage for unlimited time. Exploration, production, and transportation for natural gas need time and it cant be directly used to encounter the lack of gas storage, in case of malfunction of gas well site, transmission, and distribution facilities, or moreover in peak load period and market penetration. Therefore, it needs gas bufering to support storage reliability, it is underground gas storage.
Main purpose in this writing is to give technical and economic analysis for underground storage application in Indonesia, especially in West Java. In case with PGN transmission and distribution pipeline in Depleted Gas Well site in Cirebon PERTAMINA DOH-, so then gas storage management and distribution can run properly, as customer satisfaction and needs.
From result of analysis calculation for kompressor power get horse power 165.777 Hp ratio compression 1:4 type reciprocating with compression adiabtic. While for metering is used by orifice 3 unit each capacities has 200 MMscfd. For dehydration is applied by glycol TEG, concentration of lean TEG 98,0 wt% and circulation ratio 104,7 gal TEG/lbm H2O absorbed
Based on calculated results, to build this storage need invest about 99 million USD and IRR 27,4 % margin 0,6 USD/MMBTU, NPV 71,7 million USD with payback period 5 years. Therefore, the storage cost is 0,3 - 0,6 USD/MMBTU. So then, it can be said that storage development in West Java is feasible to be done."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T25077
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rayner R.
"Mini Chiller X ini sangat umum digunakan dalam pengkondisian udara untuk kenyamanan.Mini Chiller X yang digunakan berkapasitas pendingin rendah untuk kebutuhan perumahan.Mini Chiller X ini terdiri dari kompresor,kondenser,dan evaporator dalam satu kesatuan.Penelitian Mini Chiller X ini membandingkan spesifikasi kompresor dan kondenser dengan perhitungan ulang berdasarkan teori- teori heat transfer dan refrigerasi yang ada.Hasil perhitungan ulang digunakan sebagai studi perbandingan demi optimalisasi performa mini chiller di kemudian hari.

The usage of Mini Chiller X is very common in comfort air conditioning application.This mini chiller has low cooling capacity for residential needs.This mini chiller comprises compressor,condenser,and evaporator in one compact welded hermetic condensing unit.This research compares compressor and condenser specification with reverse engineering from heat transfer and refrigeration calculations.The result is used as a comparison study for mini chiller optimalization someday."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44695
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paryanto Dwi Setyawan
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S41010
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Yulia Sari
"Karya Akhir ini bertujuan untuk menganalisis pemilihan teknologi pengolahan spent caustic. Metode pengolahan yang ditinjau adalah Wet Air Oxidation, netralisasi asam, atau penggunaan Hidrogen peroksida sebagai oksidator, incinerator dan biologis. Parameter yang digunakan dalam pemilihan teknologi adalah aspek kebutuhan utilitas, biaya investasi, biaya operasi dan tingkat kesiapan teknologi di Fasilitas Pengolahan Gas X. Pemanfaatan Hidrogen peroksida sebagai oksidator dalam pengolahan spent caustic merupakan metode yang optimum, efisien dan ramah lingkungan. Hal ini disebabkan daya oksidasi yang tinggi serta kondisi operasi pada suhu dan tekanan, yang rendah.

This Final Project aims to analyze technology selection for spent caustic treatment. Processing methods that will be observed are Wet Air Oxidation, Acid Neutralization, Oxidation using Hydrogen Peroxide, Incinerator and Biological. Parameters will be used for technology selection are utility consumption, capital and operating expenditure also technology readiness level on "X" Gas Processing Fasilities. Oxidizing spent caustic using Hydrogen Peroxide is an optimum, efficient and environmental friendly method, due to its high oxidation strength and operating condition on low temperature and pressure."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T30634
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bahari Abbas
"PT PGN ditunjuk langsung oleh Pemerintah Indonesia sebagai Transporter Gas dari Kontrak Jual Bell Gas (GSA-1) antara Pertamina dengan Supply Gas Pte Singapura yang ditandatangani tanggal 12 Pebruari 2001, dengan pertimbangan bahwa PT PGN telah memiliki pengalaman dalam kontrak transportasi gas dari Sumatera Bagian Selatan ke Dun Riau melalui pipa 28 inch sepanjang 536 km sejak tahun 1998. Kontrak transportasi gas untuk Singapura dituangkan dalam Gas Transportation Agreement (GTA) tanggal 12 Pebruari 2001 dengan kesepakatan tarif US$ 0.691MSCF, IRR 9.5 %, diameter pipa 28 inch sepanjang 473.67 km dari entry point (titik gas masuk pipa) di Sumatera Bagian Selatan ke perbatasan Indonesia I Singapura, sejumlah gas yang disepakati daiam GSA-1 untuk kontrak selama 20 tahun mulai dari start up tanggal 12 Agustus 2003, gas untuk PGN Batam mulai tahun 2006 maksimum 30 MMSCFD (juta kaki kubik per had) disebut sebagi GSA-2. Sumber gas berasal dari 3 blok operasi Kontraktor Production Sharing (KPS) Pertamina yaitu : Blok Corridor dan South Jambi (KPS Gulf Sumatera) dan Blok Jabung (KPS Devon Santa Fe). Transportasi dari perbatasan ke fasilitas penerima Gas Supply Pte berjarak 9.1 km oleh Power Gas Ltd Singapura dengan tarif tetap US$ 0.121 MSCF yang dituangkan daiam Singapore Gas Transportation Agreemen.
Design pipa dari entry point CPP Grissik ke Stasiun Jabung yang berjarak 169.71 km memiliki tekanan operasi maksimum 1060 psig, selanjutnya sampai ke Singapura dengan tekanan operasi maksimum 1500 psig. Dengan tekanan operasi 1060 psig dari entry point maka kapasitas pipa mencapai 300 MMSCFD dan hanya dapat memenuhi kontrak penyaluran gas sampai tahun 2005, selanjutnya harus memakai kompresor dengan kapasitas sampai tingkat maksimum kontrak penyaluran gas (MIR) GSA-182 sebesar 432.5 MMSCFD. Kompresor meningkatkan tekanan gas di Stasiun Jabung dari 934 psig ke 1095 psig.
Kapasitas pipa PT PGN masih dapat ditingkatkan sampai 634 MMSCFD dengan menaikkan tekanan gas di Stasiun Jabung sampai 1500 psig dengan menggunakan kompresor tambahan. Cadangan gas di wilayah Sumatera Bagian Selatan yang telah tersertifikasi Proven (PI) dan Probable (P2) oleh Badan intemasional dan belum teijual mencapai 914 MMSCFD untuk 20 tahun kontrak, atau khusus dari blok yang sama urrtuk GSA-1 yaitu Biok Corridor mencapai 580 MMSCFD untuk kontrak 20 tahun. Dipihak lain Singapura diproyeksikan akan mengalami kekurangan gas (shortfall) mulai tahun 2005 sebesar 488 MMSCFD dan terus meningkat tahun berikutnya. Jumlah harian gas yang dapat disalurkan sampai tahun 2023 (GSA-1 selesal) rata-rata 175 MMSCFD. Jumlah gas tersebut masih jauh dari jumlah kebutuhan Singapura, namun sasarannya adalah memaksimumkan kapasitas fasilitas yang sudah ada.
Gas tambahan tersebut disebut GSA-3 dimulai tahun 2005 karena masih ada kapasitas yang tidak terpakai dan akan mempengaruhi keekonomian pipa. Dengan pertimbangan latarbeiakang penunjukan langsung PT PGN sebagai transporter dengan keuntungan yang wajar atau ditetapkan /RR 9.5 %, maka tarif transportasi gas mulai tahun 2005 akan PT PGN akan mendapatkan peningkatan keuntungan bersih niiai sekarang (PV) sebesar US$ 38.52 juta atau meningkat 481.5 %_ Namun PT PGN juga dapat rnenetapkan tartf yang dikehendakinya sesuai misi korporatnya, misalnya meningkatkan keuntungan bersih nilai sekarang dad 1.5 % scat ini menjadi 2.5 %, sehingga IRR,; 10.5% atau bahkan tariff tetap dengan IRR 14.138 %. Ketiga kemungkinan tersebut masing-masing punya aiasan yang kuata, namun Pertamina sebagai pengguna jasa juga punya pertimbangan lain bila tariff dianggap tidak ekonomis , misalnya dengan pembangunan pipa baru yang tebih besar dan lebih ekonomis."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T801
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Speight, James G.
Oxford: Butterworth-Neinemann, 1993
665.7 SPE g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Texas : Petroleum Extention Service, 1974
665.73 PLA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>