Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 183580 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adib Adinda Abdillah
"Pada skripsi ini didesain sebuah motor untuk pompa air model ”X” (pompa air Panasonic model GP-125JB-P), yang memiliki power output 125 W dengan tegangan kerja 220 V, 50 Hz. Desain dengan 2 tipe yaitu stator 40 mm dan 36 mm yang diuji terhadap spesifikasi model tersebut, dengan melihat karakteristik electric dan performance testnya dengan melalui proses dan perlakuan uji yang sama.
Hasil pengujian dan analisis data menunjukkan bahwa dengan mengurangi tebal stator akan mengakibatkan kenaikan nilai rata-rata arus input, tetapi nilai rata-rata daya input tetap masih dalam spesifikasi. Disamping itu hasil temperature lilitan stator akan lebih tinggi dari desain lama, karena kerapatan arusnya lebih tinggi dan resistansinya lebih tinggi. Meskipun nilai-nilai tersebut lebih tinggi dari sebelumnya, itu tidak melewati standar spesifikasi yang telah ditetapkan baik dari segi electric dan performance testnya.
Proses desain dan analisa dilakukan di workshop engineering dan quality control Departemen Pompa Air PT. Panasonic Manufacturing Indonesia. Dengan terlebih dahulu proses desain oleh engineering, kemudian proses pembuatan stator di lini produksi stator dan proses pengujian oleh engineering. Perubahan tebal core tersebut dianalisa karakteristiknya untuk mengetahui sejauh mana pengaruhnya terhadap spesifikasi pompa air model tersebut, sehingga dapat ditentukan spesifikasinya apabila ada perubahan.
Hasil pengujian dan analisa menunjukkan bahwa perubahan tebal core stator tidak berpengaruh terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan. Sehingga hal tersebut dapat digunakan karena selain spesifikasi terpenuhi, dari segi aspek ekonomis biayanya lebih murah. Otomatis dengan biaya produksi model tersebut lebih murah bila di bandingkan sebelumnya.

On this final project, will be design a single phase induction motor”X”. (Water Pump Panasonic for model GP-125 JB), which power output is 125 Watt and voltage 220 V, 50 Hz. The Design will divided into 2 types, there are motor with thickness of core is 40 mm and core 36 mm. which test use specification for each model, to see electric characteristic and test performance with process and same test.
The result of test and data analysis showed that by reduced thickness of core would increase average of current input, but power consume average input still same with specification. Beside that, temperature of winding stator will be high and the resistance will be increase than current design. Although the result still high than current, but it still on specification, not decrease the quality from aspect electrical characteristic and performance test.
The design and analysis will be doing by engineering and quality control. Then, manufacture motor at line stator monitor by engineering team and the test at engineering workshop. The changing of thickness core of motor induction analyzed the characteristic, to see the different and effect for water pump with specifications.
From test result and analysis, shows that by reduce the thickness of core will be no effect from standard specification. Beside from the specification has passed the standard, from cost analysis, the price cheaper than the new one. Automatically, the cost production will be cheaper than the new one."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S40417
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Husnul K.
"Generator sebagai salah satu komponen utama pembangkit, harus tetap berada pada kondisi terbaik. Kerusakan yang terjadi pada isolasi belitan stator merupakan hal yang paling dominan sebagai salah satu penyebab kerusakan pada generator. Adanya void pada belitan stator menyebabkan aktifitas peluahan parsial (Partial Discharge; PD). Kenaikan aktifitas PD yang terjadi dapat menyebabkan kegagalan operasi generator. Void pada belitan stator generator dapat menyebabkan kegagalan jika intensitas medan listrik yang bekerja melebihi kekuatan dielektrik dari void itu sendiri. Dalam hal ini, akan terjadi distribusi muatan yang tidak seimbang pada belitan stator generator. Penambahan temperatur belitan stator terjadi akibat perubahan nilai muatan bocor pada void tiap satuan waktu. Pengukuran PD dilakukan menggunakan alat diagnostik PD tech Power Engineering AG dan perangkat lunak MICAMAXXTM Plus. Berdasarkan pengamatan dalam studi kasus generator GT 1.2, terjadi PD pada setiap fasa dengan jenis PD yang terdeteksi adalah peluahan internal karena adanya void bagian isolasi utama belitan stator. Dari hasil perhitungan, usia efektif generator GT 1.2 diprediksi sampai dengan tanggal 8 Maret 2020.

Generator as a main component of power plant should be ensured that it always on its best condition. Deterioration of stator winding insulation is the predominant causes of generator failures. A void on stator winding causes partial discharge. The increasing of PD activity which is occurred may cause failure of generator operation. A void on stator winding may cause failure if electric field intensity which is working over than dielectric strength of itself. On this part, there will be unbalance charge distribution on stator generator. The additional temperature of stator winding occurred, because of the value changing of leak charge at the void in every time unit. PD Measurement is performed by using PD tech Power Engineering AG as a diagnostic tools and software MICAMAXXTM Plus. Based on the research in the case study of generator GT 1.2, PD is occurred on each phase with the PD's type which is detected as internal discharge because there is a void on the main insulation of stator winding. From the calculation result, the effective life period of generator GT 1.2 can be predicted until 2020, 8th March."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Chatra Hagusta Prisandi
"Generator Sinkron Magnet Permanen Fluks Aksial Tanpa Inti Stator memiliki unjuk kerja yang pada umumnya ditentukan oleh gelombang tegangan dan arus. Kedua hal tersebut dipengaruhi oleh konfigurasi Desain geometris generator. Studi ini membandingkan pengaruh jumlah kumparan stator terhadap nilai dan bentuk gelombang fluks magnet dan tegangan keluaran. Asumsi jumlah kutub magnet rotor pada tiap Desain penelitian adalah sama yaitu 24 kutub. Kesimetrisan antara setiap permukaan stator yang menangkap fluks magnet dari rotor setiap waktu sangat mempengaruhi tegangan keluaran. Hasil studi menunjukkan bahwa Desain 9 stator sesuai untuk konfigurasi tiga fasa sedangkan Desain 12 stator selaras untuk generator konfigurasi satu fasa.

A Coreless Axial Flux Permanent Magnet (AFPM) Synchronous Generator has a work quality that is determined by the voltage and current waves. Both of those things are influenced by geometric configuration of the generator. This research compares the effect of the number of stator coils to the magnet flux captured and the voltage generated for every design. It is stated that the number of rotor magnetic poles in every design are same, 24 poles. How symmetrical between every stator`s surface capture the magnetic flux in every second is very extremely affecting the output voltage. The result of this research proves that design with 9 coils is appropriate for three phase configuration, while design with 12 coils is suitable for one phase configuration of generator."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S853
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Marisa Dhanti
"ABSTRAK
Pemanfaatan mesin magnet permanen fluks aksial terus mengalami perkembangan seiring meningkatnya penelitian tentang pemanfaatan energi angin sebagai salah satu solusi dari isu pemanasan global. Model dan modifikasi dari generator aksial sangat memegang peranan penting terhadap kinerja generator. Berbagai tipe dan jenis dicoba untuk meningkatkatkan efisiensi dari penggunaanya. Pada skripsi ini generator aksial tiga fasa dengan rotor ganda dan stator internal tanpa inti dibuat dan diuji di Laboratorium Komposit dan Laboratorium Uji Sistem Konversi Energi Angin di LAPAN Rumpin. Desain yang diterapkan yaitu tipe stator distributed dengan sembilan kumparan dan delapan pasang magnet permanen. Hasil uji akan dianalisa untuk mengetahui unjuk kerja dari generator ini.

ABSTRACT
The use of axial flux permanent magnet machine continues to progress as the research about the use of wind energy as a solution for global warming issue keep increasing. The model and the modification of axial generator hold the important role of generator performance. Various types and kinds of axial generator are tested to improve the efficiency of its use. In this undergraduated thesis, a three phase axial flux generator with double rotor and internal coreless stator is made and tested at the Laboratory of Composite and the Laboratory of Wind Power Conversion System Testing in LAPAN Rumpin. The design applied is the distributed stator with nine coils and eight pairs of permanent magnet. The test results will be analysed to see the performance of this generator.
"
2012
S42238
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36910
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rifki Fahmi
"Torsi cogging yang dihasilkan oleh motor arus searah tanpa sikat berinteraksi dengan torsi mekanis. Sehingga, diperlukan torsi cogging yang lebih kecil agar menghasilkan torsi mekanis yang lebih tinggi dengan riak yang lebih kecil. Reduksi torsi cogging dan riak torsi dapat dilakukan dengan mengubah ukuran celah udara dan bukaan alur pada motor yang dirancang. Pada penelitian ini, studi variasi desain dilakukan pada bagian celah udara dan bukaan alur. Berdasarkan simulasi perangkat lunak berbasis finite element analysis, desain optimum yang didapatkan adalah ukuran celah udara 2 mm dan ukuran bukaan alur 6 mm yang menghasilkan besar torsi induksi 6,683 Nm, riak torsi 8,32, dan torsi cogging 0,14 Nm.

The cogging torque generated by Brushless Direct Current BLDC Motors interacts with mechanical torque. Therefore, required lower cogging torque to produce smaller ripples with higher values of mechanical torque. Reduction of cogging torque and torque ripple can be done by adjusting the size of air gap and slot opening. In this study, a variation design study was performed on the air gap and slot opening parts. Based on the finite element analysis software simulation, the optimum design obtained is at 2 mm on the size of air gap and 6 mm on the size of slot opening which produces a large mechanical torque of 6,683 Nm, torque ripple 8.32, and 0.14 Nm of cogging torque.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muhammad Kahlil Firdausi
"Generator sinkron magnet permanen fluks aksial rotor ganda tanpa inti stator adalah generator fluks aksial yang biasa digunakan untuk putaran rendah. generator fluks aksial jenis ini mudah dalam hal pembuatan, namun disain optimal dari rotor generator tersebut masih perlu diperhitungkan.
Skripsi ini membandingkan pengaruh jumlah pasang kutub magnet pada rotor terhadap fluks magnet yang dihasilkan. Fluks tersebut menentukan bentuk gelombang sinusoidal, fluks magnetik, tegangan dan torsi elektromekaniknya. Hasil dari simulasi dan analisa menunjukkan bahwa rotor berkutub 24 percakram paling optimal untuk di disain.

A permanent magnet axial flux dual disk rotor coreless stator syncrhonous generator is normally used for low speed. Generators of this type are more easy to built, but the design optimization of these generators must be taken into account.
In this bachelor's thesis the effect of the rotor magnetic poles number to the magnet flux generated are being compared. Its flux will determine the wave shape, voltage and electromechanical torque of the generator. Results of the simulation and analysis indicate that a rotor with 24 poles perdisk is the most optimal design.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51216
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2002
TA329
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Sudiarto
"Salah satu penyebab terjadinya gangguan pada generator sinkran adalah terjadinya sparkover antara lilitan stator, kasus ini terjadi pada generator unit satu PLTA Cirara. di mana dengan adanya gangguan tersebut generator gaga/ menyalurkan daya ke sistem interkoneksi Jawa-Bali. Tugas akhir ini berisi analisis terhadap penyebah terjadinya sparkover pada Jilitan stator dan analisis daerah penyebaran hotspot akibat arus lebih yang dihasilkan oleh adanya hubung singkat altfara lilitan stator setelah lerjadinya spark-over. Penurunan daya isolasi antara /ilium stator (terdiri dari isolasi penutup sambungan batang lilitan dan isolasi udara sejauh 5 em) menjadi sebuah alasan mengapa sparkover dopa/ terjadi pada lilitan stator generator sinkron PLTA Cirata. dengan adanya penunman daya isolasi, Isolator antara li/itan stator tidak mampu mcnahan gradien tegangan yang timbul. Faktor-faktor yang mengakibatkan terjadinya sparkover ini dapal diketahui dari pengamatan ftsik stator di lapangart dan pengujfan kegagalan isolasi dari sampei Isolator penutup sambungan barang /ilium stator Generator PLTA Cirata yang dilakukan di Laboratorium Tegangan tinggi Sparkover mengakibatkan terjadinya hubung singkot anrara lilitan stator yang berbeda fasa, di mana hubung singkat akan menimbulkan arus yang mengalir."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S39743
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>