Ditemukan 57305 dokumen yang sesuai dengan query
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S39398
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S38669
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Arman Djohan Diponegoro
"
ABSTRAKDalam penelitian tahun ke 3 ini akan dilakukan penelitian untuk diperoleh suatu model komputasi perambatan gelombang radio siaran televisi di INdonesia untuk daerah perkotaan yang masih terdapat daerah-daerah blank-spot akibat adanya halangan dan pantulan dari gedung-gedung sekitarnya. Model komputasi tersebut dibuat dalam bentuk perangkat lunak dengan menggunakan Teknik Geographical Information System yang digunakan untuk memproses digitizing peta perkotaan 3 dimensi yang selanjutnya digunakan untuk melakukan proses komputasi untuk memperoleh peta kuat medan dengan menggunakan teknik UTD Double Wedge. Hasil komputasi ditampilkan pada layar monitor dalam bentuk peta yang dinyatakan dalam pola-pola warna atau tingkat keabu-abuan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian Universitas Indonesia Library
Arman Djohan Diponegoro
"
ABSTRAKPada penelitian ini dibuat suatu perangkat lunak untuk menentukan daerah blank spot suatu penerimaan siaran TV pada suatu daerah tertentu di daerah pegunungan dengan menggunakan peta topografi digital. Dengan memperhitungkan masalah redaman akibat adanya halangan dan pantulan dari permukaan di sekitarnya. Perangkat lunak ini dijalankan di komputer PC dimana sebelumnya hanya mampu dijalankan di workstation. Dengan menerapkan :earl UTD modifikasi dan teknik perhitungan pantulan yang disederhanakan, perangkat lunak tersebut dapat diproses melalui komputer PC Pentium yang saat ini sudah banyak dijual dipasaran dengan harga relatif murah (Rp. 4 juta) dengan waktu 30 menit dari hasil pengukuran di lapangan, diperoleh perbedaan sebesar 10 dB dengan deviasi sekitar 0.7 db."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian Universitas Indonesia Library
"Gelombang radio dapat sampai ke penerima dengan cara langsung, merambat dekat permukaan bumi, dan melalui pemantulan ionosfer. Cara perambatan yang terakhir inilah yang digunakan untuk komunikasi jarak jauh, menggunakan frekuensi tinggi (HF: 3 – 30 MHz), dengan memanfaatkan pemantulan lapisan ionosfer. Antena yang umum digunakan dalam komunikasi radio HF adalah antena dipole setengah panjang gelombang (½ λ). Tiga komponen yang menentukan keberhasilan komunikasi dengan gelombang antariksa adalah frekuensi, sudut elevasi, dan daya pancar. Frekuensi berkaitan dengan kerapatan elektron di lapisan ionosfer, sudut elevasi ditentukan oleh jarak komunikasi dan ketinggian lapisan ionosfer, dan menentukan ke arah mana gelombang radio harus dipancarkan, sedangkan daya pancar menunjukkan besarnya energi gelombang radio yang dipancarkan. Ketinggian antena menentukan pola radiasinya, yaitu distribusi energi gelombang radio yang dipancarkan, oleh karena itu berperan dalam menentukan sampainya gelombang radio di tujuan komunikasi."
621 DIRGA 9 (1-4)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Automatic Link Establishment (ALE) dapat digunakan untuk pengamatan propagasi gelombang radio HF (3-30MHz) secara real time. Dari hasil penerapan yang dilakukan, diperoleh data yang mewakili kondisi propagasi suatu sirkit komunikasi radio HF secara real time. Data yang diperoleh meliputi nilai frekuensi yang dapat digunakan, kualitas sinyal, dan identitas stasiun penerima. Informasi dari data tersebut disajikan secara real time dalam bentuk grafis pada sebuah alamat website yang dapat diakses secara umum, yakni www.hflink.net. Informasi grafis yang dihasilkan merupakan garis penghubung antara stasiun dengan warna yang berbeda-beda. Warna tersebut menyatakan nilai frekuensi kerja yang dapat digunakan. Selain itu berdasarkan hasil analisis perbandingan antara data dari salah satu sirkit ALE dengan hasil pengamatan menggunakan Ionosonda, diperoleh kesesuaian data ALE dengan variasi lapisan ionosfer. Berdasarkan hasil tersebut, maka sistem ALE untuk pengamatan propagasi gelombang radio HF secara real time dapat diterapkan.
"
621 DIRGA 12:1 (2011)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Kevin Fitzgerald Senewe
"Refraksi, gradien refraksi, dan k-factor adalah parameter yang berguna untuk memprediksi kondisi propagasi gelombang radio di lapisan troposfer. Ketiga parameter tersebut diperoleh dari pengukuran suhu udara, kelembaban relatif dan tekanan atmosfer. Skripsi ini telah melakukan percobaan eksperimental sistem Internet of Things berbasis LoRa untuk menentukan refraksi radio secara real-time. Pengukuran secara real-time akan membantu seorang network engineer yang ingin merancang sistem komunikasi di suatu lokasi karena data yang diperoleh adalah data yang spesifik untuk lokasi tersebut, bukan data wilayah secara keseluruhan. Sistem terdiri dari sensor suhu dan humiditas untuk memperoleh data cuaca. Data tersebut akan diteruskan ke server ThingSpeak melalui Gateway LoRa, yang dimana data tersebut akan diolah dengan MATLAB secara real-time dan hasilnya akan ditampilkan di channel ThingSpeak. Skripsi ini telah melakukan uji coba sistem dan berhasil diperoleh hasil refraksi radio. Pengujian dilakukan pada satu titik di area Sawangan, Depok, Indonesia pada hari Kamis tanggal 21 Mei 2020 dan Sabtu tanggal 30 Mei 2020 pada pukul 07:00 WIB hingga 21:00 WIB. Pengujian dilakukan dalam kondisi outdoor. Tanggal 21 Mei 2020, rata-rata nilai k-factor adalah 0.973 dan gradien refraksi adalah 4.304 Unit/Km. Tanggal 30 Mei 2020, rata-rata nilai k-factor adalah 0.972 dan gradien refraksi adalah 4.491 Unit/Km. Kondisi refraksi di Sawangan, Depok pada hari Kamis tanggal 21 Mei 2020 dan Sabtu tanggal 30 Mei 2020 adalah sub-refraksi.
Refractivity, refractivity gradient, and k-factor are useful parameters for predicting the propagation conditions of radio waves in the troposphere. Those three parameters are obtained from the measurements of air temperature, relative humidity, and atmospheric pressure. This thesis has conducted an experiment in creating a LoRa-based Internet of Things system that can determine the radio refractivity in real-time. Real-time radio refractivity measurements will help network engineers when designing communication systems because the data obtained by this system are data specifically for that location, not the overall area. This system consists of temperature and humidity sensors to obtain weather data. The data will then be forwarded to the ThingSpeak server via the LoRa Gateway, which will be processed in MATLAB in real time and the results will be displayed on the ThingSpeak channel. This thesis has tested the system and successfully obtained the results of radio refractivity. These tests were conducted at one point in the Sawangan area of Depok, Indonesia on May 21, 2020 and May 30, 2020 at 07:00 WIB until 21:00 WIB. The testing is done in outdoor conditions. On May 21, 2020, the average k-factor value was 0.973 and the refraction gradient was 4.304 Units/Km. On May 30, 2020, the average k-factor value was 0.972 and the refraction gradient was 4.491 Units/Km. The refractive condition in Sawangan, Depok on May 21, 2020 and May 30, 2020 is sub-refraction."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S38550
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S39485
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Muhammad Rafky Alfarrakhan. S
"Pada penelitian ini, telah dikembangkan aplikasi grafis untuk memodelkan propagasi gelombang radio pada frekuensi umum Wi-Fi 2.4 GHz dan 5 GHz. Algoritma yang dikembangkan memodelkan propagasi gelombang radio pada denah ruang dua dimensi melalui pendekatan Ray Tracing (RT) dengan metode Shooting and Bouncing Rays (SBR) dengan pemodelan refleksi dan transmisi yang berbasis kepada prinsip Geometrical Optics (GO) bersama pemodelan difraksi berbasis yang berbasis kepada Geometric Theory of Diffraction (GTD) untuk melakukan prediksi terhadap daya yang diterima dan rugi jalur.
Aplikasi diimplementasikan dalam bentuk program yang ditulis dengan bahasa pemrograman modern Rust dan berbasis pada suatu objek segmen garis dua dimensi yang merepresentasikan jalur sinar antara dua titik serta interaksi-interaksinya terhadap objek penghalang pada ruang, yang direpresentasikan dalam segmen-segmen garis dinding. Program yang diimplementasikan berhasil memprediksi rugi jalur pada denah sederhana dengan tingkat kesalahan 13% baik pada 2.4 GHz maupun 5 GHz. Pada pengujian ruang nyata, program berhasil memberikan tingkat kesalahan 10.3% pada 2.4 GHz dan 9.3% pada 5 GHz, yang senada dengan pendekatan asimtotik yang mengasumsikan frekuensi tinggi. Pada perbandingan dengan pengukuran, aplikasi memberikan kesalahan yang cukup signifikan pada area yang sulit dijangkau sinar, yaitu hingga 40%, pada frekuensi 2.4 GHz. Sementara itu pada frekuensi 5 GHz, aplikasi berhasil memberikan bacaan yang relatif cukup lebih baik, yaitu hingga 10%.
In this study, a graphical software has been developed to model radio frequency propagation, especially in common Wi-Fi frequencies of 2.4 GHz and 5 GHz. The developed algorithm models radio frequency propagation for a 2-dimensional floorplan environment by ray tracing approach with shooting and bouncing rays (SBR) method, reflection and transmission modelling based on Geometrical Optics (GO) principle, and diffraction modelling based on Geometric Theory of Diffraction (UTD) with goal to predict the perceived power and path loss at some points in the modelled room. The application implemented as a computer program written in bleeding edge Rust language and based on a line segment object in 2D space representing ray path between two points and its interactions with obstacles in the space, represented as wall line segments. The implemented program is able to predict the path loss of a simple floorplan with 13% error rate, both in 2.4 GHz and 5 GHz. In real floorplan scenario, the program able to reach satisfying error rates of 10.3% in 2.4 GHz and 9.3% in 5 GHz, showing an agreement with asymptotic approach that prefers higher frequencies. In comparison to measurement, the program shows a signicant error spike up to 40% in areas hard to be reached by rays, in 2.4 GHz, while it gives relatively fair error rate up to 10% in 5 GHz."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library