Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 196596 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Widyarmoko Triono
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S38442
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silvia Anggraeni
"Metode perencanan rute kabel jaringan sekunder secara manual pada suatu lay out random memiliki beberapa kelemahan, diantaranya kemungkinan terjadinya kesalahan perencanaan yang disebabkan human error lebih besar, ketergantungan pada seorang pakar di hidangnya dan waktu penyelesaiannya tergantung kemampuan pendesain.
Skripsi ini mencoba mengatasi kelemahan metode perencanaan rute kabel jaringan sekunder dengan menggunakan sistem pakar yang menggunakan bahasa pemrograman PROLOG (PROgramming in LOGIC) sebagai operasi pemrograman dan bahasa pemrograman Delphi versi 3 sebagai antar muka pemakainya (user interface).
Uji coba dilakukan dengan menggunakan 4 buah alternatif peta yang telah dibuat rute kabel antam Distribution Point (DP) dengan Rumah Kabel (RK). Program yang dibuar melakukan pencarian seluruh kemungkinan rute kabel, tetapi belum dapat memberikan beberapa saran rute kabel yang paling efektif pada contoh peta. Program ini sudah dapat memberikan pemecahan masalah biaya jaringan kabel sekunder paling minimum untuk semua alternatif peta yang ada."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S39896
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Wawan Bumowarso
"ABSTRAK
Tembaga murni merupakan bahan yang umum digunakan dalam pembuatan kawat penghantar untuk konduktor instalasi listrik. Pada proses pembuatan kawat tembaga yaitu pada saat penarikan (drawing), sering dijumpai adanya kawat putus. Kawat yang putus itu biasanya disambung kembali dengan metode las.
Proses penyambungan kawat digunakan dengan tiga proses las yaitu :
1. Las tekan dingin.
2. Las tekan panas.
3. Las tekan panas dengan penuaan/anil sesaat.
Dari ketiga proses penyambungan untuk memperbaiki struktur dan menghilangkan tegangan sisa akibat proses pengelasan dilakukan proses anil. Proses dilaksanakan dalam suhu 200°C, 250°C, 300°C, 350°C dan 400°C dengan waktu anil 60 menit. Selanjutnya untuk membuktikan keandalan sambungan diuji dengan SPLN dan dibantu dengan pengujian metalografis.
Pengujian sambungan kawat dimaksudkan untuk mendapatkan penyimpangan yang terjadi pada sifat elektris maupun sifat mekanis dan mempelajari perubahan struktur mikro sesudah dan sebelum diadakan proses anil.
Dari hasil pengamatan dan pengujian sambungan kawat dapat memberi gambaran bahwa sebagian besar dari sambungan kawat tersebut tidak dapat digunakan sesuai dengan SPLN.
"
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Falcon, Rafael
"Pada suatu kabel, faktor termal atau panas merupakan suatu hal yang harus diperhatikan. Dimana kapasitas arus suatu kabel sangat dipengaruhi oleh karakteristik termal dari bahan-bahan penyusunnya khususnya bahan konduktor dari kabel tersebut. Rugi-rugi panas akibat arus yang besar akan dilepaskan pada bahan penyusun kabel tersebut. Pemanasan yang sangat tinggi, melebihi ketahanan bahan kabel tidak hanya mengakibatkan kegagalan isolasi saja, namun dapat mengakibatkan putusnya bahan konduktor pada kabel.
Pengujian karakteristik termal dan resistansi konduktor pada kabel NYM 2 x 1.5mm² ini dilakukan dengan memberikan arus yang sangat besar, jauh melebihi arus maksimalnya. Pengujian dilakukan dengan level arus yang berbeda sampai dengan putusnya bahan konduktor pada kabel.
Berdasarkan pengujian yang dilakukan didapatkan bahwa pemberian arus listrik pada kabel mengakibatkan kenaikan temperatur pada kabel. Kabel dapat mencapai suhu yang sangat tinggi karena arus listrik yang melewati kabel jauh lebih besar dari kemampuan kabelnya. Kemudian terjadi kegagalan isolasi kabel hingga mencapai titik bakar. Jika hal tersebut terjadi terlalu lama maka panasnya akan sangat tinggi, kemudian dengan adanya udara yang mengandung oksigen dan ditambah lagi dengan adanya benda kering yang mudah terbakar maka dapat menyebabkan timbulnya api. Api yang tidak bisa dikendalikan dapat menyebabkan kebakaran.

In a cable, thermal factor is a matter that must be considered. Where the current capacitance of a cable is affected by the thermal characteristics of materials, especially basic conductor materials of the cable. Heat-loss or joulean loss due to the high current will be dissipated in the material of the cable. Overheating, exceeding the resilience of the cable not only lead to failure of the insulation, but can lead to the rupture of the conductor.
The Testing of thermal characteristics and conductor resistance on the cable NYM 2 x 1.5mm² is done by providing a high current, far exceed the maximum current rating for the cable. The tests conducted with a different current levels until reach the limit of the conductor.
Based on the testing, found that the current of electrical cable could increase the temperature in the cable. Cable can reach very high temperatures because the electric current passing through the cable far more than the ability of the cord. Then the cable insulation failure could reach a burning point. If it happened too long, the heat will be very high, with the air which is containing oxygen, and by the objects which is combustible dry, can make the onset of fire. Fire that can not be controlled could be a fire disaster.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52163
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yoppi Margianto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S38512
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rochmah
"ABSTRAK
Saat ini sudah banyak produsen kabel serat optik memproduksi kabel serat optik tanpa menggunakan komponen metal sebagai salah satu penyusun konstruksi kabel serat optik. Kabel serat optik non-metal adalah kabel serat optik dengan komponen-komponen penyusun konstruksi kabel serat optik sama sekali tidak terdapat unsur metalnya. Kabel serat optik yang dimaksud adalah kabel serat optik yang diinstalasi di udara (aerial), di dalam duct atau sub duct maupun ditanam langsung.
Sebenarnya apa yang melatarbelakangi diproduksinya kabel jenis tersebut dan bagaimana strategi menghadapi teknologi ini akan diuraikan dalam tulisan ini."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Rizal Zacharias
"Kebutuhan penggunaan energi listrik saat ini masih terus bertambah diantaranya pada negara-negara yang sedang berkembang yang memiliki kekayaan sumber daya alam khususnya terkait dengan pemanfaatan sumber daya energi baru dan terbarukan. Australia yang memiliki potensi pembangkitan energi energi surya, sedangkan pada negara singapura yang memiliki permintaan energi listrik yang bergantung pada penggunaan gas alam menciptakan adanya kerjasama pembangunan sistem transmisi kabel bawah laut Australia-Singapura dmelalui High Voltage Direct Current (HVDC) bertegangan 525 kV dan panjang saluran transmisi 3200 Km. Pada penelitian yang dilakukan ini terkait dan perhitungan rugi-rugi daya dan kuat hantar arus pada sistem transmisi ini diharapkan dapat menjadi referensi terkait rencana pembuatan kabel bawah laut ini. Pada perencanaan kabel bawah laut ini kabel yang digunakan adalah kabel bawah laut XLPE dengan nilai tegangan 525 kV. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa diperoleh nilai resistansi termal antara konduktor dan selubung (T1) sebesar 0.7117 K.m/W ,nilai resistansi termal antara selubung dan perisai (T2) sebesar 0.081 K.m/W , nilai resistansi termal selubung luar (T3) sebesar 0.0453 K.m/W , nilai resistansi termal antara permukaan kabel dan dasar laut (T4) sebesar 0.587 K.m/W . Berdasarkan data nilai resistansi diatas, diperoleh nilai kuat kuat hantar arus hasil perhitungan sebesar 1551 A , sehingga didapatkan nila rugi-rugi daya pada total saluran transmisi sebesar 96.34 MW.

Electrical energy is currently still growing, including in developing countries that have a wealth of natural resources, especially those related to the use of new and renewable energy resources. Australia has the potential for generating solar energy, while Singapore, which has a demand for electrical energy that depends on the use of natural gas, has created a cooperation in the construction of the Australia-Singapore submarine cable transmission system through High Voltage Direct Current (HVDC) with a voltage of 525 kV and a long line transmission 3200 km. In this research, it is hoped that the calculation of power losses and current-carrying strength in this transmission system can be a reference regarding the plan for making this submarine cable. In planning this submarine cable, the cable used is the XLPE submarine cable with a rated voltage of 525 kV. The calculation results show that the thermal resistance value between the conductor and the sheath (T1) is 0.7117 Km/W, the thermal resistance value between the sheath and shield (T2) is 0.081 Km/W, the outer sheath thermal resistance value (T3) is 0.0452 Km/W. , the value of thermal resistance between the surface of the cable and the seabed (T4) is 0.587 Km/W . Based on the resistance value data above, the current-carrying strength value is 1551 A, so that the power losses in the total transmission line are 96.34 MW."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasmine Andzani Masulili
"Tenaga listrik sangat dibutuhkan bagi masyarakat untuk berbagai macam keperluan dan akan terus meningkat dengan adanya perkembangan teknologi yang membutuhkannya, salah satunya pada masyarakat di provinsi Bangka Belitung. Sumber energi untuk membangkitkan listrik di provinsi Bangka Belitung sangat terbatas, sehingga diperlukannya energi utama seperti batubara dari Sumatra, sehingga dibangun saluran transmisi kabel bawah laut tegangan tinggi sebesar 150 kV antara Sumatra-Bangka Belitung dari GI Tanjung Api-Api ke GI Muntok
sepanjang 36 km untuk meningkatkan keandalan sistem. Simulasi dilakukan dengan perhitungan manual melalui rumus-rumus yang sudah didapatkan dari penelitian sebelumnya. Dikarenakan kabel bawah laut masih dalam tahap
pembangunan, maka akan terdapat beberapa data yang belum diketahui sehingga penulis mengasumsikan data berdasarkan penelitian sebelumnya. Hasil dari perhitungan pada penelitian ini menunjukkan bahwa rugi-rugi daya pada saluran transmisi kabel bawah laut tegangan tinggi sebesar 150 kV antara Sumatra-Bangka Belitung sepanjang 36 km adalah 2,36 MW.

Electric power is needed by the community for various purposes and will continue to increase with the development of technology that requires it, one of which is the community in the province of Bangka Belitung. Energy sources to generate electricity in the province of Bangka Belitung are very limited, so that main energy is needed such as coal from Sumatra, so a 150 kV high-voltage submarine cable transmission line is built between Sumatra-Bangka Belitung from Tanjung Api-Api substation to Muntok substation along 36 km to increase system reliability. Simulations are carried out by manual calculations through formulas that have been obtained from previous studies and books. Because the submarine cable is still under construction, there will be some unknown data so the author assumes the data based on previous research. The results of the calculations in this study indicate that the power losses in the 150 kV high voltage submarine cable transmission line between Sumatra-Bangka Belitung with a length of 36 kilometers is 2,36 MW."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rochmah
"ABSTRAK
Permintaan akan transmisi sinyal kecepatan dan berkualitas tinggi semakin meningkat, kini para ahli persisteman sedang mencari performance yang lebih sederhana dan lebih konsisten. Optik terpadu sekarang secara komersil sudah ada dan digunakan dengan efek yang dapat ditoleransi untuk keperluan-keperluan tersebut dan sedang diintegrasikan dengan cakupan yang luas peralatan komunikasi.
Modulator optis terpadu dengan modulasi langsung dioda laser berfrekuensi GHz dalam transmitter menyediakan teknik yang sederhana untuk menghasilkan sinyal chirp-free untuk telekomunikasi fiber optik. Akan tetapi upaya untuk terus melakukan penelitian terus dilakukan untuk terus diperoleh penghasil sinyal yang lebih baik beriring dengan berjalannya waktu."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>