Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 99930 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Noverta Rezeki
"ABSTRAK
Pada industri manufaktur logam, barang impor tidak hanya berupa bahan dasar saja, akan tetapi juga banyak dalam bentuk barang jadi, sehingga bangsa Indonesia hanya sebagai konsumen saja. Hal ini sangat merugikan karena mengakibatkan ketergantungan terhadap barang impor. Untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan memberdayakan industri kecil sebagai usaha menghidupkan perekonomian kerakyatan. Salah satunya dengan peralatan panas dengan metode progressive flame hardening dengan menggunakan dua torch. Sehingga pada penelitian ini berusaha meneliti kinerja dari alat progressive flame hardening dengan variabe! Kecepatan translasi benda kerja serta jarak antara dua torch terhadap kekerasan permukaan pisau potong.
Pada penelitian ini kecepatan translasi benda kerja yang digunakan yaitu 7 mm/s, 8 dan 9 mm/s' dengan jarak antara dua torch 5 cm. Sedangkan untuk variabel jarak antara dua torch menggunakan jarak 3,5 cm; 5 cm; dan 7,5 cm dengan kecepatan translasi 8 mm/s. Kedua variabel diatas menggunakan posisi pemanas dari samping karena terbukti dengan pemanasan dari samping benda uji tidak mengalami peleburan pada saat pemanasan. Selain itu proses yang digunakan adalah Single pass, karena diharapkan dengan penggunaan dua torch maka masukan panas akan lebih besar sehingga temperatur pengerasan yang diinginkan dapat tercapai.
Pada kecepatan translasi benda kerja, temperatur pengerasan maksimum yang dapat dicapai pada kedalaman 7 mm adalah 597 ?C pada kecepatan translasi 8 mm/s dengan nilai kekerasan mencapai 523 VHN ( 51 HRC) dan total kedalaman pengerasan 2135206 pm (2,l mm). Demikian halnya dengan variabel jarak antara dua torch, temperatur maksimum yang dapat dicapai yaitu sebesar 597C pada jarak antara dua torch 5 cm. Sedangkan nilai kekerasan tertinggi diperoleh pada jarak antara torch 7,5 cm sebesar 566 VHN (52 HRC) dengan total kedalaman pengerasan sebesar 2575,39 pm (2,6 mm).

"
Lengkap +
2001
S41471
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdi Syarif
"ABSTRAK
Alat flame hardening merupakan peralatan yang digunakan untuk melakukan
proses flame hardening. Proses ini ditujukan untuk meningkatkan sifat mekanik
pada permukaan suatu komponen baja. Peningkatan kekerasan pada permukaan komponen dilakukan dengan membentuk struktur martensit pada permukaan bahan sehingga kekerasan permukaannya meningkat. Alat ini bekerja dengan sumber pemanas dari torch welding dengan bahan bakar oksi-asetilen, dan media pendingin air. Alat ini mampu melakukan proses untuk sampel pisau dan roda gigi dengan metode progressive dan spinning.
Pengembangan alat ini ditujukan agar alat ini merniliki muitifungsi, sehingga
dapat memproses sampel roda gigi dan pisau. Kemudahan pengoperasian alat juga menjadi salah satu fokus pengembangan, salah satu kemudahan adalah pengaturan jarak dan sudut torch. Penyempumaan rangka utama menyebabkan alat ini lebih kompak dan kokoh.
Hasil pengujian proses flame hardening menunjukan terbentuknya struktur
martensit pada permukaan sampel sehingga kekerasan permukaan roda gigi
meningkat. Pengujian ini dilakukan dengan memanaskan sampel roda gigi hingga mencapai temperatur austenisasi, setelah itu dilakukan proses quenching pada sampel sehingga terbentuknya siruktur martensit.

"
Lengkap +
2001
S41491
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahman Lufthi Herdian
"ABSTRAK
Upaya peningkalan kinerja dan prototipe alat Flame l-Iaxdening dilakukan dengan jalan mengembangkan disain, mempexbaharui fungsi, dan menerapkan sistem kontrol proses yang lebih presisi. Peningkatan kualitas dan kuantitas produksi mcnuntut perencanaan dan kontrol proses yang elisien dan sistematis, yang menjadi fokus utama dalam penelitian. Dan suatu sistem kontrol proses otomatik telah berhasil dirancang bangun dengan tujuan tidal: hanya untuk meningkatkan performa produksi, tetapi juga untuk mempemmdah pengoperasian dan pengendalian proses
Hasil penelitian oleh Heri Kristiyono menunjukkan bahwa keoepatan translasi relatif benda kerja yang terkonirol dapat meningkatkan karakteristik kekemsan permukaan dari sampel produk pisau potong Hal yang sempa juga berlaku untuk sampel produk roda gigi, dirnana Iaju rotasi relatif benda kcrja terhadap pcmanas alcan sangat berpengaruh terhadap transfer panas yang tezjadi di permukaan benda kerja_
Secara signifikan, faktor ini alcan sangat mempengaruhi pembentukan dan U3,l'lSf0ITl'l3Sl strukmr austenitc dan martensite di pennukaan benda kexja sebagai tolak ukur dari kekerasan pemlukaan dari produk.
Berikut merupakan hasil yang diperoleh dari kontrol kecepatan translasi dan rotasi benda kelja yang diperoleh dengan sistem kontrol otomatik.
Pusat sistem kontrol otomatik dikendalikan oleh sebuah chip mikrokontroler yang memiliki antamwka dengan sebuah layar peraga numerik dan tombol-tomboi navigasi, yang didisain untuk menerima input parameter dari pemakai dengan suatu rancangan menu sistem sederhana. Pusat sistem juga memiliki antarmuka dengan unit kontrol ekstemal yang yang mampu mengendalikan kecepatan dan arah putaran dan motor DC, dan sensor~sensor pemantau posisi benda kerja. Mikrokomroler bekelja secara elektronik digital, memiliki program internal, dan mampu mengendalikan Selumh perangkat dalam proses yang terhubung dengan sistem.
Karakteristik produk yang diperoleh dari hasil penelitian pada produk roda gigi memperlihatkan disiribusi struktur mikro manensite halus yang merata pada tiga daerah pennukaan referensi dari benda uji dengan nilai kekerasan tertinggi yang dapat dicapai sekitar 551 I-Iv, yaitu pada daerah puncak gigi. Daerah sisi gigi dan dasar gigi menunjukkan peningkatan kekerasan yang cukup baik dari nilai kekerasan awal sekirar 220 Hv, dengan nilai kekrasan masing»masing 303 Hv dan 269 Hv.
Dirancang bangun untuk skala industri kecil, prototipe alat Flame Hardening ini telah menunjukkan kinezja yang cukup baik dalam hal kemampuan multi-proses, yaitu kemampuan melakukan proses pengerasan pemukaan produk-produk bqja seperti pisau potong (baja karbon medium) dan roda gigi mesin (baja paduan). Selain itu, prototipe juga memiliki kelinearan kecepatan translasi (0,495 - I,606 cm/detik) dan kecepatan rotasi (l,7 - 7,68 rpm), serta sensinvitas sensor pendeteksi gerak benda kerja (resolusi 4,34 mm) untuk kepresisian dimensi yang cukup baik. Hasil ini diharapkan akan dapat mengoptimalkan karakteristik dari produk pengerasan permukaan. Secara teoritis, fungsi-fimgsi tersebut masih dapat dilingkatkan dan dikembangkan lebih lanjut guna memenuhi kebutuhan produksi akan produk-produk yang memiliki bentuk dan jenis yang iebih bervariasi.

"
Lengkap +
2001
S41541
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herry Setiawan
"Metode flame hardening digunakan untuk meningkatkan kekerasan permukaan dari baja tuang perkakas yang akan digunakan untuk pembuatan cetakan. Dengan menggunakan variabel terkontrol Silikon dihasilkan bahwa kekerasan akan meningkat seiring dengan bertambahnya kadar Silikon. Kekerasan pada bagian permukaan diakibatkan adanya pembentukan fasa martensit saat pendinginan cepat setelah proses flame hardening.
Penelitian dilakukan dengan cara menyemburkan api hasil pembakaran gas oksiasetilen pada permukaan baja tuang perkakas pada temperatur 720°C ? 800°C dengan terlebih dahulu dilakukan proses spheroidisasi anil dan tempering pada temperatur 640°C. Sedangkan jenis baja tuang perkakas yang digunakan mengacu pada baja tuang perkakas JIS SKD 11 dengan variabel terkontrol adalah Silikon. Dari hasil penelitian diketahui nilai kekerasan pada permukaan dari masing ? masing baja tuang perkakas dengan kandungan Silikon yang berbeda (0,8%, 2%, dan 3%) adalah mencapai: 58 HRC, 63 HRC, dan 65 HRC.
Hasil yang dicapai pada penelitian dengan metode flame hardening ini menunjukkan kualitas yang cukup baik sehingga metode ini sangat layak digunakan untuk aplikasi industri terutama dalam membuat cetakan.

Flame hardening method was used to improve surface hardness of tool steel that will be used to make a mould. With variable controlled of Silicon, it is resulted that the hardness will be improved along with additional amount of Silicon. The hardness in the surface area is caused by forming of martensite phase while rapid cooling after flame hardens process, and because of Chrome carbide forming.
The research was carried out by spraying the flame from mixing gas burn of Oxygen and Acetylene (Oxy-Acetylene) into the surface of tool steel at temperature 720°C ? 800°C with accompanied of spherodizing anneal, and tempering process at temperature 640°C. The type of tool steel that used in this research is referring to JIS SKD11 tool steel with Silicon as controlled variable. From the research, the hardness value in the surface for tool steel was known with the different content of Silicon (0, 8%, 2%, and 3%) up to: 58 HRC, 63 HRC, and 65 HRC.
The flame hardening method from this research shows that the quality of the result is very good. As a result, this method applicable for used in industrial world, especially to make a mould."
Lengkap +
2008
S41758
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Permasalahan umum yang dihadapi industri kecil adalah keterbatasan modal sehingga mengalami kesulitan untuk berkembang. Salah satu usaha untuk menyelesaikan permasalahan tersebut adalah dengan pengembangan sebuah alat produksi yang dapat meningkatkan nilai tambah suatu produk dengan biaya yang murah. Untuk itu BPPT dan perguruan tinggi bekerjasama untuk merancang sebuah alat flame hardening yang dapat meningkatkan kekerasan permukaan baja dengan jalan memanaskan permukaan baja dengan api temperatur tinggi sampai temperatur austenisasi yang dilanjutkan dengan pendinginan cepat untuk mendapatkan fasa martensit yang kekerasannya tinggi.
Penelitian sebelumnya telah berhasil membuat alat flame hardening yang mampu meningkatkan kekerasan permukaan pisau dan roda gigi. Penelitian kali ini dilakukan untuk mengembangkan alat tersebut agar dapat digunakan untuk meningkatkan kekerasan permukaan poros.
Pengembangan pada rancangan alat flame hardening yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode progresif-spinning dimana benda kerja bergerak translasi sekaligus rotasi melewati sistem pemanas dan pendingin statis yang menjadi satu sehingga setelah pemanasan benda kerja dapat Iangsung didinginkan dengan metode spray.
Kekerasan hasil flame hardening berbeda-beda pada tiap bagian poros. Bagian ujung yang tidak dijepit oleh chuck memiliki kekerasan tertinggi yaitu 581 VHN, bagian tengah sampel 285 VHN dan bagian yang dijepit oleh chuck kekerasannya adalah 220 VHN."
Lengkap +
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S41309
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Wibisono
"ABSTRAK
lnduslri manzgfaklnr yang lalrang lcompelilif menyebabkan kerergannmgan pada komponen-lcomponen irnpoi; sehingga dqrerlukan pemberdayaan indnstri lcecil dianlaranya dengan pemberian ala! multipurpose flame hardening uniuk pengerasan roda glgi. Alran ieiapi ala! yang dibuai fersebur harm' diteliri kinedanya dan dlienlukan variabel pengoperasiannya sehingga nantinya akan dihasilkan roda gigi yang rnemiliki spesifilazsi yang bail: dipasaran.
Penelitian ditujukan untuk meneliti iiga variabel peniing dalam pengerasan pennukaan yaitu pengaruh laju rotasi terhadap waldu penranasan dan profil pengerasan.
Pengaruh ketebalan terhadap waldu pemanasan, dan profil pemanasan, dan pengaruh media quenching terhadop profil pengerasan yang dihasiiifan roda gigi.
Baja yang dipilih sebagai sampel pengzqian rnenggunakan baja VCNMISI 4340)
yang merupakan jenis baja yang banyalc digunalcan pada pembuatan mda gigi, sehingga diharap/fan pada alai multipurpose flame hardening yang dibuat dapat digunakan untulf berbagai variasi produk roda gigi. Sampel pengujian yang digunalcan menggnnairan roda gigi blank uniulr pengryfian laju rofasi dan ketebalan, sedanglran untuk pengujian media quenching menggunakan bentuk roda gigi lurus.
Laju rotasi terbaik nnmlf menghasillran pemanasan dalarn waldu singkai dan profil kelcerasan yang diinginican dicapai pada laju roiasi 6 rpm. sedangkan pada laju rolasi J rpm dan 10 rpm dibuinhkan waktu pemanusan yang lebih lama serta dihasilkan profil kekerasan (distribnsi dan nilai kekerasan) yang kurang baik. Leyu optimum yang didapaikan pada pengujian lcyu rotasi dirambahlfan sebagai uaribel tetap pada pengujian keiebalan dan media quenching Pada pengujian lfetebalan dicapai .mam kesfmpulan bahwa walan peinanasan berbanding kuadrai terhadap lcetebalan_ Profil kekeravan yang leyadi pada kélébdldh yang berlainan rnenunjulckan lfelrerasan yang ridak meraia pada kerebalan 2 cm. Pada pengzyian media quenching media quenching terbaik untuk menglmsillaan nilai kekerasan lertinggi dan distribmi kekerasan yang baik dicapai pada media quenching minyak.

"
Lengkap +
2001
S41479
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sipayung, Piter
"ABSTRAK
lndustri logam indonesia terutama industri kecil dan menengahnya saat ini telah sulit bersaing dengan industri dari luar. Kesulitan yang terotama adalah mutu produk yang dihasilkan masih rendah. Produk sederhana logam seperti pisau potong yang dihasilkan industri kecil Indonesia kualitasnya masih kurang karena kekerasannya yang rendah. Penelitian kinerja dari prototipe a/at flame hardening ini bermaksud untuk mengetahui kinerja alal dalam mnengeraskan pisau potong agar alat ini dapat digunakan industri !cecil Indonesia untu meningkatkan daya saing industri Indonesia.
Penelitian ini mengambil dua variabel umum yaitu pengaruh sudut antara benda kerja dan torch pada pemakaian satu torch dan dua torch. Pemilihan sudut yang dilakukan adalah 30°, 45°, dan 60° untuk satu torch dan sudut 45° yang dipasangkan dengan sudut 30°, 45° dan 60 untuk dua torch. Sementara variabel kecepatan, jarak antara henda-torch, jarak henda-quencher dan jarak dua torch tetap.
Untuk menghasilkan kekerasan dengan variabel sudut ini maka falttor penting adalah besarnya titik api dan distribusi panasny_a untuk menghasilkan laju pemanasan terbaik dan efektifitas panas terbaik. Titik api yang terlalu kecil maka distrihusi panasnya akan berkurang sehingga laju pemansan berkurang akibatnya waktu pemanasan berang sehingga kekerasan optimum y,ang diinginkan tidak tercapai. Titik api yang terlalu besar intensitas panas dan efektifitas panas berkurang sehingga laju pemanasan juga berkurang.
Dari hasil pengujian yang dilakukan ternyata untuk pemakaian suatu torch sudut 45° menghasilkan kekerasan tertinggi yaitu 707 VHN 960HRC) dengan kedalaman efektif pisau 3696 μm (3,7 mm/0,14 in) sedangkan untuk pemakaian dua torch kekerasan tertinggi dihasilkan oleh sudut 45°-60° yaitu 770 VHN (63 HRC) dengan kedalaman efektif dapat mencapai 6307 μm atau sekitar 6 mm atau sekitar ¼ inchi.
Dari hasil pengujian ini untuk proses pengerasan material pisau potong maka pemakaian dua torch disarankan karena akan lebih efektif dari segi kekerasan dan kedalaman pengerasannya dan lebih efisien dari waktu karena proses yang digunakan hanya satu kali pass sehingga peningkatan daya saing industry kecil Indonesia melalui peningkatan kualitas produk dapat tercapai.

"
Lengkap +
2001
S41519
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Buditama Nugraha Mirza
"Eksperimen flame lift-up dilakukan pada Bunsen burner berdiameter 15 mm dengan bluff body berbentuk rod dari tembaga. Diameter rod yang dipakai dalam eksperimen adalah 4, 6, dan 8 mm. Posisi rod ke burner divariasikan dalam tiga posisi, 20, 25, dan 30 mm. Bahan bakar yang digunakan adalah gas LPG dengan komposisi massa propana 53 % dan butana 47%. Eksperimen ini dilakukan pada lima variasi flowrate fuel dengan range 0.0036 – 0.0085 l/s. Pengambilan data dilakukan dengan merekam fenomena dalam ruangan gelap menggunakan kamera SLR Canon EOS 60DA dengan spesifikasi video 50 fps dan kualitas gambar 1280 x 720 pixel. Parameter yang diukur adalah stabilitas api, kecepatan lompat api (flame speed), dan tinggi nyala api yang paling terang (luminous flame height).
Hasil Eksperimen menunjukkan bahwa luasan kurva kestabilan lift-up pada Fuidge diagram sedikit menurun dengan bertambahnya ukuran diameter rod. Nilai kecepatan lompat api bertambah seiring dengan kenaikan flowrate fuel, dengan rod 8 mm mengalami pertambahan kecepatan yang paling drastis. Kecepatan yang paling tinggi pada eksperimen berada dalam kisaran 1.2 m/s. Nyala Api yang paling tinggi terdapat pada rod 4 mm di semua kondisi dan semakin menurun dengan bertambahnya ukuran diameter rod. Nyala api yang paling tinggi dalam eksperimen adalah 29.61 mm.

Flame lift-up experiment performed on a Bunsen burner with a diameter of 15 mm rod-shaped bluff body of copper. Diameter rod used in the experiments were 4, 6, and 8 mm. Burner rod position to be varied in three positions, 20, 25, and 30 mm. The fuel used is LPG gas with mass composition of 53% propane and 47% butane. The experiment performed on five variations of the fuel flowrate range 0.0036 - 0.0085 l/s. Data were collected by recording the phenomenon in a dark room using a Canon EOS 60DA SLR camera with 50 fps video specification and picture quality of 1280 x 720 pixels. Parameters measured were flame stability, flame speed, and luminous flame height.
Experimental results show that the area of lift-up stability curve on the Fuidge diagram slightly decreased with increasing rod diameter size. Flame speed increases with rising fuel flowrate, with 8 mm rod experiencing the most drastic increase in the rate. The highest speed in the experiment are in the range of 1.2 m / s. Flames are the highest in the rod 4 mm in all conditions and it’s decreases with increasing rod diameter size. The most high flame in the experiment is 29.61 mm.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47555
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Daffa Fachturrohman
"Dari hasil pemodelan kebutuhan dan pasokan LPG tahun 2015 – 2050 (RUEN, 2017) didapatkan bahwa angka impor LPG akan ditekan melalui pemanfaatan bahan bakar jenis lain, yaitu dimethyl ether (DME) dan Jaringan gas kota (jargas). Eksperimen ini membahas tentang pengujian flame dari Dimethyl Ether (DME) yang akan menggantikan salah satu energi yang dibutuhkan masyarakat, yaitu Liquefied Petroleum Gas (LPG). Eksperimen ini menggunakan analisa studi eksperimental menggunakan Bunsen burner, dalam hal ini penulis mengukur nyala api yang dihasilkan dari Dimethyl Ether (DME) dan Liquefied Petroleum Gas (LPG) yang didukung dari LEMIGAS sebagai pembimbing dan juga dukungan gas Dimethyl Ether itu sendiri. Terdapat beberapa variabel yang diteliti pada skripsi ini, yaitu variasi dari nozzle dan juga variasi dari flow rate gas. Hasil penilitian ini menghasilkan karakteristik api Dimethyl Ether (DME) dan Liquefied Petroleum Gas (LPG) yang baik dengan pengukuran tinggi nyala api yang diukur dengan thermocouple tipe-K, temperatur nyala api, warna nyala api, dan luas nyala api yang diukur menggunakan software ImageJ yang didapat dari hasil foto dengan menggunakan kamera. Didapat bahwa tren alur temperatur dari kedua gas sangat berkaitan dengan flowrate yang diberikan oleh rotameter kedua gas.

From the results of modelling the demand and supply of LPG for 2015 – 2050 (RUEN, 2017) it was found that the number of LPG imports will be suppressed with other types of fuel, namely dimethyl ether (DME) and Jaringan Gas Kota (Jargas). This experiment discusses the flame testing of Dimethyl Ether (DME) which will replace one of the energies needed by the community, namely Liquefied Petroleum Gas (LPG). This experiment uses an analysis of experimental studies using a Bunsen burner, in this case the author measures the flame produced from Dimethyl Ether (DME) and Liquefied Petroleum Gas (LPG) which is supported by LEMIGAS as a guide and supports Dimethyl Ether gas itself. There are several variables studied in this thesis, namely the variation of the nozzle and the variation of the gas flow rate. The results of this study resulted in good fire characteristics of Dimethyl Ether (DME) and Liquefied Petroleum Gas (LPG) by measuring the flame height as measured by a K-type thermocouple, flame temperature, flame colour, and flame area measured using ImageJ software. obtained from the photos using the camera. It was found that the trend of the temperature flow of the two gases was closely related to the flowrate given by the rotameter of the two gases.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrea Yusuf Renata
"Fenomena reattachment flame adalah peristiwa berpindahnya pangkal nyala api dari jarak tertentu diatas ujung burner kembali berada di ujung burner . Fenomena reattachment flame dapat terjadi apabila kecepatan nyala api laminar lebih besar dibandingkan kecepatan aliran lokal. Pada penelitian ini dilakukan pencampuran udara dan bahan bakar terlebih dahulu pada burner (premixed flame), bahan bakar yang digunakan adalah campuran propana 53% dan butana 47%. Rod flame holder bermaterial tembaga digunakan sebagai penyangga nyala api diatas ujung burner dengan tiga variasi ukuran diameter, yaitu 4 mm, 6 mm, dan 8 mm.Selain itu divariasikan pula posisi rod flame holder dari ujung burner dengan jarak 20 mm, 25 mm, dan 30 mm. Pangkal nyala api dikondisikan berada pada flame holder (flame lift-up) dan kemudian suplai aliran udara dikurangi sehingga pangkal nyala api kembali berada di ujung burner . Terdapat perbedaan kestabilan nyala api, tinggi nyala api, dan kecepatan reattachment apabila diameter rod flame holder dan jarak rod flame holder dari ujung burner divariasikan. AFR terjadinya reattachment lebih tinggi pada ukuran diameter rod flame holder yang lebih kecil, dengan Burning Load 2.321 MW/m2 pada jarak rod flame holder 20 mm dari ujung burner AFR4mm = 38.06, AFR6mm = 37.957, AFR8mm = 37.439. Rasio ekivalen terjadinya fenomena reattachment lebih kecil pada ukuran diameter rod flame holder yang lebih kecil sehingga tinggi nyala apinya lebih besar, dengan Burning Load 2.321 MW/m2 pada jarak rod flame holder 20 mm dari ujung burner Lf4mm = 9.645 mm, Lf6mm = 6.667 mm, Lf8mm = 4.116 mm. Sementara itu kecepatan reattachment berbanding lurus dengan kecepatan nyala api yang sangat dipengaruhi oleh pola aliran dan efesiensi difusi termal dan masa diatas rod flame holder.

Flame reattachment phenomenon is an occurrence of flame base movement from certain distance above burner tip back to burner tip. F lame reattachment phenomenon can occur when the laminar flame speed is greater than the local flow velocity. In this research, air and fuel is premixed in the burner (premixed flame), the fuel contains 53% propane and 47% butane by mass.Cylindrical cooper rod is used as flame holder with three variation diameter, i.e. 4 mm, 6 mm, and 6 mm .Beside that, rod flame holder position from burner tip are also variated from 20 mm, 25 mm, to 30mm, F irst, the flame base is conditioned to be located on the flame holder (flame lift-up) and then the air flow is reduced so the flame base will move back to burner tip. There are differences in flame reattachment stability, flame height just before reattachment occurs, and reattachment speed when rod flame holder diameter and its distance from burner tip is varied. The AFR is higher when reattachment occurs in smaller rod flame holder diameter, with Burning Load = 2.321MW/m2 when the distance of rod flame holder is 20 mm from burner tip AFR4mm = 38.06, AFR6mm = 37.957, AFR8mm = 37.439. The equivalence ratio of reattachemnt phenomenon is lower when the rod flame holder diameter is smaller, so the flame height is higher, with Burning Load = 2.321MW/m2 when the distance of rod flame holder is 20 mm from burner tip Lf4mm = 9.645 mm, Lf6mm = 6.667 mm, Lf8mm = 4.116 mm. Meanwhile, reattachment flame speed is proportional to the laminar flame speed that is mainly influenced by the flow pattern and thermal and mass diffusion effeciency above the rod flame holder."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46372
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>