Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 180714 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Motor Induksi adalah salah satu motor listrik yang mempunyai ciri khas yaitu arus start yang cukup besar. Selain itu peralihan listrik pada motor induksi juga merupakan suatu hal yang tidak dapat diabaikan karena motor-motor akan memberikan kontribusi arus selama terjadi hubung singkat. Keadaan-keadaan tersebut tidak boleh menyebabkan peralatan pengaman bekerja, oleh karena itu koordinasi yang baik dari sistem pengaman merupakan sesuatu yang sangat penting. Tulisan ini mengambil studi kasus di PT. Badak NGL yang merupakan suatu perusahaan yang menggunakan motor listrik dalam proses produksinya. Cooling water pump (CWP) adalah salah satu motor listrik yang digunakan untuk memompa air laut untuk proses pendinginan dipabrik. Begitu pentingnya motor ini dalam proses produksi maka koordinasi sistem pengaman motor harus dalam keadaan baik. Dari perhitungan yang dilakukan didapatkan bahwa rele arus lebih waktu tunda dengan waktu kerja 5 detik untuk jenis yang sudah ada (very inverse) dan 6,5 detik untuk usulan (long time) merupakan pengaman utama dan IQ100011 dengan waktu kerja 11 detik merupakan pengaman cadangan untuk pengaman start motor, rele differensial merupakan pengaman utama dan IQ100011 merupakan pengaman cadangan untuk pengaman hubung singkat pada lilitan stator. Dalam tulisan ini juga diperlihatkan bagaimana kita bisa membuat pengaman yang lebih sensitif pada motor dengan penggantian rele arus lebih waktu tunda jenis very inverse menjadi long time yang dilengkapi high drop unit pada pengaman motor. Dengan menggunakan jenis longtime maka kita bisa menset pickup rele pada 200 A sedangkan jika menggunakan very inverse, pickup rele adalah 300A maka peralatan ini juga bisa digunakan sebagai pengaman beban lebih pada motor. Penggantian jenis rele ini tidak usah membuat kita khawatir rele ini akan trip saat motor start. Hal ini dikarenakan ada high drop unit yang akan mengawasi kerja rele arus lebih tunda waktu jenis long time."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S40702
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Perangkat pengujian discharge (Q) pompa air sebagai fungsi dari head (H)
dibutuhkan untuk secara praktis dapat mengkontirmasikan informasi discharge pada
head tertentu pompa air pada kondisi operasionalnya Alai ini dirancang sedemikian
rupa menjadi suatu sistern yang diwujudkan ke dalam sebuah tangki yang berisi air
dan udara bertekanan, yang mempakan representasi dari sifat-sifat pipa suplai dan
pipa delivery sesuai dengan discharge dan headnya.
Tekanan udara di dalam tangki mewakili head pompa, sedangkan jumlah air
yang dikeluarkan dari tangki pada tekanan udara tersebut mewakili discharge pada
head tersebut.
Perangkat pengujian yang dibuat ini bekerja secara sequentiai ON/OFF sesuai
dengan sifat komponen-komponen yang dipakai dalam rangkaian kendali perangkat
pengujian. ideainya, perangkat pengujian ini bekerja secara analog di mana discharge
adalah akar kuadrat dan head. Sehubungan dengan ketersediaan komponen-
komponen perangkat uji yang dapat diperoleh secara lokal tidak memungkinkan
kondisi ideal tersebut dipenuhi, make digunakan komponen-komponen ON/OFF_ Hal
inidapat diterima karena untuk mengukur discharge pada head tertentu. dalam suatu
satuan waklu yang relatif lebih panjang dibanding waktu yang dibutuhkan pompa
setiap siklusnya untuk menghasilkan discharge tersebut, hasil kumulatifnya adalah
sama.
Perangkat pengujian ini dicobakan untuk mengukur discharge dari pompa ram
yang dipasang pada head tertentu. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa sistem
pengukuran discharge pada head tertentu yang dirancang ini dapat digunakan dalam
Iingkungan laboratorium."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S36975
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Islamabad: Enercon, 1989
621.194 NAT b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36524
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosa, Frank
New York: McGraw-Hill, 1985
R 697 ROS w (1)
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Sukandar
"Tesis ini meneliti tentang kegagalan yang terjadi di sistem boiler feed water (BFW) di sebuah industri petrokimia. Kegagalan terjadi akibat adanya penipisan lokal pada ujung saluran injektor inhibitor dari pipa BFW, yang menyebabkan pipa mengalami kebocoran.
Untuk mengetahui penyebab kegagalan, dilakukan pengujian-pengujian menurut prosedur umum analisis kegagalan, yang mencakup pengujian-pengujian kekerasan, komposisi kimia, fraktografi/metalografi, produk korosi, polarisasi, efek pH, dan simulasi aliran.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa kekerasan, komposisi kimia, dan struktur mikro pipa sesuai dengan spesifikasi material yang digunakan (ASTM A 106 grade B). Hasil pengujian produk korosi menunjukkan bahwa permukaan pipa terkorosi karena produk korosi mengandung elemen-elemen yang korosif. Pengujian polarisasi dan efek pH membuktikan bahwa laju korosi menurun dengan penambahan inhibitor dan peningkatan pH pada BFW. Pengujian simulasi menunjukkan bahwa terjadi turbulen pada aliran yang melewati nozzle check valve, tetapi pada ujung saluran injektor inhibitor tampak adanya daerah depresi dengan arah terbalik.
Berdasarkan hasil pengujian-pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa karena lokasi ujung injektor yang terletak di daerah depresi aliran, terbentuk caustic sebagai akibat reaksi antara inhibitor (Sodium Tripolyphosphatel Na3PO4) dengan air (BFW). Caustic menyebabkan ujung saluran injektor menjadi getas (embritllement) sehingga dengan aliran air yang rendah saja sudab dapat melepas lapisan caustic di ujung saluran injektor.
Untuk menghindari terjadinya caustic pada ujung saluran injektor inhibitor, maka posisinya disarankan untuk dijauhkan dengan jarak minimum 4 kali diameter luar pipa BFW, yaitu 1300 mm dari sumbu check valve. Dari simulasi aliran untuk jarak tersebut bebas dari daerah depresi aliran dan inhibitor langsung terbawa dan larut (diluted dengan BFW yang mengalir), dengan posisi pipa injektor tegak (90°).

The thesis is to investigate the failure happened in a boiler feed water (BFW) system of a petrochemical industry. The failure happened as cause of local thinning at the vicinity of inhibitor injector of BFW pipe, which cause the pipe leaked.
To find out the causes of the failure, some tests have been carried out based on the general procedure of failure analysis, which consist of hardness testing, chemical composition, fractography / metallographic, corrosion products, polarization, pH effects, and flow simulation.
Hardness Testing, chemical composition and micro structure show that the pipe material used are in accordance with the standard specification (ASTNE A 106 grade B). The test result of corrosion products show that the pipe surface corroded because the corrosion products contain corrosive elements. Tests of polarization and pH effects proved that the corrosion rate decrease by adding inhibitor and increase pH value. Test of flow simulation show that turbulence-created after the flow passed the nozzle check valve, but at the vicinity of inhibitor injector seem to be a depression area with a reversed flow.
Based on these tesis, it is concluded that the inhibitor injector located at the depression area, which created caustic as the chemist reaction between inhibitor (Sodium Tripolyphosphatel Na3PO4) and water (BFW). The caustic cause the vicinity of inhibitor injector become brittle, then only with low velocity of flow, the caustic layer can be removed.
Avoiding caustic happen at the vicinity of inhibitor injector, it is proposed that the inhibitor injector is located at least 4 times outside diameter of BFW pipe, i.e. 1300 mm, from the check valve axis. Results of flow simulation of some injector designs at the distance of 1300 mm, show that the injector is free from depression area and the inhibitor is diluted directly with flowing BFW, with the injector is vertical to the BFW pipe (90°)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T8525
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Towaf Totok Irawan
"Seperti diketahui sepeda motor adalah alat transportasi yang sedang tumbuh di Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari tingkat produksi maupun penjualan yang selama ini terjadi. Kondisi ini tentunya akan rnendorong antar pelaku di industri ini untuk saling bersaing dalam merebutkan potensi pasar yang tersedia. Selain itu, situasi ini pun juga dapat mendorong pelaku baru lainnya, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri untuk turut serta memanfaatkan peluang-peluang yang diberikan industri ini.
Kebijakan di industri sepeda motor sejak tahun 1993-2003 telah mengalami beberapa fase perubahan. Pertama, adalah periode penetapan tarif. Periode ini terjadi pada tahun 1993-1994. Dalam hal ini, pemerintah mengeluarkan SK No. 114/M/SK/6/1993 tentang penetapan tarif kandungan lokal untuk bahan baku dan komponen industri kendaraan bermotor. Ketentuan Iainnya adalah SK No. 851/KMK.01/1993 tentang Tarif Bea Masuk dan SK No. 852/KMK.01/1993 tentang Tarif Bea Masuk Tambahan di industri kendaraan bermotor. Kebijakan ini dilakukan sebagai upaya untuk melindungi dan mengembangkan industri kendaraan bermotor di Indonesia, termasuk di dalamnya adalah sepeda motor.
Kedua, periode penurunan tarif. Periode ini d1tandai oleh keluarnya beberapa SK Pemerintah seperti SK No. 221/KMK.01/1995, 5K. No. 222/KMK.01/1995 dan SK No. 223/KMK/01/1995. Masing-masing SK tersebut menyangkut rencana penurunan tarif Bea Masuk dan Bea Masuk Tambahan untuk impor kendaraan bermotor, serta tarif Bea Masuk untuk impor bagian dan periengkapan kendaraan bermotor untuk tujuan perakitan dan pembuatan sepeda motor. Munculnya kebijakan ini tidak lain adalah sebagai konsekuensi Iahirnya UU Tahun 1994 tentang Pengesahari Agreement Establishing The World Trade Organization (Lembaran Negara Tahun 1994 No. 57, Tambahan Negara No. 3564).
Ketiga, periode operasionalisasi penurunan tarif. Periode ini berlangsung dari tahun 1996-2003. Dan selama periode ini, tarif mulai diturunkan secara bertahap oleh pemerintah.
Dengan memperhatikan kondisi di atas, tentunya menarik untuk dilihat bagaimana dinamika yang terjadi di industri sepeda motor. Seperti diketahui, industri sepeda motor adalah industri yang memiliki ciri struktur pasar oligopolis. Karena itulah, perlu kiranya dilihat bagaimana kecenderungan konsentrasi pasar dan persaingan di industri ini. Itulah sebabnya, periodesasi kebijakan di atas akan menjadi benchmark untuk melihat kecenderungan tersebut.
Disamping itu, juga dilihat kebijakan investasi yang dilakukan di industri sepeda motor. Hal ini untuk melihat apakah kebijakan ini cenderung memberikan hambatan atau tidak terhadap persaingan usaha di industri ini.
Serdasarkan analisis yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan CR (Concentration Ratio), Hirschman Harfindahi Index dan Comparison Approach, ditemukan hasil pertama, struktur pasar industri sepeda motor berbentuk oligopoli dengan konsentrasi pasar yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan HH1 (Hirschman Harfindahl Index) dari tahun 1993 hingga 2003 yang berada dalam skala 3.400-4.500.
Kedua, konsentrasi pasar industri sepeda motor untuk CR-2 adalah relatif stabil dengan tingkat yang tinggi. Hal ini dapat dibuktikan dengan skala konsentrasi pasar CR-2 antara 75%-81% dan CR-3 antara 94%-98%. Sementara untuk CR-4 konsentrasi pasar stabil pada tingkat yang tinggi, yaitu pada posisi 99%.
Ketiga, dengan tingkat konsentrasi seperti itu, seperti dijelaskan oleh Wihana Kirana Jaya (1993), para oligopolis dapat melakukan koordinasi secara ketat. Dan ini dapat menciptakan perilaku seperti monopolis sejati. Situasi inilah yang sesungguhnya harus dihindari.
Keempat, dengan memperhatikan hasil analisis C-2, CR-4 dan HHI dapat dikatakan bahwa struktur internal kelompok industri ini adalah kelompok asimetris. Sebab, di sini terdapat satu perusahaan yang dominan, yaitu Honda. Menurut Shepherd (1985),"the group's internal structure may influence the outcome. A symmetrical group (all members equal) may behave differently from asymmetrical group (dominated by one firm). Dan dalam hal ini, Honda merupakan pimpinan harga dalam industri ini.
Kelima, menyangkut kebijakan tarif, tidaklah memberikan dampak terhadap peningkatan impor komponen untuk perakitan sepeda. Akan tetapi kebijakan ini memberikan pengaruh signifikan terhadap transaksi impor sepeda motor silinder 50cc
Keenam, di bidang kebijakan investasi, tidak ada hambatan investasi yang terjadi di sektor industri sepeda motor. Hai itu salah satunya dibuktikan dengan tidak adanya DNI (Daftar Negatif Investasi) di sektor ini seperti termuat dalam Keppres No. 31 Tahun 1995 dan Keppres No. 96 Tahun 2000. Selain itu, jika kita bandingkan tren antara PMDN dan PMA, keduanya jenis investasi ini cenderung saling bersaing.
Dengan memaertimbangkan hasil analis yang diperoleh, maka tentunya pemerintah perlu menciptakan kebijakan yang dapat mendorong persaingan di industri sepeda motor. Disamping itu, pemerintah juga perlu menggulirkan kebijakan dekonsentrasi pasar. Sebab, analisis di atas menunjukan CR-2 berada pada kisaran 75%-81%, CR-3 94%-98%, dan CR-4 pada posisi 99%. Pemerintah harus lebih deregulatif dalam menciptakan kebijakan tarif, terutama untuk impor kendaraan silinder 50cc
Disamping itu, pemerintah juga perlu memperhatikan rasio jumlah penduduk dengan sepeda motor. Karena pada kenyataannya terdapat daerah yang tingkat kepadatan sepeda motornya sudah sangat tinggi, seperti misalnya DKI Jakarta, Bali, Sultra dan DIY. Itulah sebabnya, diperlukan kebijakan yang koordinatif dengan pemerintah daerah lainnya agar dapat memperbesar rasio jumlah penduduk dengan sepeda motor yang ada. Dengan demikian, perlunya distribusi sepeda motor secara seimbang antara satu wilayah dengan wilayah lainnya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T20316
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Gunawan
"Pembangunan PLTU memerlukan bahan bakar dan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu analisa energi dan ekonomi agar efisiensi penggunaan bahan bakar meningkat dan total biaya investasi lebih ekonomis. Berkaitan dengan hal tersebut maka dalam penulisan skripsi ini akan dilakukan suatu ANALISA TERMOEKONOMIK pada penentuan konfigurasi Feedwater Heater yang digunakan pada sistem air-uap PLTU.
Analisis dilakukan dengan menghitung besar efisiensi exergi dari tiap konfigurasi Feedwater Heater dan parameter dari segi ekonomi seperti : First capital invesment, Profit, Return time of investment. Perhitungan exergi dari sistem dilakukan dengan menggunakan bantuan cycle tempo 5.0. Diharapkan hasil ANALISA TERMOEKONOMIK ini dapat digunakan sebagai informasi teknis dan ekonomi dalam pembangunan proyek PLTU kelas 1 x 25 MW.

Due to the requirements of steam power plant construction which is going to spend a large amount of fuel and cost, energy and economy analysis are needed to improve the efficiency of fuel and total capital investment. Because of that, in this final assignment, exergy and thermoeconomics analysis will be used to choose feedwater heater configuration in water-steam system of steam power plant.
The analysis will be done by calculating the amount of the efficient exergy from each of feedwater heater configuration and the parameters from economics scale, such as : First capital investment, Profit, Return time of investment. The calculation exergy of the system was done by using cycle tempo 5.0. The result of exergy and thermoeconomics are expected to be used as the technical and economical information in contructing the 1 x 25 MW steam power plant.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S37890
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunardi Hadi Atmodjo
"ABSTRAK
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang relatif tinggi selama lima tahun terakhir, mempunyai pengaruh yang sangat positif terhadap tingkat pendapatan dari penduduknya dan secara langsung menaikkan kebutuhan aarana transportasi. Salah satu sarana transportasi yang masih dalam jangkauan daya beli kebanyakan penduduk adalah sepeda motor. Keadaan ini terbukti dengan tingkat pertumbuhan penjualan sepeda motor yang tumbuh sekitar 25 - 30% selama beberapa tahun terakhir. Pertumbuhan ini diperkirakan akan meningkat terus, mengingat jumlah penduduk di Indonesia {ke empat terbesar didunia), dan juga tingkat kepadatan kepemilikan sepeda motor (motor cycle density), masih tinggi di Indonesia. Di Indonesia setiap unit sepeda motor digunakan oleh lebih dari 27 penduduk, dibandingkan dengan Malaysia 15 dan Thailand 7.
Dibandingkan dengan industri otomotif lain seperti mobil, sepeda motor mempunyai potensi yang lebih baik untuk pengembangannya. Produksi yang sudah mencapai kurang lebih 1,3 juta unit per tahunnya, hanya diproduksi oleh 5 (lima) merk saja, dibandingkan dengan mobil yang mempunyai pasar sekitar 400.000 unit per tahun diproduksi oleh lebih dari 20 merk. Produksi sepeda pada saat ini sudah memasuki skala ekonomis yang menguntungkan.
Melihat potensi pertumbuhan pasar yang besar dan skala ekonomis yang sudah memadai, pengembangan industri ini sudah harus dilakukan. Hal ini bukannya ditinjau dari segi ekonomis saja, tetapi juga melihat pentingnya pengaruh industri otomotif dalam perekonomian suatu negara. Industri ini mempunyai multiplier effect yang menciptakan hubungan vertikal ke industri lain seperti produsen bahan mentah sampai ke pembuat komponen lokal dan assembler. Pengaruh ini akan sangat mempengaruhi kebutuhan tenaga kerja, alih teknologi dan hal-hal lain yang akan memacu juga pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Perkembangan industri sepeda motor di Indonesia relatif baru dibandingkan dengan negara produsen yang lain seperti Jepang, Taiwan. Selain itu penguasaan teknologi juga masih relatif rendah, sehingga semua industri sepeda motor di Indonesia ini masih merupakan Joint venture dengan pemilik teknologi (kebanyakan dari Jepang). Untuk mengembangkan industri yang masih relatif baru ini diperlukan peraturan-peraturan yang bisa memacu perkembangannya.
Pembuatan dan penerapan peraturan cukup sulit mengingat peraturan ini harus bisa mengakomodasikan kepentingan dari semua pihak, baik pihak pemerintah sendiri, produsen lokal, principal brand holder, dan tidak kalah pentingnya adalah konsumen. Diperlukan analisa yang mendalam agar bisa menerapkan peraturan dengan benar supaya tidak merugikan banyak pihak (seperti proteksi berlebihan yang merugikan konsumen, dll)."
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sultan Alif Zidane
"Kebutuhan energi yang terus meningkat setiap tahunnya membuat manusia perlu menggunakan alternatif sumber energi lain yaitu gas bumi, dimana cadangan gas bumi Indonesia adalah 142.72 TSCF pada 2017. Karena LNG merupakan sumber energi yang murah dan ramah lingkungan maka sistem propulsi kapal angkut juga akan menggunakan bahan bakar LNG. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan sistem propulsi berbahan bakar full LNG untuk kapal small scale LNG Carrier dengan sistem kombinasi gas elektrik steam turbin (COGES). Kelayakan sistem propulsi rancangan akan ditentukan oleh daya yang dihasilkan sistem, luaran emisi yang dihasilkan, serta kelayakan ekonomi sistem. Data yang digunakan diperoleh dari simulasi menggunakan software Cycle-Tempo 5.1 dan juga untuk data emisi diperoleh dari simulasi menggunakan software SimaPro. Penelitian ini menunjukan dengan input kalor yang sama 50000 kJ, sistem COGES, sistem DFDE, sistem Diesel daya luaran yang dihasilkan berturut-turut adalah 14 kWh, 6.6 kWh, dan 6.4kWh sehingga sistem COGES memiliki keunggulan dibandingkan dengan sistem lainnya. Dengan efisiensi sistem COGES 30.1% (elektikal) dan 61.79% (mekanikal). Sistem COGES juga memiliki luaran emisi CO2 yang lebih kecil dibandingkan sistem lainnya dengan komposisi 24% (COGES); 25% (DFDE); 51% (Diesel). Kemudian untuk keekonomian sistem propulsi COGES memiliki nilai NPV yang positif, IRR di kisaran 21% - 72% dan PBP di kisaran 4.06 tahun – 1.39 tahun.

Energy needs that continue to increase every year make people need to use alternative energy sources, namely natural gas, where Indonesia's natural gas reserves are 142.72 TSCF in 2017. To meet natural gas needs, distribution from natural gas sources to consumers to regions is required. remote areas, one of which uses an LNG carrier ship. Because LNG is a cheap and environmentally friendly energy source, the propulsion system of the transport ship will also use LNG as fuel. This study aims to determine the feasibility of a full LNG-fueled propulsion system for small-scale LNG Carrier vessels with a combination gas electric steam turbine system (COGES). The feasibility of the design propulsion system will be determined based on the power generated by the system, the output emissions generated, and the economic feasibility of the system. The data used were obtained from simulations using Cycle-Tempo 5.1 software and also for emissions data obtained from simulations using SimaPro software. The results of this study show that with the same heat input of 50000 kJ, the COGES system, the DFDE system and the Diesel system of the output power produced are 14 kWh, 6.6 kWh, and 6.4 kWh, so that the COGES system has advantages compared to other systems. With COGES system efficiency of 30.1% (electrical) and 61.79% (mechanical). The COGES system also has a lower CO2 emission output than other systems with a composition of 24% (COGES); 25% (DFDE); 51% (Diesel). Then for the economy of the propulsion system COGES design has a positive NPV value, IRR in the range of 21% - 72% and PBP in the range of 4.06 years - 1.39 years."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>