Ditemukan 129950 dokumen yang sesuai dengan query
Agung Risbianto
"Untuk membuat suatu komponen automotif, pada umumnya benda kerja tube atau pipa dipotong menurut ukuran komponen yang ingin dibuat dari suatu bahan baku tube yang panjang. Dari hal ini, seringkali terdapat perbedaan karakteristik dan sifat-sifat mekanis maupun fisik dari material tube bagian ujung dan bagian tengah sebagai akibat dari proses produksi. Perbedaan sifat itu juga bisa menyebabkan perbedaan besaran springback yang mungkin terjadi ketika material tersebut dilakukan proses banding. Pengujian dilakukan terhadap sampel setiap panjang 250 mm dari tube sepanjang 6 meter. Pengujiian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keseragaman sifat-sifat mekanis dari material tube dan pengaruhnya terhadap besarnya springback pada proses bending. Pengujian yang dilakukan adalah uji bending untuk mengetahui besarnya springback pada setiap sample;uji tarik untuk mengetahui nilai tegangan tarik maksimum, tegangan Iuluh dan regangan dari material; uji kekerasan untuk mengetahui besarnya nilai kekerasan pada nilai springback yang berbeda; dan pengamatan metolografi untuk mengetahui perubahan bentuk butir sesudah proses bending dan untuk menghitung ukuran butir. Dari penelitian ini ditemukan bahwa dalam satu buah tube DIN 2391 terdapat ketidak seragaman sifat-sifat mekanis. Ketidak seragaman sifat-sifat mekanis tersebut menyebabkan ketidak seragaman besar springback yang terjadi pada proses bending. Nilai springback tertinggi ditemukan pada group C sebesar 9° dan nilai springback terendah ditemukan pada group D sebesar 0.5º. Nilai springback cenderung berbanding lurus dengan nilai tegangan luluh, tegangan tarik maksimum, tegangan dan kekerasan. Sementara besarnya springback berbanding terbalik dengan besar butir. Hubungan besar butir dengan springback sebenarnya merupakan hubungan yang tidak langsung dimana variasi ukuran butir akan berpengaruh pada ketidak-seragaman sifat-sifat mekanis yang pada akhirnya ketidak-seragaman sifat-sifat mekanis tersebut akan mempengaruhi perbedaan nilai springback."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S41704
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Cecep Japar
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S40992
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Handoko
"Dalam pengelasan antara baja karbon rendah dengan baja tahan karat banyak ditemukan masalah. Namun demikian di lapangan sering ditemui kondisi yang memaksa harus dilakukan pengelasan antara kedua baja tersebut, seperti pada peralatan atau konstruksi untuk tekanan tinggi, untuk pemakaian suhu tinggi atau lingkungan korosif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh masukan panas terhadap sifat mekanis sambungan las antara baja karbon rendah dengan baja tahan karat. Bahan yang digunakan adalah baja karbon rendah ST 41 Kelas E (BKI) dan baja tahan karat AIS1 304. Teknik pengelasan yang digunakan adalah las busur listrik menggunakan kawat las AWS E 309 denganvariasi masukan panas. Pengujian sambungan las meliputi uji tarik, uji tekuk, uji kekerasan dan metalografi. Dari penelitian ini diperoleh kuat tarik yang hampir sama yaitu sekitar 49,30 Kg/mm2 pada masukan panas 7291 - 6742 Joule/Cm dengan keuletan sekitar 27.97 %. Kegagalan uji tekuk terjadi pada masukan panas 7291 Joule/Cm dan 6742 Joule/Cm. Kekerasan rata-rata sebesar 299,9804 Hv dicapai pada logam las bagian atas dengan masukan panas 6742 Joule/Cm. Uji metalografi dengan mikroskop optik dan SEM-EDAX menunjukkan bahwa struktur mikro HAZ - baja tahan karat mengalami presipitasi karbida serta terbentuk retak pada struktur perbatasan antara logam las dengan baja karbon rendah. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa masukan panas yang besar menghasilkan kuat tarik dan elongasi yang hampir sama dan lebar HAZ yang lebih besar, sebaliknya masukan panas yang kecil menghasilkan nilai kekerasan yang tinggi.
There are many problems encountered in welding mild and stainless steels. However there are many conditions forcing to weld between those steels., for instance in high pressure, high temperature or corrosive environmental condition. The purpose of this research was to study the influence of heat input on the mechanical properties of weld joint between low carbon steel and stainless steel. In this research low carbon steel ST 41 class E (BKI) and stainless steel AIS1 304 were used. Different heat inputs were applied by SMAW process and the welding electrodes used were AWS E 309 type. The tests of weld joint include tensile test, bending test, hardness test and metalography. The results show that the average tensile strength is of 49,30 Kg/mm2 obtained based on heat input 7291 and 6742 Joule/Cm with elongation of 27,97 %, The failure of bending test occured for heat input at 7291 Joule/Cm and 6742 Joule/Cm. The heat input of 6742 J/Cm gives an average hardness values about 299,9804 Hv. The metalographic examination with microscope optical and."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 1999
JIRM-1-3-Des1999-1
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Erwin Indra Utama
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S40910
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Qatrun Nada
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S40935
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Agus Pratiknyo
"Proses pengelasan dengan Shielded Metal Arc Welding banyak digunakan pada dunia industri dewasa ini, misalnya pada pembuatan kapal, tangki atau pipa. Proses Shielded Metal Arc Welding merupakan pengelasan elektroda terbungkus. Keuntungan ulama dari proses Shielded Metal Arc Welding adalah dapal mengelas dengan berbagai posisi pengelasan. Posisi pengelasan tersebut adalah vertikal down, vertikal Up, horizontal, over head, dan down hand. Posisi pengelasan tersebut akan mempengaruhi hasil sambungan las yang diakibatkan adanya pemakaian arus yang berbeda, tegangan ,dan pergerakan elektroda. Hal ini akan menyebabkan terjadinya perbedaan masukan panas dan jumlah pass yang dilakukan pada masing-masing posisi dan akan mempengaruhi sifat mekanis hasil lasan. Penelitian ini akan membahas pengaruh dari masing- masing posisi pengelasan terhadap sifat mekanis. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa dengan banyaknya jumlah pass maka masukan panas yang diterima logam induk semakin besar sehingga kekuatan tariknya akan meningkat. Hal ini disebabkan adanya efek penghalusan butir (rehealing). Kekuatan tarik perbesar yaitu pada posisi pengelasan horizontal sebesar 503,125 N/mm2."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41223
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1990
S40642
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Teguh Pudji Hertanto
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T39820
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Novita Chetrida Sukma
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S28274
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library