Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 191240 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Christophorus Agung Prakosa
"Polimer secara alami bersifat sebagai isolatar, sehingga pada aplikasinya polimer lebih banyak dipakai sebagai bahan yang bersifat isolator. Akan tetapi sifat tersebut dapat merugikan karena menyebabkan polimer mudah membangkitkan muatan statis apabila bergesekan dengan bahan isolator lainnya, suka melepaskan muatan statis yang dimiliki, dan transparan terhadap gelombang elektromagnetik. Untuk mengatasi masalah tersebut maka konduktivitas listrik dari palimer harus ditingkatkan. Salah satu cara untuk meningkaikan konduktifitas listrik pada polimer adalah dengan mencampurkan filer konduktif atau semi konduktif, dalam hal ini serat karbon kedalam polimer (poliprofilen) dengan teknik hot blending. Teknik tersebut menghasilkan komposisi serat karbon pendek-propopilen yang bersifat acak (random)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41257
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dendie Bhawono
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan serbuk dan serat asbes ke dalam polyproplene terhadap flammability (laju pembakaran) dan sifat mekanik (kekuatan tarik, ketahanan impak dan kekerasan) material ini, panjang, diameter, distribusi, orientasi dan komposisi serat. Dalam studi tugas akhir ini dilakukan penelitian mengenai pengaruh panjang dan konsentrasi askes terhadap flammability dan sifat mekanik. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa peningkatan panjang asbes menyebabkan penurunan laju pembakaran, kenaikan ketahanan impak, penurunan kekuatan tarik dan kekerasan. Peningkatan konsentrasi asbes menyebabkan penurunan laju pembakaran, kenaikan ketahanan impak, penurunan kekuatan tarik dan kekerasan. Penambahan serbuk asbes menyebabkan laju pembakaran komposit lebih cepat daripada polyproylene dan sifat mekanik lebih rendah daripada polypropylene."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41201
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Laurentius Calvin
"Plastik merupakan material yang mengalami perkembangan pesat 30 tahun terakhir ini. Namun sifatnya yang kurang kuat untuk aplikasi tertentu mengharuskan plastik dibuat menjadi komposit. Berbagai penguat sintetis tersedia seperti serat kaca namun harga serat kaca yang mahal dan sifatnya yang tidak ramah lingkungan membuat penggunaan material yang lebih murah dan ramah lingkungan sangat digencarkan. Komposit matriks polimer dengan penguat serat alam atau natural fiber reinforced polymer composites (NFRPC), sering hanya disebut natural fiber composites (NFC) menjadi solusinya.
Dalam penelitian ini digunakan serat alam sorgum yang berasal dari dalam negeri dan bagian yang digunakan merupakan produk sampingan dari tanaman sorgum. Proses preparasi serat sorgum diperlukan untuk meningkatkan kompatibilitasnya dengan matriks polipropilen (PP). Alkalinisasi-termal menjadi metode yang dipakai dalam melakukan preparasi serat dan hasilnya setelah dilakukan proses ini serat memiliki mekanisme mechanical bonding (interlocking) dengan PP. Kemudian pengaruh temperatur pencampuran PP dan sorgum dengan variasi 160°C, 170°C, 180°C, serta komposisi serat dengan variasi 5%, 10%, dan 15% dipelajari perilaku mekanis dan morfologinya. Hasil yang didapatkan variasi yang optimum yaitu pada temperatur pencampuran 170°C dan komposisi serat 15% memiliki kekuatan tarik mencapai 20,2 MPa dan modulus elastis 547 MPa serta temperatur pencampuran 170°C dan komposisi serat 5% memiliki elongasi 36,4 MPa.

Plastic is a material that has experienced rapid development in the last 30 years. But its nature is less strong for certain applications, requiring plastic to be made into composites. Various synthetic reinforcements are available such as glass fiber but the expensive price of glass fiber and its environmentally unfriendly nature making the usage of cheaper and environmentally friendly materials highly intensified. Polymer matrix composites with natural fiber reinforced polymer composites (NFRPC), often just called natural fiber composites (NFC), are the solution.
In this study, natural sorghum fibers originating from within the country were used and the used parts were by-products of sorghum plants. The preparation process of sorghum fibers is needed to improve its compatibility with the polypropylene (PP) matrix. Thermal-alkalinization is the method used in conducting fiber preparation and the results after this process the fibers have mechanical bonding (interlocking) mechanism with PP. Then the effect of PP and sorghum mixing temperature with variations of 160°C, 170°C, 180°C, and fiber composition with variations of 5%, 10%, and 15% on mechanical and morphological behavior were studied. The optimum result is obtained at mixing temperature of 170°C and 15% fiber composition that have tensile strength reaching 20,2 MPa and elastic modulus of 547 MPa also at mixing temperature of 170°C and 5% fiber composition have elongation of 36,4%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cecep Japar
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S40992
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
David Budi Saputra
"Coran paduan aluminium mempunyai sensifivitas Iinggi terhadap porositas. Porositas terjadi jika kandungan hidrogen mencapai harga kritis sesuai kondisi dan komposisi logam sedangkan kecepatan pembekuan rendah akan meningkatkan porositas. Peningkatan porositas yang teramati dapat diidentifikasi dari kecendrungan yang didapatkan dari analisa dala uji mekanis dan uji konduktifiitas listrik. Salah satu proses perlakuan proses yang dapat dilakukan pada paduan aluminium untuk meadapatkan kekuatan dan kekerasan yang Iinggi adalah proses pengerasan pengendapan (precipilation hardening). Peningkatan kekuatan dan kekerasan ini dapat terjadi disebabkan terbentuknya endapon fase kedua pada paduan. Proses ini umumnya Sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : temperatur pelarutan, laju pendinginan (pencelupan). media celup temperatur penuaan dan waktu penuaan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41233
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahmi Idris
"Proses penelitian penuaan buatan temperatur tinggi ini memakai bahan baku awal hasil penarikan kawat di PT Kabelindo Murni dengan diameter 2,25 mm yang belum mengalami penuaan buatan. Temperatur penuaan buatan yang diteliti adalah 175° C,200° C dan 225° C dengan waktu tahan masing-masing 30 menit penuaan buatan ini bermaksud untuk mempercepat proses difusi unsur paduan yang terlarut lewat jenuh dalam matriks Al untuk ketuar dari kisi malriks Al membentuk endapan Mg,Si. Dari hasil proses penuaan buatan temperatur tinggi ini akan diukur nilai min-rata konduktivitas listrik,kekuatan tarik,penuluran,kekerasan dan struktur mikro kawal AI tipe 6201-T8 (AAAC). Dari hasil pengujian ini didapat suatu kondisi yang lebih singkat proses penuaan buatan dibandingkan dengan proses penuaan buatan di PT Kabelindo Murni yang biasanya 160° C dengan waktu tahan 6 jam yaitu pada kondisi penuaan temperatur 200° C dengan waktu tahan 30 menit yang memenuhi standar mutu kawat AAAC."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S41980
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Sudarmono
"Sifat-sifat plastik amat tergantung dari zat aditif yang ditambahkan. Karenanya banyak compozmder mencampurkan filler yang memiliki sifat tertentu dengan harapan terjadi peningkatan sifat dari material hasil pencam puran. Dengan teknik pencampuran dan penambahan filler tertcntu dapat diperoleh suatu material plastik barn yang memiliki sifat-sifat yang jauh berbeda dengan sifat alami plastik tersebut. Polivinil klorida (PVC) yang secara alamiah merupakan material yang non konduktiil dapat ditingkatkan sifat konduktifitasnya den gan menambahkan filler yang bersifat konduktif Tembaga yang merupakan logam yang paling banyak dipakai sebagai kon duktor dipilih sebagai filter. Besarnya kondukitifitas yang terjadi tergantung pada geometri filler, jenis kontak antarpartikel, dan interaksi antara polimer dengan filler. Kuatnya interaksi antara filler dengan polimer tergantung pada kemampuan polimer membasahi perrnukaan Ellen Dan nilai absolut konduktigitas polimer tertentu tergantung dari jenis kontak antara parfikel filler itu sendiri. Penambahan filler ini juga akan mempengaruhi sifat-sifat mekanis PVC. Sifat mekanis yang dihasilkan akan sangat tergan tung dari jenis kontak antara tiller dengan matriknya. Penambahan iiller konduktif serbuk tembaga sampai 8% volume ke dalam unplasticized PVC (UPVC) menghasilkan perubahan sifat konduktifitas listrik dan mekanisnya, Dengan adanya serbuk tembaga didalam maLrik PVC terjadi peningkatan konduktifltas Iistrik dan modulus Heksural. Sedangkan kekuatan fleksural, kuat impak dan shrinkagenya menurun.Sifat-sifat plastik amat tergantung dari zat aditif yang ditambahkan. Karenanya banyak compozmder mencampurkan filler yang memiliki sifat tertentu dengan harapan terjadi peningkatan sifat dari material hasil pencam puran. Dengan teknik pencampuran dan penambahan filler tertcntu dapat diperoleh suatu material plastik barn yang memiliki sifat-sifat yang jauh berbeda dengan sifat alami plastik tersebut. Polivinil klorida (PVC) yang secara alamiah merupakan material yang non konduktiil dapat ditingkatkan sifat konduktifitasnya den gan menambahkan filler yang bersifat konduktif Tembaga yang merupakan logam yang paling banyak dipakai sebagai kon duktor dipilih sebagai filter. Besarnya kondukitifitas yang terjadi tergantung pada geometri filler, jenis kontak antarpartikel, dan interaksi antara polimer dengan filler. Kuatnya interaksi antara filler dengan polimer tergantung pada kemampuan polimer membasahi perrnukaan Ellen Dan nilai absolut konduktigitas polimer tertentu tergantung dari jenis kontak antara parfikel filler itu sendiri. Penambahan filler ini juga akan mempengaruhi sifat-sifat mekanis PVC. Sifat mekanis yang dihasilkan akan sangat tergan tung dari jenis kontak antara tiller dengan matriknya. Penambahan filler konduktif serbuk tembaga sampai 8% volume ke dalam unplasticized PVC (UPVC) menghasilkan perubahan sifat konduktifitas listrik dan mekanisnya, Dengan adanya serbuk tembaga didalam maLrik PVC terjadi peningkatan konduktifltas Iistrik dan modulus Heksural. Sedangkan kekuatan fleksural, kuat impak dan shrinkagenya menurun."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41260
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Adhi R.
"Polipropilen (PP) merupakan salah satu polimer yang paling banyak digunakan dalam aplikasi plastik kemasan. Ini karena sifat-sifat polipropilen memiliki banyak keunggulan yaitu dalam hal sifat optis dan mekanisnya. Perkembangan plastik kemasan yang pesat juga akan membutuhkan kualitas yang sesuai dengan aplikasinya. Oleh karena itu perlu diketahui sifat-sifat yang ada pada salah satu polipropilen (PP) yang ada di Indonesia. Penetitian ini bertujuan untuk mempelajari sifat optis berupa keburaman (haze) dan sifat mekanis pada polipropilen (PP) A dan polipropilen (PP) B sehingga dapat dilihat hubungan yang didapatkan antara kedua sifat tersebut. Penelitian ini menggunakan PP dengan jenis dan komposisi aditif sama yaitu stabilator panas (AE) 4 %; stabilator panas (AJ) 4 %; pelumas (AH) 5 %; syntetic hydrotalcite (HD) 3 %; slip agent (SB) 14 %; antiblocking (SC) 8 %. Pembuatan plastik film juga dilakukan dengan kondisi operasi yang sama dengan menggunakan alat blown tubular film. Perbedaan antara PP A dan PP B hanyalah pada operasi pembuatan yang berbeda pada saat proses polimerisasi dan pencampuran dengan aditif hingga menjadi pellet. Dari hal tersebut, trnmyata didapatkan hasil pengujian yang berbeda-beda untuk PP A dan PP B.
Dari hasil pengujian didapatkan bahwa PP B memiliki keburaman yang lebih tinggi '(8%) dari PP A (2,7%) pada plastik film. Ini berarti PP B memiliki derajat kristalinitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan PP A dan membuat kekuatan tank (MD) PP B (199,14 kg/cm2) lebih tinggi dari PP A (173,5 kg/cm_) tetapi pertambahan panjang dan ketahanan impak PP B (456% dan 21,5 gr) lebih rendah dari PP A (539% dan 21,91 gr). Pada pengujian SEM, kondisi operasi mempengaruhi kelarutan aditif dalam matriks polimer. Kelarutan aditif yang rendah pada matriks atau tidak larut sempuma pada PP B membuat nilai kekuatan tank PP B lebih tinggi dibandingkan dengan PP A. Aditif yang tidak larut sempuma membentuk gumpalan yang menyebabkan sinar berhamburan ketika melewafi plastik film sehingga keburaman pada PP B lebih tinggi dari PP A. Aditif yang tidak larut sempuma menyebabkan plastik film pada PP B mempunyai nilai pengujian blocking dan koefisien friksi (TD : 0,01500 gr; MD: 0,01900 gr dan us: 0,4141; _k: 0,2618) yang lebih rendah dibandingkan dengan PP A (TD : 0,05030 gr; MD: 0,04900 gr dan _s: 0.6243; uk: 0,4212)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S41654
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Prawira Muslim
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S40900
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>