Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157430 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tanjung, Purbowati
"Kegiatan utama mahasiswa jurusan arsitektur pada studio arsitekur adalah menggambar, membaca, dan menulis. Agar kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar, diperlukan sarana-sarana pendukung, antara lain pencahayaan ruang yang sesuai dengan kebutuhan.
Ada sebagian orang yang berpendapat bahwa pencahayaan buatan dapat menggantikan pencahayaan alam. Namun, bukankah akan lebih baik bila kita yang berada di daerah tropis ini, berusaha menggunakan poiensi alam yang sangat berlimpah, yaitu cahaya matahari, sebagai salah satu pendukung jalannya kegiatan-kegiatan yang kita lakukan?
Studi kasus yang diambil, adalah studio-arsitektur Universitas Indonesia dan Universitas Pelita Harapan karena memiliki karakter ruang yang hampir sama, antara lain bukaan jendela di satu sisi dan luas ruang sekitar seratus meter persegi. Metode penulisan yang digunakan adalah metode deskriptif.
Skripsi ini akan memperlihatkan faktor-faktor yang berpengaruh dalam perencanaan pencahayaan dalam studio arsitektur, yaitu perencanaan luas, strategi jendela; jenis,jumlah, dan kekuatan lampu. Faktor-faktor inilah yang harus diperhatikan dalam perencanaan pencahayaan sehingga turut mendukung kenyamanan melakukan kegiatan dalam studio arsitektur."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49028
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vania Andini
"Senior living yang berperan sebagai tempat tinggal untuk orang tua mempunyai visi untuk meningkatkan kesejahteraan hidup senior. Salah satu cara untuk mencapai hal tersebut adalah dengan memastikan penggunaan pencahayaan yang benar, sehingga senior dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih mandiri.
Skripsi ini bertujuan untuk memahami bagaimana pencahayaan yang terbaik untuk digunaakan di senior living dan juga apakah penggunaan lampu yang pada umumnya digunakan (CFL) dapat memenuhi kebutuhan senior.
Metode dari penulisan ini disertai dengan studi literature, analisa, penghitungan iluminasi, dan juga intercie. Studi kasus akan di bandingkan dengan prinsip pencahayaan untuk senior living.
Penelitian menunjukkan bahwa pencahayaan yang terbaik untuk senior living harus mengituki prinsip dan standard yang sudah itu. Terlebih lagi, komponen seperti tekstur dan cahaya natural harus di pikirkan dalam design. Walaupun penggunaan CFL dapat membantu peningkatan kesejahteraan hidup senior, tetapi peningkatan penggunaan cahaya matahari lebih berhasil dalam meningkatkan kesejahteraan penghuni senior living.

Senior living as a place for senior to dwell has a goal to provide a place that could ensure the increase of the senior?s well-being. One of the way to enhance the wellbeing of the senior is to have a proper lighting design, to ensure that senior is engaged into a day to day activities more independently.
This undergraduate thesis seeks to understand the best lighting design that needs to be applied for the senior living and also whether the current design which mostly use CFL can accommodate seniors.
The method of this research includes a literature study, analyzation, illuminance measurement, and interview. The study case data will be compared with the principal of lighting for the senior living.
The research show that the best lighting design of senior living needs to follow the principal of senior living. On top of that, other components such as the texture of the interiority and also the daylight needs to be considered. Even though CFL is sufficient to be used within senior living, however the use of sunlight is more efficient in ensuring the seniors more active.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65541
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azrar Hadi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Hery Fuad
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Wanda Widiastuti Soepandji
"Berawal dan ketertarikan seorang anak terhadap karya-karya arsitektural, dapat membawa mereka ke dalam kehidupan arsitektur yang sebenarnya baik secara disadari maupun tidak disadari. Secara tidak disadari manusia selalu hidup dalam lingkungan arsitektur. Alam tempat manusia hidup merupakan karya arsitektur milik Tuhan. Manusia yang masuk untuk memsiswai arsitektur dan mengikuti jejak penciptanya untuk menata dan membangun alam tetah melakukan kegiatan arsitektural. Namun karya arsitektural bukan hanya sekedar sebuah karya, karya arsitektural memberikan makna bagi kehidupan manusia, sebagai ruang hidup manusia. Masalah arsitektur bukan lagi masalah bangunan, tapi }uga masalah sosial, ekonomi, budaya, hokum, keamanan, kenegaraan dan lingkup dunia. Adanya keinginan untuk membentuk arsitek-arsitek baru, yang dapat membangun dunia dimulai oleh para penyelenggara pendidikan. Setiap penyetenggara memiliki karakter yang berbeda-beda dalam menyampaikan ilmunya. Penyampaian ilmu arsitektur dilakukan di datam studio arsitek, yang pada perkembangan selanJutnya berkembang menjadi studio perancangan di sekolah sekolah arsitektur. Dalam Studio para penyelenggara pendidikan bekerJa sama dengan para siswa untuk bersama-sama mencapai tujuan masing-masing. Bagi penyetenggara pendidikan, akan penting bagi mereka untuk menyalurkan ilmu yang mereka miliki dan menghasilkan arsitek-arsitek muda yang dapat membangun lingkungan lebih baik dari yang mereka lakukan. Sedangkan bagi para siswa penting bagi mereka untuk memperoleh keseluruhan ilmu yang harus dimiliki oleh seorang arsitek. Namun masatahnya adalah tidak satupun studio perancangan yang dapat mengakomodasi seluruh keahlian arsitek, Karena itu fokus pengembangan karakter lulusan lah yang dapat digunakan sebagai perangkai bentuk studio yang digunakan selama proses penyelenggaraan pendidikan arsitektur."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S48570
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"In aquatic ecosystems, light and nutrients in water column are the primary factors governing the planktonic primary productivity....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ven, Cornelis van de
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991
720 VEN r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Poppy Hariet Caroline
"Kebutuhan akan rasa ketenangan dan kejemihan semakin meningkat dengan makin rumitnya kehidupan manusia. Arsitektur yang melingkupi kehidupan manusia menyediakan ruang agar manusia dapat mencapai ketenangan tersebut dengan memberikan pengalaman merasakan ruang secara mumi. Zen dan minimalisme merupakan sebagian dari sekian banyak pandangan dalam arsitektur yang menawarkan ketenangan melalui kesederhanaan.
Keduanya sering disebulkan bersamaan dengan istilah Zen minimalis atau Minimalis Zen, menandakan hubungan yang erat antaranya, hingga akhimya menimbulkan kerancuan dalam pengertiannya. Keduanya merupakan pemikiran yang berangkat dan dasar yang sama sekali berbeda. meskipun menghasilkan kuatitas yang seringkali dianggap sama.
Tulisan ini berisi tentang penelusuran perbedaan tersebut dari konsep-konsepnya tentang ruang, prinsip-prinsip ajaran dan pandangannya, sampai Iatar belakang, bahkan pemikiran awal Timur dan Barat yang mempakan akar bagi kedua pemikiran. Penelusuran dilakukan melalui kajian pustaka, penafsiran serta pengalaman langsung di dalam mang Zen dan minimalisme, hingga dari perbandingan dapat ditegaskan perbedaan yang ada di antara keduanya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S48467
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Alissa Sastranegara
"Dalam merancang sebuah karya arsitektur, seorang perancang harus pintar-pintar mengolah rancangannya tersebut menjadi sesuatu yang - tidak harus indah- tetapi menarik untuk dilihat, tidak membosankan dan mempunyai kelebihan agar karya tersebut berumur panjang. Penampilan luar suatu bangunan memang bukan yang terpenting, tetapi cukup penting supaya keberadaan bangunan tersebut disadari masyarakat. Agar sebuah bangunan menarik untuk dilihat, bangunan tersebut harus rnempunyai sesuatu yang dapat membuat orang ingin melihatnya. Entah karena bangunan tersebut besar sekali, aneh sekali, keren sekali, rame sekali atau norak sekali, yang penting bangunan itu telah berhasil memancing orang untuk melihatnya, bahkan lebih hebat lagi jika orang tidak hanya melihatnya namun mengomentarinya. Untuk mencapai itu, suatu bangunan harus berbeda. Mempunyai perbedaan yang membuatnya stand out dari yang lain, lepas dari positif atau tidaknya perbedaan itu. Kontras adalah satu cara untuk mencapai kualitas-kualitas tersebut. Karena kontras adalah suatu keadaan dimana perbedaan-perbedaan dipertemukan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S48521
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Jati Ningrum
"Elemen estetis seringkali hanya dianggap sebagai pajangan atau hiasan ruang semata, tanpa menyadari polensi lain dan penerapan elemen estetis ini pada penataan ruang luar maupun ruang dalam. Sejauh manakah peran elemen estetis dalam meningkatkan kualitas visual dan fungsional dari sebuah ruang? Bagaimanakah prinsip-prinsip elemen estetis yang harus diterapkan agar elemen estetis tersebut dapat berfungsi secara efektif dan optimal? Bagaimana hubungan elemen estetis dengan penataan ruang luar dan penataan ruang dalam pada sebuah karya arsitektur? Peletakan elemen estetis yang seperti apakah yang dianggap tepat dan dapat mempeikaya kualitas ruang?
Penerapan elemen estetis memiliki tujuan yang positif, yaitu untuk menghasilkan segala hal yang balk, indah dan menyenangkan untuk ditanggapi dan dirasakan oleh indera manusia. Unsur keindahan yang hadir dalam warna, cahaya, pola & tekstur mempengaruhi persepsi dan emosi terhadap bobot visual, proporsi serta dimensi ruang Selain kebutuhan akan ruang, manusia juga membutuhkan seni sebagai eksprsi dalam kehidupannya. Seni dapat menjadi stimulus aktif dan pasif bagi manusia. Sebagai stimulus aktif, elemen estetis menjadi acuan skala dan acuan arah serta focal point yang bersifat eye-catching. Sedangkan sebagai stimulus pasif, elemen estetis berfungsi sebagai dekorasi ruang yang menjadi simbol dari suaiu kegiatan yang berlangsung di dalam ruang tersebut, menjadi pemacu semangat beraktivitas, membenkan karakter/identitas serta prestige kepada sebuah ruang.
Ruang hams memiliki unsur estelis atau keindahan. Pendekatan secara estetis ini penting karena dalam proses pemahaman terhadap ruang, kontak pertama manusia dengan ruang sekitamya adalah melalui pengalaman visual. Elemen estetis ini juga berkaitan erat dengan kualitas kenyamanan dalam beraktivitas. Nleskipun penilaiannya bersifat subyektif, tetapi perancangan elemen estetis harus memenuhi kaidah perancangan dan peletakan. Prinsip perancangannya harus rnemiliki tema yang jelas dan tidak monoton. Sedangkan peletakannya harus selaras dengan skala, proporsi dan komposisi ruang, serta harus dapat dilihat & dinikmati dari semua angle."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S48285
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>