Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 166715 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Antudrikal Qomar
"CFBM adalah salah satu jenis baja yang setara dengan SS 316 yang banyak digunakan untuk aplikasi dalam dunia industri. Salah satu jenis bahan baku yang digunakan dalam pembuatan CF8M adalah nikel yang berpengaruh terhadap properties dari produk yang dihasilkan. Namun selama ini nikel yang digunakan dalam pembuatcm halwn baku CF8li,{ diimpor dari luar negeri sehingga secara langsung mempengaruhi harga produk CF8M yang dihast1kan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bahan baku nikel lokal dalam bentuk Fe-NiwCr lerhadap properties dari CF8}yf serta untuk mengetahui apakah bahan baku lokal bisa digunakan untuk men.subtirusi bahan baku nikel impor. Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah perbandinga.n antara. komposisi Fe-Ni-Cr dengan nike/ impor sebesar 0%, 45% serJa 7!PA komposisi Fe-1\'1-Cr. Hasil dari produk CFBM yang dibuot dengan komposisi diatas kemudian ditifi dan dibandingkan kekuawn impak serta fractograpy pennukaan hasil perpatahannya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S41332
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugeng Supriadi
"Nikel adalah unsur wng sanga! peniing pada pembualan coran yalzan karat. Dianram harga bahan balm Iainnya nike] adalah yang paling finggi, dan sam' ini masil: diimpor. Penelilian ini berlrguan untuk membandingkan pengaruh penggrmaan _férronickelchrom (Fe-Ni-Cr) lokal lerhadap sw! mekanis dan stnfkmr mikro CFSM (SS 316), dibandingkan dcngan nikef impor. Di/zarapkan bahan ba/fu local ini dapal rrlcnsubslitmri nike! impor sebagai bahan balm comn tahan karat. Variabel penelilian yang digunakan adalah penambahan proscnrase Fe-Ni local pada bahan balm coz-an sebanyak 023 %, 45 %, dan 79 %. Dari musing-masing prosentase tersebut dilaknkan proses pengecoran ffocmdry) aan dilakukan pembuarzm sampe/ :mink :qi komposisi, uji tarik, uji kekerasan, dan anaiisa stmlc!nr_ mikm, baik dengan menggunakan mikroskop optic dan SEM (Scanning Electron Microscope). Unmk dibandingkan dengan bajkz cor CFSM (SS 31 Q yang dibuat dengan nike! iznpor. Hasil penelitian memmjukan bahwa pada semnal sampe! komposfsf kirnia sesnai dengan standar CF8M (SS 316). Pada prosenrase 23 % dan 45 % Fe-Ni-Cr sifht mekanis- dan sn1¢ktm'n1ikronya menyempai 0 % mike! inqvor 100 %) dengan Ima! ran7c 73,58 ksi dan kekerasan 140,65 HB _ Sedanglran :mink prosentase 79 % kuar tariknyn 67,36 ksi, dan kekerasanya 135, 73 HB, masih dibawah srandar minimum CFSM (knat Iarik 70 1:59. Hal ini dikarenakan pada komposisi ini dyurrzpaifaksi volume inklusi yang rertinggi (4 %)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S41317
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Suharno
"Nickel is the most important element in cast stainless steel making. Among the other raw material nickel price is highest, and it 's still imported The purpose of this research are to compare eject of using ferronickelchram (Fe-Ni-Cr) local to corrosion resistance and microstructure CFSM (SS 316), compared with using of imported' pure nickel. Hopefully local raw material be able to substitute imported pure nickel as raw material of the cast stainless steel. Variable of this research are increasing Fe-Ni local percentage in cast raw material amount 0 %, 23%, 45 %and 79%. Each percentage processed in foundry process and sample made for chemical composition lest, corrosion resistance rest (polarization test) and microstructure analysis using optical microscope and Scanning Electron Microscope (SEM), in order to compared with cast stainless steel CFBM (SS 316).
The result show that, al! percentage chemical composition appropriate with references standard CFSM (Stainless Steel 7]/pe 316). Ai 45 % ana! 23% of Fe-Ni-Cr , corrosion resistance and microstructure are similar to 0 % (100 % pure nickel imported), 0,01-0,1mpy (1/1000 inch). While for percentage of 79 % have decreasing to 0,84mpy. This is caused by impurities, inclusion of Mn.S and the different of composition increasing corrosion resistance element molybdenum.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
JUTE-19-1-Mar2005-26
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Kurniawan
"Penelitian ini berlujuan untuk mengembangkan Fe-Ni-Cr lokal sebagai bahan baku pembualan baja lahan karat CF8M yang setara dengan SS 316 menggunakan metode pengecoran (casting). Fe-Ni-Cr lokal ini adalah feronikel yang dipadu dengan krom. Sebagai pembanding digunakan 79%, 45%, 23%, 0% Fe-Ni-Cr lokal (100% di impor) untuk mengetahui pengaruh penambahan persentase Fe-Ni-Cr lokal terhadap ketahanan korosi dan kemudian dilakukan pengujian komposis kimia, uji ketahanan korosi menggunakan metode polarisasi dan uji mikrostruktur. Hasil pengujian menyatakan bahwa sampel hasil coran yang memiliki presentase 79% Fe-Ni-Cr local memberikan efek penurunan ketahanan korosi. Hal ini disebabkan karena banyak impurities, inklusi MnS dan tidak samanya komposisi paduan peningkat ketahanan korosi. Persentase 45% Fe-Ni-Cr local dan 23% Fe-Ni-Cr local mendekati sifat ketahanan korosi bahan baku 0% Fe-Ni-Cr local (100% Ni impor). Perlu dilakukan fluxing yang lebih intensif agar pengotor (impurities) dapat diambil sehingga ketahanan korosinya lebih baik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S41316
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adani Khairina Hakimah
"

Dalam penelitian ini dilakukan pengamatan mikrostruktur, ukuran butir austenit awal, dan kekerasan di bawah pengaruh proses normalisasi dengan variasi waktu tahan pada baja HSLA hasil coran sebagai upaya pencegahan delayed crack akibat transformasi fasa untuk aplikasi bucket tooth. Normalisasi dilakukan pada suhu 970oC dengan waktu tahan selama 45 menit, 60 menit, 75 menit, dan 90 menit dan laju pemanasan 10oC/menit. Dari hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa mikrostruktur yang dihasilkan berupa bainit pada matriks bainit atau daerah gelap serta struktur martensit dan martensit-austenit sisa pada daerah gelap atau transformation zone. Semakin bertambahnya waktu tahan maka akan dihasilkan ukuran butir yang semakin besar namun diikuti oleh semakin tingginya nilai kekerasan sebab ada penghalusan butir secara intragranular serta semakin besarnya persentase area transformation zone. Waktu tahan selama 45 menit, 60 menit, 75 menit, 90 menit secara berturut-turut menghasilkan ukuran butir 5.06 mm, 5.14 mm, 5.08 mm, 5.20 mm dan nilai kekerasan sebesar 355 VHN, 369 VHN, 376 VHN, dan 385 VHN. Serta didapatkan pula kenaikan persentase area transformation zone dengan nilai 8.27%, 10.222%, 10.787%, dan 11.7%.

 


This research investigated microstructures, prior austenite grain sizes, and hardness under the influence of normalizing process with various holding time parameters on high strength low alloy (HSLA) steel castings for bucket tooth excavator application in order to prevent delayed crack due to phase transformation. Normalizing process was carried out at 970oC with holding time of 45 minutes, 60 minutes, 75 minutes, and 90 minutes by heating rate of 10oC /min. The result of this research shows that the obtained microstructures consisted of bainite in bainite matrix also retained austenite and martensite-retained austenite was found in transformation zone structures. Increasing holding time produced larger grain size but followed by the higher value of hardness due to larger percentage area of transformation zone and also intergranular nucleation which caused grain refinement. The holding time of 45 minutes, 60 minutes, 75 minutes, 90 minutes respectively produced grain sizes of 5.06 mm, 5.14 mm, 5.08 mm, 5.20 mm and hardness values of 355 VHN, 369 VHN, 376 VHN, and 385 VHN. Transformation zone also increased by values of 8.27%, 10.222%, 10.787%, and 11.7%.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Wistianto
"Pembuatan baja cor tahan karat (cast stainless steel) membutuhkan salah satu unsur bahan baku yang sangat penting yaitu nikel murni. Kebutuhan nikel murni ini cukup tinggi sedangkan harganya paling tinggi diantara harga bahan baku lainnya dan saat ini masih diimpor. Telah dilakukan penelitian untuk memanfaatkan ferronikel dengan menambahkan unsur khrom yang hasilnya disebut ferronikelkhrom (Fe-Ni-Cr) lokal. Bahan tersebut juga telah diteliti sebagai bahan baku pembuatan material baja cor tahan karat. Meskipun cukup berhasil namun hasilnya kurang begitu memuaskan karena masih terdapat impurities pada hasil pemaduan.
Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan ferronikel sebagai bahan baku baja cor tahan karat disamping untuk mengetahui pengaruh prosentase penggunaan ferronikel (Fe-Ni) terhadap sifat mekanis, struktur mikro dan ketahanan korosi baja tahan karat austenitik SS 316 (CF8M). Diharapkan bahan baku lokal ini dapat menggantikan nikel impor sebagai bahan baku baja cor tahan karat.
Pada penelitian ini Fe-Ni lokal ditambahkan pada bahan baku coran lain dengan penambahan prosentase sebanyak 0%, 23 %, 45 % dan 70 %. Dari masing-masing prosentase tersebut dilakukan proses pengecoran (foundry), dibuat sampel untuk uji komposisi, uji tarik, uji kekerasan, uji ketangguhan, analisa struktur mikro baik dengan mikroskop optik maupun SEM (Scanning Electron Microscope) dan pengujian korosi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa semua sampel yang dibuat memiliki komposisi kimia sesuai standar SS 316 (CF8M) sehingga bahan baku Fe-Ni dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku baja cor tahan karat SS 316 meskipun masih ditemukan adanya impurities pada setiap prosentase penambahan Fe-Ni. Pada semua prosentase Fe-Ni kekuatan tarik dan kekerasan yang didapat masih dibawah SS 316 standar namun lebih ulet darpada SS 316 standar."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T20180
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Abdul Aziz
"Unsur nikel merupakan unsur paduan yang sangat penting untuk membuat Baja Tahan Panas HK - 40. Sampai saat ini bahan baku (nikel untuk membuat baja tahan panas HK - 40 masih diimpor. Apabila dapat dibaat baja tahan panas dengan bahan balm nike) Iokal maka akan diperoleh reduksi biaya yang sangat besar (proses produksi). Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan sifat mekanis, struktur mikro dan komposisi kimia pada temperatur ruang dan temperatur tinggi Baja Cor Tahan Panas HK- 40 dengan bahan baku nikel lokal (riset), impor dan literatur. Hasil pengujian menunjukan bahwa nilai kekuatan tarik rata - rata Baja Cor Tahan Panas HK - 40 riset (380 MPa) mendekati nilai kekuatan tarik impor (370 MPa) dan Iireratur (400MPa), nilai kekerasan rata - rata Baja Cor Tahan Panas HK - 40 riset (210BHN) Iebih besar dari literatur (185BHN) dan impor (180 BHN), sedangkan komposisi kimia Baja Cor Tahan Panas HK - 40 hasil riset sanggup menyamai HK- 40 impor dan berada dalam ranges literatur. Struktur mikro Baja Cor Tahan Panas HK- 40 akan lebih banyak mengandung endapan dan inklusi dibandingkan Baja Cor Tahan Panas HK - 40 impor dan Iiteratur. Perhitungan neraca bahan, peleburan dan penuangan harus dilakukan secara optimal agar diperoleh produk yang terbebas dari endapan dan pengotor sehingga memiliki sifat mekanis yang sesuai dengan Iiteratur."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S41450
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaenal Arifin Muslim
"Niobium merupakan salah satu unsur pemadu yang digunakan untuk aplikasi baja berkekuatan tinggi. Pada proses pembuatan slab baja yang merupakan bahan baku pembuatan baja lembaran, niobium diduga kuat menjadi salah satu penyebab timbulnya retak melintang pada slab. Pada proses pengecoran kontinyu, niobium berasosiasi dengan karbon dan nitrogen membentuk presipitat kart>ida (NbC), nitrida (NbN), bahkan karbonitricla (NbCN). Keberadaan presipitat ini menimbulkan turunnya sifat keuletan panas baja dan justru terjadi pada saat slab mengalami deformasi akibat proses pelurusan. Keberadaan fase kedua ferit proeutektoid turut menurunkan keuletan baja.
Pada penelitian ini dilakukan simulasi uji tarik panas terhadap baja C-Mn dan baja C-Mn yang mengandung niobium 0,02%. Uji tarik panas dilakukan pada berbagai temperatur mulai dari 700 °C sampai dengan 950 °C dengan spasi 50 °C. Analisis fraktografi dilakukan dengan pemeriksaan conto menggunakan SEM. Keberadaan fase kedua dianalisis dengan perlakuan panas kejut dan metalografi. Validasi dari simulasi ini dilakukan dengan evaluasi statistik kedua jenis baja pada proses pengecoran kontinyu.
Hasil uji tarik panas menunjukkan sifat keuletan baja C-Mn lebih tinggi dibandingkan baja C-Mn-Nb. Kurva keuletan terhadap temperatur untuk kedua jenis baja menunjukkan terdapatnya dua daerah getas dan dua daerah ulet. Kegetasan pada temperatur yang lebih tinggi disebabkan karena keberadaan presipitat, sedangkan kegetasan pada temperatur yang lebih rendah akibat transformasi austenit-ferit. Hasil pengukuran temperatur pelurusan slab dan inspeksi permukaan menunjukkan baja C-Mn-Nb mempunyai intensitas retak melintang yang lebih tinggi dibandingkan baja C-Mn pada temperatur yang sama."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
T39681
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bidulya, P.
Moscow: MIR Publisher, 1968
672.2 BID s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>