Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 60705 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Ceramic matrix composites (CMCs) have proven to be useful for a wide range of applications because of properties such as their light weight, toughness and temperature resistance. Advances in ceramic matrix composites summarises key advances and types of processing of CMCs.
After an introductory chapter, the first part of the book reviews types and processing of CMCs, covering processing, properties and applications. Chapters discuss nanoceramic matric composites, silicon carbide-containing alumina nanocomposites and advances in manufacture by various infiltration techniques including heat treatments and spark plasma sintering. The second part of the book is dedicated to understanding the properties of CMCs with chapters on finite element analysis, tribology and wear and self-healing CMCs. The final part of the book examines the applications of CMCs, including those in the structural engineering, nuclear and fusion energy, turbine, metal cutting and microelectronics industries."
Cambridge, UK: Woodhead, 2014
e20426767
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Hitipeuw, Michael Steven
"Perkembangan teknologi yang sangat pesat belakangan ini khususnya dalam teknologi manufaktur membutuhkan suatu material dengan properties yang sangat baik. Teknologi komposit dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk menjawab tantangan ini. Teknologi komposit dapat menggabungkan sifat - sifat unggul dari material untuk menghasilkan suatu material baru dengan sifat yang lebih baik. Salah satu contoh yang paling sering digunakan adalah dalam proses manufaktur rompi anti peluru (Bulletproof Vest) yang memiliki kekerasan seperti baja sehingga dapat menahan peluru namun memiliki bobot yang ringan sehingga tetap nyaman digunakan. Pada penelitian akan dilakukan pembuatan material komposit matriks logam dengan Al sebagai matriks dan grafit sebagai penguat yang dibuat dengan metode metalurgi serbuk. Tahapan proses metalurgi serbuk yang dilakukan yaitu mulai dari pencampuran serbuk, kompaksi sampai pemanasan (sinter). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh variabel %Vf Grafit terhadap sifat mekanis antara lain : kekerasan, densitas/porositas,keausan, dan kuat tekan; serta struktur mikro material komposit matriks logam Al-grafit.
Berdasarkan hasil penelitian dapat ditunjukkan bahwa dengan semakin meningkatnya %Vf Grafit yang ditambahkan maka densitas, kekerasan, dan kuat tekan mengalami penurunan; sedangkan porositas dan laju aus mengalami peningkatan.. Nilai densitas optimum yaitu sebesar 2,04 gr/cm3 diperoleh pada sampel non-sinter dengan %Vf Grafit sebesar 2%.. Nilai kekerasan dan kuat tekan optimum diperoleh pada sampel hasil sinter dengan %Vf Grafit sebesar 2% berturut-turut sebesar 23 BHN dan 197 Mpa. Nilai porositas minimum diperoleh pada sampel non-sinter dengan variabel %Vf Grafit 2% yaitu sebesar 20%.. Nilai laju aus minimum diperoleh pada sampel hasil sinter dengan %Vf Grafit 2% yaitu sebesar 8,22 x 10-7 mm3/mm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S41806
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faizatul Shimal Mehamod
"Machining of metal matrix composites gives the reader information on machining of MMCs with a special emphasis on aluminium matrix composites. Chapter 1 provides the mechanics and modelling of chip formation for traditional machining processes. Chapter 2 is dedicated to surface integrity when machining MMCs. Chapter 3 describes the machinability aspects of MMCs. Chapter 4 contains information on traditional machining processes and chapter 5 is dedicated to the grinding of MMCs. Chapter 6 describes the dry cutting of MMCs with SiC particulate reinforcement. Finally, chapter 7 is dedicated to computational methods and optimization in the machining of MMCs."
London: [Springer, ], 2012
e20418729
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Anne Zulfia
"Pure Al/SiC metal matrix composites (MMC) have been successful produced by the Lanxide process with different processing temperature for 8 hours. The process is simply without aid externally pressure. However, N2 oxygen free was flushed during the process. Molten pure Al has fully infiltrated to the preform with Sl/1% Mg at 750, 800, 850, 900 and 1000°C§ but infiltration did not occur to the preform with 3Vj'% Mg. Voids exist above the infiltrated preform in the systems with higher temperature (900 °C and 1000°C) for 8 hours. Such voids were not formed in the systems with low temperature. This paper described the investigation into the production of pure Al matrix composites, the eject of processing temperature will be investigated and the resulting will be fully characterised."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
JUTE-15-2-Jun2001-202
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Academic Press, 1974
620.16 BRO c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Academic Press, 1974
620.16 BRO c IV (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Anne Zulfia
"Komposit matriks atau MMC's menawarkan masa depan yg baik,spesifik kekakuan (stiffnes) dan kekuatan meningkat relatif terhadap bhn tanpa penguatan walaupun sifat meakanik dpt dipengaruhi oleh kehadiran porositas dr prosesi pengecoran dengan stiring.Pengaruh dr penekanan isostatik panas (HIPping) pd porositas didlm paduan aluminium stir-cast A357/15 vol%Sic partikel MMC's telah diteliti.Empat perlakuan HIPping yg berbeda telah diselidiki dan hasilnya menunjukkan bahwa HIPping dengan kondisi 565oC/103 MPa/15 menit diikuti oleh 535oC/103MPa/2 jam adalah yg optimum.Pengujian 4 titik banding dengan takik tunggal dilakukan pd benda uji yg telah mengalami HIPping. Kekuatan bending telah meningkat secara signifcan krn berkurangnya porositas setelah kondisi HIPping ini di bandingkan bhn bakunya.Partikel penguat keramik yg dikombinasikan dengan paduan aluminium matrix composit dpt menyediakan kebutuhan antara penghematan berat(pengurangan berat) dan ketangguhan yg diperlukan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
JUTE-XVI-2-Jun2002-87
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Miranda Cahyeni
"Magnesium (Mg) merupakan logam ringan. Namun, magnesium dan paduannya mengalami degradasi yang sangat cepat di dalam lingkungan yang basah. Selain itu sifat film alami pada paduan magnesium sangat tipis, sehingga paduan magnesium memiliki ketahanan korosi yang sangat rendah. Hal ini menyebabkan kekuatan mekanik pada paduan magnesium mengalami penurunan. Untuk menangani masalah tersebut maka dilakukan Plasma electrolytic Oxidation (PEO) untuk meningkatkan ketahanan korosi pada paduan magnesium. Lapisan film oksida yang dihasilkan dari proses PEO bersifat tebal dan keras, namun juga memiliki pori, retakan dan lapisan yang tidak rata. Proses PEO dilakukan dengan memvariasikan waktu PEO dan arus selama PEO yang berlangsung di dalam elektrolit 0.5 M Na3PO4 pada suhu 30°C ± 1°C. PEO dilakukan dengan variasi waktu 30, 60 dan 90 detik. Ketebalan yang dihasilkan untuk masing-masing variasi waktu adalah 16,23, 27,76 dan 33,11 μm. Sedangkan untuk variasi arus 0,2, 0,3 dan 0,4 A akan dihasilkan ketebalan film oksida 32,61, 55,65 dan 66,25 μm. Untuk mengetahui laju korosi paduan magnesium yang telah diberi perlakuan PEO dilakukan dengan uji polarisasi di dalam larutan 3,5% NaCl pada suhu 30°C. Hasil uji polarisasi untuk variasi waktu menunjukkan peningkatan ketahanan korosi yang ditandai dengan kenaikan potensial korosi pada substrat, 30, 60 dan 90 detik berturut-turut adalah -1.22, -1.26, -0.75 dan -1.03 VAg/AgCl dan penurunan arus korosi berturut-turut 94,79, 11.30, 0.36 dan 0,67 μA/cm2. Sedangkan untuk variasi arus 0,2, 0,3 san 0,4 A menunjukkan kenaikan potensial korosi berturut-turut  -1,24, -1,18 dan 0,41 VAg/AgCl dan penurunan arus korosi berturut-turut adalah 5,1, 4,6 dan 4,3 μA/cm2. Hasil tersebut menunjukkan bahwa PEO dapat meningkatkan ketahanan  korosi pada paduan magnesium AZ91.

Magnesium (Mg) is a lightweight metal. However, Magnesium and its alloys experience very rapid degradation in wet environments. In addition, the natural film properties of magnesium alloys are very thin, so magnesium alloys have very low corrosion resistance. This causes the mechanical strength of the magnesium alloy to decrease. To deal with these problems, a Plasma Electrolytic Oxidation (PEO) was performed to improve corrosion resistance in magnesium alloys. The oxide film layer produced from the PEO process is thick and hard, but also has pores, cracks and uneven layers. The PEO process is carried out by varying the time of the PEO and the current during the PEO that takes place in a 0.5 M Na3PO4 electrolyte at a temperature of 30 °C ± 1 °C. PEO is done with a time variation of 30, 60 and 90 seconds. The thickness produced for each time variation is 16.23, 27.76 and 33.11 μm. As for the current variations of 0.2, 0.3 and 0.4 A, an oxide film thickness of 32.61, 55.65 and 66,25 μm  To determine the corrosion rate of magnesium alloys that have been treated with PEO is done by polarization testing in a solution of 3.5% NaCl at 30 °C. The polarization test results for time variation show an increase in corrosion resistance which is characterized by an increase in corrosion potential on the substrate, 30, 60 and 90 seconds respectively -1.22, -1.26, -0.75 and -1.03 VAg/AgCl and a decrease in corrosion currents respectively 94.79, 11.30, 0.36 and 0.67 μA/cm2. As for the current variations of 0.2, 0.3 and 0.4 A, it shows a increase in corrosion potential of -1.24, -1.18 and 0.41 VAg/AgCl and an decrease in corrosion current respectively 5,1, 4,6 dan 4,3 μA/cm2. These results indicate that PEO can increase corrosion resistance in AZ91 magnesium alloys."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Kurniawan
"Perkembangan ilmu pengetahaan sangat pesat pada akhir-akhir ini. Demikian halnya dalam bidang ilmu bahan untuk penggunaan rekayasa. Seriap material-material memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dengan berkernbangnya teknologi maka keburuhan akan bahan-bahan yang mempunyai suatu mekanik yang unggul semakin meningkat. Pembuatan material kompasit merupakan salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut. Materiai komposit merupakan gabungan dari dua unsur atau lebih dimana sifat-sifat mekanik yang unggul dari keduanya akan saling melengkapi dan menutupi kekurangan masing-masing. Salah satu cara pembuatan komposif adalah dengan menggunakan metode infiltrasi tanpa tekanan. Metode ini dikembangkan karena mempunyai berbagai keunggulan diantaranya adalah prosesnya mudah dan lebih ekonomis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu tahan terhadap sifat mekanis dari material komposif hasil infiltrasi tanpa tekanan. Waktu tahan yang digunakan adalah 2 jam, 5 jam, 8 jam, 10 jam dan 12 jam. Dengan temnperatur infiltrasi 1000°C dan persentase Mg sebesar 10% sebagai wetting agent. Gas nitrogen dialirkan kedalam dapur sebagai atmosfer dan pendukung proses pembasahan. Hasil penelitian menunjukkan peningkaran waktu tahan akan meningkatkan kedalaman infitrasi, desitas & porositas, kekerasan, serta penurunan laju aus. Kedalaman infiltrasi tertinggi yaitu 13.63 mm didapatkan pada waktu: tahan 12 jam demikian juga dengan densitas maksimum sebesar 2.9 gram/cm3 serta persentase porositas terkecil yaitu 2.34% hasil dari infiltrasi tanpa tekanan dengan waktu tahan 12 jam. Kekerasan tertinggi dari material komposif yang terbentuk sebesar 491 BHN dan Iaju aus terkecil yaitu 9.39 x 104 mm3/m didapatkan dari proses infiltrasi selama 12 jam. Dari pengujian SEM/EDAX dikertahui bahwa unsur/senyawa yang terbentuk adalah SiC dan Al4C3."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S41383
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>