Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 140337 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suhandi
"ABSTRAK
Baja :ahan kéffdf austenilik adalah material reknik yang banya/c digunakan dalam aplikasi modern dimana dibuluhkan sU`ar mekanis dan ketahanan Icorosi yang bailc Secara klzusus, baja fahan karat austenirik AISI 304 dan AISI 316 bargyak dig-unakan dalam sisrem penu/car panas (heal exchanged pada indusrri perminyalcan dan petrokimia yang dalam pengoperasiannya mengalami siklus pemanasan dan pendinginan yang konrinu. Pada bagian-bagian lerrenru duri .vixlem penukar panas sering dilakukan penyambungan antara kedua jenis baja rahan kara! rersebul dengan merode pengelasan. Sedangkan untuk aplikasi yang melibalkan prosex pengelasan dperlukan kualiras .sambungan yang baik_ yang memenuhi persyararan Ieknis Ierlcnlu, bail: dari segi kekuatan mekanis maupun lcerahanan korosinya. Prosedur serla kondisi pengelasan yang lcpa! sangal menenrukan kuaiitax Izasil Iusan, mulai dari .fcomposisi kimia Iogam induk_ pemifihan logam pengisi, kcccpulan penge/asan. hingga pemilihan /sua! arus pengefasan yang berkailan era! dungan jumlah nlusukan panux (hear fnpuU yang akan dihasifkan.
Pada penelftian ini dilakukan fH(£l()dC pc'ngr:la.vun GI/21W (Gas Tungsten Arc Welding) dengan menggurzakan begin :alum kara: AISI 3()-I dan .-1!.?§I 3/6 .vebagai Iogam indufc dan E 3 08 sebagai logam pengisf. Adapun gan: pelindmzg _vang diguna/ran adala/1 gas argon. Arus yang digunakan aclala/z arux berpnlurfrax lurns D( 'SP dcngan bexur arus 125 A dengan variabe! kecepalan pengc/axan I _ 3, 5 mm del.
Dari hasif /Jenelilian diperole/1 ba/:wa clcpaxil lux mcmiliki _/'Ulilftl/I FN f/~`¢:rrfrc Number) scbexar 2-3 dan raxia (frm, Ni", .vehexar L32 deugan nmdc perm?>r:kuun yang Ierjadi adalalz lipe AI-` (Amrerziric I-brrirq; _vang mcrniliki kunmrzgkmrm bu.\'ar fLfi'f]¢!¢fH[l?(l relak dan korosi pada daerah llaxil lasan. Herdaxarkan /ruxi! unalixu .vlruklur mikrn menunjukkan ada/:ya perbedaan Icandungan dan /Jemuk dar: dufra _/ara pada (.f(f[7ll.\'fI /as. Diclapaljuga Izuhungan dengan semakin besar maxukan panux _vang dipero/ul: dari kecepalan paling rendu/1 (I mm del), maka .vemakin harlvak dan kamr de!ru_/éru _rang dihasifkan. Hash' analisa dixrrihuxi ke/:craxan n|c'nmy`ukkau hagran deposit lux _vang paling ringgi, selelah [tu bagian HAZ kemudian baru base metal. Dapar (fi.\`f!1|[7Il/IKUII bahwa nilai lcekerasan xanga( dipengaruhi uleh ukuran bu!ir_ _fwea _vang terhemuk, kcberadaan kandungan fasa karbfda dan maxukan prmas yang diberikan.

"
2000
S41588
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Herman Yuwono
"Pengelasan dua logam yang berbeda (dissimilar metals) antara baja tahan karat AISI 304 dan 316 merupakan salah satu teknik penyambungan yang banyak dipakai dalam suatu sistem penukar panas (heat exchanger) sebagai suatu cara untuk meningkatkan kinerja sistem, disamping adanya pertimbangan ekonomis tertentu. Walaupun demikian terdapat pembatasan dalam pengoperasiannya yaitu hasil lasan dapat mengalami siklus pemanasan dan pendinginan akibat rentang temperatur yang besar dari aliran cairan atau gas. Kondisi ini memungkinkan hasil sambungan dua logam dengan koefisien muai termal yang berbeda mengalami fluktuasi tegangan termal secara berulang-ulang yang pada akhirnya mengakibatkan suatu mekanisme kelelahan (fatigue). Oleh sebab itu diharapkan dengan mengetahui karakteristik kelelahan termal hasil lasan dua lagam yang berbeda tersebut diperoleh suatu pengetahuan yang baik mengenai teknik pengelasan yang mampu menghasilkan sambungan las dengan resiko kegagalan yang minimum.
Pada penelitian ini dilakukan pengelasan dengan metode GTAW (Gas Tungsten Arc Welding) dengan logam induk adalah baja AISI 304 dan AISI 316 dan E 308 sebagai logam pengisi. Adapun gas pelindung yang digunakan adalah gas argon dan arus yang digunakan adalah arus berpolaritas lurus DCSP dengan besar arus 125 A dan variabel kecepatan pengelasan 1, 3, 5 mm/detik. Simulasi termal dilakukan dengan pemanasan sampel di dalam furnace pada temperatur 500, 600 dan 700°C disusul pendinginan cepat dalam media air sebanyak 5, 10 dan 15 kali.
Dari penelitian tersebut didapatkan bahwa pengelasan dengan variabel kecepatan las 1 mm/detik memberikan ketahanan yang paling baik terhadap siklus termal. Pada hasil lasan setelah simulasi siklus termal tidak didapatkan retak macro sebagai indikasi perbedaan respon muai panas antara deposit las, daerah terpengaruh panas dan logam induk. Masukan panas yang memadai dari kecepatan pengelasan tersebut serta pemilihan logam pengisi yang tepat memungkinkan penyebaran delta fern yang merata pada butir dan batas butir sebagai satu cara efektif menghambat perambatan retak antar daerah las akibat perbedaan koefisien muai termal selama siklus termal berlangsung."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Nuradityatama
"Penelitian tentang perilaku dan ketahanan korosi pada baja tahan karat austenitik seri 304L telah dilakukan pada variasi konsentrasi larutan NaCl terkait dengan ketahanannya pada korosi sumuran. Penelitian dilakukan dengan metode polarisasi siklik pada temperatur ruang untuk mengevaluasi perilaku korosi yang terjadi dengan mempertimbangkan faktor potensial korosi Ecor dan potensial proteksi Ep . Larutan NaCl yang digunakan pada pengujian memakai konsentrasi sebesar 1 , 2 , 3.5 , 4 , dan 5. Representasi hasil percobaan polarisasi siklik didapatkan melalui grafik polarisasi siklik baja tahan karat austenitik seri 304L yang menunjukkan nilai dari potensial korosi Ecor dan potensial proteksi Ep.
Hasil yang didapatkan akan dipengaruhi oleh faktor konsentrasi NaCl, komposisi kimia material, dan konsentrasi oksigen terlarut pada larutan NaCl. Urutan hasil ketahanan korosi dari yang paling rendah ke yang paling tinggi adalah 3.5 , 4 , 5 , 2 , dan 1 . Ketahanan korosi terendah didapatkan pada konsentrasi NaCl 3.5 dimana hampir sama dengan keadaan air laut dengan kelarutan oksigen pada larutan dalam keadaan maksimum.

Corrosion behavior of austenitic stainless steels type 304L in various concentrations of aqueous sodium chloride solutions were investigated related to its pitting corrosion resistance. Experimental testing was carried out by using cyclic polarization method at room temperature 27oC to evaluate the corrosion mechanism by considering breakdown potential Ecor and protection potential Ep. Aqueous sodium chloride solutions were prepared with various concentration i.e. 1 , 2 , 3.5 , 4 and 5 w v. The testing results were represented by cyclic potentiodynamic polarization curves for both alloys which showed potentials that indicated the onset of potentials Ecor and Ep respectively.
The results were influenced by sodium chloride concentrations and the chemical composition of alloys. Rank of the values of Ecor and Ep of 304L and 316L at various sodium chloride concentrations from the highest to the lowest were 1 , 2 , 5 , 4 , 3,5 w v NaCl consecutively. It was observed that the lowest corrosion resistance of both alloys was at 3,5 w v NaCl which was similar to typical seawater solution with maximum dissolved oxygen solubility.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67451
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Sudarta
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S40779
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Riastuti
"Baja tahan karat austenitik Sandvik 2RE69 atau tipe UNS 531050 merupakan baja tahan karat dengan kadar kandungan krom sebesar 25%, nikel 22%, dan molibdenum 2%. Karena baja tahan karat ini memiliki kandungan kromium dan nikel yang tinggi untuk memberi ketahanan terhadap oksidasi pada tekanan dan temperatur tinggi, maka baja ini dikembangkan dengan tujuan agar memiliki ketahanan terhadap berbagai jenis korosi yang terjadi di daerah Industri Urea. Pengalaman di lapangan mengkonfirmasikan bahwa baja tersebut dapat tahan dalam larutan urea/karbamat (Ammonium Carbamate) pada temperatur dan tekanan tinggi selain itu baja ini juga memiliki ketahanan korosi yang sangat baik dalam asam nitrat (HNO3) yang merupakan oksidator kuat.
Berdasarkan karakteristik ketahanan terhadap korosi di daerah tekanan dan temperatur tinggi dan ketahanan korosi yang sangat baik di lingkungan yang oksidatif maka dilikukan penelitian terhadap daya tahan korosi batas butir dengan cara: baja tahan karat tersebut ditemper pada temperatur 675°C dengan waktu tahan yang bervariasi yakni 120 menit, 180 menit, 300 menit, 420 menit, 540 menit, dan 600 menit dengan kecepatan pendinginan yang sangat lambat yaitu 2,5°C/menit dan diuji ketahanan korosinya dengan mencelupkan dalam asam nitrat (HNO3) 65% mendidih selama 240 jam yang dibagi menjadi 5 periode. Selain itu juga akan diteliti kemungkinan terbentuknya fasa sigma dengan menggunakan X-Ray Diffraction (XRD). Penelitian ini akan dibandingkan dengan baja tahan karat AISI 316L yang banyak digunakan sebagai pipa pada heat exchanger pada industri kimia pada umumnya.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa kehilangan berat yang didapat oleh baja tahan karat Sandvik 2RE69 (UNS 531050) per satuan luas lebih kecil dibandingkan dengan AISI 316L (mencapai 1/4 sampai 1/5 kali nya) pada kondisi yang sama. Namun clan kedua baja tersebut memperlihalkan kecenderungan yang sama yakni dengan bertambahnya waktu tahan dalam dapur kehilangan berat per satuan luas makin meningkat. Untuk fasa sigma, pada Sandvik 2RE69 terbentuk dimulai pada waktu tahan 540 menit dan AISI 316L pada waktu tahan 600 menit."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Soerjadi Hassan Hoesein
"ABSTRAK
Baja tipe AISI 304 adalah salah satu baja anti karat jenis Austenit merupakan modifikasi dari komposisi 18-8 yang memiliki ketahanan korosi yang lebih baik dari baja anti karat jenis Ferit dan Martensit. Pemberian panas dan pendinginan secara perlahan-lahan pada baja AISI 304 di daerah temperatur sensitasi sekitar 4000C sampai dengan 8000C akan terbentuk presipitasi Chrom karbida sepanjang batas butir, sehingga daerah di sekitar batas butir mengalami kekurangan Chrom. Akibatnya pada daerah tersebut tidak terbentuk lapisan pasif C Cr 2 03 dan akibat adanya media korosi larutan asam dan perlakuan tegangan tarik akan mempercepat pecahnya lapisan pasif yang merupakan awal terjadinya retak.
Penelitian i ni ber t u j uan mengamati efek korosi akibat deformasi terhadap sifat mekanik baja anti karat Austenit 304 yang mengalami berbagai pendinginan. Dengan metode yang digunakan adalah melakukan uji tarik, uji kekerasan dan pemeriksaan struktur mikro pada sampel yang dipanaskan 10000C selama satu jam, kemudian didinginkan secara cepat dalam air (Water Cooling, WC), udara (Air Cooling, AC) dan secara lambat di dalama tungku (Furnace Cooling, FC).
Kemudian di l ak uk an perendaman dal am media korosi larutan Natrium Chlor i da dan setelah itu diberikan variasi tegangan tarik. Hasil penelitian sampel yang mengalami korosi tegangan menunjukkan adanya perubahan sifat mekanik, kekuatan, keuletan dan kekerasannya."
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lie Budi Santoso
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S40966
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S41117
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Urip Budi Suryanto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S41109
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>