Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 179959 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Agus Supriyanto
"Proses korosi adalah peristiwa berkurangnya mutu material akibat
reaaksi kimia/elektro kimia dengan lingkungan yang terjadi secara alamiah.
Khusus di bidang industri otomotif proses korosi merupakan hal yang sering
menjadi masalah utama. Oleh karena itu perlu dilainkan perlindungan/proteksi
untuk menjaga mutu material.
Pelapisan (coating) merupakan salah satu cara untuk perlindungan korosi
yang dapat mencegah terjadinya kontak logam yang dilindungi dengan
lingkungan. Bahan pelapis tersebut dapat dibuat dengan proses yang sederhana
dengan memanfaatkan sludge.
Sludge merupakan salah satu limbah padat yang dihasilkan dari industri
minyak bumi yang tidak dapat dibuang begitu saga ke alam bebas karena dapat
mencemari lingkungan. Komposisi utama dari sludge selain mengandung
pasir/lumpur dan air juga mengandung hidrokarbon (HC). Secara fisik berwarna
gelap agak lengket (memiliki daya lekat hampir menyerupai aspal/bitumen.
Salah satu cara pemanfaatan sludge adalah untuk bahan pelapis organik
untuk perlindungan korosi. Dengan cara mengatur komposisi sludge, talk, dan
resin sebagai pengikat (binder) serta zat aditif lainnya dalam zat pelarut dapat
dihasilkan zat anti karat dengan karateristik yang optimum.
Dari hasil penelitian pengaruh resin dan talk dalam pelapis anti karat
berbasis sludge menunjalckan bahwa komposisi resin dan talk akan memiliki
ketahanan korosi yang tinggi bila memiliki nilai yang optimum(komposisi B4
Resin/talk(40/140) dan B18(60/180)). Penambahan resin dengan diikuti
penambahan talk akan didapat komposisi yang optimum. Daya lekat dari semua
komposisi sangat kurang karena adanya kandungan minyak di dalam sludge."
2000
S41576
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Setyo Handoko
"ABSTRAK
Secara geografis Indonesia memiliki lautan yang luas, kelembaban yang tinggi serta curah hujan tahunan yang besar pula. Di sisi lain sebagai negara industri yang sedang berkembang Indonesia banyak menggunakan material yang terbuat dari Iogam untuk membangun infrastruktur dan sarana industri lainnya.
Masalah besar yang dihadapi oleh semua industri yang memanfaatkan logam berkaitan dengan kondisi gografis Indonesia adalah korosi.
Setiap tahun Pertamina harus membuang ratusan bahkan ribuan ton sludge (limbah dari manufaktur minyak bumi) dengan biaya pembuangan 75 US S tiap ton. Berdasarkan penelitian yang ada ternyata bahwa pelapis organik berbasis bitumen (aspal) memiliki karakteristik anti korosi yang cukup baik. Hal ini menimbuikan pemikiran untuk memanfaatkan sludge, yang masih merupakan turunan dari aspal dan memiliki komposisi yang nyaris sama, sebagai pelapis organik anti korosi.
Pelapis organik anti korosi pada penelitian ini terdiri dari sludge sebagai base materiel, resin, talk, aspal dan lilin, serta toluena sebagai pelarut. Penelitian ini bertujuan mengamati pengaruh perubahan kadar sludge dan resin ( konslituen lain dibuat tetap ) terhadap karakteristik pelapis anti korosi tersebut.
Pengujian yang dilakukan adalah uji celup garam, uji pin holes dan uji adhesi. Dari hasil pengujian didapatkan bahwa hubungan antara sludge dengan resin terhadap ketahanan korosi dan pelepuhan adalah berdasarkan perbandingan komposisi, terdapat suatu range tertentu yang mana bila perbandingan sludge - resin terlalu besar ataupun terlalu kecil maka ketahanan korosi maupun pelepuhan akan kurang baik. Sampel dengan ketahanan korosi terbaik adalah C2, C4, C12 dan C18. Range optimum perbandingan sludge - resin adalah dari 1,5 sampai 2,5.
Di sisi Iain tidak adanya curing agent membuat peran resin epoksi tidak optimal sehingga sifat adhesi menjadi kurang baik. Secara umum kadar sludge - resin tidak berpengaruh terhadap pembentukan pin holes. Penelitian ini paling tidak memberi kan harapan dalam pemanfaatan sludge sebagai pelapis anti korosi."
2000
S41563
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumbodo Samsoni
"Aspal sebagai basis pelapis organik rahan lcorosi /elah lama digunalcan unlulc melindungi logam dari serangan korosi aspal memililci sifat iahan air, tahan lcimiag berwarna hiram, berdaya rekat dan viskosilaszyfa mermrzm dengan meningkamya zemperazur. Pada kenyataan lain perusahaan-perusahaan mirgfak bumi selalu menghasilkan limbah padat alau endapan yang dilcenal dengan sludge dari langld-langld penyimpanan mereka. Dan unruk membuangnya ke pusai pengolahan limbah memerlukan biaya yang tidal: sedilrir. Berdasarkan literatur dikeiahui bahwa sludge tersebut masih satu golongan dengan aspal yaitu bitumen dan beberapa sifat-sifar sludge mirqn dengan aspal yaitu berbentuk pasta, berdaya relcal walaupun lidak selcua! aspal.
Untuk dapat digunakan sebagai pelapis sludge hams dicampur deugan bahan-bahan seperli rallr, lilin, resin, aWal dan pelarul roluena. Pengrjian yang dilakukau adalah lrefahanan lrorosi berupa :gi celup garam dan :gi elrspos a1mo_\j`erilr. wi yang lain adalah daya leka! dengan tape tes! dan uji lcetahanan panas 1 5 0° C .
Hasil penelitian mermiyuklraiz bahwa perhandingan talk-aspal yang bail:
adalah perbandingan _vang sedang, tidalf besar atau lcecil pada sampel A2 rallc/Zzspal (120 gr/10 gr), A12 (140/30) dan A18 (160/30). Penambahan ialk meuingkatkan kerahanan korosi (aspal 30 gr), mermrunkan ketahanan terhadap kerusakau (aspal 10 dan 20 gr), mempengaruhi pembemulcan pin holes flcomposisi A 14, A 16 dan A 18), meminmlaau daya leka! :mink lima hari pengerirzgan(komposisi A16) rapi tidal: mempengaruhi daya lelcal selelah dielrspos di alma;/'er selama 30 hari. Pengaruh aspal meningkatkan kelahanan terhadap kerusalran (fall: 120 dm: 140 gr), mermnmlcan ketahanan korosi (talk 120 dan 160 gr), menlngkatkan daya lekat untuk lima hari pengeringan (laomposisi A12) tapi tidal: mempengaruhi daya lekat setelah dielaspos df aimorjer selama 30 hari. Kemsakan lapisan dalam hal ini berupa blisrering{ne1epuhan dan sedildt retak. Daya leka! yang relarif bail: ini berkar adzmya curing selama dielaspos di armosjer 30 hari, curing yang lama ini disebablcan ridalr adanya curing agent untuk resin."
2000
S41484
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S41625
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djarot Mulyanto
"Bahan anti karat (under coating) yang digunakan sebagai pelapis untuk melindungi hagian body pada kendaraan bermotor, ternyata dapat dihuat dengan proses yang relatifsederhana yailu dengan memanaskan aspal/bilumen sampai titik leleh dan menambahkan bahan lain seperti lilin, talk dan pelarut dalam jumlah tertentu dalam aspal pana..v tersebut. Pada prosesnya diatas terdapat beberapa kekurangan yaitu terjadinya kebakaran pada saat campuran lilin. talk dan pelarut ditambahkan, kebakaran ini selain menyebahkan pemborosan material juga membahayakan pekerja. Untuk mengatasi masalah diatas dilakukan perubahan proses yaitu dengan membalik proses dimana aspal tidak dipanaskan tetapi langsung dilarutkan dalam pelarut, kemudian bahan lain ditambahkan. Pada proses ini kebakaran dan pemberosan material tidak terjadi lagi. Untuk mendapatkan karakteristik yang minimal sama dengan produk dari proses lama dilakukan dengan memvariabelkan komposisi talk dan lilin. Dalam upaya untuk pemasaran secara lebih luas digunakan sampel yang saat ini banyak ada dipasaran yaitu Tuff Kote Dinole dan Ziebart sebagai pemhanding. Hasil penelitian menunjukkan hahwa untuk komposisi yang sama yaitu 120 gram aspal, 180 ml pelarut, 100 gram talk dan 50 gram lilin, produk proses lama mempunyai lwrakierislik yang relatif soma dengan produk proses haru. Pada lwmpasisi 120 gram aspal, 180 ml paiarut, 140 gram dan 50 gram lilin memiliki ketahanan korosi yang lebih baik dari produk proses lama dan relatif sama dengan produk pemhanding, Daya lekat dan ketahanan abarasi dari produk proses lama maupun proses baru relatif lebih kecil dari produk pembanding"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41186
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudy Indharto
"Sledge adalah bitumen hasil endapan padat minyak bumi dalam tangki timbun. Dengari adariya kandungan aspal dan lilin, sludge diharapkan mampu digunakan sebagai bahan baku cat tahan korosi penelitian ini meliputi pengujian karakterislik cat berupa ketahanan korosi dan pelepuhan berupa uji kabut gamin, ketahanan pembentukan pin-hole dengan uji curing 1500C, uji ekspos atmosferik serta uji daya lekat dengan paint adhesion tester, akibat penambahan unsur talk, aspal dan lilin dalam cat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sludge dapat digunakan sebagai bahan dasar car tahan korosi jika dicampur dengan resin epoxy coati polyester sebagai binder. Dengan penambahan talk sebesar 30-40% pada komposisi cat akan meningkatkan kerahanan pelebaran korosi dan ketahanan pembentukan pin-hole sebesar 5-15%. Penambahan unsur aspal 10% pada komposisi cat akan meningkatkan ketahanan pelebaran korosi dan pelepuhan sebesar 20-25%, meningkatkan daya lekat sebesar 20-25%, tetapi menurunkan ketahanan pembentukan pin-hole sampai sebesar 15%. Penambaahan unsur lilin sebesar 9% akan sangar meningkatkan ketahanan pelepuhan dan daya lekat pada sampel setelah dilakukan uji atmosferic exposure selama 3 bulan sebesar 15-20%. Jenis resin epoxy secara umum lebih bagus jika dibandingkan dengan jenis resin polyester karena sebagai binder lebih bisa mengikat semua campuran komposisi cat sehingga berbentuk lapisan cat yang masif (padat, kering, keras) dengan daya lekat yang baik dan lebih tahan terhadap korosi, pelepuhan dan pembentukan pin-hole.

Sludge is a bitumen product of oil and gas solid sedimentation in storage rank The contain of sludge is asphalt and wax, it could be for used to paint resistance. This risearch was covering of paint?s test that consists are corrosion and blistering resislancy by salt spray test, pin-holing with curing test at 150°C, aimosferic exposure test and adhesive test, coused by additional talk asphalt and war in paint's element.
The results of this riseach was indicate that sludge feasible using for corrosion resistance paint if mixed with epoxy and polyester resin as for binder. By additional talk around 30 - 40% in paint composition will be increas creepage of scribe resistance and pin-holing resistance araound 7 - 15%, For Adding by asphalt elements 10% in paint composition will he increase creepage of scribe resistance and pin-holing resistance around 20-25%, increased adhesive force around 20-25% ; but to decreased pin-holing resistance reach 15%. Added wax element 9% will more increasing blistering resitance and adhesion force after epos'ure atmosferic test during 3 mounth around 15-20%. In generally the kind of epoxy resin in was peter than polyester resin caused by such as binder could be most binded for all component therefore paint layer was made such massive form (solid, cure, hard) with good adhesive force and more resistance corrosion, blistering and pin-holing.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14965
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S41516
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Gunawan
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
T40024
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yayan Sopian
"Proses pembuatan bahan anti karat (undercoat yang digunakan sebagai pelapis untuk melindungi bagian bawah kendaraan bermotor, relatif sangat sederhana dan dapat dilakukan dalam perusahaan berskala kecil. Komponen yang diperlukan adalah aspal, talk sebagai filler dan solvent sebagai pelarut serta beberapa aditif untuk memperbaiki sifat tertentu. Karakteristik bahan anti karat yang menggunakan komponen di atas kurang baik yaitu tidak tahan terhadap temperatur oven (150-200°C) dan relatif mahal dibandingkan dengan sebagian produk yang ada dipasaran. Untuk mengatasi masalah itu maka digunakan Iimbah pelarut dari industri cat sebagai pelarut dan serbuk arang sebagai filler. Unluk mendapatkan karakteristik yang optimal dari kedua komponen tersebut maka divariabelkan komposisi serbuk arang dan aspal. Untuk membandingkan hasilnya maka digunakan produk sebelumnya yaitu Stahl Kote(SK) dan produk Iuar yaitu Dunlop (DL). Hasil penelitian memmjukkan bahwa ketahanan abrasi bahan anti karat yang baru (100gr aspal, 73gr arang) Iebih bagus (0,485 I/μ) daripada produk pembanding (SK=0,133 I/μ, DL=0,190 I/μ) dan daya Iekatnya (tape test) relatif sama (klasifikasi=5) serta ketahanan terhadap temperarur oven sangat bagus, juga ketahanan korosinya lebar karat) untuk komposisi 110gr aspal dan 73gr arang Iebih bagus dari Stahl Kore meskipun masih Iebih rendah dari Dunlop."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S41965
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>