Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 167064 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Perkembangan teknologi dibidang telekomunikasi khususnya untuk aplikasi-
aplikasi multimedia memerlukan suatu sistem jaringan yang dapat mengirimkan
infomiasi dengan kualitas yang baik sekaligus memiliki tingkat kecepatan yang
memuaskan dengan biaya yang teujangkau. Videoconference merupakan salah satu
aplikasi multimedia tersebut yang mulai banyak dibutuhkan saat ini. Penggunaan
layanan videoconference ini telah menyebar di berbagai bidang kehidupan, mulai dari
duinia pendidikan, industri, hukum, kesehatan, maupun yang lainnya. Sehingga
dibutuhkan infrastruktur yang memadai untuk itu. Videoconference over ATM
merupakan salah satu metode yang ditawarkan untuk dapat menjawab tantangan ini.
Dimana teknologi ATM ini memiliki dua kelas layanan yang berbcda yang dapat
melayani aplikasi videoconference. Kedua kelas layanan tersebut adalah kelas CBR
(Constant Bit Rate) dan kelas VBR (Variable Bit Rate).
Pada skripsi ini akan dibandingkan unjuk kerja penggunaan kedua kelas layanan
tersebut, khususnya pada aplikasi videoconference. Parameter-parameter unjuk kerja
yang akan dibahas meliputi Quality of Service (QoS) seperti delay dan kualitas gambar,
pemanfaatan (utilitas) jaringan, maupun perbandingan umum yang mencakup prinsip
kerja maupun teknologi yang digunakan masing-masing kelas.
Dari hasil studi literatur yang dilakukan terhadap unjuk kerja dari masing-
masing kelas dapat diketahui bahwa secara teori kelas VBR memiliki beberapa
keunggulan dibandingkan dengan kelas CBR. Namun pada kenyataannya, saat ini kelas
CBR masih merupakan yang paling banyak digunakan di lapangan. Hal ini banyak
didasarkan pada pertimbangan telcnis dimarla CBR telah lebih dahulu digunakan
sehingga teknologi pengimplementasiannya di lapangan telah teruji. Walaupun
demikian, untuk masa mendatang diperkirakan kelas VBR akan rnampu menggantikan
posisi CBR sekarang dan bahkan mampu melebihinya. Hal ini berdasarkan
pertimbangan bahwa seiring berjalannya waktu, teknologi pengimplementasian VBR
akan semakin teruji.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S39219
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danang Prakoso
"Kontrol kongesti merupakan hal yang mendasar dalam jaringan Asynchronous Transfer Mode (ATM) untuk mendukung layanan `best-effort' atau Available Bit Rate (ABR). Dengan kontrol kongesti yang memadai kita dapat memakai jaringan yang ada tanpa harus menegosiasikan kontrak terlebih dahulu dengan jaringan tersebut. Kongesti terjadi bila jumlah kecepatan masukan lebih besar dibandingkan dengan kapasitas keluaran saluran. Pemilihan kontrol kongesti yang tepat memungkinkan setiap kelas layanan dalam ATM berfungsi secara efektif, untuk itu dalam jaringan ATM dikenal dua macam kontrol kongesti `closed loop', yaitu rate-based dan credit-based.
Dalam tesis ini akan dianalisa unjuk kerja dua macam skema kontrol kongesti dalam trafik ABR, yaitu skema ERICA dan MIST (rate-based), serta skema QFC (credit-based). Secara umum skema QFC mempunyai throughput keluaran dan Fairness Index yang lebih baik (82 % dan 1) dibandingkan dua skema lainnya pada aplikasi Metropolitan Area Network (MAN), sedangkan kebutuhan bufer ketiga skema relatif kecil. Pada aplikasi Wide Area Network (WAN), nilai throughput dan fairness index skema QFC sebesar 79% dan 0,999 juga merupakan yang terbaik diantara ketiga skema tersebut.

Congestion control is essential for Asynchronous Transfer Mode (ATM) network in providing 'best-effort' service, or Available Bit Rate (ABR). With proper congestion control, we can use the network at any time without first negotiating a traffic contract with the network. Congestion will occur when total input rate is larger than the output link capacity. To enable each service class to function effectively two closed loop congestion control, rate-based and credit-based have been introduced for ATM network.
This thesis will analyzes performance of two congestion control in ABR traffic, that is ERICA and NIST scheme (rate-based), also QFC scheme (credit-based). As a result, QFC scheme has better throughput and fairness index (82 % and I) than the other scheme in the Metropolitan Area Network (MAN) application. Buffer requirement is relatively small for all schemes. In the Wide Area Network (WAN), QFC scheme is still the best with 79 % of throughput and 0,999 of fairness index.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T5512
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Riwantoro
"Perkembangan teknologi dibidang telekomunikasi khususnya untuk aplikasiĀ­ aplikasi multimedia memerlukan suatu sistem jaringan yang dapat mengirimkan infurmasi dengan kualitas yang baik sekaligus memiliki tingkat kecepatan yang memuaskan dengan biaya yang terjangkau. IP over ATM merupakan salab satu metode yang ditawarkan untuk dapat menjawab tantangan ini.
Banyak metode yang telah dilakokan untuk mengintegrasikan IP dengan ATM, namun masih ditemukan beberapa kendala terutama dalam hal keterbatasan jaringan. IP switching dan Tag switching merupakan dua diantara solusi yang ditawarkan untuk mengatasi kendala tersebut.
Pada skripsi ini akan dibandingkan unjuk kerja penggunaan kedua metode switching tersebut. Parameter-parameter unjuk kerja yang akan dibabas adalah Quality of Service (QoS), skalabilitas, dan kompatibilitas. Unjuk kerja dari masing-masing metode dapat dilihat dari karaktaristik, prinsip kerja, dan teknologi yang digunakan.
Dari basil studi literatur yang dilakukan terhadap unjuk kerja dari masingĀ­ masing metode dapat diketahui bahwa secara umum keduanya tidak lebih baik antara satu dengan lainnya karena masing-masing memiliki karakteristik unjuk kerja yang akan berguna pada aplikasi-aplikasi tertentu. Dari segi penyediaan Qos, IP switching relatif lebih mudah dibandingkan dengan Tag switching, sedangkan dari segi skalabilitas Tag."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S39215
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Agus Suhartono
"Analisa unjuk kerja penggunaan skema kontrol NIST dan skema kontrol ERICA dalam satu jaringan ATM untuk layanan Available Bit Rate (ABR) dengan simulasi sudah dilakukan. Analisa penggunaan kedua skema kontrol tersebut dilakukan dengan men9gunakan sebuah model topologi jaringan ATM point to point, Dengan topologi jarin9an tersebut, kedua skema kontrol dikonfigurasikan dalam 16 skenario konfigurasi jaringan. Berdasarkan hasil simulasi dan analisa, skenario konfigurasi 16 menghasilkan throughput paling besar yaitu 99.30% dari ideal throughput sedangkan skenario konfigurasi 11 memberikan hasil throughput paling kecil yaitu 94.03% dari ideal throughput. Nilai Fairness index paling besar dihasilkan oleh skenario konfigurasi 12 yaitu 0.9930 dan paling kecil dihasilkan oleh skenario konfigurasi 2 yaitu 0.9755. Untuk konfigurasi dengan komposisi dan posisi skema kontrol NIST dan skema kontrol ERICA seperti skenario konfigurasi 6 dan 11, pengubahan posisi skema kontrol NIST dengan skema kontrol ERICA (konfigurasi 11 menjadi konfigurasi 6) meningkatkan throughput sebesar 4.15% dari 94.03% menjadi 98.18%. Hasil pembobotan berdasarkan nilai throughput dan nilai fairness index dari 16 skenario konfigurasi, diperoleh skenario konfigurasi dengan kategori best case mempunyai nilai bobot 0,9867, middle case dengan nilai bobot 0.9783 dan worst case dengan nilai bobot 0.9642. Hasil pembobotan unjuk kerja untuk menentukon kestobilon berdasarkan nilai throughput dan nilai fairness index hasif simufasi tahap 2, menghasilkan nilai bobot rata-rata untuk konfigurasi best case sebesar 0.9784, middle case sebesar 0.9728 dan worst case 0.9491. Dari hasil pembobotan ini, konfigurasi best case mempunyai unjuk kerja yang stabil dengan throughput rata-rata sebesar 98.85% dari throughput ideal.

Performance analysis of usage of both ERICA and NIST control scheme in an ATM network for ABR service have been performed. The analysis of usage of those two control scheme was performed in a point to point ATM network topology model. Both of control scheme was configure in 16 configuration scenarios. Based on the simulation and analysis results, the 16th configuration scenario glVmg the biggest throughput, that is 99.30% from expected throughput, while the 1 Jth configuration scenario giving the smallest throughput (=94.03% from expected). The biggest of fairness index value giving by 12th (=0.9930) configuration scenario, while the smallest of fairness index value giving by 2nd configuration scenario (=0.9755). The configuration was arranged by ERICA and NIST control scheme like an 7 7rh and 1 &"configuration scenario, replacing the position each other (1 Ph to be 16th configuration) enhance about 4, 1 5% of throughput. Three category of selected scenario configuration based on the throughput and fairness index value, labeled best case, middle case and worst case. Performance stability of three category best case, middle case and worst case was decided by rank of the throughput and fairness index value of part two simulation results. The best case configuration have good stability with 98.85% from expected throughput.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T40677
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Anggita Wijiasih
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S39022
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahrial Mirza
"Dalam jaringan ATM, data informasi diorganisasi dalam paket-paket kecil atau biasa disebut dengan sel yang besarnya 53 oktet(byte) dan kemudian akan dilewatkan pads sebuah switch ATM. Switch ATM ini berfungsi untuk mengliubwigkari ealuran masukkan dengan saluran keluaran yang diinginkan dengan beberapa pengaturan sesuai dengan spesifikasi yang dimiliki oleh switch. Oleh karenanya, maka unjuk kerja switch akan dipengaruhi olch jumlah kapasitas switch (N x N), kapasitas buffer dan NO kedatangan rata-rata sel. Tugas Akhir ini akan dibahas modul N x N ATM Switch Fabric untuk switch tanpa blok (penahan) dengan menggunakan buffer pada keluaran switch serta pelayanan yang non real-time. Pembahasan yang menyeluruh mengenai untuk kerja switch akan diberikan, yakni yang meliputi throughput ternormalisasi, probabilitas kehilangan paket dan waktu tunggu paket."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S38723
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devy Imelda Badan
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S38597
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teddy Indrawan
"Teknologi LAN-ATM merupakan satu dari sekian banyak solusi yang ditawarkan untuk merevisi jaringan yang telah ada. Sistem tersebut memanfaatkan infrastruktur yang telah ada sebelumnya, mendukung pemakaian UTP dan STP bahkan fiber-optik, serta memiliki bandwith 25,6 Mbps, lebih tinggi dari bandwidth berbagai jaringan lokal yang umum dipergunakan seperti Ethernet 10 Mbps dan Token Ring 16 Mbps. Untuk itu diperlukan pengujian teknis sebagai suatu usaha untuk mempelajari karakteristik dan unjuk kerja jaringan LAN-ATM dalam menangani laju arus informasi yang mungkin terjadi. Pengujian tersebut dapat merupakan suatu analisa matematis, simulasi unjuk keda maupun pengujian laboratorium. Round robin merupakan sebuah mekanisme penjadwalan yang umum digunakan dalam membentuk sebuah sistem pelayanan pada ATM switch. Penjadwalan ini memberikan layanan bagi sebuah sel dari tiap terminal pada tiap siklus penjadwalan. Dengan demikian, data pada tiap terminal mendapatkan pelayanan sistem tanpa harus menunggu selesainya layanan pada terminal lain. Tugas akhir ini merupakan suatu usaha untuk mempelajari unjuk kerja ATM switch dengan penjadwalan round robin. Pada tugas akhir ini dilakukan suatu analisa dan simulasi unjuk kerja sistem untuk mengukur troughput dan waktu tunda dalam pertukaran informasi. Unjuk kerja tersebut diukur sebagai pengaruh dari jumlah terminal, kapasitas terminal dan ukuran data. Simulasi dilakukan dengan mencontoh kondisi sistem yang sebenamya sehingga diharapkan dapat memberikan hasil yang cukup akurat dan dapat merepresetasikan unjuk kerja jaringan LAN-ATM pada sebuah titik ATM switch."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S38792
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meliza Musa
"ABSTRAK
Teknologi Asynchronous Transfer Mode (A TM) dapat diandalkan sebagai tulang punggung (backbone) hubungan antar jaringan lokal (LAN) untuk memenuhi permintaan kebutuhan kapasitas bandwidth yang besar dan kecepatan yang tinggi. Namun terdapat kesulitan di dalam melakukan interkoneksi antara LAN dengan jaringan ATM, yaitu pada saat antar muka (interfacing) antara LAN yang bersifat connectioniess dan jaringan ATM yang bersifat connection-oriented. Di dalam jaringan ATM, kapasitas bandwidth yang diperiukan dalam proses connection setup untuk mengirim data antar LAN tidak diketahui karena data tersebut bersifat connectionless. Untuk mengatasi hal ini dipedukan suatu metode manajemen bandwidth yang tidak memedukan connection setup. Salah satu metode ini adalah bandwidth advertising. Tugas akhir ini bertujuan untuk mengamati unjuk keda dari jaringan ATM yang menggunakan metode bandwidth advertising. Pada tugas akhir ini akan dibuat simulasi unjuk keda berupa transmisi paket antar host LAN melalui sebuah titik switching pada jaringan ATM dan analisa perhitungan sebagai perbandingannya. Karaktehstik unjuk keda jaringan yang diamati adalah probabilitas sel hilang dan probabilitas paket hilang. Unjuk keda ini diukur sebagai pengaruh dari jumlah host, panjang paket rata-rata, laju bit pengiriman dan burstiness."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S39619
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>