Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 134143 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mohamad Farouk Riza
"Dewasa ini material komposit berkembang amat cepat, penemuan baru terus bermunculan untuk mengimbangi kcbutuhan dunia pasar dan inclustri yang kian hari kian menuntut jenis material yang memiliki sifat dan penampakan terbaik. Dan agaknya di masa mendatang, komposit akan menjadi material yang andal dan amat dibutuhkan.
Salah satu hal yang menarik dalam perkcmbangan material Komposit adalah terkuaknya fenomena alam tentang komposit alami dan dewasa ini para penellti dan rekayasawan material banyak yang berpaling dan tertarik altan hal tersebut. Penulis sendiri mencoba menguak rahasia yang terdapat di dalam pclcpah pisang.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap pelepah tersebut. ternyata pelepah pisang memiliki susunan anatomi dari jaringan-jaringan di dalamnya membentuk sebuah sistem penguatan material scpcrti yang tcrdapat pada material Komposit penguaran serat. Selain itu tlari sifat Mckaniknya didapat nilai kekuatan tarik pelepah pisang dapat mcncapai angka 627 MPa dengan kadar air 11%-17% dan berat jenis 1,11 gr/cm3. Dari struktumya sendiri, polcpah pisang memililti struktur lapis seperti pada komposit lamina, dimana sebuah lapisan struktur diapit oleh dua buah lapisan bcrscrat."
Depok: Universitas Indonesia, 1996
S41229
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Subhan
"Dalam dekade terakhir ini, teknologi biopolymer komposit yang diperkuat dengan serat alami semakin menjadi perhatian dengan kelebihan-kelebihannya yaitu biaya murah, performa yang baik dan ringan untuk menggantikan komposit yang berasal dari synthetic polymers atau glass fibre. Pada makalah ini akan dibahas sifat-sifat mekanik komposit yang berasal dari PLA dan serat flax dari serat alami. Komposisi material yang digunakan adalah terdiri dari PLA murni, PLA/10% volume fiber, PLA/20% volume fiber dan PLA/30% volume fiber. Perlakuan material dimulai dari mencampur PLA dan serat flax menurut komposisinya, proses ekstrusi, proses granulasi, dan proses injection molding. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian tarik, bengkok, torsi, tekan dan impact.
Dari hasil percobaan menunjukkan nilai modulus dari masing-masing pengujian meningkat dengan bertambahnya volume fiber. Ini menunjukkan bahwa kekakuan dari komposit meningkat dengan bertambahnya volume fiber. Nilai modulus elastisitas yang tertinggi sebesar 7144.33 MPa pada komposit yang mengandung 30% serat flax dan 70% PLA. Hasil ini menunjukkan bahwa biodegradable komposit yang berasal dari serat alami dan biopolymer mempunyai potensi dikembangkan untuk menggantikan komposit yang berasal dari synthetic polymers atau glass fibre.

During the last few years, natural fibre reinforced biopolymer composites technology is focused on creating low cost, high performance, and lightweight materials to replace synthetic polymers or glass fibre composites. In this paper will discuss about the mechanical properties of PLA and flax fibre for natural fibre reinforced composites. Composition observed in this study consisted of pure PLA, 10% fibre volume, 20% fibre volume and 30% fibre volume. Preparation of specimens started from mixing PLA and flax fibre in accordance the composition, extrusion, granulation and injection molding. Testing is carried out a tensile test, flexural test, torsion test, compressive test and impact test.
From research results showed the value of the modulus of each test is increasing with the increasing fibre volume fraction. It shows the stiffness composites increased with the increasing fibre volume fraction. The highest value of modulus of elasticity is 7144.33 Mpa for composites containing 30% flax fibre and 70% PLA. The results showed that biodegradable composites derived from natural fibres and biopolymer have a great potential to be developed as a replacement composite materials derived from synthetic polymers or glass fibre.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T29568
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Asri Noor Laela
"ABSTRAK Telah dilakukan ekstraksi minyak biji kepuh (Sterculia foetida L.) dengan menggunakan alat ekstraksi soxhlet, dan pelarut yang digunakan adalah n-heksana. Hasil yang didapat, berupa minyak dengan warna jingga kecoklatan, dan setelah dimurnikan menjadi warna jingga. Minyak yang dapat diekstraksi dari biji kepuh adalah 49,04 % dari berat serbuk kering inti bijinya. Kemudian minyak yang didapat dianalisis sifat fisiko-kimianya serta ditentukan komponen asam lemak penyusun trigliseridanya, dengan menggunakan alat kromatografi gas yang menggunakan kolom kapiler AT-1000TM. Komposisi asam lemak penyusun trigliserida yang terdapat dari minyak hasil ekstraksi biji kepuh adalah asam palmitat (27,56%), asam stearat (6,87%), asam oleat (6,19%), dan asam linoleat (13,84%) serta beberapa asam lemak lainnya yang belum teridentifikasi. Kata kunci : ekstraksi sinambung, Sterculia foetida L., kepuh, asam lemak"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andry
"Sumber minyak baru dapat diperoleh dengan mencari sumber yang berasal dari biji-bijian tanaman. Banyak biji-bijian dari tanaman di Indonesia yang mengandung minyak yang berpotensi untuk dijadikan sumber minyak. Biji tanaman yang diketahui mengandung minyak adalah biji sawo (Achras zapota L.). Adanya kandungan minyak dalam biji sawo mendorong dilakukannya penelitian ini, yaitu memperoleh minyak yang berasal dari biji sawo dan melakukan karakterisasinya, sehingga nantinya diharapkan dapat menambah sumber minyak baru yang memberikan manfaat.
Dalam penelitian ini, dilakukan ekstraksi pelarut menggunakan soxhlet dengan pelarut n-heksana untuk memperoleh minyak dari biji sawo. Minyak sawo yang dihasilkan selanjutnya dilakukan pula karakterisasi berupa penentuan sifat fisika-kimia dan komposisi asam lemaknya. Sifat fisika dan kimia ditentukan dengan penentuan berat jenis, indeks bias, titik leleh, bilangan asam, bilangan penyabunan, materi tidak tersabunkan, bilangan iod, dan bilangan peroksida. Sedangkan komposisi asam lemaknya ditentukan dengan pengubahan asam lemak menjadi metil ester dengan penambahan pereaksi BF3 metanolat sebagai katalisator yang diinjeksikan ke dalam alat GC dengan kolom kapiler AT-1000. Minyak biji sawo yang dihasilkan berwarna kuning kecoklatan sebelum proses pemurnian dan berwarna jingga kecoklatan setelah pemurnian dengan rendemen 32,66% dari berat serbuk inti kering biji sawo atau 19,804% dari serbuk biji sawo seluruhnya. Sifat fisika dan kimianya dari data yang didapat menunjukkan bahwa minyak biji sawo memiliki kualitas yang tinggi dan baik digunakan untuk sumber minyak baru dari segi pangan maupun nonpangan. Asam-asam lemak penyusun trigliserida yang didapat adalah asam palmitat 21,91%, stearat 8,72 %, oleat 58,24%, linoleat 9,38%, linolenat 0,37%, dan tergolong trigliserida jenis oleopalmitolinolein.

Recent sources of oil are capable to be attained by searching sources from seeds of plants contain oil. Many species seeds of plants in Indonesia are potential to yield oil and potential to be processed to oil sources. The seed of plant known contains oil is from sapodilla (Achras zapota L.). The existence of oil content in sapodilla seeds, motivate to be studied for research. That is aimed to attain the oil yield from sapodilla seeds and determine its characterization, so that later on it can be expected to be addition for one of new oil sources.
In this study, yielding oil from sapodilla seeds by solvent extraction with soxhlet apparatus which is extracted with hexane. In this study, also conducted the characterization by determining physico-chemical characterization and fatty acids components. The physico-chemical characterization determined are density, refraxtion index, melting point, unsaponification material, free fatty acid number, saponification number, iod number, and peroxide number. Meanwhile, the component of fatty acids are determined by reacted the fatty acids into methyl ester by adding BF3 in methanol as catalysator which is injected to GC which complemented colomn AT-1000. The colours of extracted oil are brownish yellow before purification and brownish orange after purification with its yield 32,66% from its core powder only of weight or 19,804 % from all sapodilla core powder. The physico-chemical characterization of the oil indicates that this extracted oil from sapodilla seeds has high quality which well for usage of new oil resource in food and non-food field. The result of GC analysis indicates that the sapodilla seeds oil is composed of palmitic acid 21,91%, stearic acid 8,72 %, oleic acid 58,24%, linoleic acid 9,38%, and linolenic acid 0,37%, and can be classified as oleopalmitolinolein.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S30697
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Yulianti
"ABSTRAK
Minyak kemiri dapat diperoleh dari daging buah biji kemiri (Aieurites
moluccana) dengan cara ekstraksi sinambung menggunakan peralatan
ekstraksi soxhlet dan pelarut yang digunakan adalah n-heksana sebesar
45,47% dari berat serbuk kering biji kemiri.
Dari penelitian ini dapat ditentukan sifat fisiko-kimia dari minyak biji
kemiri. Untuk analisis dengan Gas Chromatography (GC), Jarutan minyak
ditransesterifikasi dengan metanoi-KOH dan Japisan n-heksana diinjeksikan
ke dalam peralatan GC yang dilengkapi dengan kolom kapiler AT-1000,
dapat ditentukan komposisi asam l'emak penyusun trigliserida dari minyak biji
kemiri, terdiri dari: asam kaprat (0,202%), asam palmitat (6,32%), asam
stearat (2,31%), asam oleat(26,93%), asam linoleat (38,52%), dan asam,
linolenat (25,25%).
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Meningkatnya kebutunan akan minyak nabati mendorong kita untuk selalu
mencari sumber minyak baru, salan satunya minyak biji kapuk_ Penelitian ini
bertujuan untuk menentukan sifat fisiko-kimia dan komposisi asam Iemak
penyusun trigliserida dari minyak biji kapuk_ Data tersebut dinarapkan dapat
menjadi acuan bagi peneliti Iain yang ingin mengembangkan minyak biji kapuk
baik untuk penelitian selanjutnya atau untuk kebutunan industri IV|inyak biji
kapuk dapat diperolen dari biji kapuk yang dinaluskan kemuciian diekstrak
dengan pelarut n-neksana menggunakan metode ekstraksi sinambung soxh/et.
IV|inyak yang diperolen dari 675,9660 g serbuk biji kapuk kering adalan sebanyak
200,0216 g seningga diperolen kadar minyak dalam biji kapuk sebesar 29,59 %_
Sifat fisiko-kimia minyak biji kapuk bergantung pada komposisi asam Iemak
penyusun trigliseridanya Analisa komposisi asam Iemak penyusun triglierida
minyak biji kapuk dilakukan menggunakan peralatan kromatografi gas
menggunakan kolom gelas dengan pengisi DEGS (Dietylen Glykol Succimate)
dan diperolen penyusun utama trigliserida minyak biji kapuk adalan asam miristat
(0,04 %), asam palmitat (6,42 %), asam stearat (3,15 %), asam oleat (28,8 %),
asam Iinoleat (27,1 %), dan asam Iinolenat
(2,72 %)_"
Universitas Indonesia, 2007
S30425
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Hamamah Gustiani
"Lengkeng (Dimocarpus longana) merupakan tanaman yang sedang dibudidayakan di Indonesia. Tanaman lengkeng banyak dimanfaatkan sebagai bahan pangan, obat dan kosmetik, serta industri lainnya. Biji lengkeng merupakan salah satu sumber minyak nabati yang belum diketahui sifat fisiko-kimianya, sehingga pemanfaatan biji lengkeng belum maksimal dan hanya merupakan limbah pertanian. Pada penelitian ini, minyak biji lengkeng diperoleh dari ekstraksi menggunakan metode sokhletasi dengan pelarut nonpolar n-heksana. Hasil ekstraksi berupa minyak berwarna jingga kecoklatan diproses kembali untuk menghasilkan minyak lebih murni dengan penetralan dan dekolorisasi, sehingga diperoleh minyak lengkeng berwarna kuning. Minyak hasil ekstraksi tanpa dan dengan pemurnian tersebut dianalisis sifat fisiko-kimianya. Komposisi asam lemak penyusun trigliserida dari minyak biji lengkeng hasil pemurnian diketahui dengan peralatan kromatografi gas. Komposisi asam lemak dari minyak biji lengkeng adalah asam linoleat 26,73 %; asam oleat 22,08 %; asam linolenat 8,59 %; asam palmitat 19,78 %; asam stearat 3,41 %; asam kaprilat 0,48 %; asam laurat 0,18 %; asam miristat 0,09 %; dan asam kaprat 0,06 %."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S30421
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Apriani
"Telah dilakukan penelitian mengenai sifat fisiko-kimia dan komposisi asam lemak penyusun trigliserida dari minyak biji pepaya (Carica papaya). Biji pepaya yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari suatu perkebunan pepaya di daerah Cihideung, Bogor. Ekstraksi minyak biji pepaya dilakukan dengan menggunakan peralatan ekstraksi Soxhlet dengan pelarut n-heksana.
Hasil ekstraksi yang diperoleh berupa minyak yang berwarna kuning kemerahan setelah dimurnikan dan memiliki kadar sebesar 26,7% dari berat kering biji pepaya. Komposisi asam lemak penyusun trigliseridanya ditentukan dengan alat Kromatografi Gas.
Dari hasil analisis Kromatografi Gas, diketahui bahwa komposisi asam lemak penyusun trigliserida minyak biji pepaya adalah asam kaprilat (0,35%), asam kaprat (0,08%), asam laurat (0,07%), asam miristat (0,1%), asam palmitat (20,3%), asam stearat (3,33%), asam oleat (66,1%), asam linoleat (8,99%), dan asam linolenat (0,61%)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S30422
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Waluyo Trijono
"Komposit magnet merupakan bahan magnet yang dicampur diikat dengan pengikat bahan bukan-magnetik. Salah Satu dari bahan ini adalah plastoferit, yaitu bahan magnet berupa serbuk heksaferit (Mo.6Fe2O3) yang diikat oleh karet. Keunggulan bahan ini adalah sifat mekaniknya yang lebih baik dibandingkan yang dimiliki oleh magnet biasa, khususnya magnet yang terbuat dari bahan heksoferit hasil casting atau sintering.
Penelitian ini dititik beratkan pada pembuatan dan penyifatan plastoferit berbasis ferit SrFe12o19 (SrM) dengan perekat karet alam, serta membandingkannya dengan komposit berbasis ferit BaFe12O19 (Bam). Sifat-sifat komposit magnet yang diuji adalah sifat mekanik, termal, dan magnetik serta hubungannya dengan perubahan fraksi volume serbuk dalam kompositnya.
Pembuatan komposit magnet dilakukan dengan cara mencampur karet dan serbuk magnet dalam Labo Plasiomill pada suhu operasi 100° C selama 7 menit, dan dengan kecepatan putar pengaduk 30 rpm. Komposit hasil pencampuran ditekan untuk mendapatkan benda uji berbentuk lembaran. Penekanan dilakukan dengan metode hot press pada suhu 100° C dan beban 150 kg/cm2, kemudian didinginkan dengan menggunakan metode cold press dalam media pendingin air. Berdasarkan hasil analisis struktur mikro, sebaran partikel dalam matriksnya berbeda-beda untuk tiap komposisi, dan umumnya sebaran partikel serbuk BaM lebih merata dibandingkan dengan komposit serbuk SrM.
Hasil analisis Sifat mekanik menunjukkan bahwa kekuatan tarik komposit SrM (fraksi volume serbuk 30-70%) berkisar antara 1,57-2,22MPa, perpanjangan 0-520%, dan kekerasan 42-95SHA, sedangkan kekuatan tarik komposit BaM (fraksi volume serbuk 30-50%) adalah 2,27-3,84MPa, perpanjangan 370-560% dan kekerasan 27-52SHA. Sifat termal komposit pada pemanasan hingga suhu 600ºC menunjukkan bahwa suhu dekomposisi komposit untuk masing-masing komposisi berfluktuasi, namun umunmya berkisar pada suhu dekornposisi karet alam yakni sekitar 400ºC.
Sifat-sifat magnetik komposit SrM (fraksi volume 30-70%) adalah Jhc berkisar 136-150 kA/m, gHc 45-66 kA/m, B, 73-130 mt dan (BH) maks. sekitar 0,80-2,26 kJ m3, sedangkan komposit BaM (fraksi volume 30-50%) antara lain berkisar 121-123 kA/m, bHc 46-55 ka/m, Br 71-95 mT dan (BH)maks, 0,83-1,35 kl/m3."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S41620
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taty Rusliati Rusli
"Telah dilakukan isolasi senyawa kimia dan uji toksisitas akut (fetal dosis 50) serta uji antiinflamasi terhadap kulit batang tumbuhan Hunyur bunt (Kadsura scandens B1) yang merupakan salah satu tumbuhan di Indonesia. Isolasi senyawa dilakukan dengan cara maserasi dan perkolasi kulit batang tumbuhan Kadsura scandens dengan menggunakan pelarut n-heksana, kemudian dilanjutkan dengan pelarut metanol pada temperatur ruang. Uji toksisitas akut (letal dosis 50) dilakukan berdasarkan metode Weil C.S memakai mencit strain C.B.R. Swiss, sedangkan uji antiinflamasi dari infus tumbuhan Kadsura scandens Bl dilakukan menurut cara yang dilakukan oleh Winter dan kawan-kawan dengan melihat efek penghambatan udem yang ditimbulkan oleh karagenin pada telapak kaki tikus putih dari galur Wistar.
Senyawa yang terisolasi dari ekstrak n-heksana diperoleh senyawa alkohol rantai panjang nonakosanol dan asam betulinat senyawa triterpen pentasiklik tipe lupan. Dari ekstrak metanol diperoleh senyawa glikosida sitosterol : 3-0-13-D-glukopiranosil sitosterol. Penetapan struktur dilakukan dengan cara spektroskopi.
Uji toksisitas akut (fetal dosis 50) menunjukkan bahwa tumbuhan ini termasuk tumbuhan golongan bahan praktis tidak toksik (Practically Non Toxic Substance), sedangkan hasil uji antiinflamasi pada dosis 24 mg/100 g berat badan mempunyai efek yang setara dengan pembanding fenilbutason 10 mg/ 100 g berat badan pada jam kedua dan ketiga. Pada dosis 2,7 dan S mg /100 g berat badan mulai jam kedua sudah menunjukkan aktivitas sebagai antiinflamasi, tetapi tidak setara dengan pembanding fenilbutason 10 mg/ 100 g berat badan.

Isolation of chemical constituens of crude extract of Kadsura scandens stem bark had been conducted and a test on a 50 lethal dose toxic as well as on antiinflamation.The plant found out in Indonesia. Separation and isolation of the compounds were done by maceration and percolation system at room temperature using n-hexane followed by methanol solvent. The lethal toxic test dose was carried out, based on the Well C.S. methode using mice strain C.B.R Swiss, while the test on anti-inflammatory activity toward udem which was given rise by the induction of carrageenan rat paw oedema.
The isolated compounds from the n-hexane extract are a long chain alcohol (nonacosanol) and betulinic acid, which belong to the pentacyclic triterpenoidiupane type. From the methanol extract was isolated a glycoside sitosterol , 3-O-13-D-glucopyranosil sitosterol. The structural elucidation was established by spectroscopic method.
The test on 50 lethal toxic dose showed that this plant belongs to the practically non toxic substance, while the result of the anti-inflamation test on 24 mg/100 g dosage, had got an effect which was equal with the comparative phenylbutason 10 mg/IOO g physical weight after two and three hours. In Within 2,7 and 8 mg/ 100 g physical weight after two hours had shown the activities as anti-inflamation therapy but it was not balanced with the comparative phenylbutason 10 mg/ 100 g physical weight.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>