Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11582 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Stady Budi Salim
"Water tunnel merupakan salah satu alat yang digunakan untuk melakukan penelitian mengenai fenomena-fenomena dinamika fluida. Salah satu keunggulan dari water tunnel adalah dapat menampilkan visualisasi aliran yang lebih jelas. Water tunnel ini merupakan alat praktikum di Departemen Teknik Mesin Universitas Indonesia. Untuk mempelajari bermacam-macam fenomena mekanika fluida yang terjadi, kita harus memiliki berbagai macam profil benda uji/spesimen yang akan diamati. Untuk itu dibuatlah perangkat alat yang dapat memegang benda uji tersebut secara stabil dan kuat, serta dapat mengakomodasi berbagai bentuk profil yang hendak diamati serta pergerakan atau posisinya. Pemegang benda uji/spesimen ini dapat beroperasi didalam air, dapat mengerakan spesimen maju-mundur sebesar 250[mm] dengan kelipatan 50[mm], dapat mengerakkan spesimen naik-turun sebesar 50[mm],dan dapat mengakomodasi pergerakan berputar spesimen pada titik beratnya. Dengan bekerja sama dengan saudara robert, menggunakan metode visualisasi aliran yaitu dye injection untuk melihat visualisasi aliran yang terjadi. Karakteristik force balance yaitu drag force untuk prototype silinder berdiameter 1,5? didapatkan, dengan mengunakan beberapa asumsi untuk mendapatkan tekanan pada permukaan silinder.

Water tunnel is one of research tool for studying about fluid dynamic phenomenon. One of the advantages of using water tunnel is its can give better flow visualization. This water tunnel is an experimental tool for Mechanical Engineering Department, University of Indonesia. To studying all kind of fluid dynamic that occurring, we must provide several profile specimen which can be observed. For that constructed model support system which able to hold the specimen stable and strong, and also able to accommodate any profile we want to observe including its movement and positioning. The model support system able to operate under water, its can move specimen forward and backward for 250[mm] for every 50[mm], its can move specimen up and down for 50[mm], and its can accommodate specimen revolution on its weight point. By cooperate with Robert; using flow visualization method is dye injection to observe flow visualization that occurred. Force balanced characteristic which is drag force for prototype cylinder with diameter 1.5? is occupied, by using few assumption to get pressure at cylinder surface."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S37389
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Sulistyo Nugroho
"Water tunnel merupakan salah satu alat yang digunakan untuk melakukan penelitian mengenai fenomena-fenomena dinamika fluida. Water tunnel telah dibangun oleh mahasiswa Fakultas Teknik Mesin (ekstensi) pada tahun 2006 lalu. Jenis dari water tunnel tersebut adalah water tunnel horisontal. Penelitian yang telah dilakukan pada water tunnel tersebut adalah visualisasi aliran dengan menggunakan metoda gelembung hidrogen dan mengukur kecepatan aliran dengan metode fotografi. Namun demikian, ada beberapa hal yang perlu dilengkapi dimana salah satu halnya adalah pengambilan data kecepatan aliran untuk melihat profil kecepatan aliran pada test section water tunnel. Metoda yang digunakan pada pengambilan data kecepatan ini menggunakan metode tabung pitot, dengan memvariasikan ketinggian dari tabung pitot, menempatkan tabung pitot tersebut ke enam (6) titik penempatan yang berbeda, serta memvariasikan frekuensi dari pompa water tunnel ke 5 frekuensi. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa: 1. Kecepatan fluida cenderung naik seiring dengan menjauhnya letak titik dari dinding test section. 2. Kecepatan fluida tertinggi didapat pada posisi tengah koordinat test section yaitu 2 dan 5 pada test section water tunnel. 3. Adanya 2 faktor yang dapat mengganggu keakuratan pengambilan data jika menggunakan metode tabung pitot, yaitu: Misalignment dari tabung pitot. Getaran dari Motor Pompa. 4. Dari hasil error analysis didapat angka ketidakpastian pengukuran kecepatan fluida berbeda-beda pada tiap titik pengukuran dengan nilai terbesar 0,03 atau 3%. 5. Metode tabung pitot dapat digunakan untuk mendapatkan karakterisasi profil kecepatan fluida pada test section water tunnel, meskipun untuk memudahkan pembacaan manometer harus menggunakan kamera digital. Tabung pitot sulit digunakan untuk mengukur kecepatan fluida dengan kecepatan rendah, harus menggunakan bantuan kamera digital untuk pembacan U manometer tabung pitot tersebut."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S37946
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvin Setiawan
"Kapal pelat datar memiliki bentuk lambung kapal yang tidak streamline (flat hull) agar proses pembuatan lambung kapal lebih mudah dibandingkan dengan kapal yang berbentuk lambung streamline, dimana pada kapal pelat datar tidak memerlukan tahapan proses penekukan pelat. Namun kapal pelat datar memiliki tahanan yang lebih besar dibandingkan dengan kapal berbentuk lambung streamline. Sehingga untuk mengurangi tahanan tersebut diperlukan modifikasi tambahan diantaranya dengan penggunaan water tunnel. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh water tunnel dapat meningkatkan propulsi kapal, dimana propulsi kapal akan mempengaruhi kecepatan kapal. Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan percobaan dengan menggerakkan kapal model dengan motor litsrik pada kolam percobaan. Percobaan dilakukan dengan menggunakan speed trap untuk mendapatkan nilai kecepatan. Hasil dari percobaan akan menunjukkan apakah kecepatan kapal bertambah ketika menggunakan water tunnel, dengan teori bahwa kapal model dengan water tunnel akan memberikan aliran air tambahan yang lebih banyak dan meningkatkan kecepatan aliran air yang masuk ke baling-baling.

Flat plate ship has a shape that is not streamlined hull (flat hull) for the process ofmaking the hull more easily than with a streamlined ship-shaped hull, where the ship does not require a phase plate bending process. But the flat plate ship has more resistance than the ship-shaped hull streamlined. So to reduce the resistance is required additional modifications such as by using a water tunnel. The purpose of this research is to know how big the influence of a water tunnel to increase the ship propulsion, where the ship propulsion will affect the speed of the ship. The method used is to experiment with moving the ship model with a electrical motor on the pond experiment. Experiments carried out by using a speed trap to get the speed value. Results from the experiment will show whether the ship speed increases when using a water tunnel, with the theory that the ship model with a water tunnel will provide additional water flow for more and increases the speed of water flow into the propeller."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S766
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Wahyudi
"Water tunnel merupakan salah satu alat yang digunakan untuk melakukan penelitian mengenai fenomena-fenomena dinamika fluida. Salah satu keunggulan dari water tunnel adalah untuk menampilkan visualisasi aliran yang lebih jelas. Water tunnel ini dibuat untuk melengkapi alat praktikum di Departemen Teknik Mesin Universitas Indonesia. Tahap pembuatan water tunnel meliputi perancangan dan pembangunan water tunnel serta pembuatan alat untuk menghasilkan gelembung hidrogen sehingga diperoleh karakteristik water tunnel berupa kecepatan aliran dengan menggunakan metoda gelembung hidrogen. Metoda gelembung hidrogen juga digunakan untuk menampilkan pola aliran yang terjadi pada test section. Water tunnel yang dibuat memiliki bagian test section dengan ukuran 0,6 m x 0,2 m x 0,3 m. Kecepatan maksimum rata-rata aliran di daerah pengamatan dari test section water tunnel adalah 0.1081m/s. Water tunnel menghasilkan aliran yang uniform pada daerah pengamatan di test section. Visulisasi aliran pada test section yang menggunakan metoda gelembung hidrogen dari water tunnel ini telah memperlihatkan hasil yang baik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S37549
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rayhan Danendra Wiracalosa
"Seiring berjalannya waktu, populasi manusia di dunia akan semakin bertambah, sehingga kebutuhan energi dan transportasi dalam mengakomodasi kebutuhan masyarakat juga bertambah. Transportasi telah menjadi elemen fundamental di dunia khususnya dalam kehidupan modern, yang memainkan peran penting dalam menghubungkan masyarakat, akomodasi kebutuhan, serta mendorong pertumbuhan ekonomi. Meskipun memberikan manfaat yang signifikan, perkembangan transportasi juga membawa tantangan serius terkait dengan penggunaan efisiensi energi. Efisiensi ini bukan hanya penting untuk mengurangi biaya operasional pengguna, tetapi juga untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Dalam upaya mencapai efisiensi energi yang lebih tinggi, aerodinamika menjadi salah satu aspek yang memegang peran penting dalam kendaraan. Aerodinamika mempelajari bagaimana karakteristik aliran fluida ketika berinteraksi dengan bentuk permukaan body. Water tunnel merupakan wadah eksperimen aerodinamika yang berfungsi sebagai salah satu alat uji visualisasi aliran dengan menggunakan air sebagai wadah utama. Water tunnel memiliki keuntungan yang salah satunya adalah kemudahan dalam menganalisis pola aliran karena laju air yang lambat. Selain itu kriteria similaritas (dynamic similarity) yang melibatkan parameter bilangan Reynolds pada kondisi aktual (udara) dan pengujian tidak perlu melibatkan efek kompresibilitas atau bilangan Mach. Hal ini disebabkan adanya perbedaan massa jenis antara air dengan udara yang menyebabkan kecepatan aliran tidak perlu sangat cepat. Pada penelitian ini, rancang bangun alat eksperimen water tunnel memiliki tujuan untuk mempermudah visualisasi aliran. Kami juga mendesain alat sesuai dengan studi literatur yang sudah ada, seperti adanya contraction dengan rasio 6:1, penerapan flow conditioning, dan pompa sirkulasi. Pada penelitian ini, dilakukan eksperimen dengan variasi rasio campuran dye (karmoisin murni, campuran karmoisin air, dan campuran karmoisin air dan susu). Selain itu, terdapat juga variasi nozzle yang digunakan dengan ukuran 1 mm (komersial) dan 2 mm (pipa kapiler) serta variasi kecepatan aliran dengan mekanisme buka-tutup ball valve (34, 32, 28, 24, 20, 16 LPM). Hasil studi menunjukkan, setup sistem yang terbaik adalah dengan menggunakan campuran karmoisin dan air serta nozzle pipa kapiler. Pada debit 28, 32, dan 34 LPM aliran fluida masih menunjukkan streamline yang cukup baik. Sedangkan pada debit 16, 20, dan 24 LPM sudah menunjukkan indikasi adanya backflow.

As the global population continues to grow, the demand for energy and transportation is poised to surge, posing challenges in maintaining both efficiency and environmental sustainability. Transportation, a cornerstone of modern life, plays a pivotal role in connecting communities, fulfilling needs, and fostering economic growth. While offering significant advantages, advancements in transportation also introduce formidable challenges, particularly in terms of energy efficiency. Energy efficiency, encompassing the use of more efficient fuels and minimizing energy losses, emerges as a critical avenue for addressing these challenges. This not only helps reduce operational costs for users but also mitigates adverse environmental impacts. In the pursuit of enhanced energy efficiency, aerodynamics emerges as a key aspect influencing vehicle performance. Aerodynamics delves into how fluid flow characteristics interact with the contours of a vehicle's surface. Water tunnels serve as invaluable experimental containers in aerodynamics, facilitating flow visualization tests using water as the primary medium. Water tunnels offer advantages, including the ease of analyzing flow patterns due to the slower water flow rate. In this research endeavor, we have constructed a water tunnel experimental apparatus to enhance flow visualization. The design is meticulously crafted based on insights from existing literature studies, incorporating features such as a contraction with a 1:6 ratio, the application of flow conditioning, and the inclusion of a circulation pump. To further aid flow visualization, we have developed a dye injection system to represent flow characteristics in the test section. The experimentation involved variations in dye mixtures, including pure carmoisine, a water-carmoisine mixture, and a water-and-milk-carmoisine mixture. Additionally, nozzle sizes were varied between 1 mm (commercial) and 2 mm (capillary pipe), along with adjustments in flow speed using a ball valve opening and closing mechanism (34, 32, 28, 24, 20, 16 LPM). The findings from our study underscore the efficacy of employing a carmoisine and water mixture with a capillary tube nozzle as the optimal system setup. The study results indicate that the optimal system setup involves using a mixture of carmoisine and water with a capillary tube nozzle. At flow rates of 28, 32, and 34 LPM, the fluid flow still exhibits reasonably well-defined streamlines. However, at flow rates of 16, 20, and 24 LPM, there are indications of backflow."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Latar belakang: Sindrom Terowongan Karpal (STK) adalah sindrom yang
mempengaruhi saraf medianus. Gejala yang dirasakan adalah perasaan tebal dan
mati rasa pada tangan yang menyebar hingga ke jari-jari seperti ibu jari, telunjuk
dan jari tengah. Gejala ini mengganggu fungsi tangan sehari hari. Sindrom
Terowongan Karpal adalah salah satu kondisi kesehatan kerja yang paling dikenal
luas; terutama di pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan penggunaan tangan
berulang-ulang. Sindrom Terowongan Karpal juga dikenal dalam industri di mana
pekerjaan melibatkan kekuatan tinggi atau tekanan dan menggunakan alat-alat
bergetar.
Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui nilai Skala Keparahan Gejala
pada penderita STK setelah penanganan konservatif non-operatif selama 3 bulan.
Metode: Penelitian ini dilakukan dengan studi deskriptif potong-lintang dengan
metode pengambilan sampel berturut-turut. Sumber data dalam penelitian ini
adalah dari rekam medis pasien Sindrom Terowongan Karpal di Departemen
Rehabilitasi Medik, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Data tersebut diambil
dari Januari 2014 sampai Februari 2015. Dari 106 pasien Sindroma Terowongan
Karpal, 14 pasien memenuhi kriteria inklusi penelitian ini dikarenakan kriteria
inklusi yang sangat spesifik.
Hasil: Proporsi usia (71.43%) tertinggi dari pasien dalam studi ini adalah antara
26 dan 64 tahun. Dalam studi ini, terdapat lebih banyak pasien wanita (71.43%)
dibandingkan dengan pasien pria. Mayoritas pasien memiliki Indeks Massa Tubuh
(IMT) yang normal (50%). Pasien yang bekerja sebagai pegawai administratif
(35.71%) memiliki proporsi terbanyak dalam studi ini. STK bilateral (57.14%)
juga memiliki proporsi tertinggi dalam studi ini. STK derajat 3 (40.91%) memiliki
prevalensi tertinggi dalam studi ini. Nilai Skala Keparahan Gejala pasien dengan
berbagai derajat STK berkisar antara 11 dan 44., Background: Carpal Tunnel Syndrome is a syndrome that affects the median
nerve. The symptoms are feeling thick and numb on the hand that radiate to the
fingers, especially the first, second and third fingers. These symptoms disturb
daily function of hand usage. Carpal Tunnel Syndrome is one of the most widely
recognised occupational health conditions; particularly in occupations that
requires repetitive use of the hands. Also, Carpal Tunnel Syndrome is recognized
in industries where work involves high force or pressure and usage of vibrating
tools.
Aim: This study was conducted in order to know the value of Symptom Severity
Scale at Carpal Tunnel Syndrome patients after 3 months of conservative
management.
Methods: This study was conducted with descriptive cross-sectional study with
consecutive sampling methods. The source of data in this study was from the
medical record of Carpal Tunnel Syndrome patients in Department of Medical
Rehabilitation, Cipto Mangunkusumo Hospital. The data was taken from January
2014 to February 2015. From 106 carpal tunnel syndrome patients, 14 patients
fulfilled the inclusion this research due to the very specific inclusion criteria.
Results: The highest proportion of patients is aged between 26 to 64 years old
(71.43%). There are more female (71.43%) patients in this study. Majority of the
patients have normal BMI (50%). Patients who work as office administrator
(35.71%) have the highest proportion in this study that could have corelation with
bilateral CTS (57.14%), which has also the highest proportion in this study. Grade
3 CTS (40.91%) have the most prevalence in this study. Lastly, the SSS value of
patients with various degrees of CTS ranges between 11 to 44.]"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gryselda
"Latar belakang: Tangan adalah alat yang sangat penting untuk melakukan berbagai gerakan. Adanya kelainan pada fungsi tangan dapat menyebabkan terganggunya aktivitas seseorang. Sindrom terowongan karpal merupakan salah satu penyakit neurologis pada tangan yang paling sering ditemui.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai skala status fungsi pada pasien dengan sindrom terowongan karpal di Departemen Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.
Metode: Penelitian ini dilakukan dengan metode potong lintang. Sumber data pada penelitian ini adalah rekam medis pasien sindrom terowongan karpal dari Departemen Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Pengambilan data dimulai dari Januari 2014 sampai Januari 2015. Dari sebanyak 106 pasien sindrom terowongan karpal yang ditemukan, sebanyak 13 pasien memenuhi kriteria inklusi penelitian ini.
Hasil: Dari total 13 pasien (20 tangan), ditemukan bahwa perempuan (76,9%), kelompok umur 46-55 tahun (46,2%), normal BMI (53,8%), pasien yang bekerja di bidang administrasi (38,5%), keterlibatan tangan bilateral (53,8%) dan pasien dengan sindrom terowongan karpal derajat 3 (35%) berkontribusi untuk persentase tertinggi pasien sindrom terowongan karpal dalam penelitian ini.

Background: Hands are extremely important organs that help us to do various movements. Any abnormalities on the function of the hand could negatively affect a person?s activities. Carpal tunnel syndrome is one of the most common neurological defect that affect hands.
Aim: This study was conducted to know the value of functional status scale of carpal tunnel syndrome patients in Department of Rehabilitation Medicine, Cipto Mangunkusumo Hospital.
Methods: This study was conducted with cross-sectional method. The source of data in this study was medical records of carpal tunnel syndrome patients in Department of Medical Rehabilitation, Cipto Mangunkusumo Hospital. The data was nested from January 2014 to January 2015. From 106 carpal tunnel syndrome patients found, 13 patients fulfilled the inclusion criteria of this research.
Results: From a total of 13 patients (20 hands), it was found that female (76.9%), age group of 46-55 years old (46.2%), normal BMI (53.8%), office administrator (38.5%), bilateral hand involvement (53.8%) and patients with carpal tunnel syndrome grade 3 (35%) contribute for the highest percentage of carpal tunnel syndrome patients in this study."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Putra
"Latar Belakang. Kuesioner Boston Carpal Tunnel Syndrome (BCTQ) merupakan kuesioner yang dikembangkan untuk menilai keluhan pasien sindrom terowongan karpal dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan uji validasi dan reliabilitas kuesioner BCTQ ke dalam bahasa Indonesia. Metode. Melakukan adaptasi dan translasi transkultural, kemudian dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas kuesioner BCTQ versi bahasa Indonesia. Populasi dari penelitian ini adalah semua pasien dewasa dengan sindrom terowongan karpal yang datang ke Poliklinik Neurologi RSUPNCM yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil. Tiga puluh lima pasien memenuhi kriteria inklusi. Sebagian besar adalah perempuan (88,6%). Usia berkisar antara 45 tahun sampai 71 tahun, dengan prevalensi tertingi > 50 tahun (91,4%), pekerjaan sebagian besar subjek adalah sebagai ibu rumah tangga (77,1%). Pada uji validitas domain derajat keparahan gejala pada uji pertama memiliki nilai antara 0,484-0,781, pada retes didapatkan nilai 0,482 sampai 0,760, untuk domain status fungsional didapatkan nilai antara 0,495 sampai 0,825, dan nilai 0,615 sampai 0,783 pada retes. Hasil uji reliabilitas domain derajat keparahan gejala 0,876 pada uji pertama dan 0,874 pada uji kedua, untuk uji reabilitas domain status fungsional pada uji pertama sebesar 0,857 dan pada retes 0,854. Waktu yang dibutuhkan untuk mengisi kuesioner oleh semua subjek kurang dari 10 menit, Kesimpulan. Kuesioner BCTQ versi Bahasa Indonesia valid dan reliabel dalam mengevaluasi keluhan serta gejala pada pasien dengan sindrom terowongan karpal.

Introduction. Boston Carpal Tunnel Syndrome Questionnaire (BCTQ) is a questionnaire developed to assess complaints and symptoms of carpal tunnel syndrome patients in carrying out daily activities. Aim of this study is to gain a valid and reliable Indonesian version of BCTQ. Methods. Trancultural adaptation and translation from the original version to Indonesian version, then validation and reliability test are carried out. The population of this study was adult patients with carpal tunnel syndrome who came to the neurology department RSUPNCM and met the inclusion criteria. Thirty-five patients met the inclusion criteria, majority are women (88,6%). Age ranged from 45-71 years, with the highest prevalence >50 years old. Most of the subjects were housewife. The value of symptoms severity scale domain between 0,484-0,781 for first test, 0,482-0,760 on the retest. For domain functional status 0,495-0,825 in the first tests, and 0,615-0,783 for the retest. The reliability test for symptoms severity scale domain for the first test is 0,876 and 0,874 for the retest. The realiability test value for functional status 0,857 for the first test and 0,854 for the retest. The time needed to complete the questionnaire is under 10 minutes. Conclusion. Indonesian version of BCTQ is a valid and reliable instrument to be used as instrument in evaluate complaint and symptoms in patients with carpal tunnel syndrome."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Indah Lestari
"

Latar BelakangCarpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan kelainan neuropati perifer terbanyak pada ekstremitas atas akibat terjebaknya atau terjepitnya saraf medianus pada terowongan karpal. Pada pekerja seringkali diakibatkan oleh gerakan repetitif dengan fleksi dan ekstensi pada daerah pergelangan tangan, gerakan menggenggam erat, getaran. Kasus CTS merupakan gangguan muskuloskeletal pada ekstremitas atas yang mengakibatkan pembiayaan kesehatan yang besar, kurangnya produktivitas, hilangnya hari kerja hingga terjadinya disabilitas.

Tujuan : menilai efektivitas terapi nonoperatif bila dibandingkan dengan terapi operatif pada pasien dengan CTS.

Metode : Penelusuran artikel dengan menggunakan Pubmed dan Google Scholar dan menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan sebelumnya. Hasil pencarian artikel tersebut kemudian dilakukan telaah dengan menggunakan kriteria penilaian validitas, tingkat pentingnya hasil yang didapat pada penelitian tersebut, dan kemamputerapan.

Hasil : Studi dalam systematic review ini masih mencakup studi yang sedikit dan sangat heterogen dengan outcomes yang bervariasi sehingga secara clinical efficacy belum dapat diyakini bahwa salah satu intervensi lebih baik yang lainnya pada tatalaksana CTS. Hasil gabungan dari analisis subgrup berupa peningkatan fungsi, peningkatan gejala, peningkatan parameter neurofisiologis, dan biaya perawatan pada waktu tindak lanjut yang berbeda menunjukkan bahwa perbedaan tidak signifikan secara statistik antara kedua intervensi. Perbedaan komplikasi dan efek samping secara statistik signifikan dan pengobatan non operatif mencapai hasil yang lebih baik daripada operatif (OR= 2,03, 95% CI= 1,28-3,22, p= 0,003).

Kesimpulan : Tatalaksana pada pasien Carpal Tunnel Syndrome baik dengan intervensi operatif maupun non operatif memiliki keuntungan masing- masing. Hasil intervensi dari segi peningkatan fungsi, perbaikan gejala dan parameter neurofisiologi serta pembiayaan tidak ada ada perbedaan yang signifikan antara keduanya. Intervensi operatif dapat dilakukan apabila perawatan non operatif gagal.


Background : Carpal Tunnel Syndrome (CTS) is the most common peripheral neuropathy in the upper extremities due to trapping or pinching of the median nerve in the carpal tunnel. In workers it is often caused by repetitive movements with flexion and extension on the wrist area, tight grasping movements, vibration. CTS cases are musculoskeletal disorders of the upper extremities with the most expensive health financing in the United States. In addition, it also causes loss of work days that exceed other occupational diseases other than fractures. CTS also results in large compensation expenditures, lack of productivity to disability.

Objective: to assess the effectiveness of nonoperative therapy when compared with operative therapy in patients with CTS.

Methods: Searching the articles by using Pubmed and Google Scholar as well as inclution and exclution criteria predetermined, articles were than performed using the assesment criteria of validity, importance, and ability applied

Results: The studies in this systematic review still include few and very heterogeneous studies with varying outcomes so that clinical efficacy cannot yet be believed that one of the other interventions is better in the management of CTS. The combined results from the subgroup analysis of improved function, improved symptoms, increased neurophysiological parameters, and treatment costs at different follow up times showed that the difference was not statistically significant between the 2 interventions. The difference in complications and side effects was statistically significant and nonoperative treatment achieved better results than operative (OR= 2.03, 95% CI= 1.28-3.22, p= 0.003).

Conclusion: The management of Carpal Tunnel Syndrome patients with both operative and non-operative interventions has their respective advantages. The results of the intervention in terms of improved function, improvement of symptoms and neurophysiological parameters and financing there is no significant difference between the two. Operative intervention can be done if non-operative care fails.

"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuniati Setianingsih
"ABSTRAK
Peningkatan jumlah pekerja konstruksi sebagai populasi berisiko berdampak pada munculnya berbagai penyakit akibat kerja, diantaranya keluhan Carpal Tunnel Syndrome. Pengetahuan ergonomi yang rendah dapat menjadi faktor munculnya keluhan Carpal Tunnel Syndrome. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ergonomi dengan keluhan Carpal Tunnel Syndrome pada pekerja di Proyek X. Desain penenelitian menggunakan studi cross-sectional dengan melibatkan 140 responden pekerja konstruksi yang diambil melalui teknik Accidental Sampling. Tingkat pengetahuan ergonomi dan keluhan Carpal Tunnel Syndrome diukur menggunakan kuesioner modifikasi penelitian sebelumnya. Hasil analisis Chi Square menunjukkan terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ergonomi dengan keluhan Carpal Tunnel Syndrome p value= 0,035 . Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ergonomi dengan keluhan Carpal Tunnel Syndrome pada pekerja di Proyek X. Hasil penelitian merekomendasikan dilakukannya upaya promotif dan preventif untuk meningkatkan pengetahuan ergonomi pekerja dan mengurangi angka keluhan Carpal Tunnel Syndrome.

ABSTRACT
The increase of construction workers as at risk population have an impact on the emergence of occupational diseases, including Carpal Tunnel Syndrome complaints that often experienced by construction workers. Low knowledge level of ergonomics can be a risk factor of Carpal Tunnel Syndrome complaints. The purpose of this research was to find the relationship between ergonomics knowledge level and Carpal Tunnel Syndrome complaints in Project X workers. This research used cross sectional study design which involved 140 construction workers used Accidental Sampling technique. Ergonomics knowledge level and Carpal Tunnel Syndrome complaints measured by modified questionnaire from previous research. The result used Chi Square test showed there was a relationship between ergonomics knowledge level and Carpal Tunnel Syndrome complaints p value 0,035 . The conclusion of study was there is a relationship between ergonomics knowledge level and Carpal Tunnel Syndrome on workers of Project X. This research recommends promotional and preventive efforts to increase ergonomics knowledge of workers and reduce the number of Carpal Tunnel Syndrome complaints. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>