Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 167616 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Aplikasi-aplikasi transformasi wavelet telah banyak digunakan, terutama
aplikasi yang berhubungan dengan sinyal gambar, suara, video, dan sinyal elektnk
lainnya. Pada skripsi ini dibahas aplikasi transformasi wavelet untuk memprediksi
fluktuasi naik turunnya indeks dan harga saham yang sebelumnya sulit untuk diprediksi.
Nilai indeks dan harga saham sangat rentan terhadap pengaruh faktor
luar seperti politik, ekonomi global maupun regional, kondisi tingkat keamanan
dan kestabilan suatu negara, serta isu-isu yang sifatnya tak rasional sehingga
berakibat terjadinya fluktuasi nilai yang sulit di prediksikan.
Fluktuasi nilai indeks dan harga saham berupa sinyal satu dimensi. Sinyal
ini akan didekomposisi dari level 1 sampai dengan level 3 dengan menggunakan
metode Discrete Wavelet Transform (DWT) untuk fungsi dasar Daubechies 18,
Daubechies 12, dan Haar. Hasil dekomposisi ini akan berupa sinyal aproksimasi
dari filter lowpass dan sinyal detail dari filter highpass. Sinyal aproksimasi ini
menggambarkan gambaran umum dari keseluruhan sinyal asli, sedangkan sinyal
detail akan menentukan seberapa jauh tingkat naik dan turunnya fluktuasi sinyal
asli. Sinyal aproksimasi ini nantinya akan menjadi model sinyal pendekatan yang
akan diprediksikan pada masa ke depan dengan asumsi kondisi keadaan yang
hampir sama. Bentuk sinyal detail pada masa depan akan ditentukan oleh sinyal-
sinyal detail pada masa sebelumnya demikian pula dengan sinyal aproksimasinya
yang dalam hal ini diasumsikan secara linier. Metode yang digunakan adalah
linear restriction. Selanjutnya proses prediksi fluktuasi sinyal merupakan proses
rekonstruksi dari sinyal aproksimasi dan detail hasil prediksi. Untuk mendapatkan
fluktuasi yang lebih smooth ditambahkan proses denoising dengan menggunakan
metode soft thresholding model Donoho, dan model Donoho yang telah
dimodifikasi dengan menggunakan harga rata-rata dan standart deviasi pada
koefisien sinyal detailnya.
Dari hasil simulasi dapat diketahui bahwa dengan penerapan dekomposisi lewat 1
untuk fungsi dasar Haar dengan kombinasi denoising metode off thresholding model
Donoho Modifikasi dengan menggunakan nilia standar deviasi akan didapatkan akan
error prediksi yang terkecil dan rasio prediksi fluktiasi baik turunnya yang paling tinggi.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S39346
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Popy Maria
"ABSTRAK
Spatial Modulation (SM) merupakan suatu konsep teknik modulasi pada sistem MIMO dimana hanya satu antena pengirim yang aktif pada satu waktu pentransmisian dan bit informasi yang dikirim mengandung unit sinyal yang dipilih dari complex signal-constelation diagram dan index antena pengirim yang dipilih dari set antena pengirim. Trellis Coded Spatial Modulation (TCSM) merupakan aplikasi teknik TCM untuk menentukan konstelasi antena pengirim dengan tujuan untuk mengurangi pengaruh korelasi pada sistem SM. Sehingga TCSM memiliki kinerja yang baik pada kanal Rician dan lebih buruk pada kanal flat fading Rayleigh dibandingkan dengan SM.
Trellis Coded Modulation - Spatial Modulation (TCM – SM) yang diusulkan pada penelitian ini merupakan pengimplementasian teknik TCM untuk menentukan konstelasi sinyal yang dikirim pada modulasi SM. Dengan mentransmisikan sinyal modulasi coded (TCM), kinerja TCM-SM pada kanal flat fading Rayleigh dan kanal Rician memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan SM. Kinerja TCM-SM juga dapat ditingkatkan dengan menambah jumlah state pada TCM. Kinerja TCM-SM dinyatakan dengan probabilitas keslahan bit.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa kinerja TCM-SM untuk 4 bit transmisi pada kanal flat fading Rayleigh dapat memberikan perbaikan kinerja 1.5 dB terhadap SM dan lebih besar 3.3 dB dari TCSM dan pada kanal Rician TCM-SM memberikan perbaikan kinerja 3 dB terhadap SM dan dan 3 dB terhadap TCSM untuk probabilitas kesalahan bit 1e-3.

ABSTRACT
Spatial Modulation (SM) is a new modulation concept in MIMO system, that only one transmit antenna active for data transmission at any signaling time instance. Information bits that was transmitted are contains two information, signal unit that is chosen from a complex signal constellation diagram and index transmit antenna active that is chosen from set of transmit antennas. Trellis Coded Spatial Modulation (TCSM) apply Trellis Coded Modulation (TCM) concept to antenna constellation for reduced inter channel interference in Rician channel fading. TCSM performance is better in Rician channel fading and worse in Rayleigh channel than SM.
Trellis Coded Modulation - Spatial Modulation (TCM – SM) was proposed in this research apply TCM concept to signal constellation points of SM. TCM-SM to aim for enhance SM performance in Rayleigh fading channel and Rician fading channel. TCM-SM performance could increased by increase number of state of TCM. Performance analysis was expressed by bit error probability.
The simulation result for 4 transmission bits show that in Rayleigh channel TCM-SM performance more 1.5 dB than SM and more 3 dB than TCSM. In Rician channel TCM-SM performance more 3.3 dB than SM and more 3 dB than TCSM in bit error probability 1e-3 ."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T32690
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Japaries, Willie
Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
615.321 WIL f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Japaries, Willie
"Di RS Harapan Bunda, Jakarta Timur telah beroperasi sejak Desember 2004 sebuah Unit TCM yaitu terapi komplementer kombinasi medis-TCM (Traditional Chinese Medicine) khususnya terhadap kanker. Unit tersebut adalah hasil kerja sama RS Harapan Bunda dan RS Yusheng di Guangzhou, China. Terapi yang diberikan merujuk ke pelayanan terhadap pasien kanker di RS di China pada umumnya, di RS Yusheng khususnya. Laporan ini merangkum kegiatan Unit TCM tersebut hingga akhir Juli 2005. Penelitian deskriptif atas dasar rekam medik terhadap semua pasien yang berkonsultasi ke Unit TCM RS Harapan Bunda antara periode Desember 2004 hinga 31 Juli 2005. Karakteristik pasien dan hasil terapi dipaparkan secara tekstular dan tabular. Dikemukakan pula satu kasus tipikal. Jumlah pasien yang berkonsultasi ke Unit TCM RS Harapan Bunda selama periode Desember 2004 hingga 31 Juli 2005 adalah 383 orang. Sebagian besar (68,41%) adalah wanita. Ratio wanita dibanding pria adalah 2,16. Kelompok usia yang terbanyak adalah antara 41-50 tahun yaitu 28,72%, disusul kelompok usia 51-60 tahun (23,23%), usia 61-70 tahun dan 31-40 tahun sama-sama menempati 13,57%. Berikutnya kelompok usia 71-80 tahun dan 21-30 tahun sama-sama menempati 8,09%. Dari 383 orang pasien tersebut, 338 orang (88,25%) menderita tumor (jinak maupun ganas), sisanya bukan penderita tumor (rematik, DM, stroke, dll.). Dari 338 orang penderita tumor, 92 orang (27,21%) menderita tumor jinak (FAM, ganglion, lipom, struma, miom, dll.). Sisanya 246 orang (162 wanita dan 84 pria) menderita tumor yang secara klinis atau secara patologik anatomik tergolong ganas. Ratio wanita terhadap pria yang menderita tumor ganas adalah 1,93. Dari tumor ganas yang terbanyak adalah karsinoma mamae yaitu 31,70%, disusul karsinoma paru, hepatoma, karsinoma ovari, karsinoma nasofaring, karsinoma kolon, karsinoma serviks uteri, tumor otak, karsinoma pankreas, limfoma, masing-masing 8,59%, 8,13%, 8,13%, 7,72%, 7,32%, 3,25%, 3,25%, 2,84%, 2,84%. Sebagian terbesar pasien kanker yang datang berada pada stadium III dan IV yaitu masing-masing 24,80% (61 dari 246 pasien) dan 37,80% (93 dari 246 pasien). Pada 81 orang (52 wanita dan 14 pria) atau 32,93% pasien tumor ganas tidak tersedia data untuk penentuan stadium. Efek terapi umumnya dinilai berdasarkan presentasi klinis (anamnesis dan pemeriksaan fisik). Dari 70 pasien (26 pria dan 44 wanita) yang telah menjalani terapi lebih dari 1 bulan di Unit TCM RS HB, 11,42% mengalami perbaikan mencolok, 40% perbaikan moderat, 41,4% kondisinya tak banyak berubah, dan 7,14% perburukan. Pelayanan Unit TCM RS Harapan Bunda cukup diminati masyarakat. Proporsi wanita hampir 2 kali pria. Kelompok usia pasien terbesar adalah 41-50 tahun yaitu 28,72%, disusul kelompok usia 51-60 tahun sebesar 23,23%. Jenis kanker terbanyak adalah karsinoma mamae, disusul karsinoma paru, hepatoma, karsinoma ovari, karsinoma nasofaring, karsinoma kolon, karsinoma serviks uteri. Respons terapi komplementer tersebut cukup baik, mengingat 51,43% pasien mengalami perbaikan nyata, 41,43% kondisinya relatif stabil selama mendapatkan terapi; sedangkan yang memburuk nyata hanya 7,14%. Dengan adanya Unit TCM, pasien yang semula menolak terapi medis umumnya dapat menerima terapi kombinasi medis dan TCM.

Patient Characteristics and Performance of the TCM Unit of ?Harapan Bunda? Hospital In Jakarta, Indonesia. A TCM unit has been established and operating in Harapan Bunda hospital in Jakarta since December 2004. The Unit is practicing combined western and Chinese medicine in treating cancer patients, following the model practiced in oncology departments in China. It is established through a cooperation between Harapan Bunda hospital and Yusheng hospital from Guangzhou, China. This report compiles the performance of the Unit until July 2005; it is a descriptive study based on the medical records of all patients visiting the TCM Unit of Harapan Bunda hospital during the period of December 2004 to July 2005. The characteristics of patients and response to treatment are presented in text and tables. One typical case is also presented as an illustration of the combination practice. There were 383 patients visiting the TCM Unit during the periode of December 2004 to July 2005. Most of them (68,41%) were females. The female to male ratio was 2,16. The largest age group was between 41-50 years, ie. 28,72%, followed by age group 51-60 years (23,23%), 61-70 years and 31-40 years (13,57%) respectively. Then the age group 71-80 years and 21-30 years each occupying 8,09%. Of the 383 patients, 338 patients (88,25%) were with tumors (benign and malignant), the rest were with no tumors (suffering of rheumatism, diabetes, stroke, etc.). Of the 338 patients with tumors, 92 (27,21%) were with benign tumors (fibroadenoma, ganglion, lipoma, struma, myoma, etc.). The other 246 (162 females and 84 males) were with tumors that were either clinically or pathologically assessed as malignant. The females to males ratio of patients with malignant tumors was 1,93. The most prevalent tumors were mammary carcinoma ie. 31,70%, followed by pulmonary carcinoma, hepatoma, ovarian carcinoma, NPC, colonic carcinoma, uterine cervical carcinoma, brain cancers, pancreatic carcinoma, lymphoma, occupying respectively 8,59%, 8,13%, 8,13%, 7,72%, 7,32%, 3,25%, 3,25%, 2,84%, and 2,84%. Most patients were either in stadium III or IV, occupying 24,80% (61 of 246 patients) and 37,80% (93 of 246 patients), respectively. Of 81 patients (52 females and 14 males) or 32,93% there were no available data to assess their exact stadia. The therapeutic response was mostly evaluated on clinical grounds (anamnesis and physical examination). Of 70 patients (26 males and 44 females) receving treatment for more than 1 month at the TCM Unit, 11,42% had prominent improvement, 40% moderate improvement, 41,4% more or less stabilized condition, and 7,14% deteriorating condition. The TCM Unit of Harapan Bunda hospital had received quite a good attention from the public. The female visitors were nearly twice the male. The most prevalent age group was 41-50 years ie. 28,72%, followed by 51-60 years ie. 23,23%. The most prevalent cancer were mammary carcinoma (31,70%), followed by pulmonary, liver, ovary, nasopharyngeal, colonic, uterine cervical carcinomas. The therapeutic response was as follows, 51,43% patients either improving prominently or moderately, 41,43% with more or less stable condition; while only 7,14% deterioting during treatment. With the entry to TCM Unit, patients formerly rejecting western medical treatments became receptive to the combination of western and Chinese medical treatments."
Rumah Sakit Harapan Bunda. Unit TCM/Onkologi Komplementer, 2005
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Japaries, Willie
"Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan karakteristik pasien dan kinerja terapi di Unit Onkologi Komplementer Medis-TCM di RS Harapan Bunda, Jakarta Timur antara periode 1 Agustus-31 Desember 2005. Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif retrospektif berdasarkan rekam medik dari semua pasien yang berkonsultasi ke Unit Onkologi TCM tersebut antara 1 Agustus-31 Desember 2005. Hasil penelitian terdapat 271 pasien yang berkonsultasi ke Unit Onkologi TCM RS Harapan Bunda antara 1 Agustus-31 Desember 2005, 58,30% adalah wanita. Kelompok usia terbanyak adalah 41-50 tahun dan 51-60 tahun yaitu masing-masing 23,62% dan 23,99%, disusul 61-70 tahun (17,71%), 31-40 tahun (13,28%) dan 71-80 tahun (12,18%). Dari keseluruhan pasien tersebut, 207 pasien menderita tumor yang secara klinis atau patologik anatomik bersifat ganas. Tumor ganas terbanyak adalah karsinoma mamae (31,88%), disusul paru (10,63%), hati (9,66%), usus besar (7,73%), limfoma (6,76%), ovarium (5,31%), nasofaring (4,83%), sebagian terbesar pada stadium III dan IV (26,57% dan 41,55%). Pada 54 pasien kanker (26,09%) tidak tersedia data untuk penentuan stadium. Efek terapi umumnya dinilai secara klinis. Dari 80 pasien yang telah diterapi 1 bulan atau lebih di Unit TCM, secara keseluruhan yang kondisinya membaik dan stabil masing-masing 29 orang (36,25%) dan 36 orang (45%), dan yang memburuk 15 orang (18,75%). Pada pasien kanker mamae yang membaik dan stabil adalah 38,71% dan 41,94%; pada kanker paru 30% dan 50%, pada kanker usus besar 25% dan 62,50%, pada kanker nasofaring 66,67% dan 16,67%, dan pada hepatoma 16,67% dan 50%. Kesimpulan: Pelayanan Unit TCM RS Harapan Bunda cukup diminati masyarakat. Proporsi wanita sedikit lebih besar dari pria. Kelompok usia terbesar adalah 41-50 tahun, disusul 51-60 tahun. Jenis kanker terbanyak adalah karsinoma mamae, disusul kanker paru. Respons terapi secara keseluruhan adalah 81,25% membaik atau stabil, 18,75% memburuk.

Patient Characteristics and Performance of the TCM Unit of ?Harapan Bunda? Hospital in Jakarta, Indonesia. This study describes the characteristics of patients and treatment results of The TCM Unit in Harapan Bunda hospital in Jakarta during August ? December 2005. The data were taken from medical records of all patients visiting the TCM Unit during the study periode. The results are presented in texts and tables. There were 271 patients registered during the periode, 58,30% were female. The dominant age groups were 41-50 years (23,62%) and 51-60 years (23,99%), followed by 61-70 years (17,71%), 31-40 years (13,28%) and 71-80 years (12,18%). Of the 271 patients, 207 were with tumors either clinically or pathologically assessed as malignant. Mammary carcinoma (31,88%) was most prevalent, then pulmonary (10,63%), liver (9,66%), large intestine (7,73%), lymphoma (6,76%), ovarian (5,31%), NPC (4,83%), mostly in stadium III or IV (26,57% and 41,55% respectively). For 54 patients (26,09%), no data to assess stadium. Therapeutic response was mostly evaluated clinically. Of 80 patients receiving at least 1 month treatment at TCM Unit, 29 pts (36,25%) showed improvement, 36 pts (45%) were relatively stable, 15 pts (18,75%) deteriorated. The improved and stabilized patients of mammary cancer were 38,71% and 41,94%, of lung cancer 30% and 50%, of colon cancer 25% and 62,50%, of NPC 66,67% and 16,67%, of hepatoma 16,67% and 50% respectively. It was concluded that the TCM Unit of Harapan Bunda hospital had received good attention from the public. Female visitors were more prevalent than male. Most prevalent age group was 41-50 years followed by 51-60 years. Mammary carcinoma was the most prevalent. Therapeutic response showed 81,25% either improved or stabilized, 18,75% deteriorated."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2006
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Japaries, Willie
"Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan karakteristik pasien dan kinerja terapi di Unit Onkologi Komplementer Medis-TCM di RS Harapan Bunda, Jakarta Timur antara periode 1 Agustus-31 Desember 2005. Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif retrospektif berdasarkan rekam medik dari semua pasien yang berkonsultasi ke Unit Onkologi TCM tersebut antara 1 Agustus-31 Desember 2005. Hasil penelitian terdapat 271 pasien yang berkonsultasi ke Unit Onkologi TCM RS Harapan Bunda antara 1 Agustus-31 Desember 2005, 58,30% adalah wanita. Kelompok usia terbanyak adalah 41-50 tahun dan 51-60 tahun yaitu masing-masing 23,62% dan 23,99%, disusul 61-70 tahun (17,71%), 31-40 tahun (13,28%) dan 71-80 tahun (12,18%). Dari keseluruhan pasien tersebut, 207 pasien menderita tumor yang secara klinis atau patologik anatomik bersifat ganas. Tumor ganas terbanyak adalah karsinoma mamae (31,88%), disusul paru (10,63%), hati (9,66%), usus besar (7,73%), limfoma (6,76%), ovarium (5,31%), nasofaring (4,83%), sebagian terbesar pada stadium III dan IV (26,57% dan 41,55%). Pada 54 pasien kanker (26,09%) tidak tersedia data untuk penentuan stadium. Efek terapi umumnya dinilai secara klinis. Dari 80 pasien yang telah diterapi 1 bulan atau lebih di Unit TCM, secara keseluruhan yang kondisinya membaik dan stabil masing-masing 29 orang (36,25%) dan 36 orang (45%), dan yang memburuk 15 orang (18,75%). Pada pasien kanker mamae yang membaik dan stabil adalah 38,71% dan 41,94%; pada kanker paru 30% dan 50%, pada kanker usus besar 25% dan 62,50%, pada kanker nasofaring 66,67% dan 16,67%, dan pada hepatoma 16,67% dan 50%. Kesimpulan: Pelayanan Unit TCM RS Harapan Bunda cukup diminati masyarakat. Proporsi wanita sedikit lebih besar dari pria. Kelompok usia terbesar adalah 41-50 tahun, disusul 51-60 tahun. Jenis kanker terbanyak adalah karsinoma mamae, disusul kanker paru. Respons terapi secara keseluruhan adalah 81,25% membaik atau stabil, 18,75% memburuk.

Patient Characteristics and Performance of the TCM Unit of ?Harapan Bunda? Hospital in Jakarta, Indonesia. This study describes the characteristics of patients and treatment results of The TCM Unit in Harapan Bunda hospital in Jakarta during August - December 2005. The data were taken from medical records of all patients visiting the TCM Unit during the study periode. The results are presented in texts and tables. There were 271 patients registered during the periode, 58,30% were female. The dominant age groups were 41-50 years (23,62%) and 51-60 years (23,99%), followed by 61-70 years (17,71%), 31-40 years (13,28%) and 71-80 years (12,18%). Of the 271 patients, 207 were with tumors either clinically or pathologically assessed as malignant. Mammary carcinoma (31,88%) was most prevalent, then pulmonary (10,63%), liver (9,66%), large intestine (7,73%), lymphoma (6,76%), ovarian (5,31%), NPC (4,83%), mostly in stadium III or IV (26,57% and 41,55% respectively). For 54 patients (26,09%), no data to assess stadium. Therapeutic response was mostly evaluated clinically. Of 80 patients receiving at least 1 month treatment at TCM Unit, 29 pts (36,25%) showed improvement, 36 pts (45%) were relatively stable, 15 pts (18,75%) deteriorated. The improved and stabilized patients of mammary cancer were 38,71% and 41,94%, of lung cancer 30% and 50%, of colon cancer 25% and 62,50%, of NPC 66,67% and 16,67%, of hepatoma 16,67% and 50% respectively. It was concluded that the TCM Unit of Harapan Bunda hospital had received good attention from the public. Female visitors were more prevalent than male. Most prevalent age group was 41-50 years followed by 51-60 years. Mammary carcinoma was the most prevalent. Therapeutic response showed 81,25% either improved or stabilized, 18,75% deteriorated."
TCM RS Harapan Bunda. Unit Onkologi Komplementer, 2006
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Ananda Wibawanta
"ABSTRAK
Latar Belakang: Diagnosis TBEP memiliki banyak tantangan. Spektrum histopatologi yang bervariasi hingga belum ada standar baku emas untuk penegakan diagnosis. Penegakan diagnosis sering berdasarkan kecurigaan klinis. Sebagian besar TBEP adalah pausibasiler sehingga nilai sensitivitasnya rendah dan sangat bervariasi antar jenis sampel. TCM dilaporkan memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang baik dan WHO telah merekomendasikannya.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performa pemeriksaan TCM jaringan dalam penegakan diagnosis TBEP pada orang dewasa. Standar baku emas yang digunakan pada penelitian ini adalah pemeriksaan histopatologi atau BTA jaringan
Metode: Penelitian ini merupakan uji diagnostik dengan rancangan studi potong lintang analitik melibatkan 73 pasien. Pengambilan sampel dilakukan secara konsekutif pada pasien tersangka TBEP usia 18 tahun di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Pemeriksaan TCM dilakukan dengan mesin GeneXpert MTB/Rif dan dilakukan penilaian sensitivitas, spesifisitas, nilai duga positif, nilai duga negatif, dan akurasi.
Hasil: Sampel yang terdiagnosis sebagai TBEP didominasi oleh TB osteoartikular (28,6%). Gambaran histopatologi peradangan granulomatosa dan TCM positif sebanyak 19 sampel, peradangan non spesifik dan TCM positif sebanyak 1 sampel, peradangan kronik dengan sel atipik dan TCM positif sebanyak 2 sampel, peradangan granulomatosa dan TCM negatif sebanyak 13 sampel. Sensitivitas dan spesifisitas keseluruhan TCM adalah 59,38% dan 92,6%. Nilai duga positif dan nilai negatif TCM adalah 86% dan 74%. Akurasi TCM adalah 78,1%.
Simpulan: Performa pemeriksaan TCM dalam penegakan diagnosis TBEP cukup baik. Sensitivitas dari TCM untuk diagnosis TBEP sangat bervariasi. Hasil TCM negatif tidak menyingkirkan diagnosis TBEP dan integrasi dengan modalitas pemeriksaan lain sangat direkomendasikan. Spesifisitas TCM cukup tinggi sehingga dapat membantu menegakkan diagnosis TBEP.

ABSTRACT
Background: The diagnosis of EPTB has many challenges. The histopathological spectrum varies, until there is no gold standard for diagnosis. The diagnosis is often based on clinical suspicion. Most of the EPTB are paucibacillary so their sensitivity is low and varies greatly between types of samples. Tissue rapid molecular test is reported to have good sensitivity and specificity and WHO has recommended it.
Objective This study aims is to determine the performance of tissue rapid molecular test in the diagnosis of EPTB in adults. The gold standard in this study is histopathology or tissue AFB.
Methods: This study is a diagnostic test with analytic cross-sectional study design involving 73 patients. Sampling was carried out consecutively in patients with EPTB suspects aged 18 years at Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital. Tissue rapid molecular test examination is carried out with a GeneXpert MTB/Rif machine and sensitivity, specificity, positive predictive value, negative predictive value, and accuracy are assessed
Results: The diagnosed sample as EPTB is dominated by osteoarticular TB (28.6%). The overview of histopathological findings are granulomatose's inflammation and tissue rapid molecular test positive:19 samples, non-specific inflammation and positive tissue rapid molecular test: 1 sample, chronic inflammation with the atypical cells and positive tissue rapid molecular test: 2 samples, no granulomatose's inflammation and negative rapid molecular test: 13 samples. The overall sensitivity and specificity of rapid molecular test are 59.38% and 92.6%. The positive predictive values and negative predictive values of rapid molecular test are 86% and 74%. The accuracy of rapid molecular test is 78.1%.
Conclusions: The performance of tissue rapid molecular test in diagnosing EPTB is good enough. The sensitivity of rapid molecular test for the diagnosis of EPTB varies widely. Negative rapid molecular test result does not rule out diagnosis of EPTB and integration with other examination modalities is highly recommended. Rapid molecular test specificity is high enough so it can help enforce the diagnosis of EPTB."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Agusta
"Sebagai salah satu teknologi yang dikembangkan untuk mengatasi permasalahan Quality af Service, Differentiated Services menyediakan tingkat pelayanan yang berbeda berdasarkan prioritas dari sebuah paket dalam suatu agregasi traffic dalam internet yang sangat heterogen dapat djumpai bermacam-macam traffic dengan sifat yang berbeda seperti UDP yang connectionless oriented dan TCP yang connection oriented atau trafik CBR yang konstan dan VBR yang dapat terus berubah.
Untuk itu diperlukan suatu analisa terhadap pola-pola trafik tersebut terutama bila diagregasikan ke dalam jaringan DiffServ. Skrpsi ini memberikan analisa tentang prilaku dan kinerja dari kombinasi trafik UDP dan TCP dengan pola trafik CBR dan VBR yang diagregasikan pada suatu jaringan Differentiated Services melalui serangkaian simulasi yang dilakukan menggunakan Network Simulator 2.Ib8.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa trafik UDP akan mempunyai incoming rate throughput, packet loss dan utilisasi alokasi bandwidth yang lebih tinggi daripada TCP, terutama bila menggunakan trajfik CBR. Sifat TCP yang responsive terhadap kemacetan di jaringan membuat utilisasi alokasi bandwithnya tidak maksimal, sehingga excess bandwidth selalu dapat dimanfaatkan oleh UDP."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S39783
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Riwantoro
"Perkembangan teknologi dibidang telekomunikasi khususnya untuk aplikasi­ aplikasi multimedia memerlukan suatu sistem jaringan yang dapat mengirimkan infurmasi dengan kualitas yang baik sekaligus memiliki tingkat kecepatan yang memuaskan dengan biaya yang terjangkau. IP over ATM merupakan salab satu metode yang ditawarkan untuk dapat menjawab tantangan ini.
Banyak metode yang telah dilakokan untuk mengintegrasikan IP dengan ATM, namun masih ditemukan beberapa kendala terutama dalam hal keterbatasan jaringan. IP switching dan Tag switching merupakan dua diantara solusi yang ditawarkan untuk mengatasi kendala tersebut.
Pada skripsi ini akan dibandingkan unjuk kerja penggunaan kedua metode switching tersebut. Parameter-parameter unjuk kerja yang akan dibabas adalah Quality of Service (QoS), skalabilitas, dan kompatibilitas. Unjuk kerja dari masing-masing metode dapat dilihat dari karaktaristik, prinsip kerja, dan teknologi yang digunakan.
Dari basil studi literatur yang dilakukan terhadap unjuk kerja dari masing­ masing metode dapat diketahui bahwa secara umum keduanya tidak lebih baik antara satu dengan lainnya karena masing-masing memiliki karakteristik unjuk kerja yang akan berguna pada aplikasi-aplikasi tertentu. Dari segi penyediaan Qos, IP switching relatif lebih mudah dibandingkan dengan Tag switching, sedangkan dari segi skalabilitas Tag."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S39215
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>