Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 61878 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Hartinah
"Abstrak
Gejaia creep mernpa/can peristiwa rnuiurnya .vuatu material yang dapat diakiziri dengan terjadiiiva para/ran akibat pemberian beban konstan pada tennneranir yang cu/mp tinggifengujian creep yang clilakukan memakan wakru _vang xanga/ lama dapat mencapai bertahun-ta/mn untuk pemberian beban yang kecil, karena itu untuk segera mengetalnii karakleristik creep dari suatu material diadakan pengigiian creep yang dnnercepat dengan inengambil beban yang nzendekati titik yield material yang diuji pada ternperatur tinggi (sekitar 0,-I 7},,).
Benda zgi yang dignnakan pada penelitian ini adalah baja tahan karat austenitik AIS! ripe 304. Alasan penggunaan material ini adalah melihat apfilcasinya yang nienclaminasi penggunaan baja tahan karat Iainnya terutama pada temperatur tinggi dengan beban lertentu.Kedua parameter tersebut sangat menentalran perilalcu creep dari xuatu material disampiirg karakteristik a'ari material iiu sendiri.
Untuk meningkatlcan ketahanan creep material _nada materiai dilakukan proses ani/ dengan nzeinpertirnbangkan pengaruh sensitisasi yang teqadi pada baja ta/Ian karat austenitilc ini. Benda :gi yang diganakan terdiri dari benda uji awai tanpa dianil, benda uji yang dianil 650"C dan 900°C dengan waktu talzan I jam. Yerhadap ketiga benda :gi dilakukan :yi creep sesuai dengan standarBS 3500 pada temperatur 677"C dengan beban sebesar 500 N setelah ilu diia/rulcan pengarnatan .vrrulctur mikro untuk mengamati sensitisasi.
Hasii dari pengujian ini yaitu baja AISI 304 yang diani! pada tenyoeratur 650"C memiiiki ketaiianan creep paling baik diantara lcetiga benda ini. Baja AISI 304 yang dianil pada temperatur 9000 C le/Jih tahan creep dibanding baja yang tidalr dianii. A/can tetapi karena pengaruh sen.s?itisa.si cukup besar yang terjadi .vela/na proses ani), malta baja ini ketahanan creep-nya lebih kecil dibanding bqia yang dianil pada /ernperatur 650° C. Sensitisasi pada baja AISI 304 menyebabkan bagian batas butir baja menjadi keras dibanding butimya yang meluna/c akibat proses anil. Mengerasnya batas butir dilsebabkan karena kram Icarbida yang mengendap bertindak sebagai penghalang gerak dislokasi sehingga dislokasi-
dislokasi lainnya menjadi menumpulc di batas butir dan alchirnya akan rnenyebabkan baja mudah patah ketika diberi beban tarik yang diawali dengan inisiasi retak intergranular pada batas burir. Pada benda uji yang dianii 6500C didapat ketahanan creep yang paling tinggi lcarena adanya presgpital karbida pada matriks yang beifungsi sebagai rintangan bagi gerak dislokasi dan sed!/fitnya _presipitat karbida pada batas butir menyebabkan benda :yi ini mengalami efongasi yang cu/cup panjang sebelum terjadingya iceretakan. Benda :ji ani! 650°C mengalami pertambahan panjang 2% dari elongasi material awa/ sedangiran benda Wi ani! 900°C mengalami penuranan 8%.

"
2000
S41535
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Riastuti
"Baja tahan karat austenitik Sandvik 2RE69 atau tipe UNS 531050 merupakan baja tahan karat dengan kadar kandungan krom sebesar 25%, nikel 22%, dan molibdenum 2%. Karena baja tahan karat ini memiliki kandungan kromium dan nikel yang tinggi untuk memberi ketahanan terhadap oksidasi pada tekanan dan temperatur tinggi, maka baja ini dikembangkan dengan tujuan agar memiliki ketahanan terhadap berbagai jenis korosi yang terjadi di daerah Industri Urea. Pengalaman di lapangan mengkonfirmasikan bahwa baja tersebut dapat tahan dalam larutan urea/karbamat (Ammonium Carbamate) pada temperatur dan tekanan tinggi selain itu baja ini juga memiliki ketahanan korosi yang sangat baik dalam asam nitrat (HNO3) yang merupakan oksidator kuat.
Berdasarkan karakteristik ketahanan terhadap korosi di daerah tekanan dan temperatur tinggi dan ketahanan korosi yang sangat baik di lingkungan yang oksidatif maka dilikukan penelitian terhadap daya tahan korosi batas butir dengan cara: baja tahan karat tersebut ditemper pada temperatur 675°C dengan waktu tahan yang bervariasi yakni 120 menit, 180 menit, 300 menit, 420 menit, 540 menit, dan 600 menit dengan kecepatan pendinginan yang sangat lambat yaitu 2,5°C/menit dan diuji ketahanan korosinya dengan mencelupkan dalam asam nitrat (HNO3) 65% mendidih selama 240 jam yang dibagi menjadi 5 periode. Selain itu juga akan diteliti kemungkinan terbentuknya fasa sigma dengan menggunakan X-Ray Diffraction (XRD). Penelitian ini akan dibandingkan dengan baja tahan karat AISI 316L yang banyak digunakan sebagai pipa pada heat exchanger pada industri kimia pada umumnya.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa kehilangan berat yang didapat oleh baja tahan karat Sandvik 2RE69 (UNS 531050) per satuan luas lebih kecil dibandingkan dengan AISI 316L (mencapai 1/4 sampai 1/5 kali nya) pada kondisi yang sama. Namun clan kedua baja tersebut memperlihalkan kecenderungan yang sama yakni dengan bertambahnya waktu tahan dalam dapur kehilangan berat per satuan luas makin meningkat. Untuk fasa sigma, pada Sandvik 2RE69 terbentuk dimulai pada waktu tahan 540 menit dan AISI 316L pada waktu tahan 600 menit."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Suhandi
"ABSTRAK
Baja :ahan kéffdf austenilik adalah material reknik yang banya/c digunakan dalam aplikasi modern dimana dibuluhkan sU`ar mekanis dan ketahanan Icorosi yang bailc Secara klzusus, baja fahan karat austenirik AISI 304 dan AISI 316 bargyak dig-unakan dalam sisrem penu/car panas (heal exchanged pada indusrri perminyalcan dan petrokimia yang dalam pengoperasiannya mengalami siklus pemanasan dan pendinginan yang konrinu. Pada bagian-bagian lerrenru duri .vixlem penukar panas sering dilakukan penyambungan antara kedua jenis baja rahan kara! rersebul dengan merode pengelasan. Sedangkan untuk aplikasi yang melibalkan prosex pengelasan dperlukan kualiras .sambungan yang baik_ yang memenuhi persyararan Ieknis Ierlcnlu, bail: dari segi kekuatan mekanis maupun lcerahanan korosinya. Prosedur serla kondisi pengelasan yang lcpa! sangal menenrukan kuaiitax Izasil Iusan, mulai dari .fcomposisi kimia Iogam induk_ pemifihan logam pengisi, kcccpulan penge/asan. hingga pemilihan /sua! arus pengefasan yang berkailan era! dungan jumlah nlusukan panux (hear fnpuU yang akan dihasifkan.
Pada penelftian ini dilakukan fH(£l()dC pc'ngr:la.vun GI/21W (Gas Tungsten Arc Welding) dengan menggurzakan begin :alum kara: AISI 3()-I dan .-1!.?§I 3/6 .vebagai Iogam indufc dan E 3 08 sebagai logam pengisf. Adapun gan: pelindmzg _vang diguna/ran adala/1 gas argon. Arus yang digunakan aclala/z arux berpnlurfrax lurns D( 'SP dcngan bexur arus 125 A dengan variabe! kecepalan pengc/axan I _ 3, 5 mm del.
Dari hasif /Jenelilian diperole/1 ba/:wa clcpaxil lux mcmiliki _/'Ulilftl/I FN f/~`¢:rrfrc Number) scbexar 2-3 dan raxia (frm, Ni", .vehexar L32 deugan nmdc perm?>r:kuun yang Ierjadi adalalz lipe AI-` (Amrerziric I-brrirq; _vang mcrniliki kunmrzgkmrm bu.\'ar fLfi'f]¢!¢fH[l?(l relak dan korosi pada daerah llaxil lasan. Herdaxarkan /ruxi! unalixu .vlruklur mikrn menunjukkan ada/:ya perbedaan Icandungan dan /Jemuk dar: dufra _/ara pada (.f(f[7ll.\'fI /as. Diclapaljuga Izuhungan dengan semakin besar maxukan panux _vang dipero/ul: dari kecepalan paling rendu/1 (I mm del), maka .vemakin harlvak dan kamr de!ru_/éru _rang dihasifkan. Hash' analisa dixrrihuxi ke/:craxan n|c'nmy`ukkau hagran deposit lux _vang paling ringgi, selelah [tu bagian HAZ kemudian baru base metal. Dapar (fi.\`f!1|[7Il/IKUII bahwa nilai lcekerasan xanga( dipengaruhi uleh ukuran bu!ir_ _fwea _vang terhemuk, kcberadaan kandungan fasa karbfda dan maxukan prmas yang diberikan.

"
2000
S41588
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lie Budi Santoso
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S40966
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Soerjadi Hassan Hoesein
"ABSTRAK
Baja tipe AISI 304 adalah salah satu baja anti karat jenis Austenit merupakan modifikasi dari komposisi 18-8 yang memiliki ketahanan korosi yang lebih baik dari baja anti karat jenis Ferit dan Martensit. Pemberian panas dan pendinginan secara perlahan-lahan pada baja AISI 304 di daerah temperatur sensitasi sekitar 4000C sampai dengan 8000C akan terbentuk presipitasi Chrom karbida sepanjang batas butir, sehingga daerah di sekitar batas butir mengalami kekurangan Chrom. Akibatnya pada daerah tersebut tidak terbentuk lapisan pasif C Cr 2 03 dan akibat adanya media korosi larutan asam dan perlakuan tegangan tarik akan mempercepat pecahnya lapisan pasif yang merupakan awal terjadinya retak.
Penelitian i ni ber t u j uan mengamati efek korosi akibat deformasi terhadap sifat mekanik baja anti karat Austenit 304 yang mengalami berbagai pendinginan. Dengan metode yang digunakan adalah melakukan uji tarik, uji kekerasan dan pemeriksaan struktur mikro pada sampel yang dipanaskan 10000C selama satu jam, kemudian didinginkan secara cepat dalam air (Water Cooling, WC), udara (Air Cooling, AC) dan secara lambat di dalama tungku (Furnace Cooling, FC).
Kemudian di l ak uk an perendaman dal am media korosi larutan Natrium Chlor i da dan setelah itu diberikan variasi tegangan tarik. Hasil penelitian sampel yang mengalami korosi tegangan menunjukkan adanya perubahan sifat mekanik, kekuatan, keuletan dan kekerasannya."
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Urip Budi Suryanto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S41109
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>