Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143534 dokumen yang sesuai dengan query
cover
A. Ademulia Djufri
"Pengukuran bandwidth yang tersedia cukup penting untuk dapat meningkatkan optimasi jaringan. Bandwidth yang tersedia adalah bandwidth total maksimum yang dapat dipergunakan dikurangi dengan bandwidth yang ialah terpakai. Pengukuran bandwidth yang tersedia dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu pengukuran pasif, tidak mengganggu jaringan tetapi hanya memodifikasi paket yang akan masuk ke jaringan agar didapatkan informasi yang diinginkan , dan pengukuran aktif dengan memasukkan paket ke dalam jaringan agar didapatkan informasi tentang jaringan yang akan di ukur.
Pengukuran aktif dapat dibagi menjadi dua yaitu mengirim pasangan paket( packet pair) dan rentetan paket ( packet train ). Salah satu sistem yang menggunakan metode packet pair adalah Spruce. Pathload dan PathChirp merupakan sistem - sistem yang menggunakan metode packet train. Untuk mengetahui kebaikan dan keburukan dari 3 jenis sistem yang mewakili 2 metode tersebut akan di bandingkan diatas suatu konfigurasi tertentu.
Hasil pengujian diatas konfigurasi tersebut menunjukkan bahwa estimasi bandwidth yang tersedia tidak mungkin mencapai kesalahan 0 %, sedangkan penggunaan bandwidih tersendiri tidak mungkin mencapai 100%. Metode packet train lebih baik dibandingkan dengan metode packet pair karena mampu mendeteksi bandwidth secara keseluruhan. Sistem PathChirp dianggap terlampau optimistik mendeteksi bandwidth yang tersedia. Sistem Pathload dianggap sistem yang paling baik diantara ketiga sistem walaupun masih mempunyai kelemahan."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S39997
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Erlangga
"Ketersedian bandwidth merupakan hal yang sangat penting bagi setiap aphkasi multimedia dan juga salah satu faktor penentu QoS pada. Ada beberapa metode estimasi yang digunakan untuk mencari nilai bandwidth baik kapasitas bandwidth maupun bandwidth yang tersisa. Metode ini menggunakan paket UDP yang akan bekerja pada layer aplikasi. Pada skripsi dilakukan analisa perbandingan terhadap metode packet pair, packet train dan packet triplet. Data-data yang digunakan dalam skripsi ini diambil dari referensi [2J,[3] yang digunakan. Pengambilan data menggunakan program network simulator.
Skripsi ini mengestimasi kapasitas banchvidth dengan mengirimkan sejumlah pasangan paket, gabungan paket (packet train), dan packet triplet dengan jarak interval waktu tertentu dan mengukur dispersi interval waktu tersebut ketika diterima pada sisi receiver. Pengujian ini dilakukan pada jaringan bertopologi bus dan menguji kapasitas bandvidth dalam traffic tertentu. Hasil analisa menunjukkan bahwa packet triplet memiliki keunggulan yang tidak dimilii oleh packet pair dan packet train."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40130
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robby Saleh
"Video Streaming merupakan sebuah aplikasi yang sangat bergantung pada kondisi jaringan, saat ini dapat dilakukan oleh user tidak saja hanya dari komputer PC, tetapi juga dengan perangkat mobile yang lain. Hal ini ditunjang oleh teknologi jaringan wireless sehingga video streaming dapat dilakukan dalam kondisi mobile.
Pada penelitian ini akan dilakukan perancangan dan pengukuran terhadap parameter-parameter kualitas layanan jaringan dan parameter-parameter data multimedia selama user melakukan streaming Hasil pengukuran akan digunakan untuk menganalisa kinerja jaringan wireless untuk aplikasi video streaming.
Pengukuran dilakukan terhadap aktifitas video streaming menggunakan aplikasi yang dibuat menggunakan Microsoft Visual Basic pada sisi server dan Microsoft Embedded Visual Basic pada sisi client. Pengukuran juga dilakukan terhadap parameter-parameter kualitas layanan menggunakan Program Sniffer Pro 4.5 dan Bandwidth Controller. Kedua pengukuran di atas dilakukan pada indoor dan outdoor. Pengaruh mobilitas user terhadap unjuk kerja streaming juga diuji dalam penelitian ini.
Dari penelitian ini didapatkan bahwa kapasitas bandwidth dari server harus lebih besar dari bit rate file yang akan di stream. Packet loss dan Delay sebagai akibat dari adanya keterbatasan bandwidth sangat mengganggu aktifitas streaming yang sedang berjalan. Mobilitas user selama dalam daerah jangkauan dengan kualitas link lebih besar dari 10% dan kecepatan mobilitas kurang dari 5 km/jam tidak mengganggu proses streaming.

Video Streaming is an application that has strong dependency on the network condition, which now can be accessed by the user not only from a PC, but also can be done from another mobile devices. This purposed is supported by wireless network technology so that video streaming application can be access in mobile condition in this research, the application of video streaming than is accessed from mobile terminal will be designed and some parameters of the network services such as the network quality will be measured. The results will be used to analyze the performance of the video streaming application in wireless network.
The measurement is proposed for video streaming activity using Microsoft Visual Basic at server and Microsoft Embedded Visual Basic at client. The parameter of the service quality is also measured using Snifter Pro 4.5 and Bandwidth Controller. Both of the above measuring is proposed at indoor and outdoor environment. User mobility effect for the performance of streaming is evaluated in this research.
As the result, bandwidth capacity of the system should be greater than bit rate of the streamed file. The packet loss and the delay as the effect of the limited bandwidth disturbed the running streaming activity. From the experiment, the experiment, the link quality is 10% greater when the position of the user is in coverage area and if the velocity of user less than 5 km/hours, if is no effect for the streaming process."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14784
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Fitri Aprilia
"Pada sebuah jaringan, jumlah server hampir pasti lebih kecil dari jumlah customer yang mengaksesnya, sehingga server terkadang kesulitan untuk memenuhi semua kebutuhan customer. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya pelanggaran pada Service Level Agreement (SLA). Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa connection-oriented bandwidth scheduler merupakan bandwidth scheduler yang paling efektif. Pengujian dilakukan untuk mengetahui skalabilitas dan keandalan dari connection-oriented bandwidth scheduler menggunakan Peersim Simulator.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa connection-oriented bandwidth scheduler memiliki efisiensi yang tinggi. Saat keadaan default, utilisasi link hampir mencapai 90,00%. Sementara itu kenaikan level parallel degree ternyata memiliki pengaruh yang linier terhadap kenaikan utilisasi link. Semakin tinggi level parallel degree, semakin besar pula utilisasi link. Namun kenaikan tertinggi terjadi saat parallel degree level 2, dengan kenaikan 5,12% dibandingkan dengan parallel degree level 1. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa pada saat simulasi, sistem yang menerapkan connection-oriented bandwidth scheduler mampu menangani jaringan dengan perbandingan server dan customer sebesar 1: 89.

In a network, the number of servers is almost certainly less than the number of customers who access it, so sometimes, it might be difficult to meet all the customer’s needs. This can lead to violations of the Service Level Agreement (SLA). Previous studies showed that one of the most effective bandwidth scheduler is connection-oriented bandwidth scheduler. Testing was conducted to determine the scalability and reliability of the connection-oriented bandwidth scheduler using Peersim Simulator.
Simulation results show that connection-oriented bandwidth scheduler has a high effectiveness. During the default state, the utility link almost reaches 90.00%. Meanwhile the increase in the level of parallel degree proved to have a linear influence on the increase in the utility link. However, the highest increase occurred when the level of parallel degree is set to 2, with an increase of 5.12% in link utility. Analysis of the simulation results also shows that during the simulation, the system using connection-oriented bandwidth scheduler is able to handle a network with a server and customer ratio of 1: 89.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56088
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arisakti Pribadi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S38322
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leli Nurlaeli
"Persaingan di industri rokok sangat ketat dilihat dari semakin banyaknya jumlah industri rokok yang ada di Indonesia. Perusahaan mulai menyadari bahwa logistik mempunyai pengaruh yang cukup berarti terhadap biaya. Kontribusi biaya transportasi dalam sistem distribusi perusahaan mencapai 1/3 hingga 2/3 dari total biaya distribusi. Dengan demikian diperlukan etisiensi pada sistem transportasi untuk mengurangi beban biaya operasional perusahaan. Pada kenyataannya di lapangan masalah yang sering ditemui adalah Vehicle Routing Problem (VRF). Banyak metode yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan ini. Salah satu metode dalam menyelesaikan masalah VRP ini adalah Adaptive Large Neighborhood Search yang mempunyai kelebihan dalam menyelesaikan masalah yang berbeda dalam VRP, yaitu The Vehicle Routing Problem with Time Windows (VRPTW) dan The Capacitated Vehicle Routing Problem (CVRP). Metode ini diharapkan akan memperbaiki sistem transportasi, khususnya penemuan rute yang akan menurunkan biaya pengiriman produk ke konsumen.
Penerapan Metode Adaptive Large Neighborhood Search ini menggunakan studi kasus. PT. X untuk pengiriman produk dari depot ke konsumen-konsumennya yang tersebar di sekitar wilayah Cirebon, Jawa Barat. Penyelesaian dilakukan menggunakan program komputer menggunakan bahasa pemrograman matlab. Selanjutnya data pengiriman selama 1 bulan diolah menggunakan peranti lunak ini dan menghasilkan rute dengan penurunan jarak tempuh sebesar 709.1 km atau sebesar 8.2%, terjadi penurunan biaya pengiriman sebesar Rp. 1.056.934,80 jika dipersentasekan adalah sebesar 8.2% dan terjadi penurunan jumlah trip Sebanyak 8 trip atau sekitar 6.35%.

Competition in cigarettes industries is very tight which is looked from the number of cigarettes industries in Indonesia. Companies realize that logistic have enough influence to expense. The transportation cost contribution on distribution system in a company typically range between one third and two thirds of total logistics costs. Because of that, efficiency is needed to decrease company?s operational cost on distribution. Problems that oiten occurs in practice what is called Vehicle Routing Problem (VRP). Many methods used to solve this kind of problem. One of the method in Vehicle Routing Problems is Adaptive Large Neighborhood Search Algorithm which can solve different problems in VRP such as The Vehicle Routing Problem with Time Windows (VRPT W) and The Capacitated Vehicle Routing Problem (CVRP). This method is hoped will improve the transportation system, especially route determining which will reduce cost of delivery to customer.
The implementation of Adaptive Large Neighborhood Algorithm use case PT. X for product shipment from depot to its consumers which spread among Cirebon, West Java. Computer programming is used to solve the problem then it is developed with Matrix Laboratory Language. Then the data for 1 month shipment is processed by this software and resulting improvement that is 709.1 km distance reduction or 8.2%, Rp. Rp. I.O56.934,80 cost reduction or 8.2% from total transportation cost and the number of trip is decrease until 8 trips or about 6.35%."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16945
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahayu Diah Ratnawati
"ABSTRAK
Populasi pengguna internet dunia terus meningkat dan Indonesia berada di
urutan kedua di Asia dimana dari seluruh pengguna internet di Indonesia 80%
pengguna mengakses situs yang berada diluar negeri. Hal ini menjadi faktor
mengapa layanan internet di Indonesia masih relatif mahal karena ISP harus
menyewa link internasional agar dapat terkoneksi ke situs-situs yang berada diluar
negeri. Konsumsi bandwith pengguna internet juga meningkat seiring dengan
pergeseran gaya hidup ke arah sosial media dan online video. Namun
pertumbuhan trafik internet ini tidak diimbangi oleh pertumbuhan revenue yang
diperoleh operator telekomunikasi. Selain itu, operator telekomunikasi kini
berhadapan dengan layanan baru yaitu OTT (Over The Top) dimana operator
telekomunikasi sebagai pemilik jaringan sangat berkepentingan agar tidak ada gap
profit dengan OTT provider. Operator harus memikirkan cara untuk mendapatkan
revenue dari jaringan infrastruktur yang dimilikinya, salah satunya dengan
implementasikan Content Delivery Network (CDN). Secara teori CDN mampu
menyalurkan data secara efektif dan efisien sehingga dapat meningkatkan kualitas
layanan internet, menghemat bandwith internasional, dan dapat menambah
revenue.
Dari hasil analisa perumusan strategi bisnis CDN di Telkom dengan
menggunakan metode SWOT didapatkan hasil bahwa layanan CDN Telkom
terletak pada kuadran I yaitu Growth Oriented Strategy. Hasil analisa Matriks
Internal Eksternal layanan CDN Telkom juga berada pada sel 1 atau Growth.
Langkah-langkah strategis yang dapat dilakukan adalah strategi yang intensif
antara lain pengembangan produk layanan CDN Telkom, melakukan penjualan
layanan CDN Telkom dengan menawarkan suatu paket bundling premium
terhadap produk wholesale yang dimiliki Telkom, mengembangkan berbagai
model bisnis tertentu dalam melakukan kerjasama baik dengan operator dan
konten provider, serta mengembangkan Owned CDN Telkom sebagai fully
managed CDN Operator. Langkah-langkah strategis tersebut diharapkan dapat
mendukung Telkom agar memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan
pesaingnya untuk memenangkan kompetisi.

ABSTRACT
Internet users of World's population continues to increase, and Indonesia
rank second in Asia which 80% of Indonesian internet users accessing overseas’
sites. This factor causes internet service in Indonesia relatively expensive since
the ISP had to hire an international link to connect to websites located outside the
country. Bandwidth consumption of Internet users has also increased along with
lifestyle shift towards social media and online video. However, the growth of
Internet traffic is not followed by revenue growth gained by telecommunication
operators. In addition, operators are now facing a new service that called OTT
(Over The Top) where operators as the network owner is very concerned to reach
no profit gap between telecom operators and OTT providers. Operators should
design a strategy to get revenue from its network infrastructure; one of the
strategies is implementing the Content Delivery Network (CDN). Theoretically
CDN is capable in delivering data effectively and efficiently, improve internet
service quality, and may increase the revenue.
From the analysis of the business strategy formulation at Telkom CDN
using SWOT method showed that Telkom CDN services lies in the first quadrant
or at Oriented Growth Strategy. Internal External Matrix analysis also results
CDN service Telkom is in cell 1 or Growth. Strategic steps that can be done are
intensive strategies such as CDN product development, sell CDN services by
offering a bundled premium package with other Telkom’s wholesale products,
create certain business models for doing business with operators and content
providers, also deploy Owned CDN Telkom as a fully managed CDN provider.
These strategic measures are expected to support Telkom in order to have a
competitive advantage over its competitors in order to win the competition."
Lengkap +
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T34919
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardian Prawirayudha
"Skripsi ini membandingkan performa dari jaringan automatic 6to4 tunneling dengan jaringan manually configured IPv6 tunneling. Uji coba dilakukan pada jaringan lokal dengan menggunakan empat macam topologi jaringan, jaringan IPv4, jaringanIPv6, jaringan automatic 6to4 tunneling dan jaringan manually configured IPv6 tunneling. Aplikasi yang digunakan berupa aplikasi video streaming yaitu VLC dan HELIX streaming server. Uji coba dilakukan dengan menggunakan dua buah laptop, router cisco 3700 dan 3800 series, serta sebuah layer-2 switch. Parameter yang diukur adalah packet loss dan throughput. Variasi dalam pengambilan data dilakukan dengan menggunakan file video dengan format yang berbeda-beda. Tiap format video dilakukan pengambilan data sebanyak lima kali tiap topologi jaringan. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa jaringan manually configured IPv6 tunneling memiliki performa yang lebih bagus dibandingkan jaringan automatic 6to4 tunneling yang ditunjukkan dengan lebih kecilnya presentase packet loss yang dihasilkannya. Selisih presentase packet loss sebesar 0,38% pada streaming menggunakan VLC dan 1,3% pada streaming menggunakan HELIX.

This thesis compares performances of automatic 6to4 tunneling network and manually configured IPv6 tunneling network. Testing is done on a local network by using four kinds of network topology; they are IPv4 network, IPv6 network, automatic 6to4 tunneling network and manually configured IPv6 tunneling network. Testing uses two video streaming applications, they are VLC and HELIX streaming server. The local network uses two laptops, 3800 and 3700 series Cisco routers, and a layer-2 switch. The parameters are packet loss and throughput. Variation is done by using videos in different formats. The data are collected five times each video format on each topology. The result of data processing show that manually configured IPv6 tunneling network has better performance compared with automatic 6to4 tunneling network because it has lower packet loss percentage. The packet loss difference is about 3,8% in streaming using VLC and 1,3% in streaming using HELIX."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S51032
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Pada Mobile Ad hoc NETwork (MANET), node yang dilengkapi dengan peralatan wireless memiliki kemampuan untuk mengelola dan mengorganisasi secara mandiri, walaupun tanpa kehadiran suatu infrastruktur jaringan. Jaringan ad hoc hybrid, memungkinkan beberapa node yang bergerak bebas (mobile) membangun komunikasi yang seketika (instant) dan terbebas dari ketergantungan pada infrastruktur dapat mengakses ke Local Area Network (LAN) atau ke Internet. Fungsi dari jaringan ad hoc sangat tergantung pada routing protocol yang menentukan jalur atau rute diantara node. Ad hoc On-demand Distance Vector (AODV) adalah salah satu routing protocol pada jaringan ad hoc yang bersifat reactive. Protokol ini adalah salah satu protokol yang paling banyak diteliti dan digunakan. Pada penelitian ini dilakukan pengkajian protokol AODV dengan membangun suatu testbed menggunakan Personal Computer, beberapa Laptop (sistem operasi Linux Red Hat 9.0 dan Fedora Core 2), serta Personal Digital Assitant (PDA). Penelitian ini juga membuat package yang lengkap dengan cara cross compilation untuk PDA iPAQ. Hasil yang didapat dari analisa simulasi protokol AODV dengan menggunakan Network Simulator NS-2 didapatkan rata-rata packet delivery ratio 99,89% , end-to-end delay sebesar 0,14 detik dan routing overhead sebesar 1.756,61 byte per detik. Kemudian hasil pengukuran simulasi dibandingkan dengan hasil pengukuran testbed. Dari hasil pengukuran testbed didapatkan packet delivery ratio adalah sebesar 99,57%, end-to-end delay sebesar 1,004 detik dan routing overhead sebesar 1.360,36 byte per detik.

Abstract
In Mobile Ad hoc NETwork (MANET), node supplemented with wireless equipment has the capacity to manage and organise autonomously, without the presence of network infrastructures. Hybrid ad hoc network, enable several nodes to move freely (mobile) to create instant communication. Independent from infrastructure. They could access the Local Area Network (LAN) or the Internet. Functionalities of ad hoc network very much dependent on the routing protocol that determines the routing around node. Ad hoc On-demand Distance Vector (AODV) is one of routing protocols in ad hoc network which has a reactive characteristic. This protocol is the most common protocol being researched and used. In this Research, AODV protocol investigation was conducted by developing a testbed using Personal Computer, several Laptops (the Linux Red Hat operation system 9.0 and Fedora Core 2), and Personal Digital Assistant (PDA). This research also made a complete package by mean of cross compilation for PDA iPAQ. In general, results obtained from the simulation of AODV protocol using Network Simulator NS-2 are packet delivery ratio 99.89%, end-to-end delay of 0.14 seconds and routing overhead of 1,756.61 byte per second. Afterwards results from simulation were compared to results from testbed. Results obtained from testbed are as follows: the packet delivery ratio is 99.57%, the end-to-end delay is 1.004 seconds and the routing overhead is 1,360.36 byte per second."
Lengkap +
Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
M. Erry Hidayat Santoso
"Jaringan Komputer di PT. JICT saat ini menggunakzin Cisco 5505 sebagai Switch Distribusi, dan Cisco 2924 sebagai Switch Akses. Topologi yang digunakan adalah Star dengan menggunakan Kabel Serat Optik dari Switch Distribusi ke beberapa Switch Akses. Segmentasi Jaringan dilakukan dengan membuat beberapa VLAN (Virtual Local Area Network), dimana routing antar VLAN dilakukan melalui RSM (Router Switch Module) yang terpasang di Switch Cisco 5505. Dengan hanya adanya satu Switch Distribusi dan satu RSM, maka jika ada kerusakan pada Switch Distribusi atau RSM ini, akan mengganggu proses routing antar VLAN. Demikian juga dengan hanya adanya jalur tunggal dari Switch Akses ke Switch Distribusi, maka jika ada kerusakan pada jalur ini, maka workstation-workstation yang terhubung ke Switch Akses tersebut akan terputus dari jaringan.
Pada Tugas Akhir ini direncanakan untuk membuat redundant pada Switch Distribusi dan RSM dengan rnenambahkan Switch Cisco 5505 yang baru dan RSMnya dan menerapkan HSRP (Hot Standby Router Protocol), serta redundant jalur dari Switch Akses ke Switch Distribusi dengan menambahkan jalur Kabel Semi Optik dari Switch Akses menuju ke Switch Distribusi Cisco 5505 yang baru, dan menerapkan STP (Spanning Tree Protocol).
Dari hasil Uji Coba Port Fast didapatkan didapatkan bahwa dengan menerapkan Port Fast, maka RTO (Request Timed Out) yang teijadi lebih sedikit atau waktu jaringan terputus lebih sedikit, yaitu rata-mia 13,06 detik, sedangkan jika tidak menggunakan Port Fast waktu rata-ratanya 47,33 detik. Dari hasil Uji Coba Uplink Fast didapatkan bahwa failover jalur dari Switch Akses ke Switch Distribusi ini dilakukan dalam waktu rata-rata 4,73 detik jika menerapkan Uplink Fast, dan 42,8 detik tanpa menerapkan Uplink Fast.
Dari hasil Uji Coba Failover Router didapatkan bahwa RTO (Request Timed Out) yang terjadi rata-rata 3,6 kali, atau sekitar 3,6 detik, yaitu mendekati dengan periode Hello Message."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S39243
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>