Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157648 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mulyadi
"Aluminium merupakan logam yang banyak digunakan karena ringan, punya sifat mekanis yang cukup baik dan tahan terhadap serangan korosi. Akan tetapi pada lingkungan yang sangat korosif seperti pada lingkungan maritim ditambah dengan hadirnya tegangan, membuat sifat korosi dari logam tersebut menjadi sulit untuk diperkirakan. Selain itu besarnya tegangan juga diyakini perbengaruh terhadap timbulnya SCC. Oleh karena itu perilaku aluminium pada lingkungan yang korosif yang dikombinasikan dengan tegangan menjadi menarik untuk dipelajari. metode yang dipilih untuk engujian ini adalah two point loaded specimen karena metode ini sederhana dan efektif. Spesimen dipasang ke dalam holder yang memiliki panjang berbeda-beda sehingga akan mengalami penekukan dengan nilai tegangan yang bervariasi. Lingkungan yang dipergunakan pada percobaab ini adalah di dalam salt spray chamber dengan kandungan sodium klorida 3,5% untuk mensimulasikan lingkungan air laut. proses kerja dari pengujian dimulai dari meletakkan sampel yang telah terpasang pada holder di dalam salt spray chamber kemudian diamati perubahan yang terjadi dilihat dari korosi yang tampak. Kondisi di dalam salt spray chamber adalah tekanan 1 atm dan temperatur kamar. Pengujian kemudian dihentikan setelah berjalan selama 90 jam. Data-data yang diperlukan untuk penelitian ini didapatkan dengan metode perubahan berat sampel dan metalografi. Berdasarkan pengujian didapatkan bahwa semakin besar tegangan proses korosi akan semakin cepat berlangsung. Dari pengujian ini didapatkan bahwa aluminium dengan komposisi 99,41% Al; 0,09744%Si; 0,463% Fe; 0,0025% Cu; 0,010%Zn; 0,0138%Ti; dan 0,0006% In dapat menerima tegangan sebesar 0,267kg/mm tanpa menunjukkan adanya SCC."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S41329
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
James
"Perilaku korosi paduan aluminium seri 5xxx dimana aplikasinya banyak digunakkan pada sektor lingkungan aggresive (air laut) diketahui menggunakan metode immersion test pada sampel yang telah dianodisasi berbagai variasi waktu dan tegangan, serta sampel tanpa anodisasi. Proses anodisasi aluminium 5xxx menggunakan medium elektrolit H2SO4 25% dan Pb sebagai logam inert. Variasi tegangan pada proses anodisasi sebesar 10 V, 15 V, 20 V dan waktu selama 5 menit, 10 menit, 15 menit. Hasil XRD menunjukan adanya fasa Al2O3 yang terbentuk hasil anodisasi. Uji korosi dilakukan pada medium NaCl 3.5% selama 6 hari (144 jam) untuk sampel yang dianodisasi maupun tidak. Pada proses anodisasi pemberian tegangan dan waktu yang besar tidak begitu menghasilkan laju korosi yang lamban. Sampel 8 adalah sampel yang mempunyai laju korosi paling kecil. Sampel yang telah direndam mengalami penambahan massa hal ini diakibatkan terbentuknya endapan yang ditunjukkan oleh pengujian SEM dan mikroskop optik.

Corrosion behaviour of aluminium alloy type 5xxx which used in many sector especially marine are measured by using immersion test method. Anodizing process are using H2SO4 25% solutions and Pb as inert metal. Anodizing process voltage variation is 10V, 15 V, and 20 V and time 5 minutes, 10 minutes, and 15 minutes in order to slow the corrosion rate. XRD results show the existence of aluminium oxide (Al2O3) phase after sample anodized. Anodized sample and Un-Anodized sample soaked into a NaCl 3.5%. Sample are measured each 1 day soaked in a solution through 6 day. Anodizing at high voltage and time is not showed that CPR (Corrosion Penetration Rate) linear as function time and voltage. Sample 8 is the most resistance of corrosion. SEM and optical microscope result show there is any sediment and pitting after immersion test soaked after 6 day on a NaCl 3.5% solution."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S64066
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Purwanto
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T39785
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tika Mustika
"Pembentukan komposit matrik aluminium paduan AC8A/SiCp dengan metode hot-press di lingkungan atmosfer yang tidak dikondisikan berpengaruh terhadap karakteristik material yang dihasilkan. Dilakukan analisa terhadap karakteristik matrik terbentuk dan ikatan antar muka matrik dan penguat, untuk melihat pengaruh elemen paduan, lingkungan atmosfer dan parameter proses hot-press terhadap material. Observasi awal parameter proses pembentukan komposit menggunakan serbuk alumunium murni Merck, menunjukkan terbentuknya struktur komposit Al/SiCp yang padat. Perbandingan komposit AC8A/SiCp yang dibuat dengan metode hot-press di lingkungan atmosfer dan metode metalurgi serbuk konvensional dalam ruang vakum, menunjukkan komposit dibuat dengan metode hot-press dengan tekanan 425 MPa, 380oC selama 5 menit, memiliki fasa Al, Si, SiC dengan densitas relatif 99%, dan komposit dibuat dengan metode metalurgi serbuk konvensional pada 600oC selama 6 jam memiliki fasa Al, Si, SiC, Al2O3 dengan densitas relatif 84%. Analisa ikatan antar muka matrik dan penguat melalui pengamatan fraktografi terhadap tiga jenis komposit yang dibentuk dari SiC tanpa pelapis, SiC berlapis MgAl2O4 dan SiC berlapis SnO2, menunjukkan terjadinya ikatan antar muka yang baik pada ketiganya, dimana sifat mekanis tertinggi dimiliki komposit dengan SiC tanpa pelapis. Sifat mekanis komposit AC8A/SiCp naik bersamaan meningkatnya fraksi volume penguat, dimana komposit dengan 40% Vf SiCp memiliki kuat tekan 445 MPa, kekerasan 222 HVN.

Producing aluminum alloy matrix composites AC8A/SiCp by powder metallurgy of hot-press method under unconditioned atmosphere environments may influence the characteristics of final material. Analysis of characteristics of formed matrix and interfacial bonding between matrix and reinforcement have been done to know about effects of Aluminium alloy elements, atmosphere environment and hot-press parameters. Preliminary observations of process parameters in producing composites using Merck?s pure aluminum powder, showed dense structure of formed composites Al/SiCp. Comparative analysis between AC8A/SiCp composites using the hot-press method in unconditioned atmosphere and conventional powder metallurgy with vacuum chamber, showed that hot-pressed using 425 MPa, 380oC in 5 minutes has phase of Al, Si and SiC, with relative density 99%; and using conventional powder metallurgy method with vacuum chamber in 600oC, 6 hours has phase of Al, Si, SiC, with relative density 84%. Interfacial bonding analysis by fractography of three composites : uncoated SiCp, SiCp coated with MgAl2O4 and with SnO2, showed that all types has good bonding strength, where uncoated SiCp has highest hardness and compressive strength. Composites hardness and compressive strength are increased along with increasing of reinforcement volume fraction, where 40% Vf SiCp has compressive strength of 445 MPa, hardness of 222 HVN."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
D1387
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Donnie Indrawan
"Aluminium 2024 (Al 2024) merupakan salah satu jenis paduan aluminium komersil dengan tembaga sebagai paduan utamanya. Jenis paduan ini sudah sejak lama digunakan dalam industri otomotif, penerbangan, dan militer. Keberadaan unsur Cu sebagai paduan utama memberikan efek penguatan pada segi mekanis tetapi melemahkan sifat korosinya. Anodisasi merupakan salah satu metode perlindungan aluminium paduan dari korosi menggunakan prinsip elektrokimia yang cepat, sederhana dan ekonomis. Variasi tegangan dan waktu dilakukan untuk melihat pengaruh parameter terhadap ketebalan serta ketahanan korosi Al 2024. Proses anodisasi dilakukan pada larutan H2SO4 30% pada temperatur ruang.
Hasil dari material anodisasi kemudian diuji pada medium korosif NaCl 3,5% selama 6 hari melalui proses immersion test. Ketebalan lapisan oksida paling efektif diperoleh pada anodisasi dengan parameter tegangan 15 V dan waktu 10 menit. Sebagian besar sampel uji menunjukkan trend yang sama dan indikasi terjadinya korosi sumuran (pitting corrosion) disertai munculnya endapan pada permukaan. Perlakuan anodisasi yang memberikan proteksi berupa lapisan oksida dibuktikan dengan kehadiran fasa α-Al2O3 and ɣ-Al2O3 dalam pengujian XRD. Pengamatan SEM dan mikroskop optik memperlihatkan penampakan permukaan Al 2024 setelah 6 hari immersion test pada larutan NaCl 3,5%.

Aluminium Alloy 2024 (Al 2024) is one of commercial alloy with copper as the main alloy. This alloy has been used in many industrial application such as automotive, aerospace, and military. Copper as a major alloying elements gives a mechanical strengthening effect but weaken the corrosion resistance. Anodizing is fast, simple, and economical method to protect aluminium from corrosion with the principal of electrochemical. The variations of anodizing voltage and time have been done with 30% H2SO4 electrolyte at room temperature to analyze its influence on thickness and corrosion behaviour of Al 2024.
Results of anodizing were then tested by immerse the samples in 3,5% NaCl solution for 6 days. The thickness of the oxide layer is most effective with the parameters obtained in anodizing voltage of 15 V and 10 minutes. Most of samples show the similar trend and indications of pitting corrosion along with the presence of deposition on its surface. Anodizing proccess gives the protection layer aluminium oxide which is proved by the presence of α-Al2O3 and ɣ-Al2O3 phase in XRD testing. SEM and optical microscope observation show the surface appearence of Al 2024 after immersion test for 6 days in 3,5% NaCl solution.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S65455
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andika Amanatillah
"Pengaruh struktur mikro terhadap efisiensi anoda korban paduan Al-Zn-In pada air laut murni dipelajari. Pengaruh ukuran butir, bentuk presipitat, dan morfologi korosi pada efisiensi dan potensial anoda korban dianalisis. Hasilnya menunjukkan bahwa ukuran dan bentuk butir memiliki pengaruh besar terhadap efisiensi anoda korban. Untuk anoda dengan ukuran butir kecil lebih rentan terserang korosi, membuat efisiensinya rendah. Bentuk presipitat juga memiliki pengaruh terhadap efisiensi anoda korban. Anoda dengan presipitat berbentuk rod-like lebih mudah terkorosi sepanjang batas butir oleh korosi intergranular dan memiliki efisiensi rendah akibat kehilangan butir yang cukup serius. Bentuk bulat memiliki efisiensi yang lebih tinggi dan morfologi korosi yang lebih bagus.

The influence of microstructure to efficiency of Al-Zn-In sacrificial anode alloys in natural seawater was studied. The influence of grain size, shape of precipitate, and corrosion morphology on efficiency and potential sacrificial anode was analyzed. The results indicate that size and shape of grain and precipitate have greater impact on efficiency of sacrificial anode. For anode with small grain size is more susceptible to attacked by corrosion, cause low efficiency. Shape of precipitate also has influence on efficiency of sacrificial anode. Anode with rod-like precipitate is easily corroded along grain boundaries by the intergranular corrosion, and has low efficiency caused by serious grain loss. Spherical shape has efficiency more high and corrosion morphology more good."
2011
S91
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Designed for use by practicing engineers, and maintenance and operating personnel, who are concerned with the problem of corrosion of aluminum in their daily job functions. DLC: Aluminum--Corrosion."
Materials Park, OH: ASM International, 1999
e20442127
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Elriandri
"Degradasi material yang terjadi akibat adanya kontak dengan lingkungan akan menyebabkan terjadinya korosi. Pengujian korosi retak tegang kali ini menggunakan metode two - point loaded bent - beam specimen. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati bentuk korosi yang terjadi pada logam Aluminium alloy 1xxx pada larutan elektrolit dengan campuran 1000 ml NaCl dan 15 ml HCl industri. Pengujian diberikan aplikasi tegangan sebesar 61, 73, dan 110 MPa dengan waktu perendaman masing ? masing 24, 72, dan 120 jam. Dilakukan penglihatan karakterisasi korosi yang terjadi dengan melakukan perhitungan pengurangan berat dan laju korosi, pengukuran diameter dan kedalaman korosi sumuran, serta pengamatan korosi retak tegang menggunakan mikroskop optik. Hasil penelitian ini didapat bahwa semakin besar tegangan yang diberikan maka akan semakin besar pengurangan berat dan tentunya laju korosi semakin tinggi. Intensitas korosi pitting semakin besar dengan tingginya tegangan dan lamanya waktu. Terlihat dengan adanya perbedaan besar diameter dan kedalaman pitting pada permukaan material uji.

Degradation of materials that have been caused by presence of contact with environments are the reason that corrosion has been take place. This stress corrosion cracking test is use two-loaded point bent ? beam specimen method. The objective of the reseach is to examine the corrosion form that will be happen from aluminum alloy 1xxx in electrolyte solution NaCl 1000 ml and mixed it with 15 ml HCl industry. The testing was applied stress with 61, 73, and 110 MPa and then each stress were immersed time 24, 72, and 120 hours. Measurement of corrosion characteristics includes weight loss and corrosion rate, diameter and depth of pitting, and also examination stress corrosion cracking on the microstructure of material using optical microscope. The result showed that increased applied stress could increase weight loss, and of course corrosion rate increased too. Intensity of pitting corrosion increased with high stress and increasing immersed time. It can be showed that there were different size of diameter and depth of pitting happened in surface of testing material."
2008
S51084
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hutri Prianugrah
"Korosi retak tegang pada austenitic stainless steel yang mengalami sensitasi kerap terjadi pada wadah dalam ukuran tonase, pipa, heat exchanger, water cooled nuclear power plant. Faktor pemicu berupa fenomena sensitasi yang membentuk karbida krom di batas butir akibat dari proses las, flame cutting, perlakuan panas, metal fabrication atau pun material yang sedang beroperasi pada temperatur tinggi. Adanya tegangan yang dapat berupa tegangan sisa dan tegangan aplikasi. Dan juga lingkungan korosif.
Pada penelitian ini menggunakan metode bent beam pada lingkungan salt spray dengan varibel laju pendinginan berupa pendinginan air, udara dan tungku dengan pemanasan temperatur 800°C waktu tahan 100 menit. Pengamatan pada penelitian ini meliputi pengamatan keberadaan karbida krom menggunakan elektro etsa, pengamatan perilaku korosi visual menggunakan dye penetrant test, mikrostruktur dan pengujian mekanik berupa pengujian kekerasan Rockwell.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karbida krom terbentuk pada sampel dengan pendinginan air, udara dan tungku, dengan kuantitas terbanyak ada pada sampel pendinginan tungku kemudian udara, dan kromium karbida paling sedikit ada pada sampel pendinginan air. Kekerasan tertinggi ada pada sampel pendinginan air 63.1 HRB, kemudian udara 62.5 HRB dan kekerasan terendah pada pendinginan tungku 61.9 HRB. Pengamatan perilaku korosi pada semua sempel menunjukkan belum adanya retak, namun terdeteksi adanya pitting dengan kuantitas pitting yang beragam.

Stress corrosion cracking in sensitized austenitic stainless steel sometimes happened in the tonnage storage, pipe, heat exchanger, and water cooled nuclear power plant. The factor that initiate SCC in this case is a sensitization which form chrome carbide in grain boundaries which is caused by welding, flame cutting, heat treating, metal fabrication or high temperature operation. The stress comes from applied stress and residual stress. And corrosive environment.
This research used bent beam method in salt spray environment. The different cooling rate was applied to the samples. The medium of cooling used in this research are water cooling, air cooling and furnace cooling. The sampel was sensitized at 800°C and 100 min holding time. Observations of this research included identification of Karbida krom with electro etching and optical microscope, observation of corrosion behavior with dye penetrant test and optical microscope, and hardness rockwell testing.
The result shows that chrome carbide can be formed with water cooling, air cooling and furnace cooling. The highest quantities of chrome carbide is in furnace cooling sample and the second place is air cooling sample. And the lowest quantities of Cr carbide is in air cooling sample. The hardest is in water colling sample 63.1 HRB. Air cooling sample 62.5 HRB. And furnace cooling sampel 61.9 HRB. The observation of corrosion behavior shows pitting corrosion but there aren't cracks yet. The pits have variation amounts in every variables samples.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42817
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Vicky Indrafusa
"ABSTRAK
Kerentanan dan perilaku korosi retak tegang baja SAE 1086 dalam larutan
simulasi tanah dengan pengaruh tegangan aplikasi diinvestigasi dengan
menggunakan pengujian bent beam korosi retak tegang. Selain itu, pada pengujian
ini akan dicari tahu mekanisme korosi retak tegang yang terjadi pada baja SAE
1086 dalam larutan simulasi tanah. Kerentanan korosi retak tegang ditentukan
dengan menghitung densitas pit yang dihasilkan pada permukaan baja SAE 1086.
Kehadiran pit pada permukaan baja SAE 1086 dapat bertindak sebagai tempat
inisiasi retak. Sedangkan mekanisme korosi retak tegang diamati dengan
polarisasi linear, polarisasi potensiodinamik (linear sweep voltammetry), dan
perubahan sifat mekanis. Peningkatan tegangan aplikasi akan menghasilkan
jumlah pit yang semakin banyak, dimana untuk tegangan aplikasi 55 % YS
dihasilkan 40 pit/mm2, 60 % YS dihasilkan 179 pit/mm2, dan 65 % YS dihasilkan
413 pit/mm2. Jadi kerentanan korosi retak tegang baja SAE 1086 dalam larutan
simulasi tanah akan meningkat seiring dengan semakin besar tegangan yang
diaplikasikan. Baja SAE 1086 dalam larutan simulasi tanah akan mengalami
korosi retak tegang dengan mekanisme pelarutan anodik.

Abstract
The stress corrosion cracking susceptibility and behavior of SAE 1086 steel
in simulated soil solution under the effect of applied stress was investigated by
bent beam stress corrosion test. Furthermore, in this paper would be found out the
mechanism of stress corrosion cracking SAE 1086 steel in simulated soil solution.
Stress corrosion cracking susceptibility was determined by calculate the density of
pits on the surface of SAE 1086 steel. The presence of pits on the surface of SAE
1086 steel can act as crack initiation sites. While the mechanism of stress
corrosion cracking was observed by linear polarization, potentiodynamic
polarization (linear sweep voltammetry), and changes in mechanical properties.
Increasing applied stress will increase amount of pit produced, where at applied
stress 55 %, 60 %, and 65 % referred to YS (yield strength) would be produced 40
pits/mm2, 179 pits/mm2, and 413 pits/mm2 sequentially. So, the stress corrosion
cracking susceptibility of SAE 1086 steel in simulated soil solution will increase
with greater applied stress. In simulated soil solution, SAE 1086 steel will
encountered stress corrosion cracking by anodic dissolution mechanism."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43569
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>