Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 108942 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andy Prakoso
"Pada skripsi ini dianalisa kinerja CDMA dengan dua model fading yang berbeda antara sinyal utama dan sinyal interferensi. Model kanal yang digunakan adalah Nakagami/Nakagami dan Rician/Nakagami. Perhitungan average bit error probability (BEP) dilakukan untuk mengukur kinerja sistem. Pada receiver digunakan diversitas MRC dan deteksi differensial (DPSK) dengan L cabang antena untuk mengatasi fading, interferensi dan meningkatkan kinerja sistem. Dari hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa penggunaan L cabang antena pada receiver membuat average BEP sistem semakin baik. Semakin besar jumlah sinyal interferensi akan membuat average BEP sistem semakin buruk. Semakin besar parameter Nakagami, m, dan faktor Rician, K, yang dialami oleh sinyal utama dan sinyal interferensi akan membuat average BEP semakin baik."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
S40738
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Paper ini membahas analisis throughput slotted ALOGHA DS-CDMA dengan dual model path gain kanal fadling nakagami dengan capture effect. pada peneltian ini BER yang digunakan pada S-ALOHA CDMA dengan dua model path gain yang berbeda pada kanal fadling nakagami/nakagami dengan capture effect."
384 JURTEL 11:2 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pohan, M. Halim K.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2002
T40442
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Demetrius Christian Israelli Kia
"ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan memahami keterkaitan antar variabel di dalam penerimaan terhadap teknologi mobile learning menggunakan model teori TAM. Persepsi aksesibilitas informasi IA hendak diuji efeknya terhadap niat menggunakan BI dengan dimediasi oleh persepsi kemudahan PEU dan persepsi kegunaan PU penggunaan teknologi mobile learning pada 160 siswa SMA di Jabodetabek. Analisis data dilakukan menggunakan PROCESS Macro model 6, untuk mediasi serial majemuk, untuk mengetahui efek langsung, efek mediasi, dan efek total dari IA terhadap BI. Hasil analisis menunjukkan total efek IA ke BI yang didapatkan adalah signifikan c = 1.51, p < 0.001, tetapi efek mediasi yang signifikan ab = 0.81, CI [0.2997, 1.4016] berkontribusi melebihi efek langsung yang tidak signifikan c = 0.70, p = 0123. Penemuan lain juga menyarankan bahwa posisi PEU dan PU sebagai prediktor dipertahankan dan TAM valid untuk digunakan di Indonesia.

ABSTRACT
The present study aimed to understand the linkage between variables, within the context of acceptance towards mobile learning, using the technology acceptance model theory framework. Perceived informational technology was to be tested for its effects on behavioral intention to use mobile learning technology through the mediation role of perceived ease of use and perceived usefulness in 160 high school students in Jabodetabek. Data analysis was done by using PROCESS Macro model 6 for serial multuple mediation to investigate the direct effect, mediated effect, and total effect, of IA towards BI. The analysis results show that the acquired total effect of IA towards BI is significant c 1.51, p 0.001, but the significant mediated effect ab 0.81, CI 0.2997, 1.4016 contributes more than the insignificant direct effect c 0.70, p 0123. Other findings also suggest that the positions of PEU and PU as predictors for the TAM are retained and TAM is valid for use in Indonesia. Keywords mobile learning, technology acceptance model, behavioral intention to use technology, perceived informational accessibility, educational technology."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohan Suryanto
"Penelitian pada tesis ini bertujuan untuk merancang suatu metode enkripsi end-toend untuk komunikasi suara melalui jaringan seluler seperti GSM yang tidak tergantung dari perangkat handphone, sistem operasi, dan perangkat jaringan. Metode yang diajukan adalah enkripsi suara pada domain frekuensi untuk menjaga agar sinyal hasil enkripsi masih tetap berada dalam rentang frekuensi suara yang bisa diteruskan oleh jaringan GSM/2G/3G. Metode ini berbeda dengan metode yang digunakan dalam penelitian-penelitian sebelumnya, dimana mereka menggunakan metode enkripsi berbasis waktu yang bekerja pada rate rendah agar hasil enkripsi bisa disampaikan lewat jaringan GSM. Metode yang ditawarkan disimulaikan menggunakan matlab.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa enkripsi suara pada domain frekuensi memiliki karakteristik yang sangat berbeda dengan sinyal aslinya dan bisa diteruskan sepenuhnya melalui jaringan GSM. Metode ini kemudian diimplementasikan dalam FPGA xilinx menggunakan dua prosesor microblaze pada board Atlys. Hasil rekonstruksi modul FFT/IFFT di FPGA Xilinx memiliki deviasi yang bervariasi namun relative kecil, maksimum -10,42 dB, dibanding sinyal aslinya.
Hasil implementasi prototipe menunjukkan bahwa, melalui proses FFTEnkripsi-IFFT dan FFT-Dekripsi-IFFT di modul FPGA, sinyal suara dari pengirim bisa direkonstruksi di handphone penerima secara waktu nyata meskipun dalam kondisi tidak sinkron. Namun, dalam pengembangan prototipe lebih lanjut, tingkat kepresisian modul FFT/IFFT perlu ditingkatkan, serta perlu ditambahkan modul sinkronisasi dan echo canceller.

This research aims in designing a method for implementing end-to-end voice encryption over mobile network such as GSM that independent to phone devices, operating system and network devices. The proposing method is an encryption system in domain frequency to keep the encryption signal remain within the range of sound frequencies that can be transmitted through GSM/2G/3G. This method differs compare to the method used in the previous studies, in which they use the time-based encryption method to get a low rate encrypted data so the results can be communicated via GSM network. We simulated the method using Matlab.
The simulation results showed that the voice encryption on the frequency domain characteristics is very different from the original signal and can be passed completely through the GSM network.This method was implemented in the xilinx FPGA using microblaze dual core processor on the Atlys board.
The results of the signal reconstruction using FFT/IFFT module in FPGA xilinx varied in a relatively small deviation, maximum -10.42 dB, compared to the original signal. Performance analysis of the prototype showed the sender speech can be reconstructed real time in the mobile handset of the receiver side, even in the unsynchronized condition. However, in a further prototype development, the precision level of the FFT/IFFT module needs to be improved, meanwhile the synchronization module and echo canceller need to be added.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T38708
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dayanti Pratiwi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S38435
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Purnomo
"Saat ini beban – beban elektronika seperti lampu hemat energi (LHE), handphone, laptop, komputer dan lain-lain, telah menggunakan teknologi Switched Mode Power Supply (SMPS) pada rangkaian catu dayanya untuk mengkonversi tegangan AC menjadi DC. Sehingga muncul peluang DC mikrogrid agar dapat dimanfaatkan pada beban - beban tersebut dengan cara mencari nilai tegangan DC yang tepat untuk mensuplai beban SMPS. Salah satu caranya adalah mencari tegangan DC yang memberikan intensitas cahaya yang nilainya sama besar jika beban lampu ini diberikan suplai tegangan AC 220V dari PLN. Pada penelitian ini didapatkan tegangan DC yang tepat untuk mensuplai beban SMPS sebesar 277 VDC. Sumber tegangan DC yang tepat ini selanjutnya akan digunakan untuk mensuplai beban SMPS lainnya. Persentase selisih daya aktif (P) pada lampu LHE, handphone tipe A, handphone tipe B, laptop dan komputer saat disuplai tegangan 220 VAC dan 277VDC berturut - turut sebesar -33,25%, -65,48%, -42,89%, -10,59% dan -4,48 %. Semakin banyak jumlah beban SMPS maka selisih daya semu (S) jika dibandingkan saat disuplai tegangan 220 VAC dan 277VDC akan menjadi semakin besar dan selisih daya aktifnya (P) akan semakin kecil.

Currently, electronic loads such as energy saving lights (LHE), mobile phones, laptops, computers and the others, have used Switched Mode Power Supply (SMPS) technology on the power supply circuit to convert AC into DC voltage. It has DC microgrid opportunities which can be used to AC loads by determining the exact value of the DC voltage to supply SMPS loads. One way to do is by looking for a DC voltage which gives the same light intensity value when it is supplied by AC voltage 220V from PLN. In this experiment, the appropriate DC voltage to supply SMPS loads at 277 VDC. Then, that DC level voltage is used to supply the other SMPS loads. Percent of real power (P) difference at LHE lights, mobile phone type A, mobile phone type B, laptop and computer when supplied by AC voltage 220 V and DC voltage 277V respectively are -33,25%, -65,48%,-42,89%, -10,59% dan -4,48 %. The more of SMPS loads, apparent power (S) difference will be greater when supplied by AC than DC voltages. While, the difference of real power (P) will be decreasing.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56269
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setiyo Budiyanto
"Penelitian ini ditujukan guna mengetahui jumlah operator telekomunikasi di Indonesia yang ideal berdasarkan banyaknya pelanggan (konsumen) yang bisa ditampung oleh operator telekomunikasi tersebut serta total pendapatan yang diperoleh masing-masing operator seluler pada tahun 2009. Adapun yang akan diteliti adalah operator seluler yang menggunakan teknologi GSM (Global Systems for Mobile communication) serta teori yang akan digunakan untuk melakukan analisis jumlah ideal operator tersebut adalah chaos theory. Data diambil sampling dengan data pelanggan area Jakarta yang merupakan sentral dari kelayakan usaha telekomunikasi di Indonesia. Berdasarkan analisis yang dilakukan, diketahui bahwa dari 5 operator seluler yang saat ini eksisting terdapat 3 operator yang pada jangka waktu ke depan masih akan tetap mampu bertahan memenangkan pasar.

This study aimed to determine the number of telecommunications operators in Indonesia are ideal based on the number of subscribers (consumers) that can be accommodated by the telecommunications operators as well as the total revenue obtained by each mobile operator in the year 2009. As for who will be investigated is the cellular operators that use GSM (Global Systems for Mobile Communication) and theory that will be used to perform analysis of these operators is the ideal amount of chaos theory. Sampling with data retrieved customer data which is the central Jakarta area of the feasibility of telecommunications in Indonesia. Based on the analysis undertaken, it is known that out of five cellular operators that currently there are three existing operators in the period ahead will still be able to survive to win market."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27814
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Risa Adhipurwanto
"Sistem telekomunikasi selular tak-bergerak dijital adalah salah satu sistem telekomunikasi selular yang banyak mengisi kebutuhan telekomunikasi di Indonesia. Sistem standar yang akan dibahas dalam makaiah ini yaitu DECT (Digital European Cordless Telecommunications). Beberapa parameter perangkat DECT digunakan dalam aplikasinya sebagai sistem standar telekomunikasi tak-bergerak dalam tulisan ini.
Studi penerapan sistem telekomunikasi ini disusun dengan pertimbangan penghitungan propagasi pada daerah pedesaan dan analisis pemakaian jumIah sel yang sekecil-kecdnya dengan menganalisa parameter propagasinya terlebih dahulu berdasarkan teori telekomunikasi selular pada umumnya. Sehingga dalsrn tulisan ini dihasilkan perhitungan untuk menghasilkan jumlah sel minimum dan jumlah sel maksimum yang dipakai pada daerah layanan telekomunikasi telepon selular dijital tak-bergerak DECT pada daerah pedesaan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S38949
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lutfijamil Setiawan
"Teknologi 5G diperkirakan akan hadir pada tahun 2020. Dalam rangka mewujudkan hal ini, diperlukan ekosistem yang dapat mendukung pengimplementasian teknologi 5G secara optimal. Salah satu tantangan dalam mempersiapkan ekosistem 5G adalah alokasi penggunaan spektrum frekuensi. Spektrum frekuensi merupakan salah satu sumber daya telekomunikasi yang terbatas, sehingga perlu pengelolaan yang optimal dan efisien untuk dapat memanfaatkan teknologi 5G secara maksimal. Spektrum frekuensi 3.5 GHz menjadi spektrum hotspot yang banyak di rekomendasikan dalam pengimplementasian teknologi 5G di forum telekomunikasi global, karena memiliki kapasitas dan jangkauan yang cukup untuk teknologi 5G. Sayangnya di Indonesia, spektrum frekuensi 3.5 GHz merupakan spektrum eksisting yang digunakan untuk layanan satelit.
Dengan penyebaran optik yang belum merata, serta karakteristik Indonesia yang merupakan negara archipelago dan rawan akan bencana alam menyebabkan layanan satelit masih menjadi layanan mandatory yang dimiliki oleh Indonesia. Oleh karena itu, pada penelitian kali ini dilakukan analisis implementasi spektrum frekuensi 3.5 GHz untuk teknologi 5G di Indonesia dengan menggunakan metode STEP (Sosial, Teknologi, Ekonomi, Policy). Pada penelitian ini model framework yang berbasis metode STEP digunakan untuk melakukan pendekatan dengan melihat permasalahan berdasarkan perspektif ekonomi, perspektif sosial, perspektif teknologi dan perspektif policy. Sehingga di dapatkan perspektif yang utuh dan dapat menganalisis penggunaan spektrum frekuensi 3.5 GHz dengan lebih akurat dan dapat mengambarkan kondisi industri yang ada saat ini untuk penggunaan spektrum frekuensi 3.5 GHz di Indonesia.
Dari hasil penelitian analisis implementasi spektrum frekuensi 3.5 GHz untuk teknologi 5G di Indonesia dengan menggunakan metode STEP, didapatkan kesimpulan bahwa baik teknologi 5G dan satelit sama-sama membutuhkan spektrum frekuensi 3.5 GHz untuk layananya. Oleh karena itu strategi yang harus dilakukan regulator adalah memberikan edukasi kepada masyarakat, mengkaji secara teknis tentang kemungkinan sharing spektrum frekuensi, mengkaji secara ekonomi real manfaat yang didapatkan oleh pemerintah dan masyarakat Indonesia dari layanan 5G. Terakhir mengadakan FGD agar hasil regulasi dapat diterima dan optimal.

5G technology is expected to be present in 2020. In order to achieve that, an ecosystem that can support the implementation of 5G technology optimally is needed. One of the challenges in preparing for the 5G ecosystem is the allocation of the use of the frequency spectrum. The frequency spectrum is one of the limited telecommunication resources, so it needs optimal and efficient management so that the impact of technological benefits can be felt to the maximum. The 3.5 GHz frequency spectrum is a spectrum of hotspots that are widely recommended in implementing 5G technology in global telecommunications forums, because it has sufficient capacity and reach for 5G technology. Unfortunately in Indonesia, the 3.5 GHz frequency spectrum is the existing spectrum used for satellite services.
With the uneven distribution of optics, and the characteristics of Indonesia which is an archipelago and prone to natural disasters, satellite services are still a mandatory service owned by Indonesia. Therefore, in this study an analysis of the implementation of the 3.5 GHz frequency spectrum for 5G technology in Indonesia was carried out using the STEP method (Social, Technology, Economy, Policy). In this study the framework model based on the STEP method is used to make approaches that not only see problems based on an economic perspective but also from a social perspective, a technological perspective and a policy perspective. So that we get a complete perspective and can analyze the use of the 3.5 GHz frequency spectrum more accurately and can describe the current industrial conditions for the use of the 3.5 GHz frequency spectrum in Indonesia.
From the results of an analysis of the implementation of the 3.5 GHz frequency spectrum for 5G technology in Indonesia using the STEP method, it was concluded that both 5G and satellite technologies both require a 3.5 GHz frequency spectrum for their services. Therefore the strategy that must be carried out by regulators is to provide education to the public, to study technically about the possibility of sharing the frequency spectrum, to assess economically the real benefits obtained by the government and the people of Indonesia from 5G services. The last is to hold an FGD so that the results of the regulation are acceptabel and optimal.that the 3.5 GHz frekuensi spektrum is more useful for being allocated to satellite services.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51690
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>