Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143034 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dicky Setiawan Bahrun
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S48215
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herman
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S48237
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rohilfa Riza
"Jalan merupakan suatu ruang publik yang semua orang mempunyai hak yang sama untuk menggunakannya, baik pengguna kendaraan, pedestrian pada semua umur dan pedestrian penyandang cacat. Tetapi pada kenyataannya, secara umum keadaan jalan di kota besar di Indonesia tidak memberikan rasa aman kepada pedestrian, baik dalam menyeberang jalan maupun berjalan di trotoar. Tulisan ini memaparkan bagaimana suatu desain jalan raya dapat mengatur segala aktivitas diatasnya sehingga memberikan rasa aman kepada pedestrian, yaitu berkenaan dengan pengontrolan kecepatan kendaraan di titik fasilitas penyeberangan, penataan fisik untuk mengatur aktivitas pedestrian dan penyandang cacat. Pada kesimpulan terdapat banyak faktor yang memengaruhi penataan fisik ini, diantaranya pemilihan penataan fisik untuk salah satu pengguna jalan dapat member hambatan kepada pedestrian yang lain, oleh karena itu harus mempertimbangkan pengguna yang dominan beraktivitas di jalan tersebut. Selain itu, kebudayaan dan kebiasaan manusia yang beraktivitas juga berpengaruh dalam pemutusan penataan fisik jalan.

Street is a kind of public space where everybody has the same right to do any activities on it, whether it is for the vehicles, any age?s pedestrian or the difables. But in fact, generally the streets condition at Indonesia could not make pedestrians feel safe to do activities on it, such as cross the street and walking on the sidewalk. This paper explain how a street design could give feel safe to pedestrians to do activities on the street, involved to control vehicles speed where pedestrian crossing street, to control pedestrian activities, and physical street design for difables. In conclusion, many factors influence it, such as choice a street design for one pedestrian would create obstacle for others, for that reason, it should considers dominant user who do activities on it. Furthermore, culture and habit of human doing activities on it, also influence the choice of a physical street design."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S48628
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Dewi Fajri
"Hasil Sakernas Agustus 2020 menunjukan bahwa lebih dari 800.000 pekerja asal DKI Jakarta, 1,8 juta pekerja asal Jawa Barat, dan 600.000 pekerja asal Banten adalah pekerja komuter dimana mereka melakukan perjalanan lintas kabupaten/kota secara rutin setiap harinya. Tingginya mobilitas antar provinsi ini menyebabkan terjadinya kepadatan lalu lintas, salah satunya di Kota Depok yang berperan sebagai kota penyangga DKI Jakarta. Salah satu penyebab masalah lalu lintas di Kota Depok adalah keberadaan Terminal tipe C di Jalan Margonda Raya. Untuk menguraikan kepadatan lalu lintas tersebut, Pemerintah Kota Depok membangun Terminal Jatijajar dengan tipe A dan mengalihkan operasional bus AKDP dari Terminal Margonda ke Terminal Jatijajar. Pemindahan layanan bus AKDP ini akan membuat jumlah pengunjung Terminal Jatijajar meningkat. Terminal yang dirancang untuk menjadi Kawasan Transit Oriented Development ini akan melayani transportasi publik berupa angkutan kota, trans Jakarta, AKDP, dan AKAP. Konsep TOD yang digunakan juga didukung dengan disediakannya fasilitas penunjang seperti area Park n Ride dan zona Drop Off bagi pengguna terminal yang menggunakan kendaraan pribadi. Pergerakan pejalan kaki di Terminal tipe A seperti Terminal Jatijajar ini menjadi penting untuk diperhatikan. Dalam Master Plan Terminal Jatijajar yang dibuat Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) sudah merencanakan bagaimana pergerakan orang di Terminal. Analisis pergerakan pejalan kaki dilakukan guna melihat bagaimana kondisi fasilitas pejalan kaki pada rancangan tersebut. Analisis dilakukan menggunakan aplikasi PTV Vissim dengan model mengacu pada Master Plan yang telah dibuat BPTJ selaku pengelola pusat. Model akan disimulasikan dengan jumlah pejalan kaki atau pedestrian input bervariasi; free flow, rancangan kapasitas pesimis, moderat, dan optimis. Setelah itu, hasil simulasi berupa travel time (waktu pergerakan pejalan kaki di area terminal pada rute-rute yang telah dibuat) pada kondisi eksisting dianalisis untuk kemudian model usulan dibuat. Model usulan ini akan menjadi alternatif desain fasilitas pejalan kaki yang dapat mempersingkat waktu perjalanan yang dibutuhkan.

The August 2020 Sakernas show that more than 800,000 workers from DKI Jakarta, 1.8 million workers from West Java, and 600,000 from Banten are commuter workers who travel across districts/cities regularly every day. The high mobility between provinces causes traffic congestion, one of which is in Depok, which acts as a buffer city for DKI Jakarta. One of the causes of traffic problems in Depok is the existence of a Type C Terminal on Jalan Margonda Raya. To describe the traffic density, The Government built the Terminal Jatijajar with type A and divertedAKDP bus operations from Terminal Margonda to Terminal Jatijajar. The transfer of the AKDP bus service will increase the number of visitors at Terminal Jatijajar. The terminal, designed to be a Transit Oriented Development Area, will serve public transportation in the form of Angkutan Kota, Trans Jakarta, AKDP, and AKAP. The TOD concept is also supported by supporting facilities such as park-n-ride areas and drop-off zones for terminal users who use private vehicles. Pedestrian movement in Type A Terminals such as Terminal Jatijajar is crucial. The Terminal Jatijajar Master Plan made by the Jabodetabek Transportation Management Agency (BPTJ) has planned a network where people move in the Terminal. Pedestrian movement analysis is done to see how the condition of the pedestrian facilities in the design is. The analysis was done using the PTV Vissim application with the model referring to the Master Plan that had been made by BPTJ as the central manager. The model was then simulated with the pedestrian input varies; free flow, pessimistic, moderate, and optimistic capacity design. After that, the simulation results in the form of travel time (pedestrian movement time in the terminal area on the routes that have been created) in existing conditions are analyzed and a proposed model is made. The proposed model will be an alternative design that can shorten the required travel time."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Namirah Zahra
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas bagaimana kajian spasial pejalan kaki terhadap kontestasi maknajalan dan fungsi ruang jalan dengan melihat konteks ruang jalan di Tanah Abang.Memahami realita kota Jakarta, khususnya Tanah Abang dengan pendekatan messyurbanism, bahwa kondisi kota dan masyarakatnya tidak jauh berbeda dengan kota GlobalSouth dimana salahsatu kararkteristiknya ruang jalan tidak hanya digunakan untukkendaraan tetapi juga fungsi lain yang melibatkan aktor informal. Jalan Jatibaru menjadiruang pertemuan beragam aktor/kepentingan/pengguna diantaranya; pejalan kaki dari/keStasiun Transit Tanah Abang; PKL; mikrolet. Pergerakan barang, orang dan kendaraanmemberikan kontestasi pemaknaan dan fungsi jalan antar pengguna didukung denganmelihat sejarah jalan sebagai ruang sosial dengan beragam aktor menggunakan ruangjalan. Pembahasan mencakup tentang ruang sosial, messy urbanism, traffic evaporation,jalan sebagai ruang publik, persaingan pejalan kaki dan automobile terhadap ruang jalanpublik. Metode yang digunakan diantaranya etnografi spasial, metode pendekatan emik,dan pemetaan ruang dan waktu serta foto untuk menelusuri praktik spasial penggunaterhadap kontestasi makna dan fungsi ruang Jalan Jatibaru melalui pemetaan penggunadan narasi spasial pejalan kaki. Kepentingan/pengguna yang menjadi fokus pemetaanadalah pejalan kaki, mikrolet, PKL, dan pemerintah.

ABSTRACT
This thesis discusses how pedestrian defines contestation meaning of street and itspurpose by experiencing it in Tanah Abang. Understanding the realities of Jakarta,particularly Tanah Abang by using messy urbanism approach, that city and its people arenot distant from Global South cities where one of the characteristics is street space notonly used for the automobile but also another function involve informal actor. Jatibarustreet becomes a meeting space by diverse actors user pedestrian from to Tanah Abangtransit station hawkers mikrolet. The movement of goods, people, and vehicle give themeaning and purpose between street user supported by seeing street history as socialspace with diverse actors are using its space. The discussion over social space, messyurbanism, traffic evaporation, street as public space, contestation between pedestrian andautomobile to a public street. Methods are used through spatial ethnography, emicapproach, space time mapping also taking photos for investigating user rsquo s spatial practiceof contesting meaning and function of Jatibaru street through user mapping andpedestrian rsquo s spatial narrative. The interest of objective observation is pedestrian, mikrolet,hawkers, and government authority."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natalia Tanan
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2012
JJJ 29:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ariel Pratama
"Jakarta Timur memiliki jumlah kecelakaan lalu lintas tertinggi dibandingkan kota-kota lain di Jakarta selama beberapa tahun terakhir, menunjukkan perlunya peningkatan keselamatan lalu lintas, terutama untuk mobilitas aktif. Berbagai proyek telah dilaksanakan di Jakarta untuk meningkatkan serviceability bagi pejalan kaki dan pengguna sepeda untuk mendorong kebiasaan mobilitas aktif. Namun, hal itu masih belum diterapkan di Jakarta secara keseluruhan. Tulisan ini bertujuan untuk melakukan perbaikan lalu lintas pada simpang tidak aman tertentu di Jakarta Timur. Persimpangan sendiri dipilih sebagai pejalan kaki dan pengguna sepeda adalah yang paling rentan saat menggunakannya. Melalui studi banding kasus, makalah ini diharapkan dapat menentukan desain geometris persimpangan yang sesuai untuk meningkatkan keamanannya bagi pergerakan pejalan kaki dan sepeda, dengan tetap mempertahankan kinerjanya, seperti kapasitas, derajat kejenuhan, dan tundaannya. Studi menunjukkan bahwa peningkatan geometris persimpangan dengan beberapa penyesuaian meningkatkan kemudahan servisnya untuk mobilitas aktif.

East Jakarta has the highest amount of traffic accident than other cities in Jakarta for the last few years, indicating the need of traffic improvement on their safety, particularly for active mobility. Various projects have been implemented in Jakarta to improve its serviceability for pedestrian and bicycle user to drive the habit of active mobility. However, they still not have been implemented in Jakarta as a whole. This paper aims to do traffic improvement on a particular unsafe intersection in East Jakarta. Intersection itself is chosen as pedestrian and bicycle user are the most vulnerable when using it. Through comparative study cases, this paper is expected to determine appropriate junction geometrical designs that improve its safety for pedestrian and bicycle movement, while maintaining its performance, such as its capacity, degree of saturation, and delay. The study shows that junction geometrical improvement with several adjustments improves its serviceability for active mobility."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Fakhri Aulia
"TransJakarta adalah satu fenomena yang muncul di kalangan masyarakat Jakarta sejak awal tahun 2004. Sejak awal kemunculannya, TransJakarta atau Tije sudah menarik perhatian karena sistem pengoperasian yang baru. Tije merupakan penerapanan dari sistem bus rapid transit (BRT) yang sudah lebih dulu diterapkan di Bogota, Kolombia. Sistem ini menimbulkan banyak perubahan dalam pola transportasi masyarakat Jakarta, dan mendorong kebutuhan akan kondisi jalur pedestrian yang baik, terutama di sepanjang koridor TransJakarta. Skripsi ini akan menganalisis kedua hal tersebut: yaitu bagaimana kondisi riil TransJakarta dibandingkan dengan kondisi ideal sistem BRT dan bagaimana kondisi fisik jalur pedestrian di sepanjang koridor TransJakarta.
Dasar pemikiran yang digunakan untuk menganalisis adalah konsep-konsep mengenai transportasi publik, bus rapid transit, transit-oriented development, dan pedestrian. Unit analisis pada skripsi ini adalah jalur TransJakarta pada koridor I (Blok M ? Kota) dan koridor VI (Ragunan ? Dukuh Atas); serta jalur pedestrian pada kedua koridor tersebut, yaitu antara halte Patra Kuningan ? Depkes dan antara halte Bunderan Senayan ? Gelora Bung Karno.
Berdasarkan studi kasus pada unit analisis di atas dapat dilihat bahwa kondisi TransJakarta masih berada cukup jauh di bawah kondisi ideal sistem BRT dan bahwa kondisi fisik jalur pedestrian di sepanjang koridor TransJakarta juga belum maksimal. Lebih jauh lagi, keberadaan TransJakarta ternyata belum mampu mendorong peningkatan kondisi fisik jalur pedestrian ? walaupun di pihak lain ia menuntut pedestrian untuk melakukan lebih banyak aktivitas berjalan kaki.

TransJakarta is a phenomenon which started taking the Jakartans attention since early 2004. From the beginning of its operation, TransJakarta or Tije has attracted people?s attention because of its novelty in the operation system. Tije is an application of a bus-rapid transit (BRT) system which has already been used first in Bogota, Columbia. This system caused many changes in the travel patterns of Jakartans, and encouraged further the need of a good condition for pedestrian way, especially along the busway corridor. This thesis will analyse both issues: about how is the real condition of TransJakarta in comparison to the ideal condition of a BRT system and how is the physical condition of pedestrian way along the busway corridor.
The basic concepts used to analyse and answer the questions are: concepts about public transportation, bus rapid transit, transit-oriented development, and pedestrian. The analysis unit on this thesis is the busway runway on corrido I (Blok M ? Kota) and corridor 6 (Ragunan ? Kuningan); and the pedestrian ways on each of the corridor, i.e. between the busstop Patra Kuningan ? Depkes and between the busstop Bunderan Senayan ? Gelora Bung Karno.
Based on the case study on the aforementioned analysis unit, we can see that the condition of TransJakarta is still below the ideal condition of a BRT system and that the physical condition of the pedestrian way along the busway corridor is not yet optimal. Furthermore, the existence of TransJakarta has not been able to encourage the improvement of the physical condition of the pedestrian way ? eventhough on the other hand it demands pedestrians to walk more towards the busstops."
2008
S48432
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Meilia Sjamsuddin
"Maraknya pembangunan pusat perbelanjaan modern, seperti mal dan plaza, yang memisahkan kendaraan dan manusia. Sementara masih banyak pusat perbelanjaan yang menggabungkan kedua unsur ini (shopping street), tetapl kurang mendapat perhatian. Tempat ini sebenarnya mempunyai potensi untuk menjadi suatu pusat perbelanjaan yang menarik karena di dalamnya memperllatikan aspek manusia, pedestrian, yang belakangan im juga ramai dibicarakan. Tulisan ini bemiaksud membahas mengenai definisi shopping street dan unsur-unsur pembentuknya, dan kriteria bentuk fisik yang dibutuhkan guna rnenunjang terjadinya sebuah shopping street yang balk."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S49058
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tito Wira Pramudita
"Transportasi aktif dikaitkan manfaat kesehatan dan kebijakan, studi ini akan menangkap perspektif pejalan kaki secara subjektif pada faktor lingkungan buatan yang memengaruhi mereka untuk memutuskan rute tertentu dalam lingkup wilayah studi. Seiring dengan kemajuan studi pilihan rute pejalan kaki, area di dekat kampus QUT Gardens Point dan Kelvin Grove terpilih sebagai wilayah studi karena memiliki data lingkungan yang lengkap. Pemahaman tentang bagaimana pejalan kaki memilih rute mereka akan membantu pembuat kebijakan dalam mempertimbangkan penentuan prioritas dan investasi selektif dalam infrastruktur pejalan kaki juga pada akhirnya mempertahankan perilaku berjalan kaki. Rute terkait dengan faktor lingkungan buatan yang mendukung; banyak penelitian mengungkapkan bahwa pejalan kaki tidak antusias untuk mengeksplorasi rute alternatif yang tersedia karena mereka tidak puas dengan lingkungan berjalan atau tidak memiliki rute kompetitif lainnya dan cenderung menganggap pemodelan pejalan kaki dengan meminimalkan waktu perjalanan mereka atau jarak perjalanan bukan tentang rute. Penelitian ini mencoba untuk menyelesaikannya dalam studi perilaku pemilihan rute: Apakah pejalan kaki di wilayah studi mempertimbangkan rute jalur terpendek atau rute perubahan arah terendah pada rute aktua yang mereka ambil dan faktor lingkungan buatan memengaruhi pejalan kaki dalam memilih rute. Penelitian ini menjawab masalah penelitian dengan mengumpulkan data dari 50 pejalan kaki dengan tujuan utilitarian dalam wilayah studi di sekitar Brisbane, Australia. Mereka diminta untuk: a menggambar rute berjalan mereka ke tujuan pada wilayah studi; dan b) secara subjektif menunjukkan pengalaman mereka pada delapan 8 pertanyaan yang menggunakan skala likert. Dua rute alternatif rute jalur terpendek dan rute perubahan arah terendah) untuk setiap responden juga dihasilkan menggunakan asal dan tujuan dari rute yang diamati. Penggunaan wawancara digabungkan dengan analisis faktor wilayah menggunakan SWATCH di Google Street View dalam rute yang dipetakan pejalan kaki diproses menggunakan serangkaian model pilihan diskrit untuk menentukan signifikansi berbagai faktor lingkungan dan membangun kerangka konseptual rute yang lebih disukai. Dua metode berbeda digunakan untuk mengumpulkan data faktor lingkungan buatan menggunakan: a Google Street View; dan b) melalui kuesioner. Secara kategori, faktor trotoar adalah faktor lingkungan buatan yang paling penting yang memengaruhi pilihan rute pejalan kaki dan pejalan kaki cenderung memaksimalkan baik jarak terdekat maupun asumsi perubahan arah terendah."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>