Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 103132 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S40802
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siswandika K.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S41034
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joko Susilo Pristianto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36627
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S41132
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochammad Ismail
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian pengaruh austemper terhadap sifat mekanik besi tuang nodular. Hasil perlakuan panas ini umumnya disebut ADI (Austempered Ductile Iron). Tujuan melakukan austemper adalah untuk meningkatkan sifat mekanik dari besi tuang nodular dari kondisi as cast. Dalam pelaksanaan penelitian ini yang menjadi parameter adalah temperatur austemper 250°C, 300°C, 350°C dan 400°C dengan waktu tahan 1 jam, 2 jam, 3 jam, 4 jam dan 5 jam. Temperatur austenisasi tetap konstan 850°C. Kemudian dilakukan pengamatan mikrostruktur, uji tarik, kekerasan dan impak. Pada hasil penelitian tersebut sampel uji yang di heat treatment dengan temperatur austemper 250°C dan 300°C dan waktu tahan 1 s/d 3 jam, kekuatan tarik dan kekerasannya menurun. Elongasi dan kekuatan impaknya meningkat. Setelah waktu tahan mencapai 4 jam kekuatan tarik dan kekerasannya mulai naik, elongasi dan kekuatan impaknya menurun. Sedang dengan temperatur austemper 350°C dan 400°C kekuatan tarik dan kekerasannya mulai nampak naik, elongasi dan kekuatan impak mulai turun setelah diberi waktu tahan 5 jam. Hal ini terjadi karena austenit metastabil sudah mulai bertransformasi menjadi ferit dan cementit yang keras dan rapuh.
Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel uji yang mengalami austemper pada temperatur 300°C dengan waktu tahan 3 jam, mempunyai ketangguhan yang paling optimal. Sifat mekanik yang diperoleh adalah kuat tarik rata-rata 102,75 kgf/mm2, tegangan luluh rata-rata 66 kgf/mm2, elongasi rata-rata 8,4 % dan kekerasannya 352,4 HB.
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Zainulsjah
"Austemperer Ductile Iron yang dikenal ADI adalah besi tuang nodular yang telah mendapatkan perlakuan panas austemper. Tujuannya untuk meningkntkan sifatsifat mekanis dari besi tuang nodular. Dalam penelitian ini dilakukan penambahan unsur paduan 0,25% Mo dan 1% Ni terhadap besi tuang nodular, kemudian dilakukan perlakuan panas austemper pada komposisi G (tanpa paduan), dengan temperatur austenisasi 850°C dan 900°C waktu tahannya 60 menit dan temperatur austemper 350°C, 375°C dan 400°C waktu tahan 30 menit, Untuk komposisi C (paduan) dengan temperatur austenisasi 850°C dan 900°C waktu tahan 90 menit dan temperatur austemper 350°C, 375°C dan 400°C waktu tahan 120 menit. Kemudian dibandingkan antara kondisi saat as-Cilsi dengan setelah mengalami perlakuan panas austemper.
Dari hasil penelitian didapatkan adanya peningkatan sifat mekanis kekuatan tank untuk komposisi tanpa paduan antara (67-76)% dan kekerasan (40-54)%, sedangkan regangan mengalami penurunan (43-57)%. Pada komposisi paduan kekuatan tank meningkat (88-92)%, kekerasan (37-44)%, sedangkan regangan mengalami penurunan (I40-175)%. Dengan meningkatnya temperatur austenisasi, ketahanan impak akan meningkat (17)% pada komposisi paduan dull menurun (6)% pada komposisi tanpa paduan.

Austempered Ductile Iron know as ADI is ductile iron which has been austempered heat treated. The porpuse of the heat treated is to increase mechanical characteristics of ductile iron. In this research, additional alloyed factor of 0.25% Mo and 1% Ni towards the ductile iron, then austempered heat treated at G composition (non alloyed), at the austenitising temperature of 850°C and 900°C retained 60 minutes .ind austempering temperature of 350°C3375°C and 400°C retained 30 minutes. For C composition (alloyed) on the austenitising temperature 850°C and 900°C retained 90 minutes and austemepring temperature 350°C, 375°C and 400°C retained 120 minutes. The next step, comparing the as-cast to the after-austempering heat treated condition.
The result of research found that the increasing mechanical characteristics of tensile strength for non alloyed composition between (67-76)% and the hardness (40-54)%, while the elongation has decreased (43-57)%. At the alloyed composition, the strength of tensile increased (88-92)%, the hardness (37-44)%, lute the elongation has decreased (140-175)%. When the austenitising temperature in cases, the impact strength will increase (17)% at the alloyed composition, decrease (6)% at the non-alloyed composition.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T16732
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadi Suprasto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S41128
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rendra Syahrul
"Salah satu teknologi peningkatan sifat Besi Tuang Nadular yang saat ini banyak dikembangkan adalah Proses Austemper sehingga menghasilkan material yang disebut ADI (Ausremper Ductile Iron), yang memiliki sifat mekanis lebih unggul dibandingkan baja. Pengontrolan proses austemper yang dilakukan akan menghasilkan material ADI sesuai dengair sifat mekanis yang diinginkan. Dalam penelitian ini aliran analisa dilakukan untuk melihat pengaruh perlakuan panas austemper dan variabel austempernya terhadap sifat mekanis yang dihasilkan.
Sampel uji dalam penelitian ini dibandiugkan keadaannya sebelum perlakuan panas (kondisi as-cast) dengan setelah perlakuan panas austemper. Perlakuan panas austemper diberikan dengan temperalur ausfenitisasi 800 °C dan 900 °C dengan waktu tahan satu jam, yang dilanjutlan dengam proses temper pada temperaiur 300 °C dengan waktu tahan 15, 30 dan 45 menit. Kemudian setiap kondisi dilakukkan pengujian tarik, impak, dan kekerasannya serta pengamaran foto mikro strukturnya.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa pada kondisi austenitisasi 800 °C belum mencapai temperatur austenitisasi. Sehingga perlakuan ini hanya memperbanyak matriks feril dan menyebabkan sementilnya berbentuk speroid yang dikenal dengan anil-speroidisasi. Akibatnya nilai elongasi harga impaknya akann meningkat namun dengan turunnya kekerasan dan UTS dari kondisi as-cast. Peningkatan wakru tahan temper tidak begitu berpengaruh pada kekerasan dan UTS namun meningkarkan harga impak dan elongasi.
Sedangkan kondisi austenifisasi 900 °C akan menghasilkan bainit bawah dengan kekerasan, UTS dan harga impak yang lebih tinggi, namun memiliki elongasi lebih rendah dari kondisi as-castnya. Peningkatan waktu tahan temper akan menurunkan kekerasan dan kekuatan tarik namun meningkatkan harga impak yang dihasilkan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S47857
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ignatius P. Udaya
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S47874
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>