Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149402 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nugroho Sigit Pamungkas
"Pendinginan adsorpsi menggunakan karbon aktif yang nantinya dapat diterapkan untuk pembuat es pada kapal nelayan. Penggunaan adsorber sebagai pembuat es ini nantinya akan mengurangi penggunaan formalin sebagai pengawet ikan hasil tangkapan yang sudah dilarang saat ini. Fluida refrigeran yang digunakan dalam penelitian ini adalah methanol dengan kadar 98%. Suhu evaporator pada penelitian ini hanya dicapai pada 17oc dan alat ini masih membutuhkan pengembangan lebih lanjut.

The research is developing adsorber as main component in adsorption refrigeration system that used activated carbon, later it can be applied on fishing boat?s ice maker. The main idea is to reduce formalin as preservative for fish that lately forbidden. 98% consentration methanol is used as refrigerant. Temperature at evaporator in this research can only reach at 17oc and this equipment need further development."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S37926
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Fadillah Utama Putera
"Isu lingkungan mengenai pemanasan global dan penipisan ozon merupakan faktor pendorong inovasi ramah lingkungan. Oleh karena itu, dikembangkanlah alat pendingin adsorpsi menggunakan metanol yang ramah lingkungan sebagai refrigeran dan karbon aktif sebagai adsorben. Sistem ini menggunakan metanol sebagai refrigeran yang memiliki karakteristik zero ozone depletion potential (ODP) dan zero global warming potential (GWP). Faktor yang paling penting dalam upaya peningkatan kapasitas pendinginan adalah dengan meningkatkan perpindahan panas dan massa di dalam adsorber/desorber dengan cara memperbesar luas bidang perpindahan panas adsorben dan mengembangkan material adsorben baru yang memiliki nilai laju penyerapan yang tinggi.
Alat pengujian adsorpsi yang dibuat terdiri dari adsorber dan adsorbat storage yang disatukan dalam sebuah sistem dan variasi bentuk karbon aktif untuk mengetahui karakteristik proses adsorpsi dan efek pendinginan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan metanol sebanyak 120 ml dan karbon aktif sebanyak 100 gr selama proses adsorpsi 60 menit. Perbedaan temperatur terendah yang dicapai di adsorbat storage adalah 6ºC yaitu saat adsorben divariasikan bentuknya dengan menggunakan jaring yang bertujuan untuk memperbesar luas permukaan adsorben dengan mass transfer lebih tinggi.

Environmental issues about global warming and ozone depleting are the factors stimulating green innovation. Therefore, adsorption refrigeration system has been developed with methanol as a green refrigerant and activated carbon as adsorbent. Methanol is a refrigerant which have characteristic zero ozone depletion potential (ODP) and zero global warming potential (GWP). Important factor to increase cooling capacity is increase heat transfer and mass inside of adsorber with increase face of heat transfer of adsorbent and improve new material for adsorbent which has high rate adsorption value.
Experimental device adsorption consists of adsorber and adsorbat storage as a system and variation of activated carbon to understand characteristic of adsorption process and refrigeration effect. Experimental is done using 120 ml of methanol and 100 gr of activated carbon during adsorption procees 60 minutes. Lowest temperature difference achieved on adsorbat storage is 6ºC which is when apply variation form of activated carbon using net in order to expand surface area with higher mass transfer.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50944
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurkholis Jayaswabowo
"Penelitian ini untuk mengembangkan Adsorber sebagai komponen penting pada sistem pendinginan adsorpsi menggunakan karbon aktif yang nantinya dapat diterapkan untuk pembuat es pada kapal nelayan. Penggunaan adsorber sebagai pembuat es ini nantinya akan mengurangi penggunaan formalin sebagai pengawet ikan hasil tangkapan yang sudah dilarang saat ini. Fluida refrigeran yang digunakan dalam penelitian ini adalah methanol dengan kadar 98%. Methanol merupakan refrigeran yang aman untuk lingkungan walaupun methanol sangat mudah terbakar. Penelitian ini nantinya akan menganalisa sistem pendingin menggunakan karbon aktif dan memberikan usulan solusi pemecahan masalah dari adsorber untuk pengembangan adsorber lebih lanjut.

The research is developing adsorber as main component in adsorption refrigeration system that used activated carbon, later it can be applied on fishing boat?s ice maker. The main idea is to reduce formalin as preservative for fish that lately forbidden. 98% consentration methanol is used as refrigerant. Methanol considered safe for environment even though it is highly flameable.
Later the research analyze the activated carbon-cooling system and to give possible solution for problems in adsorber sistem for continous improvement.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S37329
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Khairunisa
"Usaha untuk meningkatkan efisiensi penggunaan karbon aktif pada penurunan konsentrasi fenol dalam air dilakukan dengan memberikan perlakuan elektrokimia. Perbandingan antara teknik adsorpsi dengan karbon aktif, teknik oksidasi elektrokimia pada elektrode Pt, dan kombinasi keduanya dilakukan untuk mengamati perbedaan diantara ketiganya pada kondisi optimum. Optimasi yang diperoleh dengan teknik adsorpsi berupa waktu kontak adsorben (karbon aktif) dengan adsorbat larutan fenol dalam air selama 60 menit dan larutan fenol dalam NaCl 0,1 M selama 45 menit, serta jumlah karbon aktif untuk mengadsorpsi larutan fenol sebesar 1 gram. Pada teknik oksidasi optimasi yang diperoleh berupa potensial 5 V yang diberikan pada sel elektrokimia. Hasil optimasi yang didapat pada teknik adsorpsi dan oksidasi digunakan juga pada teknik kombinasi. Dengan menggunakan kondisi optimum, konsentrasi fenol pada teknik adsorpsi dapat diturunkan hingga 29,72%; pada teknik oksidasi 36,02%; dan pada teknik kombinasi 50,58%. Hasil yang sama juga diperoleh untuk nilai COD fenol yang mengalami penurunan hingga 19,73% (adsorpsi); 12,21% (oksidasi); dan 11,37% (kombinasi). Penurunan konsentrasi fenol dan COD diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S30417
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistiyanto Nugroho
"ABSTRAK
Teknologi adsorpsi dengan memanfaatkan karbon aktif dapat digunakan dalam proses pengendaliau logam berat dalam limbah cair. Pada penelitian mengenai pengendalian kadar Cu dalam limbah cair, digunakan karbon aktif sebagai media adsorben karena memiliki beberapa keunggulan dalam hal struktur pori yang rncmberikan kapasitas penyerapan yang tinggi, bahan baku yang murah dan mudah diperoleh, serta dapat diregenerasi untuk beberapa lcali proses adsorpsi.
Proses adsorpsi karbon aktif terhadap larutan CuSO4 sebagai limbah Cu sintetik dilakukan pada sistem Batch. Dalam percobaan dilakukan beberapa macam variasi, yaitu ukuran danjumlah karbon aktif yang digunakan scrta beberapa macam konsentrasi awal larutan CuSO4, yaitu 50, 100, dan 250 mg/1. Dari proses adsorpsi yang dilakukan selarna 30 jam, diperoleh pola kuzva terobosan (brealdhrough curve) yang terjadi dalam waktu 2 jam pertama pross adsorpsi dan kesetimbangan adsorpsi tercapai bergantung pada konsentrasi awal larutan Cu, serta karbon aktif yang digunakan.
Dari hasil percobaan diperoleh bahwa karbon aktif yang berukuran 0,8 - 1 mm mempunyai kemampuan adsorpsi iebih besar dibandingkan dengan karbon aktif berukuran yang lebih besar, yaitu 1,4 - 1,7 mm. Agar kadar Cu limbah berada di bawah ambang batas I mg/l, lamanya proses adsorpsi dan jumlah kaxbon aktif yang dibutuhkan tergantung pada besamya konsentrasi awal dari limbah Cu.

"
2001
S49253
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Fidelis Kalmen
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S49045
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Bayu Perdana
"Gas alam adalah sumber energi alternatif sebagai bahan bakar gas pada kendaraan bermotor maupun industri. Dikarenakan rendahnya nilai kalor dari gas alam yang hanya bernilai 40 kJ/L, sedangkan nilai kalor bahan bakar minyak, yaitu 3.5x104 kJ/l. Maka, dibutuhkan teknologi penyimpanan yang mampu meningkatkan nilai berat jenis dari gas alam. Adsorbed Natural Gas (ANG) adalah teknologi yang mampu menyimpan gas alam dengan tekanan tabung vessel yang lebih rendah, yaitu sekitar 3.5 – 4 MPa, jika dibandingkan dengan teknologi konvensional yang sudah banyak digunakan, yaitu Compressed Natural Gas (CNG) dimana tekanan tabung vesselnya mencapai 20 MPa. Proses adsorpsi menggunakan karbon aktif sebagai bahan penyerap (adsorben) dan gas metana sebagai bahan yang diserap (adsorbat). Pasangan adsorben dan adsorbat ini akan diuji coba dengan proses adsorpsi maupun desorpsi dengan melihat nilai kapasitasnya (V/V), yaitu volume gas metana yang tersimpan didalam tabung dibanding dengan volume karbon aktif yang digunakan, serta akan dilihat karakteristik temperaturnya pada beberapa titik didalam tabung.

Natural gas is an alternative energy source as a fuel gas for motor vehicles nor industrial use. To use natural gas, a storage vessel technology that could increase natural gas density is needed, it is because the low of calorific value of natural gas which is around 40 kJ/l, while petroleum oil calorific value is around 3.5x104 kJ/l. Adsorbed Natural Gas (ANG) is a technology which could store natural gas at low pressure which is around 3.5 – 4 MPa compared with Compressed Natural Gas (CNG) that reach 20 MPa of pressure. Adsorption process use activated carbon as adsorbent and methane gas as adsorbate. This pair of adsorbent and adsorbate will be experimented with adsorption and desorption process to get the capacity value (V/V) which is the volume of methane gas that stored in the vessel divided by the volume of activated carbon being used, also temperature characteristic inside the vessel on some point will be analyzed."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S44002
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reno Pratiwi
"Proses degradasi polutan organik diharapkan dapat berlangsung lebih efektif dengan menggabungkan kedua proses fotokatalisis dan adsorpsi. Pada penelitian ini dilakukan variasi komposisi TiO2 - karbon aktif sebagai fotokatalis dan adsorben untuk mengetahui komposisi yang memberikan hasil penyisihan terbaik.
Ti02 dipreparasi menggunakan Ti(Opr)4AcAc sebagai precursor dengan metode sol gel. Selanjutnya sol Ti02 dicampurkan dengan serbuk karbon aktif pada berbagai komposisi kemudian diuapkan dan dikalsinasi. Material fotokatalis adsorben (AFT) kemudian dikarakterisasi dengan BET dan XRF untuk mengetahui luas permukaan dan prosentase jumlah katalis di permukaan adsorben. Uji kinetika proses degradasi fenol oleh material fotokatalis adsorben dalam reaktor Air Sparged Tube Reactor dilakukan untuk menentukan parameter parameter kinetika yaitu konstanta laju reaksi (kr), konstanta kesetimbangan adsorpsi (Kc) dan energi aktifasi (EA) Dalam analisis data digunakan model kinetika Langmuir-Hinshelwood untuk menggambarkan pembentukan CO2.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada penggunaan AFT dengan kandungan Ti02 kurang dan 50% penyisihan fenol terbanyak diperoleh pada komposisi 15% Ti02 dan 85% karbon aktif (AFT 15% TiO2) sedangkan pada penggunaan AFT dengan kandungan Ti02 lebih besar dan 50% komposisi 65% TiO2 dan 35% karbon aktif (AFT 65% Ti02) memberikan hasil terbaik. Model persamaan Langmuir-Hinshelwood berlaku pada saat kesetimbangan adsorpsi karbon aktif tercapai dimana hal tersebut dipengaruhi oleh jumlah karbon aktif di dalam AFT. Pada penggunaan AFT 15% TiO2 diperlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai kesetimbangan adsorpsi (=30 menit) daripada penggunaan AFT 65% TiO2(=5 menit).
Perbandingan parameter kinetika yang dilakukan terhadap dua kondisi optimum menunjukkan bahwa penambahan karbon aktif dapat meningkatkan kemampuan adsorbsi AFT namun disis Iain menurunkan kemampuan AFT dalam mendegradasi fenol. Umur AFT 15% TiO2 diduga lebih pendek daripada AFT 65% TiO2 karena harga kr yang lebih kecil dan harga Kc yang leblh besar sehingga AFT 15% TiO2 akan lebih cepat jenuh dengan fenol."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T21269
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denni Mulia Noventianus
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang pengaruh putaran autoclave pada proses pembuatan
karbon aktif dari ampas kopi Indonesia, yaitu dari kopi Lampung jenis Robusta.
Karbon aktif adalah senyawa karbon yang telah ditingkatkan daya adsorpsinya
dengan melakukan proses karbonisasi dan aktifasi. Pembuatan karbon aktif
dilakukan dengan proses karbonisasi pada temperatur 700 oC dan proses aktifasi
secara fisika pada temperatur 800 oC dengan laju aliran N2 dan CO2 100 ml/mnt
konstan untuk setiap putaran autoclave. Variasi putaran autoclave yang dilakukan
adalah 9 rpm, 12 rpm dan 20 rpm.
Pada penelitian ini, kita dapat mengetahui hasil burn off dan iodine number dari
variasi putaran autoclave pada proses karbonisasi dan aktifasi fisika. Dan hasilnya
didapat nilai burn off tertinggi 79,78 % pada putaran motor 9 rpm dan nilai iodine
number tertinggi 83,50 mg/g pada putaran 9 rpm.

ABSTRACT
This final project studied about the effect of autoclave speed in making activated
carbon from Indonesian coffee grounds, which location from Lampung. Activated
carbon is a carbon compound that has been increased its adsorption capability by
doing carbonization and activation process. The making of activated carbon was
done by doing carbonization process at temperature of 700 oC and physical
activation process at temperature of 800 oC with N2 and CO2 flow of 100 ml/mnt
constant for each autoclave speed. Variation of autoclave speed are 9 rpm, 12 rpm
and 20 rpm.
In this research, we can find out the burn off point and iodine number with the
variation of autoclave speed on carbonization and physical activation process. The
result is the highest 79.78 % of burn off point at 9 rpm and the highest value 83.50
mg/g of iodine number at 9 rpm."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42166
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anyi Salim
"Pencemaran udara dalam ruang (indoor air polution) dapat memberikan dampak yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Polutan utama dalam indoor air polution adalah gas formaldehida. Adsorpsi dengan karbon aktif efektif dapat digunakan untuk mengurangi kadar formaldehida dalam ruangan. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan karbon aktif dengan menggunakan bambu petung Indonesia untuk dikarbonasi dan selanjutnya diaktivasi kimia dengan KOH. Hasil karbon aktif lalu ditempelkan dengan partikel nano Ag.
Dari hasil uji luas permukaan untuk karbon dengan aktivasi fisika (KAF) diperoleh 205 m2/g dan aktivasi kimia sebesar (KAK) 698,8 m2/g. Selanjutnya Penambahan partikel nano Ag pada karbon aktif juga meningkatkan luas permukaan sebesar 12,3% yaitu pada karbon aktif dengan aktivasi kimia yang telah ditambahkan partikel nano Ag (KAK-Ag) menjadi 784,5 m2/g.
Uji adsorpsi menunjukkan bahwa pada konsentrasi kesetimbangan sekitar 20 ppm, karbon aktif dengan aktivasi kimia dan penambahan partikel nano Ag (KAK-Ag) mengadsorpsi sebesar 0,0335 mg/g, karbon aktif dengan aktivasi fisika dan penambahan partikel nano Ag (KAF-Ag) mengadsorpsi sebesar 0,0254 mg/g dan karbon aktif dengan aktivasi fisika (KAF) mengadsorpsi sebesar 0,0181 mg/g sehingga adanya penambahan nano partikel Ag meningkatkan kapasitas adsorpsi sebesar 40%.

Indoor air polution can give harmful effects to human health. The main pollutans in indoor air pollution is formaldehyde gas. Adsorption by activated carbon can be effectively used to reduce indoor formaldehyde levels. In this research, the manufacture of activated carbon using bamboo petung Indonesia to carbonation and then chemically activated with KOH. The results of the activated carbon then added with Ag nano particles.
From the test results the surface area for activated carbon by activation of physics (KAF) obtained 205 m2/g and chemical activation (KAK) of 698,8 m2/g. Further addition of Ag nano particles on activated carbon also increases the surface area 12,3% for activated carbon with chemical activation added Ag nano particles (KAK-Ag) to 784,5 m2/g.
Adsorption test showed that the equilibrium concentration of about 20 ppm, Activated Carbon with chemical activation and addition of nano Ag particle (KAK-Ag) adsorbs at 0,0335 mg/g, Activated Carbon with physical activation and addition of nano Ag particle (KAF-Ag) adsorbs at 0,0254 mg/g and Activated Carbon with Physical activation (KAF) adsorbs at 0,0181 mg/g, so with addition of nano Ag particle can increases adsorption capacity by 40%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S43917
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>