Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 61010 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cahyo Wilis Candrawan R.
"Dalam keseharian kita, tanpa disadari hampir semua tindakan yang dilakukan selalu melalui pertimbangan politis. Politik selalu dekal dengan kehidupan sehari-hari masyarakat. Perubahan sistem politk yang berlangsung, memungkinkan bebasnya orang mengeluarkan ide dan gagasan. Sebagai sebuah ilmu tentang ide dan gagasan, ideologi tidak hanya hadir dalam wilayah politik. Kehadiran ideologi juga bisa dijumpai dalam berbagai bidang seperti sosial dan semi.
Ideologi dianggap juga hadir dalam karya arsitektur. Kehadiran sebuah karya dalam arsitektur bisa dimanfaatkan sebagai media penyebaran ideologi untuk kepentingan tertentu. Arsitektur menjadi Salah satu seni pelitik karena memiliki kemampuan komunikasi Iebih dalam menyampaikan makna ideologi politik tertentu dibandingkan dengan karya-karya seni Iainnya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S47885
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firman Setia Herwanto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S47897
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Windry Ramadhina
"Pada pertengahan 1960-an, Soekarno, presiden pertama Indonesia, memutuskan untuk membangun sebuah masjid nasional dengan gaya arsitektur modem yang monumental di pusat Kota Jakarta. Impiannya adalah untuk menjadikan ibukota tersebut sebagai mercu-suar dari negara-negara yang timbul. Yang kemudian menjadi penting bagi presiden ini bukanlah arsitek yang harus mendesain bangunan landmark ini, melainkan bentuk bangunan tersebut harus meninggalkan ekspresi arsitektural dari masjid lokal tradisional.
Soekarno menolak untuk membangun masjid tradisional seperti masjid Demak atau masjid Banten, la dan komunitas islam di Indonesia saat itu ingin mendirikan sebuah masjid yang lebih besar dan lebih indah dari masjid Muhammmad Ali di Cairo dengan alasan Indonesia adalah negara islam yang besar. Maka kemudian masjid tersebut terealisasi dan dikenal sebagai masjid lstiqlal.
Pada masa Orde Baru (1966-1998), Suharto membudayakan arsitektur yang merefleksikan Indonesia. Pada masa inilah ide dan bentuk arsitektur Indonesia lahir kembali. Pada awal 1980-an, dikeluarkan suatu program nasional mengenai bangunan masjid. Ratusan masjid terstandardisasi yang mengadopsi citra masjid Demak dibangun di banyak daerah di Indonesia. Pengadopsian citra ini mungkin merupakan suatu usaha pemerintah baru untuk membangun otoritasnya.
Wacana “hubungan antara arsitektur dan politik" sudah sejak lama muncul. Banyak teorisi-teorisi arsitektur yang mengemukakan hal ini dalam esai-esai dan teori- teori mereka. Yang akan dibahas oleh karya tulis ini adalah arsitektur dan politik pada masa Orde Baru, sebagai masa pemerintahan yang paling lama di Indonesia, berdasarkan esai-esai teori-teori tersebut."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S48518
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dynno Putra Asmara
"Luas lahan untuk perumahan di DKI Jakarta mencapai 42.440,61 ha (66,52%o dari luas Jakarta) dari luas tersebut terdapat 392 RW kumuh dengan luas mencapai
3.119,16 ha, Penggunanan lahan yang dominan untuk perumahan menyebabkan tumbuhnya kampung di Jakarta dengan kondisi kumuh. @adan Pusat Statistik, 201l).
Kampung kumuh yang telah mendapat penataan pemerintah saat ini pada lokasi tertentu kondisinya mendekati kembali pada kondisi awal seperti sebelum ditata.
Penelitian mengenai konsep Eko-Arsitektur belum mengakomodasi kohesi sosial dan penerapan jasa lingkungan yang berdampak pada perbaikan lingkungan fisik kampung. Kohesi sosial-arsitektur dan jasa lingkungan diperlukan untuk membentuk Model Kampung Berbasis Eko-Arsitektur pada hunian horisontal kampung di kota. Faktor eko-arsitektur belum diintegrasikan dengan faktor kohesi sosial-arsitektur dan faktor
jasa lingkungan. Faktor-faktor Tata Letak Bangunan, Konservasi Energi dan Air, Jasa Lingkungan, dan Kohesi Sosial-Arsitektur secara bersama-sama memiliki korelasi
dan pengaruh yang kuat terhadap pembentukan Kampung Berbasis Eko-Arsitektur di lokasi penelitian. Faktor Kohesi Sosial-Arsitektur dan faktor Jasa Lingkungan
memiliki pengaruh 2 (dua) kali lipat lebih besar dari faktor lain pada model kampung berbasis eko-arsitektur.

Area of land for housing in Jakarta reached 42,440.61 ha (66.52% of the area of Jakarta), a part of the area there are 392 slum community groups with an area of 3,1 19.16 ha, are used dominant for housing, it causes the growth ofvillages in Jakarta into slum conditions (Central Bureau of Statistics, 201 l ). Slum Villages that had been planned and structuring by govemment, at a certain location the conditions are
approaching relapse as before laid. Researches about eco-architecture concept had not been integrated by social-architecture cohesion factor and environmental services factor that impact to the village environment improvement. Social Cohesion was needed to form Modelling Of Village Based On Eco-Architecture at horizontal housing village in the city. EcoArchitecture Factors had not been integrated to the Factors of: Layout Building, Energy and Water Conservation, Environmental Services, and Social-Architecture Cohesion together had strong correlation influence on the forming of village based on Eco-Architecture
at t}te researchers site. Social-Architecture Cohesion and Environmental Services factors has an influence 2 (two) times greater than other factors in Modelling Of
Village Based On Eco-Architecture.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harma Adi Santri
"Perdebatan ruang-waktu dalam Arsitektur akan memakan waktu yang belum dapat diperkirakan. Arsitektur sendiri, belum secara tegas melakukan penelahaan akan makna ruang dan waktu itu sebelum terjadinya revolusi Perands. yakni pada sekitar akhir abad kesembilan-belas. Pada masa sebelum 'rtu, pemikiran tentang ruang-waktu hanya banyak menjadi bahan permasalahan ilmu-ilmu filsafat dan ilmu pengetahuan alam saja. Baru setelah terjadinya revolusi Perands, kalangan arsitektur mulai membuka pemahaman akan pe-makna-an penting dari definisi ruang dan waktu itu sendiri. Hal ini sangatlah disadari sebagai sesuatu yang ironis, karena pemahaman yang kemudian timbul adalah bahwasanya arsitektur itu sendiri adalah tentang 'pengolahan ruang*.
Pemahaman tentang 'waktu’ di dalam arsitektur sendiri, sepertinya akan lebih sedikit dibandingkan pemahaman-pemahaman mengenai ruang. Hal ini mengingat bahwa penyadaran tenteng pentingnya waktu sebagai salah satu dimensi dari ruang baru diberikan oleh Einstein dalam teori relativitasnya. Sebelumnya, dalam teori Newton, waktu hanyalah dianggap sebagai suatu elemen saja dari ruang, karena pada dasamya ruang itu sendiri adalah absolut. Pada perkembangannya, pemikiran Einstein ini sedikit banyak membuka cara baru dalam Arsitektur untuk menelaah definisi dari ruang, dimana 'waktu’ dipandang sebagai sesuatu yang “tidak terpisahkan' ketika kita berbicara soal 'ruang* di dalam arsitektur. Banyak pendekatan yang dapat dilakukan guna memahami persoalan ruang-waktu tersebut. Salah satunya adalah dengan melihat bagaimana persoalan ruang-waktu ini dipahami dalam bidang kajian-kajian diluar arsitektur ftu sendiri, dengan maksud menghadirkan suatu sudut pandang (perspektif), sebagai penyajian dari cara melihaVberpikir dari kajian tersebut, yang pada akhirnya hal ini dapat dijadikan pelajaran, terutama bagi dunia arsitektur"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S48355
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfino Fadjar Rezkian
"Material adalah komponen yang tak terpisahkan dalam arsitektur. Perkembangan kebutuhan manusia mendorong manusia untuk berinovasi menemukan material baru untuk memenuhi kebutuhannya. Namun di sisi lain, eksploitasi alam secara besar-besaran untuk keperluan lingkung bangun terutama untuk keperluan material bangunan, menimbulkan kerusakan dan ketidak stabilan ekosistem. Konsep arsitektur ekologis hadir sebagai dimensi ekologis dalam arsitektur yang penuh perhatian kepada lingkungan alam dengan sumber daya alam yang terbatas. Material alami sebagai material yang ekologis dianggap dapat meredakan masalah tersebut. Penggunaan material alami dapat ikut menjaga keseimbangan ekosistem lewat pengurangan penggunaan sumber daya alam; pengurangan penggunaan energi pada saat eksploitasi, produksi, transportasi dan pembangunan; melestarian ketukangan lokal; dan keberlanjutan di bidang ekonomi.

Materials is inseparable from architecture. The developments of human needs encourage innovation of new materials to meet their needs. On the other hand, the exploitation of nature on a large scale for built environment, especially materials, cause damaged and unstable ecosystem. Eco architecture concept present as attentive to the natural environment with limited natural resources. Natural material as eco materials are considered to alleviate the problems. The use of natural materials can maintaining stability of ecosystem through reduced use of natural resources; reduction in energy use at exploitation, production, transportation and construction; preserving local craftsmanship; and sustainability in economic field."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63135
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frick, Heinz
Yogyakarta: Kanisius, 1991
720.47 FRI a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Frick, Heinz
Yogyakarta: Kanisius, 1996
720.47 FRI a (2)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan Tjahjono
Jakarta: UI-Press, 2002
PGB 0408
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Fariddin Attar
"Jumlah penduduk yang terus tumbuh diikuti dengan kebutuhan baru. Salah satunya adalah kebutuhan lahan untuk tempat tinggal yang semakin lama menjadi berkurang. Isu mengenai keterbatasan ruang telah memicu munculnya inovasi berupa portabilitas pada yaitu arsitektur portable. Skripsi ini membahas mengenai portabilitas yang menyebabkan pembentukan ruang yang flesibel dan mobile pada arsitektur portable dan kaitannya dengan smart arhitecture. Metode penulisan skripsi ini adalah studi kasus dengan mengambil contoh-contoh pada arsitektur portable untuk dibahas ke-portabilitasannya dalam bentuk tahapan transformasi serta mobilitasnya. Kemudian dikaitkan dengan lingkungan serta manusia sebagai penggunanya. Dalam hal ini portabilitas dalam arsitektur yang smart berhubungan dengan transportable environment.

The growth of population is followed by the growth of necessity. One of the cases is the requirement of dwelling place becomes narrow than before. The issue about limitation space has already inspired the emerge of innovation in architect field which is portable architecture. This thesis discusses the portability that causes the formation of space and flexible and mobile in relation to architecture and smart portable arhitecture. Method of this thesis is a case study by taking samples on portable architecture portabilitasannya to discuss all stages of transformation in the shape and mobility. Then linked to the environment and humans as users. In this case the smart portability in architecture related to Transportable environment."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47741
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>