Search Result  ::  Save as CSV :: Back

Search Result

Found 163524 Document(s) match with the query
cover
Pasaribu, Yusak P.
Depok: Universitas Indonesia, 1994
S40927
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Richardo Elkana
"Pada penelitian ini membahas perbedaan pengaruh media quenching (air,air garam (5% NaCl), dan Oli SAE 5W-40) yang tidak diaduk atau diaduk dengan kecepatan 200 rpm terhadap kecepatan pendinginan,kekerasan,dan struktur mikro dari baja S45C dan D2.Penelitian ini memilih baja S45C dan D2 untuk membedakan pengaruh media pendingin yang signifikan pada baja S45C yang merupakan baja karbon sedang dan baja D2 yang merupakan baja perkakas.Pada penelitian ini sampel awalnya diuji OES untuk mengetahui komposisi baja S45C dan D2 apakah sudah sesuai standar,lalu dilakukan karakterisasi OM dan kekerasan sebelum diquenching,setelah diquenching baja di karakterisasi kecepatan pendinginan,kekerasan,dan struktur mikronya.Hasil penelitian menunjukkan bahwa media pendingin yang di agitasi memberikan pengaruh pada kecepatan pendinginan,struktur mikro dan kekerasan baja.Kecepatan pendinginan air garam(5%NaCl) lebih tinggi dibandingkan dengan air dan oli SAE 5W-40.Proses pengadukan memberikan hasil martensit yang lebih banyak dari pada yang tidak diaduk serta homogenitas struktur mikro yang lebih baik dan mengurangi resiko retak karena distorsi martensite.Baja D2 memiliki kekerasan yang lebih tinggi dari baja S45C karena unsur karbon pada baja D2 lebih tinggi dibandingkan dengan baja S45C,ditambah unsur Paduan yang lebih banyak pada baja D2 dibandingkan S45C membuat hidung CCT diagram baja D2 jauh lebih kekanan dari pada baja S45C.Hal ini mengakibatkan baja D2 lebih mudah membentuk martensit dibandingkan dengan baja S45C.Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kombinasi media quenching dan agitasi yang tepat akan menghasilkan sifat mekanik baja yang optimal untuk aplikasi industri.

This study discusses the differences in the effects of quenching media (water, saltwater (5% NaCl), and SAE 5W-40 oil) with and without agitation at 200 rpm on the cooling rate, hardness, and microstructure of S45C and D2 steels. The study selects S45C and D2 steels to differentiate the significant effects of cooling media on S45C, a medium-carbon steel, and D2, a tool steel. In this study, the initial samples were tested using OES to determine whether the chemical composition of S45C and D2 met the standard, followed by optical microscopy (OM) and hardness characterization before dequenching. After dequenching, the steel samples were characterized for cooling rate, hardness, and microstructure. The results showed that agitated quenching media had an effect on the cooling rate, microstructure, and hardness of the steel. Saltwater (5% NaCl) had a higher cooling rate than water and SAE 5W-40 oil. The agitation process resulted in a greater amount of martensite compared to the non-agitated samples, along with better microstructural homogeneity and reduced risk of cracking due to martensite distortion. D2 steel exhibited higher hardness than S45C steel due to the higher carbon content in D2 compared to S45C, along with a greater amount of alloying elements in D2. This made the CCT diagram for D2 shift significantly to the right compared to S45C, making D2 more susceptible to martensite formation. In conclusion, the study suggests that the proper combination of quenching media and agitation can optimize the mechanical properties of steel for industrial applications. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Made Subrata
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S40865
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Rizaldi
"Masalah yang sering timbul setelah material dicelup pada proses laku panas pengerasan pengendapan (precipitation hardening) adalah terjadinya distorsi dan perubahan sifat mekanis. Faktor yang menyebabkan timbulnya distorsi dan perubahan sifat mekanis tersebut antara lain adaiah adanya perubahan tegangan dalam dan perubahan struktur mikro. Perubahan tegangan dalam dan perubahan struktur mikro yang tejadi pada paduan Al 2024, dipengaruhi antara lain oleh, jenis dan kondisi media celup. Untuk mengetahui pangaruh jenis dan koridisi media celup tersebut maka dilakukan penelitian mengenai pengaruh temperatur dan konsentrasi media celup UCON® Quenchant A terhadap distorsi dan perubahan sifat mekanis paduan Al 2024. Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa paduan Al 2024 yang dicelup dalam UCON® Quenchant A dengan temperatur 38 °C dan konsentrasi 36 % mengalami distorsi minimum dan memiliki sifat mekanis yang sesuai dengan batas yang distandarkan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S41944
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asrimaida
"ABSTRAK
Paduan 7075 dan 7050 adalah paduan alumunium seri 7xxx yang banyak digunakan untuk komponen-kompunen pesawat terbang yang membutuhkan rasio kekuatan terhadap berat yang tinggi. Proses peningkatan kekerasan dilakukan pada material ini adalah proses pengerasan presitasi, karena paduan seri 7xxx ini merupakan jenis paduan alurmmium yang paling besar memberikan respon terhadap proses peningkatan kekuatan tersebut. Sifat-sifat mekanik yang dihasilkan setelah proses pengerasan presipitasi dipengaruhi oleh beberapa parameter proses pengerasan presipilasi, seperti media quench, temperatur media quench, dan proses aging yang digunakan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh temperature media quench dan proses aging pada proses penbrerasan presipitasi paduan 7075 dan 7050 tarhadap sifat kekerasannya, dengan demikian dapat diketahui kondisi temperatur media quench dan proses aging yung akan digunakan untuk meudapatkan nilai kekerasan yang diinginkau. Pada penelitian ini. Media quench yang digunakan adalah air, dengan temperatur -10, -20, 0, 20, dan 40℃. Sedangkan proses aging yang digunakan adalah T6 dan T7. Selanjutnya pada material hasil perlakuan panas tersebut, dilakukan pengujian kekersan dan foto struktur mikro.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada 7050-T6 terjadi peningkatan kekerasan dengan nai!rnya temperatur media quench, yaitu 105, 99, 141, 154 dan 167 gr/μm2. Untuk 7050-T7 nilai kekerasannya cenderung konstcn, yaitu 126, 110, 129, 112, 116 gr/μm2, begitu juga pada 7075-T6 yaitu 130, 157, 137, 120, dan 140 gr/μm2. sedangkan untu 7075-T7 terjadi penurunan nilai kekerasan dengan naiknya temperature media quench, tetapi hanya untuk range -10 sampai 0℃, setelah itu nilai kekersannya meningkat, yaitu 165, 126, 112, 119 dan 129 gr/μm2. Jadi pada penelitian ini terlihat bahwa tidak ada kecenderungan yang signifikan dari pengaruh perbedaan temperature media quench terhadap sifat kekerasan, baik pada paduan 7075 maupun 7050. Pengaruh yang terlihat lebih jelas adallah pengaruh perbedaan proses aging, dimana material yang mengalami proses aging T6 menunjukkan nilai kekerasan yang lebih tinggi dibandingkan material dengan aging T7.
"
2000
S41577
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Waldo Louis Tjahja
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S47819
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roma Fajar
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S40976
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Handi Kurniawan
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S47838
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alwendo Gunawan
"Kurangnya cadangan minyak bumi menjadi perhatian bagi para peneliti yang mendorong pengembangan bahan bakar alternatif nabati yaitu biodiesel. Akan tetapi, salah satu kelemahan biodiesel adalah ketidaksdtabilan oksidasi. Namun, stabilitas oksidasi biodiesel dapat ditingkatkan dengan penambahan aditif antioksidan. Pada penelitian ini, diidentifikasi terbentuknya heterodimer antara antioksidan Tert-butylhydroquinone (TBHQ) dan Butylated Hydroxytoluene (BHT) serta dispersi antioksidan dalam biodiesel. Uji FTIR mengidentifikasi terbentuknya heterodimer dengan munculnya peak pada bilangan gelombang antara 1150-1050 sebagai eter yang menggabungkan dua antioksidan. Sedangkan LCMS mengidentifikasikan adanya heterodimer dengan adanya molekul dengan massa molar 385 untuk senyawa baru yang terbentuk. Uji dispersi dengan pengukuran rasio sampel biodiesel antara bagian atas dan bawah bejana uji dan absorbansi UV-Vis Spektrofotometri delta dilakukan untuk sampel yaitu BHT:TBHQ dengan perbandingan 1:3. Ditemukan bahwa biodiesel kelapa sawit dengan perbandingan antioksidan 1:3 BHT:TBHQ memiliki dispersi yang lebih tinggi daripada yang dengan antioksidan penyusun tunggalnya dengan absorbansi delta 0,025 untuk 1000 ppm antioksidan dan 0,000 untuk 2000 ppm antioksidan dengan kepadatan 1.0005 g/mL untuk antioksidan 1000 ppm dan 1.0008 g/mL untuk antioksidan 2000 ppm. Hasil ini menunjukkan bahwa dispersi antioksidan biner lebih tinggi dan terjadi sinergisme antioksidan biner.

The lack of petroleum reserves is a concern for researchers who are encouraging the development of alternative vegetable fuels which is biodiesel. But one of the disadvantages of biodiesel is oxidation instability. However, biodiesel can be improved by using antioxidant. In this study, the formation of heterodimers between antioxidants Tert-butylhydroquinone (TBHQ) and Butylated Hydroxytoluene (BHT) will be identified and its dispersion in biodiesel will be examined. FTIR test forms heterodimers with conversion of peaks at wave numbers between 1150-1050 as ether by combining two antioxidants. While LCMS identifies the existence of heterodimers with mass molecule of 385 for new compositions formed. Dispersion test with the ratio of biodiesel sample samples between the top and bottom of the bottle and UV-Vis absorbance. Delta spectrophotometry was carried out for samples namely BHT: TBHQ using 1:3. Obtained from palm oil biodiesel with antioxidant 1:3 BHT: TBHQ has more dispersion high from its single constituent antioxidant with delta absorbance of 0.025 to 1000 ppm antioxidants and 0,000 to 2000 ppm antioxidants with 1,0005 g/mL rich in 1000 ppm antioxidants 1,0008 g/mL for 2000 ppm antioxidants. These results indicate that the binary antioxidant dispersion is higher and there is a synergy of binary antioxidantsKeywords: biodiesel, oxidation stability, palm oil biodiesel, Tert-Butylhydroquinone (TBHQ) and Butylated Hydroxytoluene (BHT)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
04 Tia p-4
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>