Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 167922 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lapalutu, Triyanto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S40947
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Widyanto
"Dalam perkembangan teknologi dewasa ini, menuntut para ahli untuk menemukan suatu material dengan berat yang lebih ringan namun dengan kekuatan yang sama bahkan lebih baik dari yang sudah ada. Dengan ditemukannya Besi Tuang Nodular jenis ADI ini, maka para ahli mulai memikilrkan pengembangan dari material ADI ini, karena dengan berat yang lebih ringan tetapi kekuatannya tidak kalah dengan logam ferous lainnya.
Di dalam penetitian ini, dilakukan penambahan unsur paduan Nikel sebesar
1% dan Molybdenum sebesar 0,16% terhadaB Besi Tuang Nodular jenis ADI ini. Kemudian dilakukan perbandingan sifat kekuatan tarik. Kekerasan serta regangannya antara ADI tanpa paduan dengan ADI yang ditambahkan paduan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penambahan unsur. ,paduan Nikel dan Molybdenum terhadap ADI, akan meningkatkan kek rasan anJara 3 - 40 BHN, pada semua waktu tahan. Untuk kekuatan tarik, umumnya tidak terjadi perubahan dengan penambahan unsur paduan tersebut, kecuali pada waktu tahan 45 menit dimana terjadi penurunan sebesar 6%. Dengan adanya penambahan unsur paduan, maka nilai regangan dari ADI ini akan menurun, antara 0,2 - 2,7% pada semua waktu tahan.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S47820
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iswadi
"Diantara semua jenis besi tuang besi tuang nodular mempunyai kekuatan lebih tinggi di banding besi tuang kelabu, bahkan dapat menyamai kekuatan baja forging. Hal ini terjadi karena grafit patio besi tuang nodular (BTN) berbentuk bulat. Oleh karena itu pemhuatan besi tuang nodular sebagai pengganti baja teras dikembangkan antora lain disebabkan korena proses pembuatan besi tuang nodular lebih mudah dan biaya prodaksinya lebih murah dibandingkan dengan proses pembaatan baja. Salah sant sifat yang menguntungkan patio besi tuang Nodular yaitu dapat dilakukan prases perlakean panas untuk meningkatkan sifat mekanis. Dalam penelitian ini perlakuan panas yang diterapkan yaitu dengan austenisasi patio temperatur 900'C kemudian dilanjutkan dengan perlakuan panas austemper patio temperatur 275, 325, 375, 425, dan 475 'C. Hasil dari proses ini menghasilkan besi ADI (Austemper Ductile Iron) Besi AD! ini memiliki sifat-sifat yang lebih unggul dibandingkan baja, diantaranya: kekuatan, ketahamm aus, keuletan, ketangguhan, mampu pennesinan, kemampuan menyerap getaran (damping capacity) yang lebih baik, dan berat specifik dari besi ADl ini lehih ringan dibandingkan dengan baja. Besi ADI dewasa ini banyak diaplikasikan pada pembuatan kamponen mesin yang memerlukan kekuatan tinggi, dan memiliki keuletan yang baik. Di antara aplikasi ADI di bidang automotive yaitu : poros engkol (crank shtift), roda gigi, dan batang penggerak Perlakuan panas yw1g dilakukan pada penelitian ini diharapkan menghasilkan besi ADI (Austemper Duciile Iron) yang memiliki kambinasi sifat mekanis yang baik yaitu kekuatan tarik, kekerasan dan keuletanya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S47851
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizon Pahlevi
"Besi tuang nodular (BTN) merupakan besi tuang yang memiliki grafit berbentuk bulat, dimana dengan grafit yang berbentuk bulat ini besi tuang nodular mempunyai sifat mekanis, kekuatan tarik dan regangan tinggi. Untuk memperoleh sifat mekanis yang lebih baik, pada besi tuang nodular ini dilakukan proses perlakuan panas austemper sehingga dihasilkan austemper ductille iron (ADI) yang memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan besi tuang lain dalam hal sifat mekanisnya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S41979
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarif Hidayat
"Material besi tuang nodular yang digunakan pada penelitian ini memiliki bentuk gnjit dan fasa yang kurang sempurna, dimana grafit bulat yang terbentuk tidak mencapai 70% dengan penyebaran fasa perlir yang tidak hamogen. Ketidaksempumaan ini akan mempengaruhi kombinasi sifaf kekuatam tarik dan kekerasan yang dihasilkan pada kondisi as-cast.
Untuk mendapatkan peningkatan sifat mekanis yang lebih baik, material tersebut mengalami perlakuan panas austemper dengan tujuan untuk memperoleh ADI Mustempered Ductile Iron) yang memiliki kombinasi sifat-sifat mekanis yang baik, antara lain : kekuatan tarik, kekerasan dan keuletarnnya.
Dengan perlakuan panas austemper dengan kombinasi temperatur dan waktu tahan yang berbeda, sifat-sifat mekanis yang diperoleh setelah perlakuan austemper tidak mengalami peningkatan yang cukup berarti dan tidak memiliki kecenderungan tertentu dengan variasi waktu tahan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S40770
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Irmawati
"Besi tuang nodular adalah besi tuang yang memiliki grafit dengan bentuk nodul. Grafit berbentuk: nodul diperoleh dengan jalan menambahkan unsur-unsur Magnesium atau Cerlum. Besi tuang nodular FCD 45 dihasilkan melalui proses peleburan dan didinginkan secara perlahan dalam cetakan dan memiliki sifat-sifat mekanis yaitu Kekuatan luluh min 30 kgf/mm2, kekuatan tarlk min 45 kgf/mm2, regangan 10% dtm Kekerasan 143-271 BHN. Agar didapatkan sifat mekanis yang lebih baik, maka pada besi tuang ini diterapkan perlakuan panas Austemper sehingga dihasilkan Austemper Ductile Iron (ADJ). Jlka dlbandingkan dengan perlakuan panas yang lain, perlakuan panas austemper ini jauh lebih baik karena perubahan matriknya menjadi bainit."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S41975
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sehat Maulana
"Besi tuang nodular telah banyak digunakan sebagai komponen mesin seperti : poros engkol, propeler, gir dan sebagainya. Besi tuang ini memiliki sifat mekanis yang dapat diandalkan yaitu kombinasi kekuayan tank dan keuletannya sehingga banyak dipakai sebagai pengganti baja dengan biaya produksi yang lebih murah. Disamping itu, untuk mendapatkan sifat mekanis yang diinginkan pada besi tuang nodular dapat dilakukan proses perlakuan panas yang salah salunya yaitu proses Austemper. Hasil dari proses ini disebut Ausrempered Duclile Iron (ADI). Hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses austemper meliputi komposisi kimia besi, waktu tahan dan temperatur austenisasi, Serta waktu tahan dan temperatur austemper Pada penelitian ini dilakukan proses austemper untuk mengetahui pengaruh temperatur terhadap peningkatan sifat mekanis dari besi tuang nodular yang nodularitasnya sekitar 30 %.
Tahap pertama dilakukan austenisasi dimana sampel dipanaskan sampai temperatur 850°C ditahan selama 30 menit untulc mendapatkan matriks austenit yang seragam kemudian ditransformasikan menjadi bainit melalui tahap austemper yaitu pendinginan dari ternperatur austenisasi sampai temperatur terbentuknya matriks bainit yaitu 275°C, 325°C, 375°C, 425°C, 4’75°C dan ditahan selama jangka waktu 30 menit.
Hasil penelitian dapat diketahui setelah dilakukan pengujian kekuatan tarik dan kekerasan sena pengamatan struktur mikro. Secara umum kekuatan tarik dan kekerasan hasil proses austemper meningkat jika dibandingkan hasil as-cast. Peningkatan sifat mekanis ini paling tinggi terjadi pada temperatur terbentuknya bainit bawah, 275°C dan 325°C yang diiringi dengan penurunan regangan atau elongasi sedangkan pada temperatur diatasnya terjadi peningkatan elongasi. Perubahan si Fat mekanis ini dipengaruhi oleh fasa yang terbentuk dengan kombinasi kuat tarik, kekerasan dan regangan yang optimium telj adi pada temperatur austemper 275°C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S41999
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Ricu Susilo
"Besi tuang nodular memiliki sifat-sifat mekanik yang baik dan mendekali sifat mekanik dan fisik dari haja. seperti kekuatan tarik, regangan. dan kemampucm perlakukan panas. Selain itu besi tuang nodular memiliki mampu redam suara yang sangat baik serta biaya produksi besi luang nodular relatif lebih murah daripada baja. Sehingga dewasa ini besi luang nodular banyak digunakan sebagai bahan dasar untuk pembWJtan komponen-kompanen mesin maupun kendaraan otomatif. Perbaikan sifat-sifat mekanis agar sesuai dengan kebutuhan dapat juga diperoleh dengan penambahan unsur-unsur paduan tertentu seperti ; Chromium, Molyhdemam dan Nikel. Selain ilu cara yang lain untuk meningkatkan sifat mekanis besi tuang nodular adalah dengan proses perlakuan panas (heal treatment). yaitu proses austemper. Hasil proses ini adalah hesi luang nodular austemper yang dikenal dengan nama Austempered Ductile Iran (ADJ). Proses austemper diawali dengan austenisasi pada temperatur 800'c selama 60 menit, dilarutkan dengan austemper poda temperatur 30d'C dan -tod'C dengan wahu tahan masing-masing 15, 30, dan 45 menit. Pengujian tarik, kekerasan, ketahanan impak dan pengamatan struktur mikro dilakukan untuk menganalisa hasil proses austemper. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa temperatur pemanasan 800'C belum terjadi austenisasi sehingga tidak tetjadi perubahan fasa menjadi y (austenit) akibatnya proses temper yang dilakukan hanya menyebabkan perluasan matrik for it atau terjadi anil feritisasi, dan tidak terjadi pembentukan hasil pada besi tuang nodular dengan penambahan 0.15 Mo. 1,5% Ni, dan 0.2% Cr. Hasil ini terlihat dari kenaikkan nilai elongasi dengan pemnurunan sifat kekerasan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S42000
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadi Suprasto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S41128
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
David Kristianto
"Penggunaon besi tuang nodular pada komponen-komponen mesin telah banyak diaplikasikan untuk menggantikan material baja karena mempunyai sifat mekanis yang hampir sama dengan baja. Untuk meningkatkan sifat mekanis terutama kekuatan tank dan kekerasannya maka dilakukan penelitian dengan melakukan perlakuan panas austemper pada besi tuang nodular. Perlakuan panas austemper yang dilakukan adalah pemanasan austenirosi pada temperatur 850'C selama 30 menit yang kemudian diikuti pemanasan isothermal austemper pada variasi temperatur 300, 350, dan 400'C masing-masing selama 30 dan 60 menit."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S41982
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>