Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 451 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Suryanto
"Pemakaian besi tuang nodular dewasa ini semakin meningkat, karena besi tuang nodular mempunyai sifat-sifat mekanik yang baik jika dibandingkan dengan besi tuang yang lain. Sifat mekanik besi tuang nodular ditentukan oleh struktur mikronya. Dengan demikian perubahan struktur mikro akan menyebabkan perubahan sifat mekaniknya. Salah satu cara untuk mengubah sifat mekaniknya adalah dengan proses perlakuan panas atau dengan paduan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas bahan (tromol) yang ada dipasaran, menggunakan paduan unsur nikel. Spesimen Y blok dengan standar ASTM E 71 - 64 yang digunakan untuk parameter dimensi tebal coran yang berbeda dart tebal coran yang ada. Sedangkan untuk mengetahui sifat mekanik dan komposisi kimia besi tuang nodular (BTN--50) setelah mendapatkan penambahan unsur nikel sebesar 1%, 2% dan 3 %, dilakukan uji spesiment meliputi : kekutan tank, sifat kekerasan, ketahanan aus, struktur mikro dan komposisi kimia.
Hasil penelitian ini menunjukan kekuatan tank dan kekerasan hasil pemaduan lebih tinggi dibandingkan BTN as-cast yaitu untuk kekuatan tarik sebesar 34,6 % dan kekerasan sebesar 26,2.% Sedangkan persentase clongasi BTN as-cast masih rendah yaitu sebesar 4,35 %.

Nowadays the use of nodular cast iron is increase, because the nodular cast iron has good mechanical properties that are more profitable. To mechanical properties of nodular cast iron are established by micro structure , so the change of the micro structure will cause the change of mechanical properties. One of the method to change the mechanics properties is using heat treatment process or alloying.
The aim of the research is to improve mechanical properties brake drum that is exiting in market. Using nickel alloy with different specimens use of Y block according with ASTM E 71 - 64, dimension parameter thickness and existing thickness. And in order to nodular cast iron mechanical properties and chemical (BTN-50) after being added : 1 %, 2% and 3 % of nickel, and reviewed material (brake drum) have tested for tensile strength, hardness, wear resistance, micro structure and chemical composition.
The result of this research showed that tensile strength, hardness are higher than as-cast BTAI increase 34,6 % and hardness increase 26,2 %. And as-cast BIN elongation percentage which is 4,35 %.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T8158
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhana Isworo
"
ABSTRAK
Pemanfaatan besi tuang sebagai material teknik saat ini telah berkembang dengan pesat. Penelitian tentang besi tuang terus dilakukan untuk mendapatkan sifat-sifat mekanis yang lebih baik. Salah satu jenis besi tuang yang banyak digunakan, termasuk sebagai material otomotif, adalah besi tuang nodular.
Material ini banyak dipilih karena mempunyai sifat mekanis dan sifat fisik (Mechanical and Physical Properties) yang sangat baik, serta dapat menggantikan komponen baja. Salah satu pemanfaatan besi tuang nodular dalam bidang otomotif adalah sebagai material Crank Shaft.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan sifat ketahanan fisik yang dimiliki material besi tuang nodular tanpa penambahan unsur Cu yang dilakukan proses nomlalisasi dan material besi tuang nodular dengan penambahan unsus Cu sekitar 1% tanpa dilakukan proses nonnalisasi sebagai material Crank Shalt.
Dalam penelitian ini, dilakukan pengujian fatik untuk (1) material besi tuang nodular tanpa penambahan unsur Cu yang dinormalisasi ; (2) material besi tuang nodular dengan penambahan sekltar 1% unsur Cu tanpa dilakukan proses normalisasi- Pengujian dilakukan dengan mesin uji Rotating Bending Fatigue Compiitely Reversed Stress (R = -1) pada kodisi STP. Metode pengujian dilakukan sesuai standar JIS 2273 dan ukuran sampel uji sesuai standar JIS 2274.
Hasil yang didapat dari pengujian kedua material tersebut temyata menunjukkan sifat ketahanan lelah yang berbeda, dimana batas kekuatan fatik (Fatigue Limit) lebih tinggi sekitar 59% dari pada material tanpa penambahan unsur Cu yang dinormalisasi Sedangkan dari gralik S - log N terlihat bahwa umur fatik (Fatigue Liife) material dengan penambahan unsur Cu tanpa dilakukan proses nomlalisasi lebih lama dari pada material tanpa penambahan unsur Cu yang dlnormalisasi serta material besi tuang nodular dengan penambahan Cu sekitar 1% layak sebagai material Crank Shaft.
"
1997
S36205
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joko Susilo Pristianto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36627
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Siswandika K.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S41034
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iswadi
"Diantara semua jenis besi tuang besi tuang nodular mempunyai kekuatan lebih tinggi di banding besi tuang kelabu, bahkan dapat menyamai kekuatan baja forging. Hal ini terjadi karena grafit patio besi tuang nodular (BTN) berbentuk bulat. Oleh karena itu pemhuatan besi tuang nodular sebagai pengganti baja teras dikembangkan antora lain disebabkan korena proses pembuatan besi tuang nodular lebih mudah dan biaya prodaksinya lebih murah dibandingkan dengan proses pembaatan baja. Salah sant sifat yang menguntungkan patio besi tuang Nodular yaitu dapat dilakukan prases perlakean panas untuk meningkatkan sifat mekanis. Dalam penelitian ini perlakuan panas yang diterapkan yaitu dengan austenisasi patio temperatur 900'C kemudian dilanjutkan dengan perlakuan panas austemper patio temperatur 275, 325, 375, 425, dan 475 'C. Hasil dari proses ini menghasilkan besi ADI (Austemper Ductile Iron) Besi AD! ini memiliki sifat-sifat yang lebih unggul dibandingkan baja, diantaranya: kekuatan, ketahamm aus, keuletan, ketangguhan, mampu pennesinan, kemampuan menyerap getaran (damping capacity) yang lebih baik, dan berat specifik dari besi ADl ini lehih ringan dibandingkan dengan baja. Besi ADI dewasa ini banyak diaplikasikan pada pembuatan kamponen mesin yang memerlukan kekuatan tinggi, dan memiliki keuletan yang baik. Di antara aplikasi ADI di bidang automotive yaitu : poros engkol (crank shtift), roda gigi, dan batang penggerak Perlakuan panas yw1g dilakukan pada penelitian ini diharapkan menghasilkan besi ADI (Austemper Duciile Iron) yang memiliki kambinasi sifat mekanis yang baik yaitu kekuatan tarik, kekerasan dan keuletanya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S47851
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardi Banuadji
"Penggunaan besi tuang nodular di dunia industri semakin berkembang karena sifat mekanisnya lebih baik dari besi tuang yang lain. Sifat mekanik BTN dapat ditingkatkan dengan menguhah matriknya melalui proses austemper menjadi Austemper Ductile Iron (ADI), disamping itu dapat juga ditingkatkan dengan penambahan unsur paduan. Dalam penelitian ini digunakan BTN yang memiliki kandungan unsur paduan Nikel dan Molybdenum sebagai material sampel dan diteliti pengaruh dan temperature proses Austemper terhadap sifat mekanis BTN yang matriknya dipengaruhi unsur paduan tersebut. Proses austemper yang dilakukan meliputi austenisasi dengan variasi temperatur 800℃ dan 900℃ selama 60 menit dilan.jutkan tempering pada temperatur 300℃ selama 15, 30 dan 45 menit Pengujian tarik, impak dan struktrutur mikro dilakukan untuk menganalisa hasil proses austemper. Hasil penelitian secara umum didapatkan; unsur-unsur paduan mempengaruhi pembentukan matriks dan dapat meningkatkan temperature kritis austenisasi, sehingga bila temperatur tersebut belum dicapai akan terjadi penurunan kekuatan tarik yang diikuti penurunan elongasi serta terjadi perubahan struktur mikro dari feri-perlit menjadi bainit. Dan dengan dilakukannya proses austenisasi akan meningkatkan ketahanan impak sedangkan waktu tahan proses austemper tidak memberikan pengaruh yang berarti secara pasti."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S47923
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Wibowo
"Besi tuang nodular merupakan besi tuang yang memiliki grafit berbentuk bulat, sebagai hasil penambahan unsur Magnesium atau Cerium. Besi tuang nodular banyak digunakan untuk aplikasi struktural seperti: pinion bergigi, Caliper piringan rem, komponen kendaraan bermotor, roda gigi, poros engkol dsb. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya faktor sifat dan ketahanan mekanis yang harus dimiliki oleh material tersebut. Oleh karena itu perlu untuk terus diupayakan penelitian untuk mencapai suatu kondisi yang optimal. Penelitian dilakukan dengan menggunakan proses perlakuan panas austemper pada besi tuang FCD kelas 60, untuk memperoleh suatu sifat mekanis atau kombinasinya yang lebih baik. Hasil dari proses perlakuan panas ini dikenal dengan nama ADI (Austempered Ductile Iron). Kondisi perlakuan panas yang dilakukan adalah memanaskan material (austenisasi) pada temperatur 800 °C dan 850 °C dengan waktu tahan 60 menit, disusul dengan pencelupan cepat pada temperatur celup 300 °C, 350 °C dan 400 °C dengan waktu tahan selama 30 dan 60 menit. Dari hasil penelitian, nilai kekuatan tarik dan kekerasan tertinggi diperoleh melalui kondisi austemper dengan temperatur austenisasi 850 °C, yaitu masing-masing sebesar 84,3 kg/mm2 dan 260,62 BHN. Temperatur austenisasi 800 °C akan menghasilkan material dengan nilai tegangan yang tertinggi, yaitu sebesar 16,45% namun memiliki nilai kekuatan tarik dan kekerasan yang terendah, masing-masing sebesar 46,76 kg/mm2 dan 150,41 BHN."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S47856
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adrimeda Fatahamubina
"Besi tuang nodular saat ini menjadi suatu material alternatif pengganti baja. Hal ini disebabkan karena berbagai kemudahan dan keunggulan yang diberikan oleh besi tuang nodular. Sampai saat ini masih banyak usaha-usaha untuk meningkatkan kemampuan dari besi tuang nodular. Usaha-usaha untuk meningkatkan kemampuan itu antara lain adalah mengubah matriks dari besi tuang nodular dengan menggunakan proses perlakuan panas atau menambahkan unsur tertentu Hal ini sangat dibutuhkan untuk memberikan suatu material lain pengganti baja, dengan kekuatan yang menyamai baja, tetapi mudah dalam pembuatannya dan dapat digunakan pada aplikasi-aplikasi yang memerlukan kekuatan yang tinggi. Pada penelitian ini akan dilihat beberapa proses yang dapat mengubah matrik dari besi tuang nodular. Proses tersebut adalah nomnalisasi, penambahan unsur Cu, dan austemper. Kemudian diuji sifat mekanisnya untuk menentukan proses manakah yang lebih efektif dililhat dari kekuatan dan proses pembuatan. Penambahan 0,35 % Cu pada besi tuang nodular memberikan hasil matriks yang lebih banyak phase perlit dibanding dengan non Cu dan non Cu normalisasi. Disamping itu nampak dengan nyata perlit 0,35 % Cu lebih halus dibandjngkan dengn non Cu normalisasi. Penambahan Cu juga memberikan hasil yang lebih baik pada proses austemper. Karena dapat memberikan matriks full bainit. Besi tuang nodular hasil austemper ini memiliki kekuatan mekanis yang lebih balk daripada besi tuang hasil normalisasi, karena selain kekuatan tariknya meningkat, regangan dari besi tuang nodular fasa bainit ini juga tinggi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S47835
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>