Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120372 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sayid Adriansyah
"LAPAN saat ini tengah mengembangkan roket berbahan bakar padat dengan diameter 100 mm yang bernama RKX-JOOLPN. Desain nosel roket ini odalah material baja JIS S45C atou ST60 yang dilapisi grafit pejal. Grafit pejal ini diharapkan dapat digantikan oleh material tahan panas yang lebih tipis agar reduksi herat yang terjadi cukup signijikan untuk meningkatkan kinerja roket. Salah satu proses yang dapat menghasilkan material pelapis ini adalah proses thermal spray dengan metode HVOF menggunakan Cr;C:rNiCr yang memiliki sifat ketahm1an aus yang baik pada temperatur tinggi. Penelitian ini mempelajari pengaruh ketebalan terhadap karakteristik !apison Cr;Ct"NiCr hasil HVOF thermal sptay. Karakterisasi yang dilakuknn meliputi karakterisasi substral, karakterisasi serbuk Cr;C2 4 NiCr, serto karakterisasi Japisan yang dihasilkan. Dari hasil penelitian didapat bohwa semakin besar jumlah pass proses HVOF, maka dengan prosedur dan parameter proses yang terkontrol akan semakin lebat lapisan Cr;C2-N!Cr yang diperoleh. Hasil penelitian juga membukiikan bahwa proses pelapisan dengan 2 kali pass menghasillwn kekuatan lekat rata-rata tertinggi, yaitu 36,28 MPa dimana penambahan ketebalan dari titik ini memperbesar kemungkinan terjadinya perpatahan disebablron tegangan sisa. Mode perpatahan yang terjadi adalah perpatahan adhesi yang menandakan bahwa tegangan sisa yang dominan menyebabkan kcgogalan adalah tegangan sisa yang dihasilkan pada antar muka subsrat-lapisan"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S41323
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Kumala
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
T40011
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Tegar Andriawan
"Baja Tahan Karat 316L memiliki aplikasi yang sangat beragam, mulai dari platform serta instalasi lainnya, terutama pada lepas pantai karena ketahanan korosinya yang tinggi. Namun, pada penggunaannya, baja tahan karat 316L memiliki kemungkinan untuk terjadi korosi sumuran. Korosi sumuran merupakan korosi yang sulit untuk dideteksi sampai akhirnya terjadi kerusakan. Dengan mengaplikasikan pelapisan aluminium pada baja tahan karat 316L maka korosi sumuran dapat dicegah. Selain itu, ketahanan korosi secara umum juga akan meningkat. Metode untuk mengaplikasikan aluminium pada baja tahan karat 316L adalah dengan electric arc thermal spray aluminum. Pengujian kali ini menginvestigasi ketebalan pelapisan paling baik yang memberikan hasil maksimal, dengan tiga parameter yaitu berkisar antara 90-100 µm, 140-150 µm, and 190 – 200 µm. Ketahanan korosi diuji menggunakan metode polarisasi siklik. Hasil studi menunjukkan bahwa ketahanan korosi dan daya lekat paling baik dihasilkan lapisan dengan ketebalan 190 – 200 µm
In oil and gas industries, 316L Stainless Steel is widely used to construct platforms and other installations because of its high corrosion resistance. However, 316L Stainless Steel is still susceptible to pitting corrosion which is difficult to be detected before failure starts to happen. By applying aluminium coating on stainless steel, pitting corrosion will be prevented. Moreover, the corrosion rate will decrease and the steel’s lifetime will increase. Using Electric Arc Thermal Spray Aluminium as the method to apply the aluminium, one of the most important factor that influence corrosion rate on aluminium coated stainless steel is the thickness itself. This paper investigates the most effective thickness applied to achieve the best quality of the coating, ranging at 90-100 µm, 140-150 µm, and 190 – 200 µm. The corrosion resistance is tested using the data obtained from the cyclic polarization curve. The study shows that the coating thickness of 190 – 200 µm produces the best corrosion resistance and adhesion strength
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yemima Gratia Florenza Glekomisen
"

Lapisan paduan NiCoFeCr telah berhasil disintesis menggunakan metode elektrodeposisi dengan penambahan zat aditif Na-sakarin dalam pengaruh arus deposisi sebesar-25mA selama lima menit pada suhu ruang. Pengaruh komposisi Kromium (Cr) sebesar 0 hingga 39,78at% Cr terhadap struktur, morfologi, dan sifat magnetik lapisan paduan NiCoFeCr telah diteliti. Berdasarkan hasil X-Ray Diffractometer (XRD), peningkatan komposisi Cr tidak mengubah struktur kristal FCC dan space group Fm-3m. Hasil karakterisasi Scanning Electron Microscopy (SEM) menunjukkan terbentuknya microvoids dan microcracks yang diindikasikan oleh evolusi gelembung gas hidrogen ketika komposisi Cr bertambah. Lapisan paduan NiCoFeCr (0 hingga 39,78at% Cr) menunjukkan sifat feromagnetik berdasarkan hasil Vibrating Sample Magnetometer (VSM). Lapisan paduan NiCoFeCr (0 hingga 39,78at% Cr) mengalami penurunan saturasi magnetisasi (Ms) sebesar 159,85 emu/g hingga 4,20 emu/g dan mengalami peningkatan koersivitas (Hc) sebesar 51,84 Oe hingga 257,73 Oe. Peningkatan komposisi Cr menyebabkan saturasi magnetisasi (Ms) menurun dan koersivitas (Hc) meningkat.

 


NiCoFeCr film alloys were synthesized using the electrodeposition method by adding Na-saccharin additives under the deposition current of -25mA for five minutes at room temperature. The effect of chromium (Cr) addition with composition 0 to 39.78at%  on the structure, morphology, and magnetic properties were investigated. From the X-Ray Diffractometer (XRD) results, the increase in Cr composition does not change the FCC crystal structure and Fm-3m space group. The result of the Scanning Electron Microscopy (SEM) observation reveals a formation of microvoids and microcracks indicated by the evolution of hydrogen gas bubbles when the Cr composition is increased. The NiCoFeCr (0 to 39.78at% Cr) film alloys exhibit ferromagnetic properties based on the results of the Vibrating Sample Magnetometer (VSM). The saturation magnetization (Ms) and coercivity (Hc) of NiCoFeCr (0 to 39.78at% Cr) varied between 159.85 emu/g to 4.20 emu/g and 51.84 Oe to 257.73 Oe, respectively. The decrease in saturation magnetization (Ms) and the increase in coercivity (Hc) values are due to an increase in Cr composition.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kemi Kharisma
"Pada penelitian ini akan dilihat pengaruh penambahan lelehan KNO3 pada proses pemanggangan bijih kromit Kalimantan dalam lingkungan lelehan KOH, serta pengaruh variasi suhu dan waktu pelindian terhadap hasil ekstraksi kromium. Pengujian XRD, XRF, dan AAS digunakan untuk melihat perubahan pada bijih kromit setelah mengalami pemanggangan dalam llingkungan KOH dan lingkungan KOH dengan tambahan KNO3, dan pelindian menggunakan H2SO4 berdasarkan parameter suhu dan waktu pelindian.
Berdasarkan hasil penelitian, didapat bahwa kandungan kromit pada sampel yang dipanggang dalam lingkungan KOH dengan tambahan KNO3 lebih banyak dibanding dalam lingkungan hanya KOH, sementara itu pada proses pelindian, hasil pelindian kromium meningkat dari pelindian pada suhu 30°C hingga 55°C, akan tetapi menurun pada suhu 80°C, dan ada peningkatan perolehan kadar kromium pada proses pelindian mulai dari 5 menit hingga 15 menit.

The influence of KNO3 addition and leaching parameter to Chromium (III) Oxide Extraction from Borneo chromite ore in KOH environment was investigated. First, Borneo chromite ore was roasted in KOH environment and KOH with addition of KNO3, then leached with sulfuric acid, with variation of temperature and time. XRD, XRF, and AAS test was used to determine the effect of roasting and leaching to chromium extraction.
The result is, the chromium rate of sample roasted with KOH and KNO3 is higher than roasted only with KOH, meanwhile there are some significant rises of chromium extraction when the sample leached at 30°C to 55°C, but decreased when leached at 80°C, and there are some rises of chromium extraction when leached from 5 minutes until 15 minutes.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S60190
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eysa Kusumowardani
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan bisphenol A BPA dan logam Cr VI terhadap pembentukan DNA adduct, 8-OHdG. Pembentukan senyawa 8-OHdG dilakukan dengan mereaksikan dG dengan BPA, penambahan reagen fenton-like, serta vitamin C. Senyawa 8-OHdG yang terbentuk dianalisis menggunakan HPLC kromatografi fasa terbalik dengan detektor UV/Vis pada panjang gelombang 254 nm. Variasi pada penelitian ini meliputi variasi pH 7,4 dan 8,4, suhu 37°C dan 60°C, dan waktu inkubasi 7 jam dan 12 jam . Senyawa 8-OHdG dianggap terdeteksi apabila nilai konsentrasi hasil analisis lebih besar atau sama dengan nilai LOD, yaitu sebesar 5,19 ppb, dan konsentrasi senyawa 8-OHdG dapat terkuantifikasi apabila nilai konsentrasi hasil analisis lebih besar atau sama dengan nilai LOQ, yaitu sebesar 17,29 ppb. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan BPA maupun logam Cr VI dapat meningkatkan konsentrasi senyawa 8-OHdG yang terbentuk dengan sebagian besar hasil analisis memiliki nilai konsentrasi diatas nilai LOD. Penambahan reagen fenton-like maupun vitamin C juga dapat meningkatkan konsentrasi senyawa 8-OHdG. Pada hampir seluruh sampel konsentrasi 8-OHdG yang terbentuk lebih tinggi untuk reaksi pada pH 7,4, suhu 60°C, dan waktu inkubasi 12 jam.

This research was conducted to study the effect of bisphenol A BPA and Cr VI metal addition against the formation of DNA adduct, 8 OHdG. The formation of 8 OHdG compound was being done by reacting dG with bisphenol A with addition of fenton reagent and also vitamin C. 8 OHdG compounds were analyzed by using reversed phase HPLC with UV vis detector at 254 nm. Variations in this present study include the variations of pH 7.4 and 8.4, temperature 37°C and 60°C, and incubation time 7 hours and 12 hours. 8 OHdG compound considered to be detected if the concentration value from analysis result is above or the same as the LOD value, which is 5.19 ppb, and 8 OHdG concentration could be quantified if the concentration value from analysis result is above or the same as the LOQ value, which is 17.29 ppb. The results of this study indicate that addition of bisphenol A as well of Cr VI metal could increased 8 OHdG concentration that produced with most of the concentration value from analysis result is above the LOD value. The addition of fenton like reagent as well as vitamin C could also increased 8 OHdG concentration that produced. In most of the samples, higher 8 OHdG concentration was formed at reaction with pH 7.4, temperature 60°C, and 12 hours incubation time.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S66801
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Roro Dewi Ngaisyah
"Prevalensi diabetes di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun dan sejalan dengan peningkatan keadaan sosial ekonomi. Diabetes tipe 2 disebabkan oleh resistensi insulin bersama-sama dengan defisiensi insulin. Kromium berpotensi meningkatkan kerja insulin dalam memindahkan glukosa kedalam sel. Selain itu diketahui bahwa kromium meningkatkan keterikatan insulin, jumlah reseptor insulin dan sensitivitas insulin pada tingkat seluler. Penelitian mengenai konsumsi kromium masih sangat jarang dilakukan, khususnya penelitian mengenai riwayat konsumsi kromium sebelum diagnosis diabetes.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan kromium dan faktor-faktor lain yang berhubungan dengan tingkat gula darah pada anggota Persadia Samarinda. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2010. Data tingkat gula darah diperoleh dari hasil uji laboratorium. Asupan kromium, asupan protein, asupan vitamin C dan asupan serat diperoleh dari food frequency questionnaire (FFQ) yang diisi sendiri (self administrated). Pengukuran status gizi melalui pengukuran antropometri yaitu pengukuran berat badan dengan menggunakan timbangan elektronik/digital dan pengukuran tinggi badan dengan microtoise serta dilakukan perhitungan IMT.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata asupan kromium anggota Persadia Samarinda masih berada di bawah standar RDA. Ditemukan hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan status diabetes yaitu perempuan memiliki risiko 2,7 kali lebih rendah daripada laki-laki untuk menderita diabetes. Pada kelompok perempuan juga ditemukan hubungan signifikan antara umur dan pendidikan dengan status diabetes, perempuan dengan umur muda (19-50 tahun) memiliki resiko 2,4 kali lebih rendah daripada perempuan dengan umur > 50 tahun untuk menderita diabetes. Perempuan dengan pendidikan ≤ 9 tahun memiliki risiko 2,5 kali lebih tinggi untuk menderita diabetes dibanding perempuan dengan pendidikan > 9 tahun. Faktor yang paling dominan yang berhubungan dengan status diabetes adalah umur.
Disarankan untuk mengembangkan materi edukasi mengenai diabetes, terutama bagi remaja karena diabetes merupakan penyakit degeneratif yang prevalensinya meningkat seiring pertambahan umur dan dengan demikian diperlukan upaya preventif sejak usia muda. Juga disarankan agar memasukkan materi kromium dan asupan protein dan vitamin C sebagai zat gizi yang dapat membantu pengikatan kromium sehingga reseptor insulin dapat aktif dan akhirnya insulin dapat bekerja lebih efektif pada tingkat sel dalam penyuluhan kepada anggota Persadia.

Diabetic prevalence in Indonesia became higher by year to year and went along with increasing social economic condition. Diabetic type 2 was caused by insulin resistance together with insulin deficiency. Chromium was able to increase insulin in glucose movement activity into cell. Besides, it was known that chromium increased insulin binds, number of insulin receptor, and insulin sensitivity at cellular level. Studies concerning about chromium consumption was rarely done as yet, especially associated with historical chromium consumption before diabetic diagnose.
This research aimed to know the correlation between chromium intake and the other factors concerning with glucose level of the Members of Persadia Samarinda. This research was cross sectional by using quantitave analysis. It was held at February till March 2010. The data of glucose level were derived from the laboratory examination result. Chromium, protein, vitamin C, and fiber intakes were gained from Food Frequency Questionnaire (FFQ) which already self-administrated. Nutrition assessment by using anthropometry which was body weight assessment with the use of digital or electric scale and height body with microtoise thus did IMT calculation.
The result of the research showed that the average chromium intake of Persadia Members at Samarinda was under level of RDA standard. It was founded that the significant correlation between sex and diabetic status which was for the women had 2.7 point lower risk than men to be diabetic. For the women group was also founded the high correlation between age and education with the diabetic condition, young women (age 19-50 years) had 2.4 point lower risk than women >50 years age to be diabetic. Women at education level < 9 years had 2.5 point higher risk to be diabetic than women at education level > 9 years. Dominant factor associated with diabetic status was age.
It was proposed to improve education material concerning about diabetic, especially for the teenagers because diabetic was degenerative disease where prevalence became higher as long age increasing; hence it needed preventive effort since young age. Additionally, it was proposed to add chromium material and protein intake as well vitamin C as a nutrient that able to help binding chromium so that insulin receptor became active and finally could work effectively at cell level in counseling activity to the Persadia Members.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T28446
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Natasha
"Kromium dapat memengaruhi nafsu makan tetapi belum diketahui pengaruhnya
pada bayi. Penelitian ini bertujuan mengetahui korelasi kadar kromium dengan
nafsu makan bayi 8-10 bulan di Jakarta Pusat. Studi potong lintang dilakukan
terhadap 75 bayi yang sesuai dengan kriteria penelitian. Kadar kromium dalam
serum diukur dengan LC-MSIMS (Liquid Chromatography - Tandem Mass
Spectrometry), sementara nafsu makan diukur dengan VAS (Visual Analogue
Scale) oleh tenaga terlatih. Data dianalisis dengan uji Kolmogorov-Smimov dan
uji Spearman (korelasi bennakna bila p<0,05). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa subjek penelitian paling banyak berjenis kelamin perempuan dan berusia 8
bulan. Nilai tengah nafsu makan bayi 8-10 bulan di Jakarta Pusat sebesar
8,000cm, sementara nilai tengah kadar kromium 0,024ng/mL. Hasil penelitian
menunjukkan tidak terdapat korelasi bennakna antara kadar kromium dengan
nafsu makan bayi 8-10 bulan di Jakarta Pusat (p=O,782)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70363
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simarmata, Silvester Lemeda
"Cacat-cacat dalam logam seperti koforan non-logam (non metalic inclision), endapan pada paduan, retakan dan porositas akan menyebabkan distribusi tegangan yang tidak merata. Hai ini akan menyebabken konsentrasi tegengan (stress raiser). Stress raiser secare khusus akan menyebabkan batas keuletan logam dan paduannya menjadi rendah sehingga dapat dikatakan menurunkan kekuatan tarik dan kekerasan paduan ADC 12. Aluminium termasuk logam ulet (ductile). Stress raiser menyebabkan deformasi setempat sehingga dengan adanya tegangan ini ekan menurunkan tegangan tarik aluminium. Dalam hal praktis, dispersi parasites oleh hidrugen mempunyai efek kurang baik terhadap sifat mekanis coran paduan aluminium. Hal ini terjadi karena lubang-lubang tersbut membentuk fraksi eutektik bahan. Terlihat bahwa paduan sensitif terhadap porositas gas hidrogen. Eksistensi porositas interdendritik pada coran aluminium, khususnya pada ingot aluminium yang diproses lanjut dapat dari hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi yang erat antara sifat mekanis dan porositas hidrogen dalam ingot paduan aluminiurn. Pertambahan temperatur pemanasan lanjut menaikkan porositas gas pada iuangan aluminium cor cetak. Porositas interdendritik secara kuantitatif lebih banyak terjadi dibandingkan porositas sekunder peda semua kondisi pemanasan lanjut. Porositas gas memberikan pengaruh buruk pada mutu ruangan paduan ADC 12. Hal ini tampak pada penurunan kekerasan, kekuatan tarik serta penampakan coran. Peningkatan nilai kekerasan berbanding terbalik dengan kenaikan proseniase porositas. Hai ini berkaitan dengan kenaikan gredian temperatur yang mengakibatkan perbedaan pola penyebaran porositas."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S40977
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nizar Zaky
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S40807
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>