Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113184 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhamad Nur
"Motor sinkron magnet permanen dengan menggunakan pengatur kecepatan lebih menguntungkan sebagai penggerak dibandingkan motor induksi rotor sangkar karena lebih efisien (rugi-rugi rotor kecil), dapat bekerja pada faktor daya yang tinggi, kerapatan daya yang lebih tinggi, transfer panas yang lebih bagus dan tingkat pemeliharaan yang rendah[6]. Pengontrolan pada motor sinkron magnet permanen dilakukan secara kontrol vektor.
Metode pengontrolan yang banyak digunakan adalah Arus Nol Sumbu-d dan Torsi Maksimum Per Arus. Kedua metode pengontrolan ini memiliki beberapa keuntungan dibanding yang lainnya. Pada pengontrolan Arus Nol Sumbu-d memiliki kemudahan dalam pengontrolannya karena kenaikan arus dan torsi yang sebanding. Sedangkan Torsi Maksimum Per Arus menghasilkan pengontrolan yang optimal untuk tiap nilai arus yang dibutuhkan karena akan dihasilkan torsi yang paling maksimal.
Pada skripsi ini akan dilakukan perbandingan kinerja kedua jenis pengontrolan ini. Hal ini karena kedua jenis pengontrolan motor sinkron magnet permanen tersebut akan menghasilkan unjuk kerja yang unik satu dengan yang lainnya. Selanjutnya akan dianalisis untuk tiap-tiap kriteria unjuk kerja yang dihasilkan oleh masing-masing metode pengontrolan tersebut."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40182
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rialdo Farizky
"Perkembangan sistem tenaga listrik mengarah menuju penggunaan pembangkit energi terbarukan (EBT). Pembangkitan EBT umumnya menggunakan inverter guna mengubah tegangan listrik searah (DC) menjadi tegangan listrik bolak balik (AC). Pembangkit berbasis inverter umumnya dimodelkan secara Voltage Controlled Current Source (VCCS) dimana saat terjadi kondisi gangguan hubung singkat arus listrik yang keluar dari inverter terbatas sebesar 1,2 p.u. Pembatasan arus yang keluar dari inverter membuat rele inverse tidak bisa merespon atau lambat dalam mendeteksi gangguan arus lebih atau short cicuit. Ketidakmampuan atau keterlambatan dalam mendeteksi gangguan tersebut dapat membuat gangguan seperti terbakarnya panel surya dan kerusakan pada komponen sistem tenaga listrik yang terhubung. Oleh karena itu, diusulkan metode adaptif pengaturan rele arus lebih dengan memanfaatkan faktor pengali Voltage Current Multiplier (VCM) agar rele dapat memberikan sinyal perintah tripping lebih cepat saat terjadi gangguan. Pada penelitian ini dilakukan pada sistemtransmisiIEEE9Bus dimana panelsurya dihubungkan pada bus 5.

The development of power systems is shifting towards the utilization of Renewable Energy Sources (RES). RES generation commonly employs inverters to convert Direct Current (DC) into Alternating Current (AC). Inverter Based Generations (IBGs) are typically modeled as Voltage Controlled Current Sources (VCCS), where during overcurrent conditions, the short-circuit response of the inverter is limited to 1-1,2 p.u. This limitation in short-circuit current during faults (1.2 p.u) renders inverse relays unable to promptly detect or respond, or may cause delays in their response. The inability or delayed response during faults may result in issues such as solar panel fires and damage to interconnected power system components. Therefore, an adaptive overcurrent relay setting method is proposed, utilizing the Voltage Current Multiplier (VCM) factor, to enable relays to issue tripping commands during disturbances. This research simulate in IEEE 9 Bus transmission system, with solar panels connected to bus 5."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robby Julian
"Daerah X merupakan salah satu daerah di Indonesia dengan rasio elektrifikasi yang belum mencapai 100 (seratus) persen. Pertumbuhan penduduk dan peningkatan produk domestik bruto pada daerah X juga akan memacu pertumbuhan beban. Penyambungan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dapat membantu menyelesaikan permasalahan tersebut dengan memberikan suplai tenaga listrik tambahan guna meningkatkan performa pelayanan sistem tenaga listrik daerah X. Pada penelitian ini sistem tenaga listrik daerah X dievaluasi perbandingan arus hubung singkatnya, serta tegangan dan pembebanan pada bus dengan analisis loadflow sebelum dan sesudah penyambungan PLTS dengan melakukan simulasi aliran beban dan hubung singkat. Dari hasil simulasi ditemukan bahwa penyambungan PLTS pada sistem tenaga listrik daerah X menghasilkan peningkatan nilai tegangan pada setiap bus dalam rentang yang masih sesuai dengan standard SPLN 1:1978 yaitu lebih dari 90% dan dibawah 105% nilai tegangan nominal bus, di mana nilai tegangan tertinggi terdapat pada bus 2 sebesar 67,759 kV (96,8% tegangan nominal bus) sementara nilai tegangan terendah terdapat pada bus 3 sebesar 18,253 kV (91,27% tegangan nominal bus) serta meningkatkan arus hubung singkat pada 7, 9, dan 29 dengan peningkatan tertinggi terdapat pada bus 9 sebesar 1,85% dan peningkatan terendah pada bus 29 sebesar 0,48%

Area X is one of many in Indonesia that has not yet reached 100 (a hundred) percent electrification ratio. Increment in population and gross domestic product of area X will also spur load growth rate. Connecting Solar Power Plant (PLTS in Indonesian) can help solve those setbacks by providing additional electrical power supply to enhance the performance of service in area X power system. In this study, area X power system will be evaluated in the difference it experiences before and after PLTS connection in terms of short circuit and bus voltage level as well as loading percentage using loadflow simulation. It is found from the simulation that a connection of PLTS to Area X power system causes an increase in voltage on every bus within range of tolerance of SPLN 1:1978 which is more than 90% and less than 105% of bus nominal voltage, where the highest bu voltage is on bus 2 with 67,759 kV (96,8% of bus nominal voltage) while the lowest bus voltage is on bus 3 with 18,263 kV (91,27% of bus nominal voltage), as well as increases the short circuit current on bus 7,9 dan 29 with the highest increase on bus 9 by 1,85% and the lowest increase on bus 29 by 0,48%"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Iwan Setiawan
"Pengukuran besaran listrik, seperti tegangan dan arus listrik biasanya dilakukan dengan cara manual. Pada skripsi ini akan dirancang suatu sistem pengukuran jarak jauh (telemetri) besanan listrik, seperti tegangan dan arus listrik dengan menggunakan SMS sebagai media transmisi data hasil pengukuran. Pengukuran tidak harus di lakukan di tempat lokasi yang akan di ukur namun, basil pengukuran dapat diterima oleh si pengguna dengan melakukan panggilan tak terjawab (miscall) ke nomor telepon genggam yang di gunakan di alat tersebut maka, maka telepon genggam pada alat tersebut akan mengirim hasil pengukuran dengan menggunakan SMS secara otomatis, sehingga hanya diperlukan biaya untuk pengiriman SMS yang sangat murah. Alat ini menggunakan A VR mikrokontroller ATMEGA16 untuk melakukan pengukuran dan pengiriman SMS. Digunakan mikrokontroller ini adalah karena dapat bekerja dengan kecepatan tingi flash ROM dan RAM cukup besar, memiliki internal Analog Digital Converter (ADC) serta harga yang murah dan mudah didapat di pasaran lokal. Alat ini dirancang untuk telepon genggam buatan Siemens dengan tipe M35. Program dihuat dengan menggunakan babasa C dan compiler program ini menggunakan software CodeVisionA VR (CVA VR). Pada tahap uji eoha terlibat babwa alat dapat melakukan pengukuran tegangan, arus listrik, diakumulasi di dalam AVR mikrokontroller ATMEGA16, dan mengiritukan hasil pengukuran dengan menggunakan SMS. Untuk pengakuran arus listrik digunakan alat tambahan, yaitu Clamp Ampere, kemudian keluaran dan Clamp Ampere ini, yang herupa tegangan listrik, akan diukur oleh A VR Mikrokontrnller ATmega16 dan akan di konversi menjadi sinyal digital. Kendala yang terjadi adalah kecilnya tegangan operasi dari A VR Mikrokontroller ATmega16, yaitu 5 volt DC, sehingge untuk mengukur tegangan yang tinggi, seperti tegangan rumah atau gardu-gardu listrik maka harus di gunakan sebuah alat lagi untuk mengubah tegengen tersebut menjadi tegangan DC yang memiliki nilai keluaran maksimum sebesar 5 volt."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S39998
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Sahputra
"Perangkat proteksi yang baik merupakan kunci keandalan dalam suatu sistem tenaga listrik. PLN P3B Jawa Bali sebagai pemasok utama tenaga listrik pulau ini tentunya dari waktu ke waktu selalu berusaha melakukan upaya guna mengoptimalisasi keandalan ini. Oleh karena itu, skripsi ini membahas mengenai perancangan perangkatreaktor pembatas arus hubung singkat guna meminimalkan nilai arus gangguan yang terjadi pada suatu sistem tenaga listrik. Berfokus kepada skenario penempatan reaktor pembatas arus hubung singkat, akan dipaparkan bagaimana optimasi penurunan nilai arus hubung singkat bila pembatas arus ini dipasang pada hubungan antar busbar, penyulang, ataupun pada generator. Perancangan instalasi dan analisis arus hubung singkat pada tulisan ini akan menggunakan perangkat lunak etap dan digsilent sebagai simulatornya. Dari simulasi, didapatkan bahwa hubungan antar busbar merupakan skenario paling tepat untuk penempatan reaktor, dan besarnya impedansi ideal yang dapat dipasang pada sistem ini adalah sebesar 10 ohm.

Good protection device is the key of reliability in power system. PLN P3B Jawa-Bali as the main supplier in this island surely working for the reliability of their power system time to time. That’s why this paper will discuss about the design of current limiting reactor for reduce fault current in the power system. Focus on the placement scheme of the current limiting reactor, it will explain about how to optimize the reduction of the fault current if this reactor installed between the busbar, outgoing feeder, or in the generator. Installation design and analysis of the fault current will use ETAP and DIGSILENT as the simulator program. From the simulation, busbar section is the best scheme to install the reactor and the maximum value of the ideal reactor impedans for this system is 10 ohm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46246
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risma Asriani
"Keandalan sistem pembanglcit tenaga listrik merupakan faktor yang culcup penting untuk mengetahui lcondisi suatu sistem pembangkit listrik_ Keandalan ini bergantung pada setiap fimgsi dari masing-masing peralatan di dalam sistem. Peralatan-peralatan ini dapat berfimgsi dengan baik atau meugalami kegagalan untuk beroperasi. Jika kegagalan yang terjadi mempengaruhi fungsi dari peralatan sistem yang lain, maka keandalan sistem pembangkit listrik akan lebih rendalm Setain itu, pertumbuhan beban juga merupakau faktor yang berpengaruh pads. keandalan sistem. Pertumbuhan beban yang tinggi dapat mengakibatkan tidak terpenuhinya permintaan konsumen akan tenaga listrik.
Keandalan suatu sistem pembangkit dapat digamharkan melalui indeks keandalan sistem pembangkit tersebut Untuk mengetahui besarnya indeks keandalan sistem pcmbangkit, diperlukau metode untuk mengevaluasi indeks keandalan sistem.
Skripsi ini akan menyajikan perbandingan metode perhitungan indeks keandalan sistem pembangidt tenaga lisnik, yaiiu metode recursive konvensional dau metode cmrlulant. Masing-masing metode akan menganalisa indeks keandalan LOLP (Loss of Load Probability) dan EENS (Expecled Energy Not Served), dengan mengaplikasikan data dari PT. PLN WILAYAH IV. Perbandingan kedua metode ditinjau dari ketelitian dan kecepatan perhitungan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S38786
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Katili, Anton
"ABSTRAK
Keandalan sistem pembangkit tergantung pada keandalan unit pembangkit dan besarnya cadangan daya tersedia (spinning reserve). Kalau kapasitas cadangan daya tersedia tinggi, maka tingkat keandalan serta biaya energinya di sisi sistem pembangkit semakin tinggi pula. Jenis pembangkit yang dapat melayani perubahan beban yang dinamis adalah Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Dalam kontrak jual-beli bahan bakar unluk pembangkit PLTGU Gas alam dan PLTP tercantum persyaratan minimum jual-beli antar swasta dan P.T. PLN (Persero), disebabkan hal tersebut, maka salah satu kendala pengembangan PLTU Batubara adalah persyaratan pembelian bahan bakar tersebut.
Pada umumnya batas minimal kontrak pembelian energi listrik dari perusahaan listrik swasta, sebesar 80 persen dari seluruh energi listrik yang dibangkitkannya. Pembelian energi tersebut dapat dioptimalisasikan oleh P.T. PLN (Persero), dengan pola pengoperasian pembangkit swasta, memakai metode dua blok. Kendala dari pengoperasian pembangkit tersebut, adalah persyaratan minimum yang tercantum dalam kontrak jual-beli energi listrik antar swasta dan P.T. PLN (Persero). Kendala lainnya adalah total kapasitas blok pertama dan kedua, adalah sama dengan kapasitas nominal, dengan besaran kapasitas blok pertama dan blok kedua serta waktu pengoperasiannya bervariasi.
Keuntungan pola pengoperasian tersebut, secara umum adalah mengoptimalkan kapasitas pembangkit listrik swasta. Pala pengoperasian dengan metode satu blok, kapasitas pembangkit yang dipergunakan hanyalah 80 persen dari kapasitas nominal, sedangkan pola pengoperasian metode dua blok, kapasitas pembangkit yang dipergunakannya sebesar kapasitas nominal.
Dengan mengoptimalkan kapasitas pembangkit swasta, diharapkan pengurangan penambahan kapasitas pembangkit tenaga listrik pemikul beban puncak, dan selanjutnya dapat mengurangi biaya energi listrik di sisi sistem pembangkit. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Wayan Sambayasa
"Lingkungan yang bebas dari pencemaran merupakan dambaan setiap manusia, tetapi untuk negara-negara yang sedang berkembang program tersebut menjadi tantangan yang cukup berat. Proses pembangunan yang sedang gencargencamya merupakan kontradiksi tersendiri. Seperti pembangunan pembangkit tenaga listrik yang merupakan tuntutan bagi perkembangan sektor-sektor lainnya. Pemanfaatan energi fossil sebagai sumber energi primer dalam pembangkitan energi listrik dapat menghasilkan produk sampingan berupa emisi yang dapat mengganggu kelestarian lingkungan. Oleh sebab itu akan timbul dimensi baru dalam menganalisa ~tstem tenaga listrik dengan memasukkan masalah lingkungan ke dalam optimasi sistem tenaga listrik.
Metode pengali lagrange merupakan metode optimasi klasik yang banyak dipergunakan dalam perencanaan operasi ekonomis sistem tenaga listrik. Dalam tesis ini variabel emisi dimasukkan ke dalam fungsi lagrange sehingga persamaan koordinasi yang terrbentuk akan bertujuan untuk meminimumkan biaya total pembangkit. Dengan menggunakan metode Lagrange, berdasarkan hasil komputasi biaya yang minimum untuk beban 3000 MW tetjadi pada saat alpha bernilai 0.2. Untuk beban maksimum yaitu 6000 MW biaya total minimim terjadi pada saat alpha bernilai 0.7.
Dengan menggunakan skala prioritas untuk beban 3000 MW besamya biaya total minimum adalah 917,767 $/MW, sedangkan untuk beban 6000 MW besaamya biaya minimum adalah 1,314,292 $/MW. Penghematan biaya minimum yang diperoleh dengan menggunakan metode Lagrange dibandingkan dengan metode skala prioritas untuk beban 3000 MW adalah 30%, sedangkan untuk beban 6000 MW sebesar 25%. Jadi untuk kondisi beban yang bagaimanapun metode Lagrange akan menghasilkan biaya yang lebih rendah."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T40676
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zico Muhammad Achlazzikry
"Dalam suatu perusahaan minyak dan gas, sistem tenaga listrik sangat berperan penting dalam proses pengolahan produksi. Oleh karena itu pada suatu sistem tenaga listrik dibutuhkan sistem proteksi yang baik. Salah satu gangguan yang sering terjadi pada suatu sistem tenaga listrik adalah gangguan beban berlebih. Pada skripsi ini akan dibahas mengenai suatu metode sistem proteksi untuk menanggulangi gangguan beban berlebih yang dikenal sebagai metode pelepasan beban dengan menggunakan rele frekuensi pada sistem tenaga listrik CNOOC SES Ltd. Gangguan berlebih yang terjadi adalah akibat lepasnya generator, dimana pada skripsi ini akan dibuat beberapa skenario kejadian lepasnya generator untuk melihat respon frekuensi sistem.
Dengan melakukan metode pelepasan beban, diharapkan frekuensi sistem dapat kembali pulih ke frekuensi nominal dengan beban yang dilepaskan seminimal mungkin. Oleh sebab itu diperlukan pembuatan prioritas beban dan beberapa pengaturan pada rele frekuensi. Untuk membuktikan keefektifannya dilakukan simulasi menggunakan perangkat lunak ETAP 12.6.0 dengan sebelumnya melakukan pemodelan sistem tenaga listrik CNOOC SES Ltd. Dari hasil simulasi terbukti bahwa skema pelepasan beban yang dibuat berhasil memulihkan frekuensi sistem setelah terjadi gangguan dengan tahap pelepasan sesuai dengan yang diharapkan.

In an oil and gas company, the power system plays an important role in the production process. Therefore, a power system required a good protection system. One of the most common disturbances in a power system is overloading. In this essay will be discussed about a method of protection system to overcome the overload known as the load shedding method by using under frequency relay on the power system of CNOOC SES Ltd. Overload that occurs is due to the trip fault of the generator, which in this essay will be made some scenarios of generator trip to see the response of frequency system.
By doing the load shedding method, it is expected that the system frequency can be recovered to the nominal frequency with the load that released is as minimum as possible. Therefore we need to make the priority of load and some settings on the under frequency relay. To prove the mehthod effectiveness, in this essay will be made some simulation using software ETAP 12.6.0 with previously modeling the power system of CNOOC SES Ltd. The simulation results proved that the load shedding scheme that is created successfully recover the frequency of the system after a disturbance with the shedding phase as expected.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Irfan
"
ABSTRAK
Kemajuan-kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi sangat membantu dalam menganalisis kendala-kendala pada operasi Sistem Tenaga Listrik (STL). Pengetahuan dan teknologi STL yang berkembang ini sangat bervariasi sehingga menghasilkan berbagai model analisis pendekatan. Model-model ini berkembang mengikuti kecenderungan kemajuan-kemajuan di bidang tenaga Listrik.
Pada skripsi ini akan diterapkan dan dianalisis metode Extended Equal-Area Criterion (EEAC) yang digunakan untuk penanganan stabilitas peralihan (transient stability). Waktu pemutusan kritis yang teliti dapat ditentukan bersama-sama dengan Equal-Area Criterion (EAC), One Machine Infinite Bus (OMIB) dan Deret Taylor. Perhitungan-perhitungan menggunakan contoh STL yang terdiri dari 9 simpul dan 3 generator.
"
1997
S39424
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>