Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176182 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R.M. James D. Soemarto
"Trafik yang padat dalam jaringan multicast akan memicu hilangnya paket yang mengalir karena tetjadi kemacetan Sebuah protokol reliabel multicast diharapkan dapat mengantisipasi hilangnya paket tersebut dengan pengiriman paket perbaikan sebagai pengganti. Hal ini telah memicu perkembangan protokol reliabel multicast dari kelas receiver initiated untuk dapat berperan sebagai protokol standar dalam jaringan multicast. Cisco System pada tahun 1998 telah mengeluarkan profokol baru yaitu Pragmatic General Multicast (PGM) yang menawarkan konsep berbeda dalam penerapannya pada jaringan, yaitu dengan penggunaan router khusus sebagai elemen jaringan yang ikut berperan aktif dalam pengaturan trafik. PGM dikatakan memiliki kemampuan untuk meningkatkan efisiensi dalam pemakaian resource jaringan tanpa mengurangi standar reliabilitas yang ada. Simulasi dan analisa akan dilakukan pada skripsi ini untuk melihat kinerja PGM dalam meningkatkan unjuk kerja jaringan, dengan membandingkan kinerja protokol saat diterapkan pada jaringan dengan lingkungan router khusus PGM dan non-PGM. Dari simulasi yang dilakukan. didapatkan hasil yang memmjukkan bahwa PGM mampu bekerja secara baik dalam topologi yang berbeda. Kinerja protokol ini akan menjadi maksimal saat diterapkan dalam lingkungan router khusus PGM, dengan simulasi menunjukkan nilai delay 21% lebih kecil, tingkat terjadinya duplikasi paket ada 77% lebih rendah, dan presentase throughput yang lebih baik."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
S39304
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Dwi Rahmana
"Tuntutan akan layanan jaringan internet yang lebih baik dan menarik semakin besar seiring dengan berkembangnya teknologi komunikasi dan jaringan. Dengan semakin banyaknya pengguna jaringan internet dan meningkatnya permintaan layanan layanan multimedia seperti Video on Demand, teleconterence, real time game ataupun audio streaming, rnengakibatkan kebutuhan akan ketersediaan bandwith jaringan semakin besar. Oleh karena itu diperlukan suatu mekanisme transmisi data yang dapat meningkatkan efisiensi penggunaan jaringan. Transmisi data multicast adalah salah satu altematif yang diharapkan dapat meningkatkan efisiensi penggunaan jaringan dan efektifitas biaya jaringan yang dipakai. Transnrisi data multicast dapat mengirimkan paket ke banyak penerima hanya dengan menggunakan satu aliran data, sehingga mengurangi beban jaringan secara keseiuruhan. Dalam skripsi ini dilakukan pengujian unjuk kerja transmisi data unicast dan multicast pada jaringan IPv4 dan IPv6, Hasil pengujian rnenunjukkan bahwa transmisi data multicast memberikan kinerja yang baik walaupun dilakukan pembatasan besar bandwlth dalam jaringan. Dengan transmisi data multiccst penurunan kinerja dari sisi throughput kurang dari 0,02 % pada jaringan IPv4 dan 0,006 % pada jaringan IPv6. Hal ini tentu saja sangat berbeda apabila dibandingkan dengan transmisi data unicast dimana terjadi penurunan kinerja yang signifikan dengan perlakuan yang sruna pada transrnisi data multicast."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
S39294
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mailoa, Adrianov A.Y.
"Multicast adalah suatu metode pengiriman data yang memungkinkan data dikirimkan dari satu atau lebih komputer ke lebih dari satu komputer dengan sekali pengiriman. Dengan demikian penggunaan teknik multicast akan menghemat bandwidth jaringan. Efiiensi penggunaan bandwidth tersebut menjadi alasan multicast mulai dikembangkan untuk aplikasi multimedia melalui jaringan atau intemet. Namun aplikasi multimedia merupakan aplikasi yang memhutuhlcan kecepatan dan ketepatan pengiriman data. Karena itu protokol yang dikembangkan di tiap layer atau lapisan jaringan harus mampu menjalankan fungsi-fungsi menjamin kecepatan dan ketepatan data. Salah satu fungsi yang dimaksud adalah routing atau penjaluran pada lapisan network dari TCP/IP. Untuk aplikasi multicast, ada dua protokol penjaluran yang dikernbangkan untuk jaringan intra-AS atau internal gateway protocol (IGP), yaitu DVMRP (Distance Vector Multicast Routing Protocol) dan MOSPF (Multicast Open Shortest Path First). DVMRP menggunakan algoritma distance vector sedangkan MOSPF menggunakan algoritma link state. Salah satu kelemahan algoritma distance vector adalah kemungkinan terjadinya routing loop yang dapat mengakibatkan keterlambatan pengiriman data. Sedangkan pada MOSPF hal tersebut tidak pernah terjadi. Skripsi ini akan mengemukakan suatu simulasi yang membandingkan kedua protokol tersebut dengan menunjukkan kemungkinan routing loop pada DVMRP. Analisa teori dikemukakan berdasarkan karakteristik dari tiap algoritma dan topologi-topologi jaringan yang digunakan dalam simulasi. Dari hasil simulasi kemudian diperoleh kesimpulan bahwa dari segi delay MOSPF lebih baik daripada DVMRP sebesar 38,58% sedangkan dari segi pemanfaatan bandwidth DVMRP lebih baik daripada MOSPF sebesar 12,67%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S39883
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ririn Rubiany Zulkaidah
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S38607
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natalia Evianti
"ABSTRAK
Aplikasi-aplikasi yang mendukung aktivitas rea!-time grup yang interaktif
dengan kebutuhan akan komunikasi yang handal telah meluas penggunaannya.
Komunikasi Reliable Multicast adalah salah satu cara komunikasi yang
mendukung aplikasi-aplikasi tersebut. Aplikasi-aplikasi diatas mempunyai
perbedaan kebutuhan reliability.
Scalable Reliable Multicast (SRM) adalah protokol reliable multicast
berbasis receiver-inirialed reliability yang memenuhi kebutuhan aplikasi-aplikasi
tersebut. SRM mempunyai kinerja yang optimal dan tahan (robusp terhadap
kesalahan yang umumnya terjadi, seperti paket yang hilang. SRM juga
mempunyai kelebihan yaitu menjamin penginman data dan kemampuan yang
cepat dalam mendeteksi paket yang hilang dengan mengalihkan tugas
pendeteksian paket yang hilang kepada penerima.
Kehandalannya menangani semua aplikasi multicast akan diuji dan
dibandingkan dengan mengamati perubahan kinerja loss recovery dari statistik
paket yang hilang terhadap perubahan node dan traffic SRM menggunakan
simulasi janngan ns-2. Dari hasil simulasi pada skripsi ini didapatkan prosentase
keberhasilan penerimaan paket data yang paling baik, yaitu 87% untuk jumlah
node penerima sedikit. Pengaruh perubahan trafik dengan menambahkan
gangguan trafic akan didapatkan keberhasilan penerimaan paket data terburuk,
yaitu 28% ketika letak gangguan irc/$0 delta dengan pengirim Loss recovery
akan semakin banyak terjadi ketika jumlah gangguan trafic bertambah
jumlahnya.

"
2001
S39100
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michael Thiotrisno
"Stream Control Transport Protocol (SC 7 P) merupakan protokol lapisan transport yang handal, connection-oriented (berbasis pada message-oriented dan message-stream. Walaupun awalnya ditujukan untuk kebutuhan bidang telekomunikasi, tetapi berbagai fitur SCTP memungkinkan SCTP menjadi alternatif protokol jaringan komputer.
Fitur-fitur SCTP antara lain: multihoming, multistreaming, fast retransmit, fast recovery, error control, congestion control, SACK dan reliable transmission. Mekanisme pengiriman paket SCTP dianalogikan sebagai multiple stream sehingga dapat mencegah terjadinya Head of Line HiOL) Blocking Finn multihomfng dapat mendeteksi dan mengantisipasi kegagalan jalur transmisi dengan menyediakan jalur alternatif. Mekanisme congestion control, fast retransmit dan SACK memunglrinlfan SCTP meryaga lcyu throughput, menangani kehilangan puke! secara efisien dan ekkljf dan mencapaf rhrrmghpm' yang lebih ringgi dibandinglran TCP.
Pada simulasi ini, SCTP mampu mencapai throughput yang lebih tinggi dibandingkan TCP dengan persentase 30%-100% pada trafic CBR dan 100%-300% pada aplikasi FTP dengan tingkat fairness yang cukup tinggi yaitu 0. 70-0. 99. Peningkatan waktu simulasi menghasilkan nilai parameter unjuk kerja jaringan yang lebih stabil Peningkatan delay propagasi jalur bottleneck menyebabkan peningkatan RIT sehingga total throughput, packet loss rate dan ulilisasi jalur menurn.
Peningkaran jumlah sesi pada kapasitas bandwidth kecil menghasilkan peningkatan total throughput dan utilisasi jalur mencapai 90%-99%, tetapi menyebablfan peningkatan PLR hingga 12% dan penurunan indeks fairness hingga 0. 70. Penerapan SCTP bersama TCP dalam sam jaringan unicast umumnya tidak menurunkan unjuk kerja jaringan maupun TCP dan menghasilkan tingkat fairness yang cukup tinggi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S40108
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Irawan Hadianto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S38308
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan Rusli
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S38623
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusdan
"ABSTRAK
Karakteristik prinsip sistem multiprosesor yaim kemampuan masing-masing prosesor untuk mengakses (share) sebuah memori utama. Kemarnpuan pengaksesan berlangsung sedemikian rupa, sehingga interkoneksi antara modul-modul proscsor dan memori texjadi. Untuk kemampuan ini diperguuakan metode switching yang berkemampuan menyediakan pencabangan secara logika antara prosesor dengan memoxi., seperti cross-bar swirch yang membentuk jaringan interkoneksi multiprosesor cross-bar.
Unjuk kerja jaringan interkoneksi multiprosesor dimnjukkan oleh lebarpita (bandwidth), probabilitas penerimaan Qvrobabilizy acceptance), utilitas prosesor (ulility), dan faktor harga efektif (cost factor). Sedangkan fhktor yang mempengamhi unjuk kelja sistem yaitu jumlah prosesor, jumlah memori, dan laju requesr.
Dalam Tugas Akhir ini dilakukan analisa dan simulasi unjuk kenja jaringan interkoneksi yang menggxmakan cros.s'~bar. Analisa dilakukan dengan memberikan model-model matematik yang memungkillkan mewakili unjuk ke1ja kedua sistem, sedangkan simulasi dilakukan dengan mencontoh keadaan sistem yang sesungguhnya.

"
1996
S38758
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yansen Darmaputra
"Skripsi ini akan membahas mengenai perbandingan duo buah prorokol single-rate multicast, yaitu Active Error Recovery/Nominee Congestion Avoidance (AER/NCA) dan Pragmatic General Mullicost Congestion Control (PGMCC). Keduanya menggunakan penerima terburuk untuk merepresentasikan group multicast. Untuk menghindari Iedakan feedback, maka digunakan mekanisme feedback yang berbasis negative acknowledment (NACK). Untuk meningkatkan skalabilitas protokol, digunakan pula supresi dan agregasi feedback dengan bantuan peralatan jaringan.
PGMCC diterapkan pada jaringan pasif, sedangkan AER/NCA diterapkan puda jaringan aktif. Jaringan aktif adalah jaringan yang dapat melakukan komputasi. Untuk menerapkan jaringan aktif. AER/NCA menggunakan designated server yang diletakkan pada router sehingga router memiliki kemampuan pemrograman. Node dimana terlerak router yang dilengkapi dengan designated server disebut sebagai node aktif.
Hasil stimulasi menunjukkan bahwa AER/NCA dan PGMCC keduanya bersifat TCP-friendly. Pada jaringan dengan tingkat kehilangan paket yang rendah, unjuk kerja PGMCC lebih baik dibandingkan AER/NCA. Namun, pada jaringan tingkat kehilangan paket yang tinggi, unjuk kerja AER/NCA Iebih baik dari PGMCC dan TCP. Fenomena ini disebabkan perbedaan antara perbedaan antara jaringan aktif dan jaringan pasif.
Pada saat diterapkan pada jaringan yang memiliki uncorrelated losses, maka bergabungnya penerima baru di tengah-tengah sesi tidak mempengaruhi pengiriman paket pada PGMCC. Pada AER/NCA, hal ini akan menyebabkan pengiriman paket terganggu karena AER/NCA akan melakukan proses inisialisasi untuk penerima yang baru bergabung.
Dari unjuk kerja kedua protokol, jaringan aktif melakukan banyak komputasi sehingga menyebabkan laju transmisi paket menjadi Iebih lambat. Namun, komponen aktif sangat membantu pada saat pemulihan kehilangan paket. Oleh sebab itu, komponen aktif sebaiknya diletakkan pada saluran yang banyak mengalami kehilangan paket dan tidak diletakkan pada jaringan backbone. Kombinasi antara jaringan pasif dengan jaringan aktif yang disebur jaringan hibrid akan menggabungkan keunggulan masing-masing jaringan sehingga akun didapat kinerja jaringan yang lebih baik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S40005
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>