Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113993 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arip Rahman
"Saat ini masyarakat pengguna pelayanan seluler semakin meningkat, bahkan diperkirakan mencapai 1,9 milyar pelanggan yang tersebar di seluruh dunia. Kepentingan untuk dapat melakukan komunikasi kapanpun dan dimanapun tanpa batasan, menyebabkan semakin meningkatnya trafik panggilan. Peningkatan trafik ini terjadi disebabkan oleh semakin banyaknya user yang menggunakan layanan seluler sedangkan kanal yang disediakan oleh provider terbatas, akibatnya banyak user yang mengalami kegagalan dalam melakukan komunikasi.
Oleh karena itu, trafik yang tinggi ini menjadi masalah yang perlu ditindak-lanjuti agar dapat memberikan pelayanan yang baik bagi user. Salah satu solusi bagi daerah yang padat kapasitasnya, dibangunlah kombinasi sistem jaringan sel mikro dan sel makro. Penambahan kapasitas berarti penambahan frekuensi. Semakin banyak BTS akan menyulitkan dalam perencanaan frekuensi. Dengan terbatasnya frekuensi ini sering terjadi co-chanel dan adjacent interferensi. Strategi yang diterapkan untuk kebanyakan operator GSM adalah dengan menerapkan synthesizer frequency hopping yang dapat menekan tingkat interferensi.
Pada Tugas Akhir ini akan membahas mengenai implementasi retune frekuensi pada jaringan GSM untuk pelayanan wilayah Bandung. PT. Telkomsel menerapkan strategi SFH 3/3 untuk meningkatkan kualitas jaringan dan mengoptimalkan kapasitas jaringan. Strategi ini diterapkan dengan penambahan MAL 74 dan 75 yang diimplementasikan di beberapa site area wilayah Bandung. Setelah diimplementasikan strategi ini didapatkan peningkatan kualitas jaringan yang ditunjukan dengan meningkatnya: RX level, RX Qual, SQI, dan meningkatnya parameter kesuksesan handover (HOSR) dan peningkatan SDSR.

Nowadays, the user of cellular technology is growing up, predicted to 1,9 billion user within this world. Making communication whenever and wherever without boundary, makes the communication traffic increase. The increasing of the traffic because of the escalation of user which is using the cellular network, but the channel from the providers is limited, so that many user got failure to make the communication.
The very high traffic is becoming problem that needs improvement to give the best serve for the user. One of the solution for the high capacity is making combination of micro cell and macro cell. Adding the capacity means adding frequency. The more BTS will complicate the frequency planning. With the limit of the frequency, recently cochannel and adjacent interference happens. Strategic that make from the GSM provider is making synthesizer frequency hopping which is decrease the interference.
This final project is about implementation of frequency retune on GSM network in Bandung area. PT. Telkomsel use the strategy of SFH 3/3 to increase the quality of network and optimize the network capacity. This strategy is made by adding MAL 74 and 75 that implemented for some site at Bandung area. After implementation of this, the network quality is increase which is shown by the increasing of : RX level, RX Qual, and the increase of handover success parameter (HOSR) and the increase of SDSR.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S40315
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
TA2083
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Verawati Laksairini
"Teknologi Enhanced data for global evolution (EDGE) adalah teknologi mobile data dengan kecepatan tinggi yang merupakan pengembangan dari generasi kedua untuk komunikasi Global System for Mobile (GSM) dan jaringan Time Division Multiple Access (TDMA) yang mentransmisikan data hingga 384 kbps. Teknologi EDGE dapat meningkatkan kecepatan data rate dengan mengubah jenis modulasi yang digunakan dan efisiensi jenis carrier yang digunakan. Teknologi EDGE juga mendukung evolusi menuju generasi ketiga (sistem IMT-2000) seperti untuk sistem UMTS (Universal Mobile Telephone System) dengan mengimplementasikan beberapa perubahan di jaringan yang nantinya akan diimplementasikan di generasi ketiga (3G).
Teknologi EDGE merupakan pengembangan dari teknologi General Packet Radio Service (GAS) dan juga teknologi High Speed Circuit Switched Data (HSCS) yang sudah diimplementasikan dibeberapa operator GSM di dunia. Layanan ini dapat mentransmisikan data dengan kecepatan yang lebih tinggi pada posisi dekat dengan Base Station dengan menggunakan Eight Phase Shift Keying (8PSK) yang merupakan pengembangan dari Gaussian Minimum Shift Keying (GMSK).
Modulasi 8PSK dapat beradaptasi dengan mudah untuk menawarkan data rate yang lebih tinggi pada posisi dekat dengan BTS. Layanan ini dapat menawarkan data rate 48 Kbps per timeslot dibandingkan pada teknologi GPRS yang hanya 14 Kbps dan 9,6 Kbps pada HSCSD. Dan jika digunakan konfigurasi 8 timeslot maka data rate yang ditawarkan hingga 384 2 Kbps.

Enhanced data for global evolution (EDGE) is a high-speed mobile data standard, intended to enable second-generation global system for mobile communication (GSM) and time division multiple access (TDMA) networks to transmit data up to 384 kilobits per second (bps) EDGE provides speed enhancements by changing the type of modulation used and making a better use of the carrier currently used EDGE also provides an evolutionary path to third-generation IMT 2000-compliant systems, such as universal mobile telephone systems (UMTS), by implementing some of the changes expected in the later implementation in third generation systems.
EDGE built upon enhancements provided by general packet radio service (GAS) and high-speed circuit switched data (HSCS) technologies that are currently being tested and deployed It enables a greater data-transmission speed to be achieved in good conditions, especially near the base stations, by implementing an eight-phase-shift keying (8 PSG) modulation instead of Gaussian minimum-shift keying (GMSK).
8PSK modulation automatically adapts to focal radio conditions, offering the fastest transfer rates near to the base stations, in good conditions. It offers up to 48 7Kbps per channel, compared to 14 Kbps per channel with GPRS and 9.6 Kbps per channel for GSM. By also allowing the simultaneous use of multiple charmers, the technology allows rates of up to 384 Kbps, using all eight GSM channels.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14775
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rury Nazif
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S39033
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Hasan Basri
"Sistim komunikasi bergerak (GSM) mempunyai perkembangan yang sangat pesat, sehingga operator GSM dituntut untuk menambah kapasitas jaringannya dengan cepat.
Pada sisi BSS (Base Station Sub System), penambahan kapasitas berarti penambahan frekuensi. Semakin banyaknya BTS (Base Tranceiver Station), akan menyulitkan perencanaan frekuensinya, karena terbatasnya kanal frekuensi yang ada. Dengan hanya memiliki 37 kanal frekuensi, maka sering terjadi co-channel maupun adjacent channel, yang berakibat menurunnya kualitas jaringan itu sendiri.
SPH (Synthesizer Frequency Hopping) merupakan solusi bagi kebanyakan operator GSM, Karena dengan ini tingkat interferensi dapat ditekan, dan mempermudah dalam perencanaan frekuensinya. Sehingga masalah kapasitas dan kualitas bisa diatasi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S39250
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wendy Adewijaya
"Perencanaan strategis menjadi semakin penting mengingat lingkungan persaingan bisnis yang bertambah kompetitif. Adaptasi terhadap dinamika ekstemal atas visi, misi, dan strategi menjadi keniscayaan, tujuannya adalah perusahaan yang mampu bertahan dalam jangka panjang.
Pada Network Operation Telkomsel Regional Jabotabek, balanced scorecard (BSC) dapat digunakan sebagai strategy map untuk mendukung proses optimalisasi jaringan telekomunikasi dan membelikan monitoring performansi keadaan jaringan. Optimalisasi difokuskan pada peningkatan total jumlah pendudukan trafik, dengan monitoring lima parameter indikator penyebab perubahan performansi yaitu : drop call rate (DCR), handover success rate (HOSR), erlang minute drop (EMD), TCH blocking (TCHB), dan SDCCH success rate (SDSR).
Keadaan performansi jaringan GSM secara keseluruhan dapat terlihat melalui statistik pengukuran CCR (Call Completion Rate) dan SCR (Success Call Rate). Pengaturan parameter indikator penyebab secara optimal dapat meningkatkan pendudukan trafik pada jaringan sebesar 81,51% di bulan Mei 2005, namun pengaturan tersebut harus sesuai dengan strategi pengambilan keputusan optimalisasi jaringan yang akan dipaparkan pada tesis ini.
Optimalisasi jaringan GSM dengan pendekatan menggunakan balanced scorecard dapat diterjemahkan ke dalam sasaran-sasaran strategik dengan tolok ukur parameter indikator penyebab yang mempunyai rincian nilai pengukuran, sehingga dapat diperiksa secara kontinyu dan dapat mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan pada waktunya.

Strategic plan has become more important as a result of highly competitive business environment. Adaptation to external dynamics over vision, mission, and strategy is a certainty. The objective is a sustainable company in a long period of time.
At Network Operation of Telkomsel Regional Jabotabek, balanced scorecard (BSC) can be used as a strategic map to support optimalization process of a telecommunication network and monitor network performance condition. Optimalization is focused on the increase of traffic seizurement quantity by monitoring tive indicator parameters performance change, which are : drop call rate (DCR), handover success rate (HOSR), erlang minute drop (EMD), TCH blocking (TCHB), and SDCCH success rate (SDSR).
The condition of GSM network performance as a whole can be seen through CCR (Call Completion Rate) and SCR (Success Call Rate) measurement statistics. The arrangement of these indicator parameters optimally could increase traffic seizurement on the network by 81,51% on May 2005, but the arrangement had to match with the decision making of the network optimalization strategy which will be presented in this thesis.
GSM network optimalization with balanced scorecard approach can be translate in to strategic objectives with cause indicator parameter standard that have measurement values details. so it can be continuously checked and appropriate repairing can be taken in exact time.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16130
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S38398
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Widyasanti
"PT. Indosat memerlukan langkah strategis dalam melakukan proses migrasi frekuensi CDMA StarOne agar dalam pelaksanaannya tidak mengganggu performansi jaringan GSM eksisting, hal tersebut diperlukan karena keputusan Menkominfo KM. Nomor 181 Tahun 2006 per tanggal 12 Desember 2006 tentang alokasi frekuensi yang diberikan untuk CDMA StarOne yang ternyata berhimpit dengan frekuensi eksisting GSM PT. Indosat terutama pada frekuensi CDMA downlink 889.515 MHz. Frekuensi yang berhimpit tersebut akan menimbulkan resiko disisi internal antara jaringan GSM eksisting dan CDMA, seperti akan munculnya interferensi dimana-mana, meningkatnya drop call, penurunan daya jangkauan/coverage, timbulnya blank spot baru, yang pada akhirnya akan mengurangi performasi jaringan GSM yang sekarang ini masih menjadi bisnis paling dominan. Untuk mengantisipasi resiko paska dimigrasikannya frekuensi CDMA StarOne ini, maka langkah re-engginering pada jaringan GSM PT. Indosat mau tidak mau harus dilakukan.
Ada beberapa opsi yang akan dipilih dan dianalisa baik dari sisi performansinya maupun dari sisi keefektifan biaya yang dikeluarkan. Opsi-opsinya adalah dengan/tanpa pemasangan filter pada kedua jaringan, berapa kanal yang akan dibebaskan, dan metode hopping yang bagaimana yang akan digunakan. Bagaimana pengaruh hasil implementasi global frequency planning ini pada jaringan GSM PT. Indosat, akan dianalisa lebih lanjut hasil performansinya sebelum dan sesudah implementasi, kendala-kendala dilapangan, efektifitas penggunaannya dengan dan tanpa filter, perolehan nilai KPI, dan tentunya implikasi implementasi ini pada revenue perusahaan.

PT Indosat needs strategic steps in doing the migration process of CDMA StarOne, so that it does not conflict the existing GSM network performance. It is in accordance with the regulation of Menkominfo KM No.181Year 2006 dated of December 12, 2006 stating that frequency allocation given to CDMA StarOne is crashed againts the existing PT. Indosat GSM frequency especially in CDMA frequency downlink 889,515 Mhz. The crash will lead into internal risk between GSM network and CDMA network, such as interference, the significant increasing of drop call, decrease the coverage area, additional blank spot, conclusively it will decrease GSM Network performance that currently is the main business. To antisipate the risk of post CDMA StarOne frequency migration, re-engineering steps must be done by PT. Indosat.
There're some options that should be done and analyzed from performance side and revenue improvement. Those options are with or without filter implementation at both network, how many channels should be released, what hopping methode should be implemented. How these methode effect in GFP implementation in GSM Network of PT. Indosat will be analyzed further, before and after time implementations, the real constraint, the effectiveness with or without filter implementation, KPI score, and the total revenue of the company.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T24642
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
TA2550
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>