Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 94302 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hartuti Mistialustina
"Dimasa sekarang sistem komunikasi membutuhkan antena dengan versatilitas yang tinggi. Kebutuhan akan antena yang dapat beroperasi pada frekuensi yang berbeda atau dapat dikonfigurasi ulang adalah suatu hal yang bermanfaat karena perubehan sistem mungkin terjadi. Teknologi antena mikrosttip dengan frekuensi ganda berkembang pesat. Salah satu metodenya yang populer adalah Miscellaneousloading diuji frequency. Pada tekuik ini frekuensi ganda dihasilkan dengan menambahkan beban, diantamnya adalah beban stub. Penelitian yang dilakukan oleh Davidson. S.E dan Richards, W.F memperoleh hasil bahwa perubahan panjang studi dapat menala basil frekuensi resonansi. Namun pada penelitian tersebut penalaan hanya dilakukan peda saat simulasi untuk memperoleh frekuensi yang diinginkan, setelah pabrikasi penalaan tidak dilakukan lagi. Pada kundisi lain kemampuan penalaan pada suatu antena memberikan kesempatan untuk melaknkan pengembangan dalam hal fungsi dan kernampuan dari teknologi komunikasi frekuensi tinggi. Pada skripsi ini telah dHakukan rancang bangun antena segiempat frekuensi ganda ditala dengan menggunakan beban stub yang berperan sebagai resonator dan juga penala berupa saluran mikrostrip yang terbuat dari lempengan tembaga yang dapat diubah-ubah posisinya. Penalaan dapat dilakukan hingga tahap pabrikasi. Digunakan lima variasi ukuran beban dengan panjang 0,5/.d dan lebar masing-masing 12 mm, 10 mm, 8 mm, 6 mm, dan 4 mm. Pencatuan yang digunakan adalah dengan menggunakan saiuran mikrostrip dengan inset Antena rancangan pada awalnya merupakan suatu desain antena yang bekerja pada frekuensi sekitar 2,4 GHz, Setelah diberi beban dari hasil pengukuran diperoleh bahwa ukuran beban yang optimal dalam menghasilkan frekuensi resonansi ganda ditala adalah 0,5hd x 4 mm. Beban ini menghasilkan antena dengan daerah frekuensi operasi 2.41 GHz sampai dengan 2,66 GHz untuk frekuensi resonansi pertama dan 1,22 GHz sampai dengan l,94 GHz untuk frekuensi resonansi kedua. Gain antena hasil rancangan adalah 4,49 dE untuk frekuensi resonansi 2,37 GHz dan 4.48 dB untuk frekuensi resonansi 1,55 GHz dan 2,48 GHz."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S39994
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Subhan
"Pada skripsi ini telah dirancang antena mikrostrip p\anar array segiempat 16 elemen dengan teknik pencatuan direct. Antena ini memiliki frekuensi kerja 1.7 GHz. Antena bentuk array ini terdiri dari 4 sub-array yang masing-masing sub-array terdiri dari 4 elemen.
Karakteristik yang diamati pada skripsi ini adalah bandwidth, Return Loss/VSWR, dan gain. Perancangan antena menggunakan simulasi dengan soiiware microwave office 2002 v5.00 dengan simulasi pada PCAAD 3.0 menggunakan metode cavity.
Dari hasil simulasi dan pengukuran diperoleh bahwa antena bentuk planar array segiempat ini memiliki bandwidth sebesar 19.14 MHz dengan impedansi karakteristik sebesar 36.58 - j 17.95 dan gain yang didapatkan sebesar 16.89 dB, naiuk 9.00 dB dari antena planar array 4 elemen dengan gainnya 7.89 dB."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S40170
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gindy Nuansa
"ABSTRAK
Mengintegrasikan transceiver seluruhnya dalam sebuah chip tunggal merupakan visi masa depan dari sistem nirkabel. Namun demikian, antena dapat dikatakan komponen berukuran terbesar pada sistem ini, sehingga miniaturisasi antena adalah proses yang diperlukan untuk memperoleh rancangan yang optimal. Dan metode yang dipilih untuk miniaturisasi antena adalah dengan pemanfaatan elemen metamaterial Complementary Split-Ring Resonator (CSRR) permitivitas negatif, yang dicetak pada bidang ground antena mikrostrip yang diaplikasikan pada frekuensi kerja 2,6 ? 2,7 GHz. Hasil simulasi menunjukkan ukuran antena dapat direduksi sampai 32% dengan bandwidth (-10dB) sebesar 140 MHz (2,58 ? 2,72 GHz) dan return loss 32,4dB di frekuensi 2,646 GHz. Sedangkan hasil pengukuran mengalami penurunan lebar bandwidth (90MHz) namun masih berada pada frekuensi kerja yang ditentukan. Ini menunjukkan bahwa penempatan elemen metamaterial CSRR pada bidang ground antena mikrostrip dapat memperkecil dimensi antena.

ABSTRACT
Integrating a transceiver entirely in a single chip is the future vision in wireless system. However, antenna is the largest component in this system, so it makes antenna miniaturization an important thing to do to achieve the optimal design. The chosen method for antenna miniaturization is by using negative permittivity Complementary Split-Ring Resonator (CSRR) metamaterial structure, printed on a ground plane at working frequency 2.6 ? 2.7 GHz. From the simulation, the final design has successfully reduce 32% of the microstrip dimension, which has 140 MHz of bandwidth (-10dB) centered at 2.646 GHz with a return loss of 32.4dB. From the measurement, the antenna has narrower bandwidth (90 MHz), but still inside the working frequency of antenna. This proves that CSRR metamaterial structure placed on the ground plane can make the antenna miniaturization possible."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1673
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Willy Yuswardi
"ABSTRAK
Antena mikrostrip merupakan salah satu alternatif antena dalam komunikasi wireless. Hal ini dikarenakan antena mikrostrip memiliki massa yang ringan dan bisa menyesuaikan dengan bentuk perangkat komunikasi. Pada skripsi ini, dibahas teknik untuk meminiaturisasi yaitu dengan metamaterial CRLH. Antena yang dirancang bekerja pada frekuensi 3.3 ? 3.4 GHz. Antena dirancang dan disimulasikan dengan menggunakan software CST Microwave Studio 2011. Dari hasil simulasi, didapat bandwidth 470 MHz dengan VSWR ≤ 2 pada frekuensi 3.3 GHz. Sedangkan hasil pengukuran, frekuensi kerja bergeser menjadi 3.26 namun masih dalam range frekuensi 3.3 ? 3.4 GHz. Bandwidth yang diperoleh 250 MHz dengan VSWR ≤ 2. Dengan teknik CRLH ini bisa mereduksi dimensi antena sebesar 61.11%

ABSTRACT
Microstrip antenna has become one of the alternative antenna design in wireless technology. This is mainly because its characteristics which are light weight and easily adjusted in most of communication devides. This final project propose a miniaturization technique by using CRLH metamaterial element. The antenna design work at frequency 3.3 ? 3.4 GHz and simulated using CST Microwave Studio. The simulation results show a relatively wide bandwidth of 470 MHz with VSWR ≤ 2 at 3.3 GHz, while the measurement has a frequency shift to 3.26 GHz, but still in the 3.3 ? 3.4 GHz frequency range. And the antenna bandwidth is also become narrower to 250 MHz with VSWR ≤ 2. So, with this proposed design, the antenna dimension can be effectively reduced to 61.11%."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1692
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Suwarto
"Salah satu aplikasi dari antena mikrostrip adalah antena untuk komunikasi suara (sound broadcasting) menggunakan satelit Quasi Zenith yang bekerja pada pita frekuensi 2,6 GHz (2605 -2630 MHz) [3]. Selain hams mempunyai karakteristik sebagai sebuah antena yang baik ( VSWR lebih kecil atau sama dengan 2, return loss lebih kecil atau sama dengan -9,54 dB), antena untuk aplikasi ini juga harus menghasilkan polarisasi melingkar karena digunakan untuk komunikasi bergerak menggunakan satelit yang jaraknya sangat jauh. Dengan polarisasi melingkar, maka tidak diperlukan penyesuaian (tracking) polarisasi antara antena pengirim dan penerima.
Pada skripsi ini, diajukan antena yang memenuhi kriteria di atas yaitu antena mikrostrip patch segitiga samasisi dengan teknik pencatuan tunggal secara langsung untuk menghasilkan polarisasi melingkar pada frekuensi 2605 - 2630 MHz. Patch segitiga dipilih karena dapat menghasilkan karakteristik yang sama dengan patch segi empat dengan luas yang lebih kecil [2]. Jenis segitiga samasisi dipilih karena telah banyak dipelajari dan digunakan dibandingkan jenis segitiga yang lain sehingga lebih mudah dalam analisanya [10],[11],[13]. Pencatuan tunggal (single feed) dipilih karena struktumya yang sederhana dan ringkas yang dapat memperkecil dimensi antena, sedangkan pencatuan langsung (direct feed) dipilih karena mudah dan dapat difabrikasi bersamaan dengan patch segitiga [2].
Berdasarkan simulasi dan pengukuran hasil fabrikasi antena yang dilakukan pada skripsi ini, untuk menghasilkan polarisasi melingkar dengan teknik pencatuan tunggal secara langsung, tinggi patch segitiga samasisi harus sedikit dikurangi sehingga sisi miring (b) dan sisi alas (a) mempunyai perbandingan b/a sebesar 0,97. Dengan demikian, untuk sisi alas sisi alas 50,6 mm, patch segitiga mempunyai sisi miring 49,1 mm. Untuk menghasilkan Left Hand Circular Polarization (LHCP), patch segitiga dicatu pada titik sejauh 16 mm dari sudut sebelah kiri sedangkan untuk menghasilkan Right Hand Circular Polarization (RHCP), patch segitiga dicatu pada titik sejauh 16 mm dari sudut sebelah kanan. Untuk mencapai kondisi matching maka digunakan teknik single stub impedance matching.
Dari hasil pengukuran diperoleh polarisasi melingkar dengan axial ratio Bandwidth 29 MHz ( 2604 - 2633 MHz) atau sebesar 1,1 %. Berkas utama radiasi antena yang terukur berada pada sudut 0 dan polarisasi melingkar teriadi pada rentang sudut 330_ sampai 50_. Bandwidth VSWR yang diperoleh sebesar 65 MHz (2578 - 2643 MHz) atau sebesar 2,48 %. Untuk rentang frekuensi dari 2605-2630 MHz diperoleh VSWR yang sangat kecil yaitu di bawah 1,45. Sementara itu, gain antena yang diukur pada arah intensitas radiasi maksimum (0_) sebesar ~ 6 dB. Dari hasil ini terlihat bahwa rancangan yang dihasilkan dapat memenuhi karakteristik yang diinginkan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40097
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S39031
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nugroho Adi Saputro
"Saat ini, antena mikrostrip telah mendapatkan perhatian yang sangat besar dalam desain antena untuk sistem komunikasi nirkabel. Hal ini dikarenakan bentuknya yang kompak, kecil, ringan, serta mudah diintegrasikan dengan devais yang lain. Oleh karena itu, dalam skripsi ini dirancang antena mikrostrip dengan penambahan struktur Left-Handed Metamaterial (LHM) untuk tujuan miniaturisasi dan peningkatan gain. Frekuensi kerja antena dalam perancangan ini adalah 2,35 GHz dengan bandwidth 100 MHz. Finite Integration Technique (FIT) digunakan untuk melakukan analisis numeris terhadap desain antena.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa antena single elemen bekerja pada frekuensi 2,30 - 2,39 GHz dengan bandwidth 90 MHz (3,8 %), return loss -27,44 dB pada frekuensi tengah, dan gain 4,51 dBi. Sedangkan untuk antena array dua elemen bekerja pada frekuensi 2,29 - 2,42 GHz dengan bandwidth 128 MHz (5,4 %), return loss -28,98 dB pada frekuensi tengah, dan gain 8,2 dBi. Kemudian, dilakukan validasi antena dengan pengukuran di ruang anechoic chamber.
Hasil pengukuran untuk single elemen menunjukkan bahwa antena bekerja pada frekuensi 2,26 - 2,38 GHz dengan bandwidth 114 MHz (4,89 %), return loss - 21,53 dB pada frekuensi tengah, dan gain 4,62 dBi. Sedangkan untuk antena array dua elemen, antena bekerja pada frekuensi 2,26 - 2,41 GHz dengan bandwidth 146 MHz (6,21 %), return loss -25,92 dB, dan gain 8,97 dBi. Dengan menggunakan struktur LHM, dimensi antena dapat dikurangi hingga 51 % untuk single elemen dan 39 % untuk array dua elemen. Bahkan untuk antena array dua elemen, gain antena dapat ditingkatkan hingga 8,97 dBi.

Currently, the study of microstrip antenna has been great interest in most of antenna design for wireless communication due to its characteristics, such as light weight, compact, small, and easy to be integrated with other devices. This research will investigate a microstrip antenna which is constructed of Left-Handed Metamaterial (LHM) structure aiming at miniaturization and gain enhancement as well. In this research, a single element and a two element array antennas are proposed in order to have the resonant frequency at 2.35 GHz with the bandwidth 100 MHz. The antennas are numerically analyzed by using the Finite Integration Technique (FIT).
The simulation results show that the antenna works at 2.30 - 2.39 GHz with the bandwidth 90 MHz (3.8 %), return loss -27.44 dB at the center frequency and the gain 4.51 dBi for a single element. As for two element array antenna, the frequency operation is 2.29 - 2.42 GHz with the bandwidth 128 MHz (5.4 %), return loss -28.98 dB at the center frequency and the gain 8.2 dBi. The antennas are validated by the measurement that is conducted in an anechoic chamber.
The results show that the antenna works at frequency 2.26 - 2.38 GHz with the bandwidth 114 MHz (4.89 %), return loss -21.53 dB at the center frequency and the gain 4.62 dBi for single element. In addition, as for two element array antenna, it works at 2.26 - 2.41 GHz with the bandwidth 146 MHz (6.21 %), return loss -25.92 dB and the gain 8.97 dBi. Therefore, by using a LHM structure, the antenna dimension can be effectively reduced up to 51% and 39 % for single element and two array element, respectively. Moreover, the gain of two element array can be increased up to 8.97 dBi.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44694
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sintong Binzar P.
"Antena mikrostrip (MSA) telah banyak digunakan karena memiliki banyak keuntungan seperti bentuknya yang ringkas, praktis, ringan dan mudah untuk mengatur polarisasinya. Namun, terdapat kekurangan pada antena microstrip ini, yaitu gain yang rendah [5]. Karakteristik gain tinggi sangat dibutuhkan dalam komunikasi satelit. Antena array yang merupakan gabungan beberapa elemen tunggal adalah cara untuk mengatasi masalah ini.
Pada skripsi ini antena array yang dirancang berbentuk planar dengan ukuran 2x2 (4 elemen) yang menghasilkan polarisasi melingkar. Teknik yang digunakan untuk membangkitkan polarisasi melingkar pada antena array segitiga sama sisi adalah dengan pencatuan ganda secara langsung pada masing-masing elemennya. Matching antar elemen merupakan salah satu faktor penting dalam menyusun antena array. Transformer X/4 merupakan teknik yang digunakan pada matching antar elemen. Karakteristik yang diamati pada skripsi ini adalah bandwidth, axial ratio bandwidth, pola radiasi, dan gain. Antena array bekerja pada frekuensi sekitar 2.625 GHz dengan polarisasi melingkar.
Dari hasil pengukuran diperoleh polarisasi melingkar dengan axial ratio bandwidth sebesar 28 MHz atau sebesar 1,07 %. Gain antena mikrostrip patch segitiga sama sisi sebesar 11,24 dB pada frekuensi 2.625 GHz. Berkas utama antena mikrostrip patch segitiga sama sisi pada bidang E berada pada arah 0_ dilihat dari pola radiasi antena array."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40158
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasihin
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S38029
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfandella Pratama
"Kebutuhan masyarakat akan mobilitas yang tinggi pada zaman modern saat ini mendorong diciptakannya alat navigasi GPS Global Positioning System Agar dapat menunjang sistem penerimaan GPS yang baik dan akurat diperlukan antena penerima dengan spesifikasi yang memadai Antena GPS yang banyak digunakan bekerja pada frekuensi L1 GPS yaitu 1 575 GHz dengan parameter gain 2dBi axial ratio 3dB dan polarisasi melingkar ke kanan right handed circular polarization RHCP Untuk mencapai spesifikasi yang diharapkan pada skripsi ini dirancang sebuah antena mikrostrip patch segiempat catu tunggal dengan penambahan lima slot persegi panjang untuk mendapatkan polarisasi melingkar Berdasarkan hasil simulasi dan pengukuran diperoleh antena dengan polarisasi melingkar yang memiliki frekuensi resonansi di 1 575 GHz dengan gain 3 dBi dan axial ratio 1 52 dB.

Along with the community needs for high mobility in current modern era allowing to develop navigation systems like GPS Global Positioning System that presently widely used for supporting daily activities In order to accurately support the GPS reception system the received antenna is required to be sufficiently met the existing specifications Most of the GPS antennas work at the frequency of L1 band that is 1 575 GHz with the gain more than 2 dBi the axial ratio less than 3dB and have the right handed circular polarization RHCP In order to achieve the aforementioned specification in this thesis a single feed square microstrip patch antenna with five rectangular slots on the patch is designed for generating a circular polarization According to the simulated and measured results the antena operates well at the resonant frequency 1 575 GHz with the gain is approximately 3 dBi and the axial ratio by 1 52 dB.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46117
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>