Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 190077 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Kualitas sinyal yang buruk serta drop call masih sering diternukan meskipun telah dibangun jaringan seluler indoor dengan BTS (Base Transceiver Station) Micro Indoor di suatu gedung. Hal ini umumnya terjadi di area pinggiran gedung, dimana terdapat sinyal yang berasal dari cakupan BTS Macro Outdoor yang sinyalnya lebih kuat, sehingga MS (Mobile Station) memilih sinyal yang terkuat sebagai Best Serving Cell. Walaupun sinyalnya kuat, bukan berarti kualitasnya baik. Hal ini disebabkan karena adanya keterbatasan dalam penggunaan frekuensi, sehingga memungkinkan teljadinya interferensi yang berasal dari BT S Macro Outdoor lain yang menggunakan re-use irekuensi, yang mengakibatkan penurunan kualitas sinyal yang umunmya terjadi pada gedung bertingkat tinggi. Kualitas sinyal akan membaik bila berasal dari BTS Micro Indoor, karena mempunyai alokasi frekuensi sendiri.
Untuk mengatasi kendala tersebut, diperlukan suatu strategi optimalisasi parameter BSS untuk jaringan seluler indoor, dimana perancangan strategi optimalisasi tersebut mencakup aspek-aspek yang berkaitan dengan parameter BSS pada BTS Micro Indoor dan neighbor cell relasinya. Untuk keperluan implementasi dibuat rencana kerja yang berdasarkan urutan yaitu, pengukuran performansi sebelum implementasi, eksekusi parameter BSS, pengukuran performansi setelah implementasi dan analisis hasil implementasi.
Implementasi dari rancangan stratei tersebut dilakukan pada jaringan seluler indoor milik PT. Telkomsel Divisi Regional Bandung di lokasi Bandung Super Mal. Hasil implementasinya memperlihatkan perbaikan performansi sinyal yaitu, level sinyal, kualitas sinyal dan kualitas suara, dan juga terjadi perbaikan statistik performansi pada BTS Micro Indoor yaitu, peningkatan traffic, perbaikan SDCCH Drop Rate, TCH Drop Rare, HO Failure Rare, TCH Blocking Rate dan menurunnya jumlah handover atiempr keluar dari BTS Micro Indoor."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S40714
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danny Agus Triawan
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
TA3273
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
M. Soegihardjito
"Pertumbuhan bisnis selular saat ini telah berkembang dengan pesat khususnya didukung oleh perkembangan Teknologi Informasi dalam menciptakan layanan mobile Internet. Hal ini menunjukkan bahwa bisnis seluler di Indonesia mempunyai prospek yang sangat baik. Persaingan antar operator selular tidak lagi hanya tergantung pada jangkauan layanan dan kualitas tetapi juga layanan value added yang menciptakan loyalitas pelanggan untuk tetap membangkitkan trafik.
SMS merupakan fitur layanan yang paling digemari oleh user. Popularitas dan biaya yang murah serta kemudahan SMS dapat melahirkan bentuk kemasan jasa lain dengan sebutan mobile commerce yang berarti perdagangan melalui telepon seluler seperti mobile banking. Kebutuhan akan perpaduan layanan Selular, Internet dan Commerce yang terintegrasi mendorong Telkomsel untuk menyediakan lnfrastruktur dan layanan mobile commerce.
Telkomsel sebagai salah satu operator selular di Indonesia haruslah bersikap adaptif terhadap perkembangan teknologi mobile commerce ini. Maka dari itu dalam thesis ini dilakukan kajian terhadap penerapan teknologi mobile commerce tersebut di Telkomsel. Dengan melakukan analisa dalam berbagai aspek, antara lain aspek ekonomi dan aspek teknis, yang bertujuan untuk memberi masukan kepada manajemen Telkomsel dalam strategi penerapannya.
Dengan menganalisa data yang ada yaitu dengan menggunakan Matrik IE, Matrik BCG dan analisa SWOT, diperoleh kesimpulan bahwa Telkomsel harus menerapakan strategi Agresif yaitu dengan mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif dan ekspansi ke bisnis teknologi baru seperti mobile commerce . Sedangkan berdasarkan analisa kelayakan investasi, bisnis mobile commerce sangat layak untuk diterjuni oleh Telkomsel. Bagi Telkomsel sendiri, mobile commerce dapat dipandang sebagai value added service yang akan mengurangi churn rate serta meningkatkan tingkat kompetitif perusahaan.

The cellular business in Indonesia has been growth rapidly nowadays. This rapid growth could occur especially due to development in information technology in providing the mobile internet service. This fact shows that the cellular business in Indonesia has a very potential prospect in the future. Today, the competitions among cellular operators not only depend on the width and quality of service but also on the value added service that could encourage customers in keeping up the traffic.
SMS or short message service is known as the most attractive service feature for users lately. It is believed that the popularity, simplicity, and small charge of this feature could create another form of service that called mobile commerce, which means trading through cellular, such as mobile banking. The requirement of an integration process among cellular service, internet, and commerce has motivated TELKOMSEL to provide an infrastructure of a mobile commerce service.
As one of the cellular operators in Indonesia, TELKOMSEL should have an adaptive response to the development of mobile commerce technology. Further, this thesis will carry out a study about the implementation of mobile commerce technology in TELKOMSEL. Through analysis on whole aspect, for instance in economical and technical aspect, this thesis would suggest several inputs for the company management in applying its implementation strategy.
By using IE Matrix, BCG Matrix, and SWOT analysis, it is concluded that TELKOMSEL should implement the Aggressive strategy. This strategy means that the company should support the policy of aggressive development and expansion to a new technology business such as mobile commerce. Mean while, based on investment feasibility analysis, it is suggested that mobile commerce business is very feasible for TELKOMSEL. The mobile commerce business can be seen as a value added service for TELKOMSEL that could reduce churn rate and increase the company competitiveness.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T8065
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmadi Kurnia
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S38549
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pohan, M. Halim K.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2002
T40442
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
TA3400
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kunto Wibisono
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
TA3127
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ainamardiah Putri Fatikah
"

Jaringan seluler merupakan teknologi yang terus berkembang karena terus meningkatnya kebutuhan pengguna. Kebutuhan ini mendorong lahirnya 5G yang diharapkan dapat mendukung Massive Machine Type Communication (mMTC), Enhanced Mobile Broadband (eMBB), dan Ultra-Reliable and Low Latency Communication (uRLLC). Dalam mendukung aplikasi ini dibutuhkan kecepatan pengiriman data yang tinggi terutama pada jaringan fronthaul untuk mendukung akses radio ke pengguna. Teknologi bidirectional radio over fiber pada gelombang milimeter memiliki prospek tinggi bagi jaringan 5G fronthaul, namun terjadinya dispersi data menjadi hambatan dalam memperoleh kinerja sistem yang optimal. Penelitian ini merancang sistem bidirectional radio over fiber dan melakukan optimasi sistem dengan dispersion compensating fiber (DCF). Penelitian mengamati kinerja sistem pada variasi jarak dan bit rate dengan menganalisis parameter Bit Error Rate (BER) dan Q Factor. Hasil penelitian menunjukkan pada rancangan sistem bidirectional Radio over Fiber skema downstream mencapai standar pada jarak 1-2 km dengan peak bit rate 16 Gbps, sedangkan skema upstream mencapai standar pada jarak 1-4 km dengan peak bit rate 16 Gbps. Sementara itu, rancangan sistem bidirectional Radio over Fiber dengan penambahan DCF, menunjukkan peningkatan kualitas sinyal sebesar 150% pada skema downstream dan peningkatan 140% pada skema upstream, dengan memenuhi standar pada jarak 1-15 km dengan peak bit rate 16 Gbps.


The cellular network continues to grow due to the increasing needs of users. Recently, the 5G network has offered not only higher capacity mobile broadband known as Enhanced Mobile Broadband (eMBB) but also Massive Machine-Type Communications (mMTC) and Ultra-Reliable and Low Latency Communication (uRLLC). These promising applications require high data transfer, especially in fronthaul networks, to support radio access to users. The millimeter wave-based bidirectional Radio over Fiber (RoF) technology is prospective for 5G fronthaul due to its reliable link performance. However, dispersion has become an issue in obtaining an optimum performance in desired distances. This research designs a bidirectional radio over fiber system and studies a dispersion compensating fiber (DCF) optimization. The system is analyzed with Bit Error Rate (BER) and Q Factor parameters by varying distances and bit rates. The bidirectional Radio over Fiber system achieves the standard at 1-2 km with a peak bit rate of 16 Gbps for the downstream scheme, while the upstream scheme achieves the standard at 1-4 km with a peak bit rate of 16 Gbps. Moreover, the bidirectional Radio over Fiber system with DCF shows a 150% increase in signal quality for the downstream scheme and a 140% increase for the upstream scheme by meeting the standards at 1-15 km with a peak bit rate of 16 Gbps.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jusup
"Perkembangan teknologi komunikasi seluler pada saat ini adalah sangat cepat dimana pada saat ini sudah diterapkan generasi ketiga (3G). Sistem komunikasi seluler 3G yang kita bahas adalah UMTS (Universal Mobile Telephone System) dimana air interface yang dipakai pada sistem ini adalah WCDMA (Widehand Code Division Multiple Access). Pada UMTS, soft handover diimplementasikan dimana Handover merupakan kunci jawaban dari kemampuan untuk melintasi batasan yang ada pada jaringan. Penullsan skripsi lni bertujuan untuk membahas mengenai implementasi soft handover pada UMTS yang diakibatkan oleh pengaruh power intensity terhadap terjadinya soft handover pada UMTS dimana besarnya power intensity ini dipengaruhi oleh jarak dari Mobile Terminal (MT) ke Node B. Proses soft handover terjadi ketika sinyal yang diterima dari Node B pada suatu sel oleh MT melemah dan hampir melewati threshold. sehingga perlu dilakukan sambungan dengar1 Node B pada sel yang bam yang memiliki sinyal yang lebih kuat. Dengan demikian maka sinyal yang diterima oleh MT menjadi lebih kuat dimana sinyal yang dipakai adalah sinyal yang diterima dari sel yang lama ditambahkan dengan sinyal dari sel yang baru. Oleh karena itu power itilensity sangat berpengaruh terhadap keputusan terjadinya soft handover. Dengan demikian, soft handover berdasarkan power intensity dilmplementasikan. Dengan diketahuinya Power Intensity maka dapat diketahui Power threshold (Pthres), Power minimum yang diterima oleh MT (Pmin), jarak MT dari Node B asal (Rawal) ketika soft handover dimulai dan jarak MT dari Node B asal ketika soft handover berakhir (Rakhir), dan lebarnya Handoff Window (HW)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S39980
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Sadewa Yogapratama
"Kehadiran sistem komunikasi wireless generasi kelima (5G) akan mampu mendukung berbagai skenario dan aplikasi penggunaan yang lebih beragam dibandingkan teknologi sebelumnya (4G). Salah satu skenario penggunaan yang menjadi kunci dari ekosistem 5G adalah URLLC (Ultra-Reliable Low Latency Communication). URLLC akan berperan sebagai penyedia konektivitas bagi aplikasi dan layanan baru seperti industry automation, autonomous vehicle, dan lain sebagainya.
Namun, mengimplementasikan 5G URLLC merupakan tantangan yang cukup besar bagi operator. Jaringan operator harus dapat memenuhi persyaratan ketat URLLC, terutama kebutuhan akan nilai latensi yang sangat rendah (hingga 1 ms). Oleh karena itu, penting bagi setiap operator untuk mengetahui terlebih dahulu kondisi serta kemampuan jaringan eksisting yang mereka miliki saat ini dalam memenuhi persyaratan tersebut.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan studi kasus dari salah satu operator di Indonesia untuk mendapatkan data pengukuran performansi jaringan, mengevaluasinya, dan kemudian mengembangkan langkah-langkah strategis dalam mengatasi permasalahan latensi untuk mendukung 5G URLLC. Pengukuran performansi dilakukan dengan menggunakan metode TWAMP (Two-Way Active Measurement Protocol) terhadap jaringan 4G eksisting. Performansi jaringan diukur antara dua titik dari core ke site 4G eksisting operator dimana keduanya akan merepresentasikan koneksi antara data center dengan site pada jaringan 5G.
Dari hasil pengukuran, diperoleh korelasi yang sangat kuat antara latensi dengan jarak dari site ke core (data center) dengan nilai koefisien korelasi Pearson 0.76. Hal ini menandakan adanya pengaruh yang kuat antara jarak data center ke site terhadap besarnya nilai latensi jaringan. Hasil analisis lebih lanjut menemukan bahwa bahwa jarak maksimum antara site ke data center untuk mencapai latensi 1 ms adalah 21,4 km menggunakan infrastruktur jaringan eksisting. Berdasarkan hasil tersebut, penulis juga mengembangkan desain optimal untuk lokasi penempatan data center serta skema.

The presence of a fifth generations wireless communication system (5G) will be able to support a variety of scenarios and use-cases that are more diverse than the previous technology (4G). One of the key use-cases for the 5G ecosystem is URLLC (Ultra- Reliable Low Latency Communication). URLLC will play a significant role in providing connectivity for new applications and services such as industrial automation, autonomous vehicles, and so on.
However, implementing 5G URLLC is quite a challenge for operators. Operator’s networks must be able to meet the stringent requirements of URLLC, especially the need for very low latency values (up to 1 ms). Therefore, it is important for each operator to know in advance the conditions and capabilities of their existing network to fulfill these requirements.
In this study, the authors used a case study from one of the operators in Indonesia to obtain network performance measurement data, evaluate it, and then develop strategic steps in overcoming latency problems to support 5G URLLC. Performance measurement is carried out using the TWAMP (Two-Way Active Measurement Protocol) method on the existing 4G network. Network performance is measured between two points from the core to the operator's existing 4G sites which both of it will represent the connection between the data center and the sites on the 5G network.
From the measurement results, we obtained a very strong correlation between latency and the distance from the site to the core (data center) with a Pearson correlation coefficient of 0.76. This indicates a strong influence of the distance from the data center to the sites on the network latency value. The results of further analysis found that the maximum distance between the sites to the data center is 21.4 km in order to achieve 1 ms of latency using the existing network infrastructure. Based on these results, the authors also developed optimal designs for data center placement locations as well as efficient schemes for operators to build new 5G infrastructure.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>