Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 110658 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Stefanny
"Produktivitas dari proses produksi pada industri kendaraan bermotor salah satunya bergantung pdda kondisi peralatan atau mesin-mesin yang menunjang proses produksi tersebut. Kegagalan atau kerusakan pada salah satu peralatan akan mengganggu rantai produksi dan tentunya akan menimbulkan kerugian. Demikian yang terjadi pada Lower stamping dies milik salah satu perusahaan otomotif di Indonesia. Stamping dies yang terbuat dari material besi tuang nodular (BTN) tipe TGC 600 tersebut mengalami retak setelah dilakukan proses repair welding dengan mefode SMAW dan elektroda dengan kandungan Cr tinggi. Kemudian dikembangkan studi pengelasan SMAW dengan menggunakan elektroda las tipe MA-1 yang mengandung Ni 18,5%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perlakuan pemanasan awal (preheat) dan pemanasan akhir (post -weld heat treatment) terhadap karakteristik sambungan las SMAW besi tuang nodular dengan elektroda tipe MA-1 dan juga mengetahui karakteristik lasan setelah dilakukan proses Chrome plating. Variabel pemanasan awal yang dilakukan adalah tanpa pemanasan (non-preheat), (preheat) 200?C'., 300?C. Selain itu juga dilakukan stress relieving sebagai proses PWHT yang hasilnya akan dibandingkan dengan perlakuan non PWHT. Dari penelitian diperoleh hasil bahwa pengelasan dengan elektroda MA-1 tidak menghasilkan retak. Retak terjadi setelah dilakukan proses Chrome plating, yaitu pada sampel uji yang tidak mengalami preheat dan PWHT. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan kekerasan seiring dengan perlakuan preheat dan PWHT. Perlakuan optimum yang menghasilkan kecendenmgan distribusi kekerasan yang merata diperoleh pada sampel uji dengan preheat 200?C dan PWHT."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S41712
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Nugroho
"Pegas adalah suatu komponen yang berfungsi untuk menerima beban dinamis dan memberikan kenyamanan dalam berkendara. Permasalahan yang sering dialamai leh pegas daun adalah patah akibat beban lebih atau kondisi jalan yang kurang baik. Penanganan pada hal seperti ini adalah penyambungan menggunakan shielded metal arc welding (SMAW). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi arus pengelasan terhadap kekuatan impak, kekerasan dan struktur mikro. Jenis las yang digunakan adalah las SMAW. Variasi arus pengelasan yan digunakan adalah 100 Ampere, 120 Ampere dan 140 Ampere. Jenis kampuh yang digunakan adalah jenis kampuh V. Hasil uji kekuatan impak tertinggi diperoleh pada variasi arus 100 Ampere yaitu sebesar 1,698 J.mm2. Hasil uji kekerasan tertingg diperoleh pada variasi arus 140 Ampere yaitu sebesar 355,338 HVN. Struktur mikro pada daerah las memiliki ukuran buturan yang semakin besar dan struktur perlit yang semakin banyak untuk variasi arus 140 Ampere."
Yogyakarta: Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (P3M) STTA, 2017
620 JIA 9;2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Taryono
"Pengelasan merupakan proses penyambungan logam yang umum dilakukan. Proses ini menyebabkan perubahan sifat mekanis dan struktur logam, sehingga mengakibatkan peningkatan kerentanan terhadap korosi. Untuk mengetahui prilaku korosi lasan baja karbon rendah dan pengaruh pemberian inhibitor organik berbasis amina dalam berbagai konsentrasi serta lamanya pemaparan terhadap penurunan laju korosi, telah dilakukan penelitian dengan menggunakan Metode Elektrokimia - Ekstrapolasi Tafel. Pengujian ini dalam larutan yang mengandung 5000 ppm ion CI- pada kondisi temperatur 60°C dan pengadukan 1000 rpm untuk tiga jenis benda uji yaitu Iogam induk, deposit Las (weld metal) dan lasan (weldment). Secara umum, laju korosi benda uji lasan lebih besar dari pada benda uji deposit las dan logam induk. Temperatur dan pengadukan meningkatkan laju korosi yang signifikan. Penambahan inhibitor organik berbasis amina memperkecil perbedaan potensial korosi antara ketiga benda uji dan mampu menurunkan laju korosi pada tingkat yang berarti, yang besarnya tergantung dari karakteristik benda uji, konsentrasi inhibitor dan lamanya waktu pemaparan (exposure). Pemberian 2 cc/1 inhibitor dengan waktu pemaparan 24 jam dapat memberikan perlindungan optimal untuk ketiga benda uji, dengan efisiensi inhibisi tertinggi sebesar 93,5 % yang terjadi pada benda uji deposit las. Laju korosi benda uji lasan lebih besar dari pada benda uji deposit las dan logam induk, namun efisiensi inhibisinya reiatif lebih kecil.

Welding is a common method of joining metals. This process cause change both of mechanical properties and structures of the metals, therefore increasing of corrosion susceptibility of the metals. To recognize the corrosion behavior of the low carbon steel weldments and effect of addition of amine base organic inhibitor in various concentration and test exposure duration to the corrosion reduction, the laboratory testing has been conducted using Electrochemical Methods -- Tafel Extrapolation. Such test was performed in solution containing 5000 ppm of chloride ion with 60°C in temperature and stirred at 1000 rpm. Generally, the corrosion rate of weldment sample was greater than weld metals and parent metals, Both of temperature and stirring was increasing of corrosion rate significantly. Addition of the amine base organic corrosion inhibitor was decreasing corrosion potential deference of the three samples as well as corrosion rate significantly, which is depend on sample characteristic, inhibitors concentration and test exposure duration. Addition of 2 ccll inhibitor with 24 hours test exposure duration provide the optimum protection for the three of samples and the greater efficiency by 93,5 % occurred in weld metal sample respectively. Corrosion rate of weldment was greater than weld metals as well as parent metals, but lower in inhibition efficiency."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14938
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Bambang Suharno
"ABSTRAK
Kebutuhan produk besi-baja khususnya besi tuang dunia terus meningkat. Karbon sebagai elemen terpenting dalam besi tuang memegang peranan dalam mengatur kekuatan, kekerasan, ketahanan terhadap keausan, fluiditas, serta ketangguhan. Untuk meningkatkan kadar karbon yang sesuai dengan keinginan, maka perlu ditambahkan suatu agen yang dikenal dengan karburizer. Di Indonesia, karburizer yang digunakan untuk meningkatkan kadar karbon masih menggunakan produk impor yang harganya relatif mahal. Sementara itu dari cracking crude oil industri pengolahan minyak, terdapat hasil sampingan berupa powder dengan kadar C-95. Oleh karena hasil sampingan tersebut mengandung karbon cukup tinggi, maka dengan penanganan yang baik, tentunya dapat digunakan sebagai karburizer.
Percobaan dilakukan dengan menggunakan variasi temperatur serta variasi metode dengan asumsi waktu difusi karbon selama 5 menit. Metode yang digunakan yaitu : 1. Penaburan karburizer di atas besi cair, 2. ½ besi cair dituangkan ke dalam ladle, kemudian karburizer dimasukkan ke dapur. Kemudian besi cair dalam ladle dikembalikan ke dalam dapur, 3. Seluruh besi cair dituangkan ke dalam ladle, kemudian karburizer dimasukkan ke dapur. .Kemudian besi cair dalam ladle dikembalikan ke dalam dapur. Variasi temperatur perlakuan yang digunakan yaitu 1400°C, 1450°C, dan 1500°C. Dari dua variabel perlakuan akan didapat 3 X 3 = 9 kombinasi perlakuan. Sampel yang didapat kemudian dilakukan uji komposisi dengan spektrometer dan hasilnya dianalisa dengan membuat beberapa grafik perlakuan.
Penelitian menunjukkan bahwa pada temperatur 1400°C metode pemasukan karburiser yang paling baik adalah dengan menggunakan metode l . Pada temperatur 1450°C, metode pemasukan karburiser yang paling baik adalah metode l dan pada 1500°C metode pemasukan karburiser yang paling baik adalah dengan menggunakan metode 3. Metode l pada temperatur 1400°C merupakan temperatur yang cocok, mengingat pada temperatur ini karbon yang terbakar sedikit. Pemasukan karburiser dengan menggunakan metode 2 terlihat hasil yang dicapai kurang memuaskan, disebabkan terutama oleh efek difusi turbulensi yang menyebabkan transfer ion dan oksigen berjalan cepat. Pemasukan menggunakan metode 3 merupakan metode pemasukan yang terbaik. Metode ini dapat digunakan pada temperatur yang tinggi yai1tu 1500°C, dimana efek stiring dan difusi fluktuasi sangat berperan pada metode ini. Namun demikian penelitian awal ini belum dapat menunjukkan efisiensi dari karburiser, dikarenakan kurangnya beberapa variasi percobaan. Sebagai saran sebaiknya pada penelitian lanjutan penambahan karbon dilakukan secara bertahap, dengan penambahan variasi waktu difusi, serta komposisi material awal yang sama. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Mas Agus Saiddiman
"Untuk mengetahui pengaruh arus terhadap sifat mekanis pada defosit las elektroda E7016-1 (OK 53.70) maka pada proses pengelasan dengan metode SMAW posisi down hand digunakan arus berbeda yaitu : 180 A, 200 A dan 220 A. Elektroda yang digunakan berdiameter 5 mm yang sebelum dimulai pengelasan terlebih dahulu dilakukan pemanasan awal untuk menghilangkan atau menurunkan kadar uap air (moisture) yang ada dalam elektroda tersebut dilakukan dalam sebuah kotak pemanas (heater box) selama 150 menit dengan temperatur 250 derajat celcius. Sebelum dilakukan pembuatan sampel untuk uji impak dan uji tarik, maka terhadap deposit las tersebut dilakukan pengujian radiografi terlebih dahulu untuk memastikan ada tidaknya cacat dalam deposit las tersebut."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S41954
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Buyung Nul Hakim
"[ABSTRAK
Pipa jenis API 5L adalah yang sering dipakai untuk sistem transportasi tersebut. Dari berbagai peraturan yang terkini masih terdapat kegagalan pada sambungan pipa tersebut sehingga sering timbulnya terjadi kebakaran akibat tumpahnya minyak dari kegagalan sambungan las. Pada saat proses pengelasan yang berdasarkan peraturan atau rekomendasi seperti prosedur pengelasan (Welding Procedure Specification - WPS) sering kali tidak dapat diikuti secara benar sehingga akan mempengaruhi struktur mikro daerah terpapar panas lasan (Heat Affected Zone - HAZ). Pada penelitian ini akan diperbandingkan perbedaan Heat Input terhadapan ketangguhan dan kekuatan sambungan las. Kemudian dilakukan pengujian tidak merusak (Non Destructive Test-NDT) seperti Radiographic Test yang berguna untuk mengetahui cacat yang mungkin timbul dalam las-lasan. Kemudian pengujian merusak (Destructive Test-DT) seperti uji ketangguhan, uji keluluhan, uji impact, uji Crack Tip Open Displacement-CTOD untuk mengetahui kekuatan dan ketangguhan dari sambungan las. Dari hasil pengujian diatas Heat Input adalah unsur utama yang harus diperhatikan dalam proses pengelasan.

ABSTRACT
API 5L pipe is type of pipe very often used for the transportation system. From various current regulations there are still failures in the pipe joint, the frequent occurrence of a fire occurs due to the oil spill from the failure of the welded joint. During the welding process based on rules or recommendation such as welding procedures (Welding Procedure Specification - WPS) found cannot be followed correctly and will impact to the microstructure of the weld area exposed to heat (Heat Affected Zone - HAZ). This research will be compared to the difference Heat Input with toughness and strength of welded joints. Then Non-Destructive Test (NDT) as Radiographic Test useful to know the defects that may arise in the welding-weld. Then destructive testing (Destructive Test-DT) such as toughness test, impact test, test Crack Tip Open Displacement-CTOD to determine the strength and toughness of the welded joint. The result showed Heat Input is one of the elements that must be considered in the welding process.;API 5L pipe is type of pipe very often used for the transportation system. From various current regulations there are still failures in the pipe joint, the frequent occurrence of a fire occurs due to the oil spill from the failure of the welded joint. During the welding process based on rules or recommendation such as welding procedures (Welding Procedure Specification - WPS) found cannot be followed correctly and will impact to the microstructure of the weld area exposed to heat (Heat Affected Zone - HAZ)
This research will be compared to the difference Heat Input with toughness and strength of welded joints. Then Non-Destructive Test (NDT) as Radiographic Test useful to know the defects that may arise in the welding-weld. Then destructive testing (Destructive Test-DT) such as toughness test, impact test, test Crack Tip Open Displacement-CTOD to determine the strength and toughness of the welded joint.
The result showed Heat Input is one of the elements that must be considered in the welding process., API 5L pipe is type of pipe very often used for the transportation system. From various current regulations there are still failures in the pipe joint, the frequent occurrence of a fire occurs due to the oil spill from the failure of the welded joint. During the welding process based on rules or recommendation such as welding procedures (Welding Procedure Specification - WPS) found cannot be followed correctly and will impact to the microstructure of the weld area exposed to heat (Heat Affected Zone - HAZ)
This research will be compared to the difference Heat Input with toughness and strength of welded joints. Then Non-Destructive Test (NDT) as Radiographic Test useful to know the defects that may arise in the welding-weld. Then destructive testing (Destructive Test-DT) such as toughness test, impact test, test Crack Tip Open Displacement-CTOD to determine the strength and toughness of the welded joint.
The result showed Heat Input is one of the elements that must be considered in the welding process.]"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44300
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Edison
"Las titik adalah salah satu proses sambungan las yang banyak digunakan dalam industri otomotif. Penggunaan parameter las titik yang tidak tepat akan mengakibatkan kerusakan dalam bentuk patah, retak, perubahan bentuk atau perubahan sifat mekanisnya. Telah dilakukan penelitian terhadap pengaruh parameter las titik terhadap sifat mekanik sambungan las baja karbon rendah, agar diketahui kombinasi variabel las yang paling tepat untuk mendapatkan hasil las yang baik.
Dalam penelitian ini, untuk tebal plat 1 mm arus yang digunakan adalah: 2 kA, 4 kA, 6 kA, 8 kA dan 10 kA, gaya elektroda 2 kN, 2,4 kN, 2,8 kN, 3,2 kN dan 3,6 kN dan waktu las 20 detik, 30 detik, 35 detik, 40 detik dan 45 detik. Untuk tebal plat 3 mm arus yang digunakan adalah dari 8 kA, 9 kA, 10 kA, 11 kA dan 12 kA, gaya elektroda dari 2 kN , 2,4 kN, 2,6 kN 3,2 kN dan 3,6 kN, waktu las dari 20 detik, 30 detik, 40 detik, 50 detik dan 57 detik. Pengujian sifat mekanik yang dilakukan meliputi pengujian kekerasan dengan metode Vickers, pengujian kekuatan geser sambungan dengan metode uji tarik, sedangkan pengujian metalografi dilakukan dengan menggunakan mikroskop optik.
Dari hasil uji tarik memperlihatkan untuk tebal plat 1 mm, apabila arus di bawah 4 kA tidak terjadi sambungan las, jika arus di atas 6 kA kekuatan geser sambungan las mulai turun. Untuk tebal plat 3 mm, jika arus di bawah 8 kA tidak terjadi sambungan las, tetapi jika arus di atas 10 kA kekuatan geser sambungan las mulai turun. Demikian juga waktu las dan gaya elektroda, apabila semakin tinggi dapat menurunkan kekuatan geser sambungan las, hal ini diduga karena arus listrik, waktu las dan gaya elektroda yang tinggi dapat menimbulkan rekristalisasi dan perubahan butir yang dapat menurunkan kekuatan sambungan las logam.
Hasil uji kekerasan memperlihatkan, bahwa semakin besar arus listrik, waktu las dan gaya elektroda, maka kekerasan logam makin besar, hal ini terjadi karena jika parameter las makin besar akan mengakibatkan rekristalisasi dan perubahan fasa pada logam, kejadian ini akan mengakibatkan kenaikan kekerasan logam.
Hasil pengujian struktur mikro memperlihatkan bahwa material mempunyai ferit, perlit dan martensit. Dengan demikian dari penelitian ini didapat hasil untuk pelat tebal 1 mm kombinasi yang terbaik adalah arus 6 kA, waktu las 30 detik dan gaya elektroda 2 kN. Untuk tebal plat 3 mm arus 10 kA, waktu las 20 detik, gaya elektroda 3,6 kN.

Welding is one of joining process that commonly used in automotive industry. An inaccurate choice of welding parameters may cause damage to the welding in form of broken, crack, and mechanical properties deterioration. Research on the effect of welding spot variables on mechanical properties of low carbon steel welding join had been done.
The research was focused on determining the best combination of welding parameters to get the best welding result. The welding 1 mm plate width was performed with varying the current of 2 kA, 4 kA, 6 kA, 8 kA, and 10 kA, electrode force of 2 kN, 2,4 kN, 2,8 kN, 3,2 kN and 3,6 kN, and welding time of 20 seconds, 30 seconds, 40 seconds 50 seconds. The welding of 3 mm plate width was done with varying the current of 8 kA, 9 kA, 10 kA, 11 kA, and 12 kA, electrode force of 2 kN, 2,4 kN, 2,8 kN, 3,2 kN and 3,6 kN, and welding time of 20 seconds, 30 seconds, 40 seconds, 50 seconds, 57 seconds. Test of mechanical properties performed includes hardness test using Vickers method, welded movement strength test using stretching test, whereas metallurgical test was performed using optical microscope.
The stretching test result showed that, for 1 mm width plate, if the current was less than 4 kA the welding did not occur, however, if the current is greater than 6 kA the movement strength of join started decreasing. Furthermore, for 3 mm plate width, if the current less than 8 kA the welding did not also occur and if the current was greater than 10 kA the movement strength of joint was decreasing. As for welding time and electrode force, if those parameters become high the movement strength of welding joint may be also decreased. This decreasing was foreseen because those can cause recristalization of grain that that may weaken the welded strength of metal.
Hardness test result showed that the higher the current, welding time and electrode force, the harder the metal. This phenomenon occurs since the higher the welding variables can cause recristalization and change the phase of metal that heightening the hardness of metal.
Microstructure test result showed that the material contain ferrite, perlite and martensite. As a final result it can be concluded that for 1 mm plate, the best combination of variables is 6 kA of current, 2 kN of electrode force, and welding time of 30 seconds, and for 3 mm plate width is 10 kA of current, 20 seconds of welding time and 3,6 electrode force.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sidabutar, Krispinus
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36551
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Haris Wahyudin
"Dalam dunia industri otomotif sepeda motor, swing arm merupakan salah satu komponen terpenting pada proses pabrikasinya. Hal tersebut diaplikasikan pada proses produksi pengelasan. Kebutuhan akan keberadaan jig sebagai alat bantu penopang pada proses produksi pengelasan sangatlah penting agar didapatkan hasil dari proses produksi swing arm sesuai dengan standar kualitas yang diharapkan. Proses mendesain jig swing arm harus disesuaikan dengan flow process yang diinginkan, dengan tetap mengacu pada standar kualitas dan standar dimensi drawing. Yang mana kesemuanya itu sangat menentukan terhadap kapasitas produksi yang diharapkan. Proses modifikasi terhadap jig sangat perlu dilakukan jika terdapat penyimpangan terhadap kualitas dan dimensi dari produk. Hal tersebut penting dilakukan agar tercipta perbaikan kualitas swing arm pada setiap tahapan prosesnya. Dengan kata lain memodifikasi jig mutlak harus dilakukan jika masih didapatkan penyimpangan terhadap standar-standar yang ada. Dengan adanya modifikasi ini diharapkan penyimpangan-penyimpangan terhadap kualitas dan dimensi drawing pada proses sebelumnya dapat dikurangi atau bahkan dapat dihilangi, sehingga akan menghasilkan kualitas produk swing arm yang lebih baik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S37543
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>