Ditemukan 66394 dokumen yang sesuai dengan query
Ali Syahbana
"PT Pauwels Trafo merupakan salah satu perusahaan produsen transformer daya dimana pada awal berdirinya perusahaan ini, kegiatan merancang suatu transformer adalah dengan menggunakan alat bantu manual berupa meja gambar yang kemudian sistem desain tersebut berkembang menggunakan teknologi komputer dengan software Autocad 2D. Mulanya dengan menggunakan kedua hal diatas masih cukup efektif dalam merancang suatu produk. Tetapi seiring dengan permintaan dari pelanggan yang terus meningkat dan kemajuan teknologi yang cukup pesat, maka dibutuhkan perbaikan atau pengembangan (improvement) dari proses desain transformer.
Perancangan sistem clamping transformer merupakan salah satu proses perancangan mekanikal transformer, dimana pada tahap desain ini dilakukan perubahan dan perbaikan sistem perancangan yaitu dengan otomatisasi perancangan konstruksi menggunakan analisa perhitungan kekuatan bahan. Dalam hal ini otomasi desain berbasis pada desain template model 3D menggunakan software Solidworks dengan aplikasi API (Aplication Programming Interface).
Dengan perbaikan dan perubahan sistem perancangan diharapkan dalam desain transformer khususnya perancangan clamping transformer menjadi mudah dilakdan mengalami kenaikan nilai efesiensi sebesar 20%. Sehingga menghasilkan produk transformer yang optimal dari segi kekuatan clamping dan dapat memenuhi seluruh permintaan pelanggan produk transformer dan bersaing dengan kompetitor pabrikan transformer lainnya.
PT Pauwels Trafo is one of transformer company in Indonesia. PT Pauwels Trafo using manual tool such as drawing table to design its transformer when it was founded. PT Pauwels Trafo improved its designing system by using computer technology named Autocad software. Using both drawing table and Autocad 2D to design a product were still effective at the beginning. But during the increasing of customer demand and innovation in technology, PT Pauwels Trafo needed to make some modification or improvement to design a transformer.Clamping system design of transformer is one of a mechanical transformer design process. At this level, transformer design system needs to make some changes and modification by automation construction design using mechanical calculation analytic. This automation design system based on 3D model of template design by using Solidworks software with API (Application Programming Interface).With all changes and modification in transformer design system, hopefully can force the mechanical design process especially the transformer clamping design to become more effective and efficient. By produce an effective and optimal transformer, PT Pauwels Trafo can afford all customer demand and also can compete with others transformer company."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S37932
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Adi Indra Winata
"Shell and tube Heat Exchnger adalah alat penukar kalor yang banyak sekali digunakan di dunia industri. Saat ini kebanyakan perusahaan dalam merancang suatu alat penukar kalor tipe shell and tube menggunakan metode perhitungan manual ataupun software tersendiri dan pembuatan kerja dilakukan dengan software AUTOCAD 2D, dimana kedua proses ini dilakukan secara terpisah yang membutuhkan waktu yang relatif lama. Namun seiring dengan permintaan industri yang terus meningkat dan kemajuan teknologi yang cukup pesat maka dibutuhkan perbaikan atau pengembangan (improvement) dari proses perancangan produk alat penukar kalor ini.
Oleh karena itu dibuatlah sebuah metode otomasi desain yang mengintegrasi proses perhitungan dan pembuatan gambar kerja. Proses perhitungan menggunakan software VBA microsoft excel sedangkan pengambaran dan pemodelan konstruksi menggunakan software Autodesk Inventor. Kedua proses bekerja terintegrasi dalam sebuah template.
Dengan otomasi desain 3D template ini diharapkan dalam perancangan produk alat penukar kalor ini dapat menghasilkan produk yang optimal dan dapat memenuhi keubutuhan desain, melalui proses yang relatif cepat.
Shell and tube Heat Exchanger is a device used for exchanging heat which is often used in industries. Nowaday, most corporations are using manual or software mathematic methods in calculating and designing a shell and tube heat exchanger, and for creating drawing, they use software AUTOCAD 2D where these two process are done separately and taking a long period of time. But along with great increasing demand and improvements in technology, an improvement or development in designing the heat exchanger device is needed.That is why an auto design method which integrate the calculation and design of the drawing is created. The calculation process use VBA microsoft excel software and for the drawing and construction modelling process use Autodesk Investor software. Both of the processes work integrately in a template.By using the 3D template auto design, optimal results of designing heat exchanger device can be created and fulfilling the design requirement through a fast process."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50743
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
TA3250
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Hilman Zikri Umar
"Permintaan pasar yang terus menuntut peningkatan proses merancang model 3D agar dapat dilakukan dengan cara yang lebih sederhana dan mudah mengindikasikan dibutuhkannya sebuah metode perancangan yang lebih cepat dan fleksibel. Tantangan-tantangan seperti ini menggerakkan proses perancangan kearah desain otomasi untuk meningkatkan efekvifitas waktu serta proses perancangan.
Penelitian ini mencoba untuk melakukan perbaikan dan peningkatan proses perancangan desain 3D yang dirancang berdasarkan perhitungan dan standarisasi yang telah tersedia kearah otomasi desain dengan menggunakan aplikasi bahasa pemograman logika iLogic Autodesk Inventor untuk mendesain 3D template sebagai alat bantu desain otomasi Air-Slide Conveyor.
Metode yang dikembangkan telah diimplementasikan ke dalam program dan dapat mengotomasi berbagai konfigurasi parameter seperti tipe, material, sudut kemiringan, dan lain-lain sehingga dapat menghasilkan Air-Slide Conveyor yang optimal dan memenuhi berbagai kebutuhan desain dengan proses yang lebih cepat.
With market demand on improvement 3D model rsquo s design process, which allows the process can be done in simpler and easier way indicates the need of a faster and more flexible method. These challenges drive the design process towards automatic design to improve time effectiveness in designing 3D model. This research tries to make improvements and innovation in 3D design process that is designed by calculation and standardization towards design automation by using iLogic Autodesk Inventor, also design 3D template as an Air Slide Conveyor rsquo s automation design tool. The developed method has been implemented to a program and able to automate various parameter configurations such as type, materials, inclination, etc. In the end, using 3D template to produce an effective and optimal model of Air Slide Conveyor, can afford various design requirements with easier and faster process."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67093
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Suparno Sastra M.
Jakarta: Elex Media Komputindo, 2009
620.004 2 SUP d
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Raihan Naufal Satria, Author
"Inspeksi pipa adalah suatu metode yang sangat penting dalam semua industri energi. Pipa sendiri digunakan untuk mentransportasikan fluida di dalamnya dari suatu tempat ke tempat lainnya. Seiring berjalannya waktu, pipa harus diinspeksi dan dirawat karena fluida yang mengalir di dalamnya bersifat korosif. Inspeksi visual adalah metode yang mudah untuk diinspeksi. Namun, beberapa pipa yang sulit dijangkau sangat susah untuk di inspeksi. Mengembangkan cara yang mudah untuk menyelesaikan masalah ini adalah menggunakan dunia robotik. Di era yang sudah maju ini, dunia robotik sudah termasuk hal yang lazim untuk digunakan, tetapi masih ada beberapa limitasi dengan penggunaannya. Hal ini terjadi karena penggunaan robot memakan biaya yang mahal dari struktur robotnya sendiri. Untuk mengurangi beban biaya produksi dari robot sendiri, riset ini akan membahas kustomisasi produksi alat dengan menggunakan cara “3D Printing” dan mekanisme kontrol yang mudah digunakan dengan menambahkan fitur visual. Robot yang dinamakan In-Pipe Inspection Robot (IPIR) ini bisa menjadi permulaan dalam hal “smart technology” untuk inspeksi kondisi dalam pipa. Di segmen ini, inspeksi visual yang digunakan adalah menggunakan kamera. Untuk menjalankan kontrol dari alatnya sendiri yaitu menggungakan joystick sebagai input dan DC motor sebagai output. Dimensi pipa menggunakan diameter 6” dengan diameter dalam 154.08 mm. Metode riset ini pun akan dimulai dari studi literatur untuk tipe robot yang dipakai, lanjut dengan desain robot dan diakhiri dengan proses produksi dengan mengoptimasikan penggunakan 3D Printing.
.Pipe inspection is an important event in all of the energy industries. Pipes are used to transport any kinds of fluids from one place to another. During the period times, a pipe must be inspected and maintained because of the fluids that carries inside of a pipe in the energy industries can easily cause damage to the inner wall such as corrosion, erosion, degradation, and many other factors. Visual inspection is the easy method to inspect. But, a pipe in which placed at an unreachable area is very hard to inspect. Developing an easy way to solve this is by using in the field of robotics. In this new era, robotics is very common to use as well but there are some limitations of by using it. This because of the high cost production of the robot structure itself. To reduce the production cost and solve the problem of visual pipe inspection, this paper will be discussing the customization production of the robot structure by using a 3D Printing and a simple control mechanism with adding the visual feature. A robot called In-Pipe Inspection Robot (IPIR) can be the start of having a smart technology for inspecting the condition of the inner wall pipe. In this part, the visual inspection is using a camera. For the driving control of the robot will be using a joystick act as an input and DC motor as the output. The pipe size diameter will be using a 6” pipe with an inner diameter of 154.08 mm. The method of by doing this research is start from determine and study the robot type then design the robot and print the design by optimizing the use of 3D Printing."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Dwina Kuswardani
"Dalam tesis ini dilakukan desain template pada klasifikasi bentuk lengkung gigi menggunakan regresi kuadratik. Desain template ini sangat diperlukan untuk membedakan 3 bentuk lengkung gigi yaitu Tapered, Ovoid, dan Square. Ketiga bentuk lengkung gigi tersebut mempunyai kemiripan sangat dekat sehingga dilakukan suatu desain template yang lebih spesifik agar didapat hasil klasifikasi yang baik. Dasar dari pembentukkan desain template bentuk lengkung gigi adalah lebar interkaninus, tinggi interkaninus, dan tinggi intennolar. Pengklasifikasian berdasarkan 3 variabel itu menjadi lebih baik dibandingkan hanya dengan template tunggal. Desain template dibagi dalam 4 skenario. Pertama, rahang atas dan rahang bawah. Kedua, rasio dari tinggi kaninus dan lebar kaninus. Ketiga, lebar kaninus dan keempat, rasio dari tinggi intennolar dan lebar interkaninus Metode yang digunakan pada desain template ini adalah metode regresi kuadratik. Sedangkan proses klasifikasi bentuk lengkung gigi menggunakan metode least square loss function. Uji coba dilakukan terhadap 120 citra gigi yang didapat dari beberapa klinik gigi di Jakarta. Hasil klasifikasi dari desain template yang diusulkan mempunyai akurasi 16,6% lebih baik dibandingkan dengan desain template tunggal. Desain template ini diharapkan dapat membantu dalam menentukan klasifikasi bentuk lengkung gigi dari citra model cetakan gigi sehingga dapat membuat diagnosa guna perencanaan perawatan yang tepat.
In this thesis, template design of dental arch classification is accomplished using quadiatic regression. This template design is required to differ 3 types of dental arch, namely: Tapered, Ovoid, and Square. These 3 types of the dental arch has close similarity among them, therefore a more specific template design is needed in order to obtain the better classification result. The parameters of the dental arch template design are the width of intercanine, height of intercanine, and the height of intermolar. The classification based on those 3 variables yields better results than the classification based only single template. The template design is divided into 4 scenarios: (1) the upper jaw & mandible (2) height-width ratio of intercanine, (3) width of intercanine, and (4) ratio of intermolar height - width intercanine. The method used in this template design is quadratic regression method. Meanwhile, the classification of dental arch form uses least square loss fiinction method. An experiment involves 120 dental images obtained from several dental clinic in Jakarta. The classification results using proposed template design yield accuracy 16,6% better than the classification using single template. This template design is supposed to assist the decision process of classification dental arch fonn from the model image of dental mold, so the diagnosis can be obtained for convenient dental treatment."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2009
T25774
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Indah Agustien Siradjuddin
"Masalah yang biasa terjadi dalam pembuatan sistem pengenalan wajah adalah jumlah dimensi yang terlalu besar untuk diproses ke dalam classifier, sehingga biaya komputasi yang dibutuhkanpun akan semakin besar pula. Penelitian berikut mencoba untuk mereduksi dimensi dalam ruang spatial akan tetapi dari hasil reduksi dimensi ini tidak membuat proses ekstraksi fitur kehilangan informasi penting yang mengakibatkan penurunan akurasi pengenalan.
Reduksi dimensi dalam ruang spatial ini didapatkan dengan cara membangkitkan sejumlah garis pada data citra secara acak. Ada dua metode dalam membangkitan garis yaitu Fitur Garis Acak (FGA) dan Template Fitur Garis Acak (TFGA). Pada FGA, sejumlah garis dibangkitkan pada seluruh data citra secara acak. Sedangkan TFGA, sejumlah garis dibangkitkan hanya satu kali saja dan himpunan garis ini yang akan digunakan untuk membangkitkan garis pada data citra yang lain. Dari masing-masing garis ini dibangkitkan sejumlah spatial window. Vektor representasi citra didapatkan dari rata-rata intensitas yang terdapat pada spatial window tersebut. Vektor representasi citra ini akan dijadikan fitur untuk classifier. Classifier yang digunakan adalah k-nearest neighborhod dan backpropagation sebagai pembanding.
Dari hasil percobaan menggunakan database weizmann, didapatkan bahwa pengenalan akan lebih stabil jika metode untuk membangkitkan garis adalah TFGA. Selain stabil dengan metode TFGA ini akurasi pengenalan lebih baik dibandingkan dengan metode FGA pada jumlah garis yang sama. Pada jumlah garis yang terkecil dengan menggunakan classifier k-nearest neighborhod, rata-rata akurasi pengenalan metode FGA adalah 46.67% sedangkan dengan TFGA akurasi pengenalan adalah 57.14%. Dengan classifier pembanding backpropagation dan menggunakan metode TFGA didapatkan rata-rata akurasi pengenalan 78.29%. Secara umum dari keseluruhan metode semakin bertambah jumlah garis maka semakin meningkat pula tingkat akurasi pengenalan."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2006
T529
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Maulana Yusuf
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2003
T40385
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Haries Efrika
"Penelitian ini adalah kelanjutan dari penelitian-penelitian sebelumnya mengenai pengenalan wajah dan penentuan sudut pandang wajah 3D dengan metode Nearest Feature Line (NFL) dan optimasi ruang ciri lewat Algoritme Genetika (GA). Umumnya, ruang ciri dibentuk berdasarkan vektor-vektor eigen dengan nilai-nilai eigen terbesar. Fokus utama penelitian ini terletak pada pengkombinasian vektor eigen (bukan hanya yang terbesar) dalam membangun ruang ciri. Untuk menganalisis seberapa baik ruang ciri yang dibentuk lewat cara tersebut, dilakukan beberapa eksperimen pengenalan wajah dan penentuan sudut pandang wajah 3D pada tiga skema-sistem: Fully-KLT, Subset-1-KLT dan Subset-2-KLT. Tingkat pengenalan yang diperoleh mencapai 91,7% untuk pengenalan wajah pada skema Fully-KLT dan Subset-2-KLT, dan mencapai 87,5% untuk penentuan sudut pandang wajah pada skema Fully-KLT. Berdasarkan hasil eksperimen, diperoleh kesimpulan bahwa ruang ciri dengan kombinasi vektor eigen dapat lebih optimal dalam hal representasi data spasial. Namun, ruang ciri yang tersusun atas vektor-vektor eigen terbesar unggul dalam hal perbandingan antara tingkat pengenalan yang diberikan dengan pengurangan lebar dimensi. "
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library