Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 141307 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agus Saptono
"Komposit serat gelas/polyester laminasi basah merupakan material komersial yang mempunyai aplikasi cukup luas, terutama bidang kelautan, otomotif dan industri kimia. Kekuatan material ini sangat dipengaruhi oleh cacat-cacat yang terjadi baik selama proses pembuatan maupun akibat pembebanan selama pemakaiannya. Cacat yang paling sering terjadi pada material ini adalah delaminasi (pelapisan lapisan) yang dapat mengakibatkan kegagalan struktur komposit dalam aplikasinya. Penelitian ini bertujuon untuk mengetahui sejauh mana pengaruh cacat delaminasi terhadap kekuatan struktur komposit serat gelas/polyester laminasi basah. Untuk itu dibuat spesimen yong mengandung cacat delaminasi buatan berupa polyester film dengan panjang cacat bervariasi ( 10 mm, 20 mm, 30 mm. 40 mm don 50 mm) dan lebar cacat dijaga konstan (5 mm). Terhadap spesimen tersebut dilakukan pengujian Ientur (dengan standar ASTM D 790). pengujian tarik (dengon standar ASTM D 638M) dan pengujian tekan (dengan standar ASTM D 695). Spesimen yang telah mengalami perpatahan diamoti secara visual dan juga dengan menggunakan mikroskop untuk melihat penampang makra hasil patahan. Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa adanya cacat delaminasi buatan akan menurunkan kekuatan tarik dan kekuatan tekan struktur komposit serat gelas/polyester laminasi basah. Dengan meningkatnya panjang cacat, maka kekuatan tarik dan tekan struktur semakin rendah. Sedangkan kekuatan lentur struktur komposit tidak mengalami penurunan yang cukup berarti dengan adanya cacat delaminasi, kecuali untuk panjang cacat yang cukup besar dan retak akibat beban Ientur bersinggungan dengan cacat delaminasi buatan (dalam penelitian ini untuk panjang cacat 50 mm). Dari hasil analisa perpatuhan terlihat bahwa perambatan retak yang dominan terjadi pada daerah antar muka serat WR (Woven Roov/bg/ yong kontinyu. Selain itu juga terlihat jumlah serat WR yang terlepas dari matriksnya (resin polyester) lebih banyak daripada serat CSM (Chopped Strand Mat). Hal ini menunjukkan bahwa pemabasahan resin polyester terhadap serat CSM Iebih kuat daripada terhadap serat WR. Release film berupa polyester film yang berfungsi sebagai cacat delaminasi buatan tidak mengalami kerusakan akibat beban yang diterima oleh struktur komposit."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41235
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Trisnawati
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S41072
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryana
"Komposit serat gelas/poliester telah banyak digunakan pada aplikasi perkapalan, dimana dalam aplikasinya pengaruh lingkungan telah terbukti dapat menurunkan sifat-sifatnya baik sifat fisis dan sifat mekanisnya. Salah satu pengaruh lingkungan yang sering dialami oleh material ini adalah adanya kenaikan temperatur. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh temperatur pemanasan terhadap kekuatan impak dan lentur 4 titik material komposit serat gelas/poliester. Spesimen yang dipakai adalah komposit serat gelas/poliester yang dibuat dengan menggunakan metode laminasi basah. Komposisi dari serat gelas adalah 80% CSM dan 20% WR dengan susunan [3CSM/IWR/BCSM/IWR/2CSM]. Kcmudian pada material ini dilakukan pemanasan pada suatu dapur dengan variasi temperatur 60°C, 80°C, dan 100°c. Selanjutnya dilakukan pengujian impak metode Charpy dengan standar pengujian ASTM D256-93a dan pengujian lentur 4 titik dengan standar pengujian ASTM D790-92. Disamping itu untuk mengetahui bentuk dan mode perpatahan yang terjadi dilakukan foto makro dan mikro pada sampel yang telah diuji. Hasil pengujian impak, menunjukkan bahwa pengaruh temperatur terhadap kekuatan impak tidak dapat diketahui. Hasil pengamatan patahan akibat pembebanan impak menunjukkan mode kegagalan total dari material komposit ini yaitu berupa patah serat, delaminasi, hancumya matriks dan fiber pull-out. Hasil pengujian lentur 4 titik menunjukkan bahwa pengaruh temperatur pemanasan terhadap kekuatan lentur cenderung naik sampai temperatur 80°C, kemudian turun kembali pada pemanasan selanjutnya. Pengamatan perpatahan akibat pembebanan lentur 4 titik menunjukkan mode kegagalan yang didominasi oleh delaminasi pada daerah antarmuka WR dan CSM dan pengamatan patahan mikro memperlihatkan adanya retak matriks, patahan akibat lentur pada daerah WR."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S47858
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Herman Yuwono
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S40936
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S40945
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendri Gunawan
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S40781
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yul Khaidir
"Konsep komposit tak lain memanfaatkan sebesar-besarnya sifat fisis-mekanik dan teknik aneka bahan gabangan, sekaligus mengarangi syat buruknya. lPTEK material yang mengkaji hubungan antara struktar dan sifat serla bagaimana proses manufaktur yang berpengaruh, diterapkan. Segi disain dan prakiraan bahan dipudukan. Di sini disain tidak sekedar perihal penggunaan bahannya, tetapi jaga sesuai dengan aneka kandangan dan struktur geometrinya, serta menyidik prosedur pembuatannya agar sesuai untuk penerapan tertentu.
Sam di antara tiga macam komposit, yaitu Metal Malrix Composite (MMC), kini makin mutlak dituntut keberadaannya, terutama di bidang kontruksi serta mekanis-otomotif dari jembatan, gedung bertingkat, mobil, kapal, pesawat udara, satelit, roket, sampai alat-alat rumah tangga. Bidang ini merupakaa tujuan interdisiplin. Salah salu contoh dari material MMC adalah Al-Al2O3 dengan Al sebagai matriks dan Al2O3 sebagai penguat. Metode yang digunakan untuk membuat material ini adalah dengan proses metalurgi serbuk.
Setelah dilakukan penelitian, terbukti adanya peningkatan sifat mekanis, antara lain kekerasan, kuat tekan, dan kuat aus, serta terjadi peningkatan densitas dan penurunan porositas terhadap material Al-Al2O3 seiring dengan peningkatan waktu pada saat proses sinter."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S41304
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Konco Topan
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S41409
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wira Dharma Putra
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S47872
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>