Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16737 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Asmudji
"Alat pengukur pemakaian energi listrik (kWh-meter) yang umum dipakai di rumah-rumah masih bersifat analog atau mekanik yang memanfaatkan pengaruh induksi medan magnet sebagai media penggerak piringan aluminium. Alat semacam ini tingkat ketelitiannya relatif kurang karena masih dipengaruhi rugi-rugi yang timbul seperti panas, dan mekanik elemen pendukung kWh-meter itu scndiri. Disamping itu pcmbacaan atau pcncatatan di antaru pclugas pencatatan dan pelanggan mengalami perbedaan yang nantinya akan menimbulkan permasalahan. Dengan pertimbangan tersebut maka dirancang sebuah sistem pengukuran pemakaian energi listrik secara digital (kWh-meter digital), sehingga diharapkan pengukuran lebih akurat dan dapat dikembangkan lagi performansinya dengan pen:imbahan perangkat lunak dan perangkat kerasnya. Piranti utama sistem ini adalah serpih tunggal AT89C51 yang banyak terjual di pasaran dan harganya relatif murah. Jadi sistem yang akan dibangun relatifmurah dan mempunyai performansi yang tinggi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S39276
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Aditya Himawan
Depok: Universitas Indonesia, 2009
TA1050
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Mufin Rosyadi
"Perkembangan teknologi informasi saat ini terus berkembang. Salah satu contoh bentuk perkembangan dari teknologi informasi yaitu Internet of Things (IoT). Melalui perangkat teknologi yang terkoneksi ke internet akan memudahkan kita untuk mengumpulkan informasi dari sensor dan mengendalikannya kapanpun dan dimanapun kita berada. Dalam penelitian ini dibuat sebuah sistem kWh Meter yang terkoneksi dengan telepon genggam android melalui IoT. Desain komponen elektronik menggunakan mikrokontroler NodeMCU, sensor energi listrik PZEM-004t dan display LCD 16x2 yang menjadi komponen utama. Sistem kWh Meter akan mengirimkan dan menerima data dari server. Server yang digunakan yaitu Google Firebase. Aplikasi android dibuat sebagai antarmuka dari pengguna ke kWh Meter. Dengan aplikasi android pengguna dapat mengetahui biaya energi yang dipakai secara real time. Pengguna juga dapat memutuskan energi listrik melalui rangkaian relay. Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini yaitu pengujian perbandingan dengan kWh Meter komersial dengan hasil nilai kesalahan rata-rata pembacaan energi selama waktu satu jam sebesar 6.06 %, 1.52% pada kesalahan daya, 0.81% pada kesalahan tegangan, 3.14% pada kesalahan arus, pengujian delay sistem relay, dan notifikasi pada aplikasi android.

The development of information technology today is continues to grow. One of implementation from this technology information is the Internet of Things (IoT). In terms of collecting the information from the sensors and controlling, the implementation of technology devices will be easier through internet connection. In this study, a kWh Meter system was designed that connected with Android applications through IoT. The Server which used was Google Firebase. The electronic components were used: NodeMCU microcontroller, the PZEM-004t electrical energy sensor and the 16x2 LCD display. The kWh Meter system would send and receive data from the server. The Android app was created as the user interface to the kWh Meter. Users were possible to know the cost of energy consumption in real time through Android app. Besides, users could disconnect electrical energy through the relay circuit. In this study, there were several test which conducted, for example: the comparisons between commercial kWh meters with result value of error reading energi 6.06%, error reading power 1.52%, error reading voltage 0.18%, error reading current 3.14%, then test the delay of relay system, and the notifications on Android application."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marsa Rucitra Dwitya
"kWh-meter digital memungkinkan pencatatan pemakaian energi lebih akurat dibandingkan dengan kWh-meter analog. Sesuai dengan perkembangan zaman saat ini pada rangkaian kWh-meter digital dapat disisipkan kontrol daya dan sistem pembayaran energi terpakai, sehingga memudahkan pemakai (user) dan pemasok energi (owner, PLN). Kontrol daya dan sistem pembayaran tersebut dirancang berbantuan frekuensi telekomunikasi GSM, sehingga dapat dilakukan dari jarak jauh tanpa kabel. Rancang bangun kWh-meter digital dalam hal ini dibuat dalam dua mode, yaitu : mode prabayar, dan mode pascabayar.

Digital kWh-meter has a higher possibility in recording used energy more accurately than the analog kWh-meter. As the advance of technology right now, power control and used energy billing can be inserted, so it made the user and the energy supplier (PLN) easier to do their job. Power control and used energy billing system is designed with the help of GSM frequency telecommunication, so it can be done from long range and wireless. This digital kWh-meter is made in two mode : prepaid mode and postpaid mode."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53275
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syaiful Alam
"Saat ini, untuk pencatatan pemakaian daya oleh pelanggan, PLN memanfaatkan tenaga petugas yang memantau ke setiap rumah. Apabila rumah pelanggan yang dikunjungi tersebut kosong maka proses pencatatan meter tidak dapat dilakukan. Berdasarkan permasalahan tersebut maka diperlukan suatu KWH meter yang dapat mengirim data dari jarak jauh (wireless), dengan demikian, petugas PLN dapat mencatat data meteran listrik walaupun rumah pelanggan kosong.
Skripsi ini menjelaskan tentang aplikasi microcontroller pada pencatatan KWH meter. Metode yang digunakan dalam sistem ini adalah menghitung jumlah putaran pada piringan KWH meter, yang selanjutnya microcontroller akan menyimpan data tersebut sambil menunggu dipanggil oleh microcontroller lain untuk mengirimkan data tersebut. Untuk menghitung jumlah putaran piringan pada KWH meter dipakai sensor opto-reflector sebagai pembaca piringan dan RF Transceiver sebagai pemancar dan penerima data.

Nowadays, PLN has to hire employees to record the data which is shown by KWH meter at customer's house. The employee cannot record it if there are no people in customer's house. To solve this problem, it is needed a KWH meter which can transmit data from long distance (wireless), so that, the PLN's employee can record the data although there are no people in customer's house.
This Final Project describes about implementation of microcontroller on recording KWH meter data. Method used in this system is counting the rotation number of KWH meter plate, then microcontroller will store the data while waiting for being confirmed by the other microcontroller for transmitting the data. In order to count the rotation number of KWh meter plate, sensor opto-reflector is used as detector of plate and RF Data Transceiver as the data transmitter and receiver.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51436
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Boromeus Sakti Wibisana
"KWH meter merupakan instrumen yang memiliki fungsi utama melakukan pengukuran energi listrik. KWh-meter digunakan oleh PLN untuk mendata dan menganalisa penggunaan energi oleh konsumen. KWH meter yang dikenal luas oleh masyarakat umum adalah KWH meter konvensional yang memiliki fitur terbatas. KWh-meter konvensional ini kita kenal dengan KWh-meter analog. KWh-meter analog mampu membaca jumlah pemakaian daya aktif dengan cukup baik. Namun daya reaktif yang terbaca tidak cukup baik, oleh karena itu digunakan KWh-meter digital, yang dapat membaca daya aktif dengan baik begitu juga dengan daya reaktifnya. KWh-meter digital memiliki ketelitian yang lebih baik dari pada KWh-meter analog. Ketelitian dari KWh-meter digital ini membuat PLN akan melakukan penggantian pemasangan KWh-meter analog dengan KWhmeter digital.

KWH meter is the instrument that have a main function to measure the electricity energy. KWh-meter is used by PLN to record and analyze the energy that used by consumen. KWH meter that we already know is conventional KWH meter that have limited function. The conventional KWh-meter we know as analogue KWhmeter. The analogue KWh-meter can read total amount of active power used well enough. But the reactive power can't be read as well as the active power.therefore we use the digital KWh-meter,that can read the reactive power as well as the active power. Digital KWh-meter is also more accurate than the analogue. The accuracy of the Digital KWh-meter make PLN will change the installation of the analogue KWh-meter to Digital KWh-meter."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S51035
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Seno Budi Utomo
"Teknologi teleoperasi atau teleotomasi merupakan teknologi yang berhubungan dengan interaksi antara manusia dengan sistem otomatis dari jarak yang jauh. Sistem atau peralatan yang dikendalikan menggunakan teknologi ini pun bermacam-macam salah satunya adalah AMR (Automatic Meter Reading). AMR merupakan alat yang digunakan untuk melakukan pembacaan energi listrik dengan mengubah tegangan analog menjadi tegangan digital. Data AMR di simpan di sebuah database. Data yang tersimpan di database dapat di akses oleh user menggunakan browser dalam bentuk web dengan menggunakan HTTP (Hypertext Transfer Protocol) lalu dokumen dikirim melalui jaringan TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protokol). Pada skripsi ini dibuat system monitoring AMR berbasis web server. Data-data AMR akan ditampilkan pada website secara realtime dan mengirimkan perintah untuk mematikan AMR.

Tele-automation,teleoperation technology or technology related to the interaction between human and automated systems from a great distance. Systems or equipment that is controlled using this technology had a variety of one of them is AMR (Automatic Meter Reading). AMR is a tool used to perform the reading of electric energy by converting the analog voltage into digital voltage. AMR data is stored in a database. Data stored in the database can be accessed by the user using a browser on a web form using the HTTP (Hypertext Transfer Protocol) and the document is sent through the network TCP / IP (Transmission Control Protocol / Internet Protocol). In this paper created a web-based AMR system, the monitoring server. AMR data will be displayed on the website in realtime and sends the command to turn off the AMR."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51353
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alvin Fanthony
"Pengukuran energi listrik menggunakan kWh meter harus memiliki akurasi yang sangat baik, oleh karena itu, tidak ada pihak yang secara finansial dirugikan antara konsumen dan pemasok listrik sebagai akibat dari kesalahan dalam pengukuran energi yang digunakan. Dengan meningkatnya penggunaan beban non-linier oleh konsumen dapat menyebabkan salah satu masalah kualitas daya dalam bentuk harmonik; yang dapat mempengaruhi tingkat akurasi dari hasil pengukuran yang sebenarnya. Di sisi lain, seiring berjalannya waktu, usia kWh meter juga memungkinkan terjadinya kesalahan dalam pembacaan karena kerja komponen kWh yang kurang optimal.
Dari hasil percobaan, pada beban rumah tangga, dapat dibuktikan bahwa semakin tinggi THD% (% THD-I> 15%), deviasi membaca akan semakin besar dengan kesalahan% tertinggi mencapai 4.4% pada analog kWh meter sementara meter digital kWh hanya 1,57%. Dalam pengukuran variasi beban, semakin banyak penggunaan beban non-linear, maka% THD akan meningkat. Dalam percobaan ini, lampu LED menghasilkan% THD-I tertinggi (mencapai 142,36%). Sementara itu variasi beban juga mempengaruhi% THD-I yang dihasilkan yang bergantung pada beban dominan pada daya yang dikonsumsi. Hasil uji beban variabel menunjukkan bahwa analog kWh meter yang tahun konstruksinya relatif panjang (lebih dari 15 tahun) tidak mampu mengukur beban dengan daya kecil (<100W) sehingga akan mempengaruhi tingkat akurasi yang sangat rendah.
Untuk kesalahan membaca persentase dari semua variasi beban, analog kWh meter (2002) mencapai 22,68%, analog kWh meter (2015) adalah 9,36%, dan digital kWh meter adalah 2,09%. Untuk persentase kesalahan membaca pada beban tinggi saja, 2,25% untuk analog kWh meter (2002), 1,15% untuk analog kWh meter (2015), sementara 0,68% untuk meter digital kWh. Dari semua percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa meter digital kWh memiliki akurasi yang lebih baik daripada analog kWh meter. Juga direkomendasikan untuk mengganti kWH meter analog yang telah dibangun cukup lama dengan tahun konstruksi baru atau dengan meter digital kWh agar tidak merugikan dari sisi pemasok listrik.

Measurement of electrical energy using kWh meter must have a very good of accuracy, therefore, none of any party is financially disadvantaged between the consumer and electricity supplier as a result of errors in the measurement of energy used. With the increasing use of non-linear load by consumers may cause one of the power quality problems in form of harmonics; that may affect the degree of accuracy of the actual measurement results. On the other hand, as the time goes by that the age of old kWh meter also allows to occurrence of errors in the reading due to the less optimal work of the kWh meter components.
From the experiment results, in the household load, it can be proved that the higher the %THD (%THD-I > 15%), the reading deviation will be greater with the highest % error reaching 4.4% on analog kWh meter while the digital kWh meter is only 1.57%. In the measurement of load variation, the more use of non- linear loads, the %THD will increase. In this experiment, the LED lamp produced the highest %THD-I (reaching 142.36%). Meanwhile the load variations also affected the %THD-I produced which depend on the dominant load on the power consumed. Variable load test results show that analog kWh meter whose construction years have been relatively long (more than 15 years) are not able to measure loads with a small power (<100W) so that it will affect the very low level of accuracy.
For the error reading percentage of all load variations, analog kWh meters (2002) reached 22.68%, analog kWh meters (2015) were 9.36%, and digital kWh meter were 2.09%. For error reading percentage at high load only, 2.25% for analog kWh meters (2002), 1.15% for analog kWh meters (2015), while 0.68% for digital kWh meters. From all the experiments carried out, it can be concluded that digital kWh meters have better accuracy than analog kWh meter. It is also recommended that to replace the analog kWH meter which has been construction for quite a long time with the new construction year or with digital kWh meter in order not to detriment from the electricity supplier side.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Podang Herwindo
"Pengembangan KWH-Meter Digital telah banyak dilakukan, dengan berbagai macam metode diantaranya elektromekanik dan termokonverter. Kelompok peneliti ISIS telah mengembangkan KWH-Meter Digital ISIS Versi 1 dengan metode full sampling. Dengan metode full-sampling diharapkan pengukuran energi listrik dapat meminimalisir gangguan dari luar diantaranya gelombang elektromagnetik dan temperatur. Dalam paper ini menjelaskan tentang uji kemampuan yang telah dilakukan pada sistem KWH-Meter Digital ISIS Versi 1 dan pengkarakterisasian dari sistem. Hasil yang didapat pada pengujian sistem versi pertama bahwa sensor yang digunakan mampu mengkonversikan nilai arus yang mengalir ke bentuk tegangan dengan orde berkisar mV secara linear. Pada pengkondisi sinyal arus dan tegangan dari hasil uji mampu memberikan tegangan untuk diproses oleh ADC ATmega32. Namun pada sistem versi 1 pengkondisi sinyal berupa differential amplifier ini memiliki keterbatasan pengukuran yang dilakukan pada arus 8 ampere atau sebanding dengan 1720 watt, dan lemahnya penyimpanan data dalam hal antisipasi gangguan listrik power supply. Pengembangan yang dilakukan seperti penambahan PGA pada pengkondisi sinyal arus, penggunaan ADC 12 bit, pemanfaatan EEPROM internal mikrokontroler AVR Atmega32 mampu mengatasi kelemahan tersebut. Dengan memanfaatkan paper ini diharapkan mampu membuat sistem KWH-Meter digital yang mampu mengukur untuk daya yang besar dan listrik 3 fase dengan metode full sampling.

Digital KWH-Meter mostly has been developed with various methods, such as electro-mechanic and thermo-converter. The ISIS study group has been developing KWH-Meter ISIS version 1 with full-sampling method. Full-sampling method should be minimizing noises, i.e. electromagnetic field and temperature. This paper try to explain about capability test which have been being done to Digital KWH-Meter ISIS version 1 and characterizing from its system. Result shows that using the sensor will convert current value to voltage value in mV as linearly. Conditioning gain amplifier and attenuation amplifier from result of test will drive voltage and will be input to ADC ATMEGA 32, but on system version 1 conditioning signal differential amplifier has limitation measuring on current of 8 ampere or linear with 1720 watt, and poor data storage in case of anticipation light failure from power supply. Developing the system use parallel communication and ADC 12 Bit who's higher resolution than ADC ATMEGA 32 internal, add programmable Gain amplifier on current transducer, and utilization EEPROM internal microcontroller AVR ATmega32 overcome that weakness. In the future will developed system Digital KWH-METER capable to measure for big energy and electrics 3 phase with method of full sampling."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S28957
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farhan Nurdin
"GPRS merupakan salah satu solusi untuk pengiriman data selain SMS, GPRS mampu terkoneksi ke jaringan internet dengan kecepatan maksimum 115,2 KBps, kecepatan ini tergantung padatnya jalur data pada BTS dan coverege dari jaringan GPRS, dengan tarif yang semakin murah dan terjangkau membuat GPRS sebagai solusi pengiriman data alternatif, pada skripsi ini GPRS difungsikan untuk mengirim dan menerima data dari halaman WEB, adapun protokol untuk pengiriman data menggunakan protokol FTP, sedangkan protokol yang digunakan untuk menerima data dari server adalah HTTP, FTP digunakan karena lebih efisien dan mudah mengaturnya dalam database."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S29346
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>