Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121360 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nico Kristanto
"Dalam Skripsi ini dirancang sebuah SSIMT (Suppressed Sidewall Injection Magnetotransistor) dengan kolektor berbentuk L, dilengkapl dengan analisa teoritis dan analisa basil simulasi dengan program komputer serta karakteristik kerjanya. Studi yang masih teibatas di bidang sensor magnetik Magnetotransistor lnl mendorong perlunya dlambll beberapa asumsi untuk menyederhanakan proses anallsa.
Hasil analisa teoritis yang disimulasikan dengan program Komputer MathCad Plus 6 menunjukkan bahwa disain SSIMT Ini memililh sensitivitas tinggi untuk medan magnet kecil, sampai sekitar 800 mT untuk arus basis 7mA. Untuk jangkauan sampai 30 mT, sensitivitas alat dapat mencapai 2300 %/Tesla, suatu nilai yang tinggi untuk sensor medan magnet.
Dalam skripsi ini dibahas parameter yang menentukan sensitivitas divals dan daerah Jangkauan medan magnet yang diukur. Perbandingan disain SSIMT dengan kolektor L IN dengan acuan lain menunjukkan bahwa sensor IN memiliki sensitivitas relatif yang lebih rendah namun daerah kerja linier yang lebih luas."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S38729
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Casey Puspa Avriliantoro
"Penelitian ini bertujuan untuk analisis faktor risiko yang berkontribusi pada kecelakaan pemasangan perancah. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan metode analisis konten, yaitu memberikan gambaran secara jelas dengan mengungkapkan suatu masalah, keadaan, dan fakta yang terjadi selama penelitian di lapangan. Data dikumpulkan dengan cara observasi dan wawancara. Data dianalisis secara kualitatif yaitu membanding proses investigasi dengan pedoman investigasi OSHA untuk menentukan sistem yang tidak berjalan dengan baik, observasi pada kecelakaan pemasangan perancah di PT. X. Hasil telitian menunjukkan sistem investigasi sudah baik namun pelaksanaannya belum mengacu pada pedoman OSHA. Faktor yang berkontribusi adalah man, machine, method, dan environment.

This study analyzed the risk factors that contribute to the installation of scaffolding accident. This is a descriptive study with the content analysis method, which gives a clear picture by revealing a problem, situation, and the facts that occurred during the study in the field. Data collected by observation and interview. Data were analyzed qualitatively comparing the process of investigation by OSHA investigation guidelines to determine that the system does not work well, observations on the installation of scaffolding accident at PT. X. The results of investigation system, has been good but still not refer to OSHA guidelines. Factor contributing is man, machine, method, and the environment.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60016
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Kurniawati
"Rusunawa merupakan jenis hunian yang sesuai bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang tidak memiliki kemampuan untuk membeli rumah di ibu kota sehingga dapat tinggal di rumah sewa bersubsidi dengan harga sewa yang terjangkau. Rusunawa memiliki misi sosial sehingga tarif sewa yang ditetapkan sifatnya tidak komersil. Namun demikian, terdapat penghuni rusunawa yang belum mampu memenuhi kewajiban membayar sewa. Hal ini mengindikasikan adanya permasalahan keterjangkauan tarif sewa rusunawa. Tarif sewa yang berlaku saat ini seharusnya sudah memperhitungkan kesesuaian dari kemampuan membayar (Ability to Pay/ATP) dan kemauan membayar (Willingness to Pay/WTP) penghuni rusunawa yang merupakan kelompok MBR. Sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengestimasikan nilai ATP dan WTP, mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi nilai ATP dan WTP, mengidentifikasikan kesenjangan antara nilai ATP dan WTP, dan mengkaji penyebab kesenjangan antara nilai ATP dan WTP. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian gabungan (mix method research) model eksplanatoris sekuensial. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa nilai ATP dan WTP penghuni rusunawa Pinus Elok sebesar Rp. 1.288.900,00 dan Rp. 286.600,00. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai ATP penghuni rusunawa Pinus Elok adalah pendidikan, pekerjaan, jumlah anggota rumah tangga dan tunggakan sewa rusunawa. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai WTP penghuni rusunawa Pinus Elok adalah pendidikan, pekerjaan, pendapatan total rumah tangga dan tunggakan sewa rusunawa. Nilai ATP dan WTP penghuni rusunawa Jatinegara Kaum sebesar 1.370.300,00 dan Rp. 296.100,00. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai ATP penghuni rusunawa Jatinegara Kaum adalah jenis kelamin, pekerjaan, jumlah anggota rumah tangga, dan tunggakan sewa rusunawa. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai WTP penghuni rusunawa Jatinegara Kaum adalah pendidikan, jumlah anggota rumah tangga, pendapatan total rumah tangga, dan tunggakan sewa rusunawa. Dari hasil penelitian tersebut terdapat kesenjangan antara nilai ATP dengan nilai WTP penghuni rusunawa Pinus Elok maupun Jatinegara Kaum, yaitu nilai ATP lebih besar dibandingkan nilai WTP. Penyebab terjadinya kesenjangan adalah permaslaahan tunggakan sewa rusunawa dan besaran pendapatan rumah tangga penghuni rusunawa.

Government-owned rental apartment (GORA ~Ind.) is a type of housing that is suitable for the low-income people (MBR ~Ind.) who cannot afford houses in the capital so they can live in subsidized rental houses at affordable rental prices. Because GORA has social mission, the government sets non-commercial rental rate. However, there are GORA residents who are unable to fulfil obligation to pay rent. This indicates an issue of GORA’s rent rate affordability. The current rental rate should have considered the suitability of the ATP (Ability to Pay) and WTP (Willingness to Pay) of the residents belonging to the MBR group. This research aimed to estimate the values of ATP and WTP, to examine the factors that influenced the values of ATP and WTP, to identify the gap between the values of ATP and WTP, and to examine the causes of the gap between the values of ATP and WTP. This research used mixed method research with sequential explanatory models. The research results stated that the ATP and WTP values ​​of the Pinus Elok GORA residents were Rp.1,288,900.00 and Rp.286,600.00. The factors that influenced the ATP value of the Pinus Elok GORA residents were education, occupation, number of household members, and rental rate arrears. The factors that influenced the WTP value of the Pinus Elok GORA residents were education, occupation, total household income, and rental rate arrears. The values of ATP and WTP of the Jatinegara Kaum GORA residents were Rp.1,370,300.00 and Rp.296,100.00. The factors that influenced the ATP value of the Jatinegara Kaum Gora residents were gender, occupation, number of household members and rental rate arrears. The factors that influenced the WTP value of Jatinegara Kaum GORA residents were education, number of household members, total household income, and rental rate arrears. Based on the research results, there was a gap between the ATP and WTP values of the residents of Pinus Elok GORA and Jatinegara Kaum GORA, that is, the ATP value was higher than the WTP value. The cause of the gap was the problem of rental arrears and the household income of the GORA’s residents."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia , 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jihad Bangsawan
"Industri semikonduktor, sebagai industri penting dalam ekonomi global, menghadapi berbagai tantangan termasuk tensi global yang mengganggu rantai suplai. Indonesia, meskipun kaya akan sumber daya, mengalami stagnasi dalam kemampuan produksinya. Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mempercepat pembangunan ekosistem semikonduktor. Tantangan utama dalam pengembangan industri semikonduktor di Indonesia adalah regulasi pemerintah, kondisi sumber daya manusia (SDM), dan belum adanya ekosistem yang mendukung.Kurangnya SDM yang terampil menghambat perkembangan industri semikonduktor. Adopsi teknologi penting namun tidak bisa menjadi solusi yang berkelanjutan. Diperlukan penelitian mengenai komposisi efektif antara penggunaan tenaga kerja manusia dan adopsi teknologi dalam industri semikonduktor, Penelitian ini bertujuan untuk merancang model simulasi yang dapat memberikan komposisi optimal bagi produksi smartcard pada PT X sehingga pemilik kepentingan dari PT X dapat meningkatkan kemampuan produksi dengan kapasitas tertentu dan mengurangi jumlah sumber daya yang tidak diperlukan. Metode sistem diskrit yang digunakan dalam penelitian dapat menggambarkan dan memberikan evaluasi terhadap proses produksi berdasarkan sistem pada keadaan nyata. Penelitian ini menunjukan bahwa pemetaan sumber daya yang optimal dapat dilakukan dengan menggunakan skenario yang didasarkan oleh pendekatan systematic layout planning untuk meningkatkan tingkat utilisasi dalam berbagai kapasitas. Skenario yang diuji berdasarkan tiga tingkat kapasitas adalah dalam keadaan sekarang, meningkat sesuai prediksi pertumbuhan produk, dan kapasitas maksimal dalam skenario pendekatan systematic layout planning dan pendekatan systematic layout planning yang dipadukan dengan pengurangan jumlah mesin dan pekerja.

The semiconductor industry, as a crucial sector in the global economy, faces various challenges, including global tensions that disrupt supply chains. Despite being rich in resources, Indonesia experiences stagnation in its production capabilities. The Indonesian government is committed to accelerating the development of the semiconductor ecosystem The main challenges in developing the semiconductor industry in Indonesia are government regulations, the condition of human resources (HR), and the lack of a supporting ecosystem.The shortage of skilled HR hampers the development of the semiconductor industry. While the adoption of technology is important, it cannot be a sustainable solution. Research is needed to determine the effective composition between human labor and technology adoption in the semiconductor industry. This research aims to design a simulation model that can provide an optimal composition for smartcard production at PT X, allowing stakeholders at PT X to enhance production capabilities with certain capacities and reduce unnecessary resources. The discrete event system method used in this research can describe and evaluate the production process based on real-world conditions. This study shows that optimal resource mapping can be achieved using scenarios based on a systematic layout planning approach to increase the utilization rate across various capacities. The scenarios tested are based on three capacity levels: the current state, growth predictions, and maximum capacity in scenarios using systematic layout planning and systematic layout planning combined with the reduction of machines and workers."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aria Kusuma Ramadhan
"Geo-ekonomi merupakan konsep yang diperdebatkan dalam Ilmu Hubungan Internasional (HI). Edward Luttwak mengatakan bahwa terdapat perubahan relevansi penggunaan power dan instrumen dari militer, menuju ekonomi untuk pemenuhan keamanan negara. Relevansi ekonomi dalam persaingan great power mendorong analisis kompetisi perebutan kapital dan pasar yang sistemis, salah satunya terjadi pada fenomena industri semikonduktor. Pada 8 Agustus 2022, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, resmi menjadikan CHIPS for America Act sebagai undang-undang yang berlaku. Undang-undang ini berisi mengenai penguatan manufaktur dan desain produksi semikonduktor di domestik, sekaligus melindungi rantai nilai semikonduktor AS sebagai visi ekonomi dan keamanan nasional. Hal ini dilakukan dengan mengakomodasi para pelaku bisnis semikonduktor untuk membangun pabrik fabrikasi mereka di AS melalui serangkaian insentif dan kemudahan regulasi. Meskipun begitu, kebijakan ini bertolak belakang dengan pencapaian inovasi, teknologi, dan pertumbuhan industri yang telah didorong oleh pengalihdayaan produksi, utamanya nilai-nilai pasar bebas yang dipromosikan oleh AS. Tulisan ini akan berusaha menjawab ketidaksinambungan tersebut melalui perspektif geo-ekonomi dengan pemetaan jaringan produksi global. Dalam temuan yang ada, jaringan produksi global memperlihatkan interdependensi industri cip AS yang asimetris terhadap Tiongkok dan kawasan Asia Timur, dan perubahan tata kelola industri cip yang semakin kompleks dan koordinatif menuju relasional. Faktor-faktor ini berimplikasi pada pelaksanaan CHIPS for America Act sebagai respon geo-ekonomi AS terhadap ancaman keamanan nasional, terutama dalam usaha AS mempertahankan posisi mereka sebagai hegemoni global.

Geo-economy is a debated concept in the field of International Relations (IR). Edward Luttwak contended that there had been a change in the relevance of the use of power and instruments from the military to the economy in the national security strategy. The economic relevance of great power competition initiated a systemic analysis of competition for capital and market, which occurs in the recent phenomenon of the semiconductor industry. On August 8, 2022, the President of the United States, Joe Biden, officially introduced the CHIPS for America Act as law. This law is concerned with strengthening the manufacture and design of domestic semiconductor production, while protecting the US semiconductor value chain as an economic and national security vision. The law accommodates semiconductor business players to build their fabrication factories in the US through a series of regulatory incentives and reliefs. Even so, this policy contrasts with the achievements of innovation, technology, and industrial growth that have been driven by the outsourcing of production activities, especially the free and open market values promoted by the US. This paper will attempt to address this anomaly through a geo-economic perspective by mapping global production networks of semiconductor. The existing findings on the global production network show the asymmetrical interdependence of the US chip industry towards China and the East Asian region, and dynamics in chip industry governance that are increasingly complex and coordinative towards relational governance. These factors promote the implementation of the CHIPS for America Act as the US geo-economic response to national security threats, especially in the US effort to maintain their position as global hegemony."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
TA2728
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Penerapan sentral dengan kapasitas besar yang diiakukan oleh PT TELKOM akan memperluas daerah layanan sentraI tersebut_ Hal ini memerlukan pemiIihan struktur jaringanyang tepat antara jaringankonvensional danjaringan yang menggunakan perangkat remote seperti RDLU. Perbandingan kedua st iddur tersebut pads daerah dengan kepadatan 50 sst/Km2 , 100 sst/Km2 , 125 sst/Km2 dan 200 Km2 akan menghasilkan jaringan yang tepat untuk diterapkan pada daerah suburban. Perbandingan dilakukan dengan menghitung dimensi jaringan baik Was daerah cakupan sentral maupun Rumah Kabel (RK). Perhitungan dimensi jaringan itu menentukan jaringan yang dapat digunakan serta perlu tidaknya dipakai perangkat RDLU. Perbandingan kedua struktur tersebut menghasilkan masukan bahwa pemakaian RDLU dengan kabel diameter 0,6 mm paling ekonomis jika digunakan pada daerah yang memiliki kepadatan 50 sst/Km2 , 100 sst/Km2 dan 125 sst/Km2. Sedangkan jari:ngan konvensional dengan kabel berdiameter 0,6 mm paling ekonomis jika digunakan pada daerah dengan kepadatan 200 sst/Km2."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S38880
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Kristian
1999
S50841
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Dwi Cahyo
"Perkembangan telekomunikasi pada tahun 2008 menjadi sangat penting bagi dunia telekomunikasi. Industri Telekomunikasi berbasis GSM masih menjadi andalan bagi operator telekomunikasi Telkomsel sebagai sumber pemasukan utama mereka. Perencanaan program pembangunan jangka pendek selama satu tahun kedepan, yang matang diperlukan oleh operator telekomunikasi untuk mengalokasikan anggaran biaya. Dengan menggunakan data periode 2008 untuk seluruh Area Jawa Timur dan metode linier least square untuk melakukan prediksi trafik 2009. Data dikumpulkan selama setahun sebelum dan untuk prediksi selama setahun sesudah. Perhitungan dan prediksi dilakukan untuk mendapatkan komponen nilai growth factor, high season factor, trafik akhir 2009, prediksi pelanggan akhir 2009, program per kuartal, capex dan juga opex guna untuk keputusan analisa investasi. Pertumbuhan trafik 2009 mengalami kenaikan 49.51% dari tahun 2008. Pertumbuhan pelanggan sebesar 9.51%. Prediksi peningkatan trafik terbesar terjadi pada bulan September 2009 pada akhir sebesar 17.93% dengan growth factor rata-rata 1.18%. Growth factor tertinggi terjadi pada kabupaten Bondowoso sebesar 1.9 dan terkecil Bangkalan sebesar 1.06. High Season Factor tertinggi pada Nganjuk 1.6 dan terendah pada kabupaten Gresik, Jember, Lamongan, Lumajang, Madiun, Malang, Malang (Kodya), Ngawi, Pasuruan, Ponorogo, Sidoarjo, Trenggalek, Tuban dan Tulungagung. Anggaran 2009 sebesar Rp 553.340.301.544,61 dengan IRR sebesar 9.34%, Payback period 23.5 bulan dan juga nilai NPV > 0, sehingga proyek layak untuk di jalankan.

The development Telecommunication during 2008 became very important for the world of the telecommunications. The Telecommunication industry based on GSM still became the mainstay for Telkomsel which is the biggest telecommunications operator, as the source of their main revenue. Short-term planning of the development program for one year in the future, which is ripe, is needed by the telecommunications operator to allocate the budget of the cost. The data period collected from 2008 for East Java Area and linear method least square is used to carry out the prediction of the traffic for 2009. The data was gathered during one year before and for the prediction during one year after. The calculation and the prediction was done to get the component thought growth factor, high season factor, also end of year traffic 2009, the prediction of the end subscriber 2009, the program quarterly, capex and Opex furthermore those parameter will be used for investment analysis. The growth of the traffic 2009 experienced increase 49.51% from 2008, and also growth of the customer increase almost 9, 51%. The highest increasing traffic prediction will be occurring in September 2009 at the end of 17, 93% with growth factor in general 1.18%. The highest Growth factor occur in Bondowoso regency which is 1, 9 and smallest in Bangkalan around 1, 06. the highest High Season Factor come from Nganjuk 1,6 and lowered in Gresik regency, Jember, Lamongan, Lumajang, Madiun, Malang, Malang (the Municipality), Ngawi, Pasuruan, Ponorogo, Sidoarjo, Trenggalek, Tuban and Tulungagung with no HSF. Budgeting for period of 2009 is around Rp 553.340.301.544,61 with IRR value is 9.34%, payback period 23.5 months and also NPV above 0, means this program is recommended to be done."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T40865
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1994
S22953
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>