Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 91202 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S40795
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S40797
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S40881
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vera
"ABSTRAK
Buah lengkeng yang dikemas dalam kemasan kaleng dapat terkontaminasi logam berat yang berasal dari komponen kaleng. Kontaminasi logam berat tersebut akan berbahaya bila masuk ke dalam metabolisme tubuh dalam jumlah melebihi ambang batas yang diizinkan. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis timbal, timah dan kadmium dalam buah lengkeng kemasan kaleng dengan dua merek berbeda dan tiga masa simpan berbeda. Buah lengkeng yang telah dikeringkan dan dihaluskan didestruksi dengan asam nitrat pekat menggunakan microwave digestion system (180oC, 25 menit). Serapan logam diukur dengan spektrofotometer serapan atom (SSA) pada panjang gelombang yang spesifik. Penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kadar logam timbal pada enam sampel bervariasi antara 0,2067 mg/kg hingga 0,4696 mg/kg. Kadar logam timah pada enam sampel bervariasi antara 45,1083 mg/kg hingga 343,7587 mg/kg dan kadar logam kadmium bervariasi antara 0,0134 mg/kg hingga 0,0155 mg/kg. Terdapat tiga sampel buah lengkeng melebihi batas maksimum cemaran timah yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan dan Badan Standardisasi Nasional. Sementara itu untuk cemaran timbal dan kadmium tidak ada yang melebihi batas maksimum cemaran pada semua sampel.

ABSTRACT
Canned longan fruit can be contaminated with heavy metals from its can. That contamination can be harmful if it reaches into metabolism in high level exceeding the statutory safe limit. The aim of this study was to investigate lead, tin and cadmium contamination in canned longan fruit of two brands with three different storage-periods. Dried and fined longan fruit was destructed with concentrated nitric acid using microwave digestion system (180oC, 25 minutes). Absorption of metals was measured with atomic absorption spectrophotometer at specific wavelength. This study shows that the mean level of studied metals varies between 0,2067 mg/kg-0,4696 mg/kg for lead; 45,1083 mg/kg-343,7587 mg/kg for tin; and 0,0134 mg/kg-0,0155 mg/kg for cadmium. The level of tin in three samples exceeded statutory safe limit according to National Standardization Agency of Indonesia and National Agency of Drug and Food Control while lead and cadmium levels did not in all samples. "
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S950
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Faraid Horace
"Dengan semakin berkembangnya industri kendaraan bermotor di Indonesia, secara tidak langsung akan meningkatkan kebutuhan timbal sebagai bahan baku accu untuk kendaraan bermotor tersebut. Salah satu usaha untuk meningkatkan ejisiensi proses perolehan timbal adalah dengan mengoptimalkan proses secondary smelting timbal yang ada, misalnya melalui pemilihan komposisi bahan aditif yang tepat untuk bahan baku umpantenentu. Pada penelitian ini, bahan baku umpan yang digunakan terdiri alas campuran plat GS (60 %) dan lumpur pasta (40 %). Sedangkan bahan aditif yang diguuakan adalah geram besi (6 %}, kaka.s (6 %), dan soda. abu yang dijadikan variabel penelitian dengan jumlah 4 %, 4.5 %, 5 %, 5.5 %, dan 6 % dari bahan baku. Proses smelting di/akukan dalam rotary fumace, dengan temperatur proses 700' c dan waktu proses 5 jam. Dari analisa terhadap produk smelting (lead bullion, slag, dan debu filter), diketahui bahmlwa penambahan soda. abu sampai jum/ah tenentu akan meningkatkan perolehan yield lead bullion dan penambahan yang berlebih justru akan menunmkan yield yang diperoleh. Selain itu kadarPb dalam lead bullion dan debu akan mengalami penurunan dalam jumlah kecil dengan peuambahan soda. abu, sedangkan dalam slag, kadar Ph akan memmm sampai jumlah soda abu tertentu dan kemudian terjadi peningkatan kembali. Adopun komposisi bahan aditif yang optimal pada penelitian ini adalah pada soda. abu 6 %, karena memberikan nilai yield yang terbesar dengan kandungan unsur paduan yang relatif tinggi. Selain itu, pada kampasisi ini timbal yang terbuang ke dalam slag dan debu relatif kecil dibandingkan pada komposisi lainnya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S47807
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silahudin
"Proses secondary lead smelling merupalcan proses peleburan timbal dengan menggunakan scrap limba! sebagai bahan balmnya, proses ini menggunakan soda abu, geram besi dan kokas sebagai bahan addinf Pengaturan komposisi bahan addinf menpakan salah saru eara untuk mendapatkan hasil yang optimum dari proses peleburan timbal.
Penelitian ini bertujuan unzuk mempehyari pengaruh penambahan carburiser rerhadap perolelaan yield lead bullion, lcomposisi aldiir lead bullion, debu,sIag: dan unruk menentukan kadar carburiser yang optimum dari penelirian. Proses peleburan tirnbal dilalcukan dengan menggunakan rotary jiirnace, deng/an bahan bale: berupa pelat, pasta, lumpur dan debu filler. Carburiser _yung digunakan adalah kokas dengan jumlah 4,5 %, 5 %, 5,5 %, 6 %, 6,5 % dari bahan baku, dengan penambahan 6 % geram besi dan 5 % soda abu dalam setiap baich-nya.
Peleburan dilalwlran pada iemperatur 700° C selama 5 jam pada seiiap batch. Data yield dyveroleh dari hasil penimbangan awal dan alrhir pada setiap batch-nya, sedangkan data komposisi akhir lead bullion, slag dan debu _filler di dapui dari hasil pengujian sampel. Penimbangan awal berupa penirnbangan bahan baku dan bahan addinfyang dimasuklran ke dalam ianur, penimbangan akhir bempa penimbangan lead bullion yang dihasilkan dari proses peleburan, sedangkan pada sampel dilakukan pengujzhn lmantitanfdan laialiratiflcomposisi ldmianya.
Penambahan kokas dalam proses peleburan rimbal alcan mempengaruhi lrornposisi akhir lead bullion, slag dan debu. Pengaruh ini ierlihat pada timbal, dengan semakin ringginya kandungan kokas alran semakin banyak rimbal yang iereduksi, sehingga alran rnenarnbah lead bullion yang lerbenruk, rnaka yield lead bullion-pun alcan meningkai. Debu jilrer sebagian besar terbentulc secara melzanis, sehingga pembeniukannya dileniukan oleh ulcuran partilcel umpan yung dimasuklran.
Penambahan kokas alcan meningkailcan kestabilan olfsida pembentuk slag sehingga pemisahan antara slag dan lead bullion alcan sernakin mudah. Kadar kokas 6 % merupalrarn lcornposisi yang optimal, karena akan memberikan nilai yield dan kandungan timbal yang relanftinggi di dalam lead bullion."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S47831
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sjarif Hidajat
"ABSTRAK
Kemajuan pembangunan menyebabkan meningkatnya kegiatan industri termasuk industri . yang menggunakan timah hitam sebagai bahan baku, atau hasil produksinya. Salah satu industri yang menggunakan persenyawaan timah hitam untuk produksinya adalah industri refinery yang memakai " tetra etil lead" sebagai anti nok yang berkhasiat menambah bilangan oktan bahan bakar.
Dengan banyaknya kendaraan bermotor yang menggunakan. jalan dan bensin dipakai sebagai bahan bakar, timah hitam yang dilepaskan dari proses pembakaran dapat meaimbulkan pencemaran di udara. Udara yang mengandung timah hitam di lingkungan kerja dapat memajani tenaga kerja yang bekerja di tempat tersebut dan dapat menaikkan kadar timah hitam dalam tubuhnya.
Telah diteliti 83 orang petugas gerbang tol dengan kelompok masa kerja < 1 tahun, 5-6 tahun dan 10-11 tahun; mereka diperiksa kadar timah hitam darah dan urin. Nilai rata-rata kadar timah hitam darah menurut kelompok masa kerja tersebut berturut- turut adalah 265,5; 288,9 dan 302,0 µg/l . Nilai rata-rata kadar timah hitam urin menurut kelompok rnasa kerja tersebut berturut-turut adalah 199,1; 213,8 dan 225,1 µg/l. Walaupun memperlihatkan adanya kecenderungan peningkatan, kadar timah hitam darah maupun urin tidak menunjukkan peningkatan yang secara statistik bermakna (p > 0,05 ).
Nilai rata-rata kadar koporporfirin urin ketiga kelompok masa kerja tersebut berturut-turut 135,9; 149,6 dan 148,8 µg/l dan perbedaan ini tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna (p>0,05).
Prevalensi kadar timah hitam darah yang melebihi 240 µg/1 berturut - turut menurut kelompok masa kerja adalah 38,5 %; 57,7 % dan 64,5 % namun perbedaannya tidak bermakna.
Prevalensi kadar timah hitam urin yang melebihi 270 µg/l berturut - turut menurut kelompok masa kerja adalah 23,1 %; 30,8 % dan 32,3 % namun perbedaannya tidak bermakna.
Prevalensi kadar koproporfirin urin yang melebihi 200 µg/l berturut - turut menurut kelompok masa kerja adalah 11,5 %; 19,2 % clan 22,6 % namun perbedaannya tidak bermakna.
Gerbang tol adalah tempat kerja yang tiap harinya melintas berbagai jenis kendaraan bermotor dengan bahan bakar bensin, solar maupun gas. Kadar timah hitam di lingkungan kerja tergantung pada banyaknya kendaraan bermotor yang melintas, curah hujan dan aliran angin. Penelitian kadar timah hitam di udara lingkungan gerbang tol pada 6 gardu tol adalah berturut - turut sebagai berikut 2,5; 4,6; 5,5; 4,9; 5,2 dan 6,2 µg/m3.
Antara kadar timah hitam darah dan kadar timah hitam urin tidak didapatkan adanya korelasi ( r = 0,05 ). Begitu juga antara kadar timah hitam darah dengan kadar koproprorfirin urin tidak terdapat korelasi yang berarti (r = 0,02 ).

ABSTRACT
National development results in increased industrial activities of which there are industries using lead containing materials in the final product. Gasoline industries utilize lead compound additive, tetra ethyl lead to increase octane number of gasoline.
Most vehicles passing through the roads use gasoline for their fuel that contains lead and therefore cause air pollution. Lead in the air from this pollution may influence the health conditions of employees who work there by the increased lead contents in their bodies.
This research studied 83 persons who were toll gate employees divided into three working duration groups, namely less than 1 year, 5 to 6 years and 10 to 11 years. They were examined for lead contents in blood and urine and coproporphyirine concentrations in urine. The average values of lead contents in blood by working duration groups were 265.4, 288.9 and 3010 µg11. And the average values of lead contents in urine were 199.1, 213.8 and 225.1 µg/l. Although the figures showed increases in both lead in blood and urine but they were of no significant differences (p > 0.05 ).
The average values of coproporphyrine concentrations in urine of the three working duration groups were 135.9, 149.6 and 148.8 µg/l and the differences were not significant ( p > 0.05 ).
The prevalence?s of lead contents in blood of more than 240 µg/l by working duration groups were 38.5 %, 57.7 % and 64.5 % but no significant differences were found.
The prevalence?s of lead contents in urine of more than 270 µg/l by working duration groups were 23.1 %, 30.8 % and 32.3 % but no significant differences were found.
The prevalence?s of coproporphyrine concentrations in urine of more than 200 µg11 by working duration groups were 11.5 %. 19.2 % and 22.6 % but no significant differences were found.
The toll gates were the places where the employees worked. Many kinds of vehicles used gasoline, diesel fuel and gases as fuel for sources of energy. The contents of lead in the air depended on how many vehicles passed through as well as the quantity of rain and wind direction. The contents of lead in the air of six toll gates were 2.5, 4.5, 5.5, 4.9,5.2 and 6.2 µg/m3.
The lead contents in blood and those in urine had no correlation (r = 0.05 ). Similarly lead contents in blood and coproporphyrine concentrations in urine also had no correlation (r=0.02).
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini
"ABSTRAK
Keracunan Pb merupakan masalah kesehatan dunia dan environmental disease utama. Untuk mengatasi akumulasi Pb dalam tubuh, pengurangan nefrotoksisitas Pb sangat penting dilakukan.
Penelitian ini bertujuan mempelajari kemungkinan penggunaan bawang putih rancangan acak lengkap, terhadap 20 ekor tikus putih jantan, galur Wistar. Digunakan bawang merah (Allium ascalonicum) sebagai pembanding. Kelompok kontrol (I). diberi 1 mL aquades/100 g BB/hari selama 31 hari; Kelompok II diberi air dengan jumlah yang sama selama 15 hari, dan pada hari ke 16 diberi Pb asetat 20 mg/100 g BB/hari selama 16 hari. Kelompok II dan IV, masing-masing diberi sari bawang merah dan sari bawang putih, 1 g/100 g BB/hari selama 15 hari, dan pada hari ke 16, 30 menit sesudahnya diberi Pb asetat 20 mg/100 g BB/hari selama 16. Kadar ureum dan kreatinin plasma sebagai parameter fungsi ginjal.
Kadar ureun plasma antar kelompok perlakuan tidak berbeda bermakna (p>0,05). Sebaliknya, kadar kreatinin plasma keompok II meningkat bermakna (P<0,05), kelompok III dan IV menurun bermakna (p<0,05). Dengan demikian, bawang merah dan bawang putih berpotensi mengurangi nefrotoksisi Pb.
Pada nefrotoksisin Pb, Pb ginjal meningkat dan terjadi stres oksidatif. Bawang putih digunakan secara luas sebagai bahan alam dan berkhasiat obat, sehingga dipelajari potensi dan mekanisme proteksinya terhadap nefrotksisitas Pb. Desain penelitian, jumlah, dan jenis tikus sama.
Kelompok kontrol (I), diberi 0,1 mg CMC/100 g BB/hari, selama 31 hari. Kelompok II, diberi CMC dengan jumlah yang sama selama 15 hari, dan pada hari ke 16 diberi Pb asetat 20 mg/100 g BB / hari selama 16 hari. kelompok III dan IV, masing-masing diberi sari bawang putih dalam fraksi semi polar dna polar, 1 g/100 g BB/hari, selama 15 hari, dan pada hari ke 16, 30 menit sebelumnya diberi Pb asesat 20 mg/100 g BB/hari selama 16.
Mekanisme proteksi bawang putih diteliti dengan mengukur kandungan Pb, senyawa bergugus SH, MDA dan OH jaringan ginjal.

Pada kelompok II, kandungan Pb meningkat bermakna (p<0,05) mengakibatkan penurunan kadar senyawa bergugus SH bermakna (p<0,05). Sementara itu, kadar OH dan MDA meningkat bermakna (p<0,05). Sebaliknya kelompok III dan IV, kadar Pb menurun bermakna (p< 0,05) dan kadar senyawa bergugus SH meningkat bermakna (p<0,05). Sementara itu, kadar OH dan MDA menurun bermakna (p<0,05). Pengurangan nefrotoksisitas Pb terlihat dari penurunan bermakna kadar kreatinin plasa (p<0,05). Hasil uji in vitro, daya khelat senyawa bergugus SH sari bawang putih sebanding dengan kadar senyawa bergugus SH.
Dengan demikian, terbukti potensi antioksidan fraksi sei polar dan polar sari bawang putih mengurangi nefrotoksisitas PB."
2006
D639
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini
"ABSTRAK
Keracunan Pb merupakan masalah kesehatan dunia dan environmental disease utama. Untuk mengatasi akumulasi Pb dalam tubuh, pengurangan nefrotoksisitas Pb sangat penting dilakukan.
"
2006
D771
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andang Tjahjandi
"Penggunaan BBM di Indonesia masih didominasi oleh penggunaan bensin bertimbal, sehingga makin besar konsumsi energi BBM dari bensin bertimbal, maka makin tinggi tingkat pencemaran timbal (Pb) di udara ambien. Efek Pb terhadap sistem haemapoietic menyebabkan berkurangnya synthesis haemoglobin dan rnenyebabkan anemia. Di Kota Sukabumi saat ini penggunaan bahan bakar minyak (BBM) masih didominasi oleh penggunaan bensin bertimbal. Salah satu pekerja yang memiliki resiko tinggi terpapar Pb adalah pegawai UPTD Terminal Dinas Perhubungan Kota Sukabumi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pb di udara ambien dan hubungannya dengan Pb dalam darah serta kejadian anemia pada pegawai UPTD Terminal Dinas Perhubungan Kota Sukabumi Tahun 2007.
Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Populasi dan sampel adalah pegawai UPTD Terminal, dengan besar sampel sebanyak 44 pegawai yang diambil secara total sampling. Data yang diperoleh selanjutnya diolah secara statistik menggunakan teknik analisis distribusi frekuensi dan uji chi square.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa : ada hubungan yang signifikan antara kadar Pb di udara ambien pada lingkungan kerja dengan kadar Pb dalam darah pada pegawai, ada hubungan yang signifikan antara kadar Pb dalam darah dengan kadar Hb darah pada pegawai, dan ada hubungan yang signiiikan antara umur dengan kadar Pb dalam darah pada pegawai UPTD Terminal. Selanjutnya, didapat bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara; kebiasaan merokok, memakai masker, dengan kadar Pb dalam darah pada pegawai UPTD Temainal.
Hasil penelitian ini semakin memperjelas betapa pentingnya pengendalian pencemaran udara khususnya pencemaran Pb di udara Upaya penghapusan bensin bertimbal sudah tidak dapat ditunda lagi untuk mencegah dampak kesehatan dan kerugian biaya yang ditanggung oleh masyarakat.

BBM usage in Indonesia still dominated by lead gasoline, so that consumption of BBM energy from lead gasoline increasing, then lead (Pb) pollution level in ambient air is more and more increasing. Pb effect toward haemopoietic system caused the decreasing of hemoglobin synthesis and causing anemia. At Sukabumi recently, BBM usage still dominated by lead gasoline usage. One of the workers that has high risk of exposed to Pb is Terminal UPTD employee of Sukaburni City Transportation Department. The purpose of the study is to find out the relation between Pb in the ambient air and Pb in blood and anemia cases of transportation department a employees of UPTD terminal at Sukabumi 2007.
Research design used is cross sectional. Population and sample are Tenninal UPTD employee, with total samples of 44 employees that gathered by total sampling. Further obtained data processed statistically using analysis technique of frequency distribution and chi square test.
From research result, obtained that: there is significant relation between Pb level in ambient air of working environment with Pb level in employees blood, there is significant relation between Pb level in blood and blood Hb in employees, and there is significant relation between age and Pb level in employees blood of Terminal UPTD. Accumulation of Pb level could not define in those employees blood because exposed to Pb in ambient air of work environment Furthermore, obtained that there are no signiiicant relations between smoking behaviors along as well as using mask with Pb level in employees? blood of Terminal UPTD.
The result of this research clarifies the importance of controlling air pollution especially from Pb contamination. The effort for elimination of gasoline containing Pb can not be delay to prevent the impact to health and the loss of expense that burden by the people."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T23770
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>