Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 202425 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suhardiman
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S48264
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erwin Umaiyah
"Peng-optimalisasi-an dalam merancang suatu struktur bangunan sangat diperlukan untuk mendapatkan bangunan yang kuat terhadap struktur, tidak mahal biaya pembuatan dan perawatannya serta baik tingkat pelayanan yang diberikannya. Karena banyaknya aspek yang perlu ditinjau, maka pembatasan optimalisasi juga sangat diperlukan dalam penganalisaan. Bentuk optimasi yang dilakukan dalam penulisan skripsi ini adalah optimalisasi dimensi struktur atas dan bangunan rumah toko empat lantai yang mempunyai denah tertentu dengan menggunakan konstruksi beton bertulang serta memiliki spesifiksi perencanaan tertentu. Pada perancangan awal telah didapatkan tebal pelat yang memenuhi syarat ketebalan pelat berdasarkan peraturan SKSNI T-15-1991-03 mengenai Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung. Untuk balok dan kolom dicoba masing-maing 3 dimensi penampang yang kemudian dikombinasikan untuk mendapatkan penampang yang optimum. Dalam melakukan perhitungan gaya dalam optimum dari struktur baik optimum positif maupun negatif, maka digunakan bantuan Structural Analysis Program (SAP), dan peninjauan portal dua dimensi secara static equivalent Hasil dari gaya dalam tersebut diberikan dalam bentuk tabel agar memudahkan dalam penggunaannya. Sistem coba-coba yang diterapkan {trial and error) pada saat penentuan dimensi balok dan kolom yang optimum dapat menjadi lebih sederhana pengerjaannya apabila dibuat dalam suatu program untuk peng-optimalisasi-nya. Hal ini dapat dilakukan untuk jenis peninjauan yang berbeda, apabila sistem yang digunakan adalah trial and error."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S35015
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tito Tegar Irawan
"Pekerjaan pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung merupakan hal penting dalam menjaga keandalan bangunan gedung tetap laik fungsi. Namun belum adanya standar pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan dan perawatan elektrikal pada bangunan di lingkungan Universitas Indonesia juga merupakan salah satu penyebab terjadinya kebakaran gedung, korsleting listrik, dan rusaknya transformator gedung pada 4 tahun terakhir. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan standar pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan dan perawatan komponen elektrikal pada gedung di lingkungan Universitas Indonesia berbasis Work Breakdown Structure (WBS) dengan menggunakan studi literatur dan metode Delphi dan kualitatif. Variabel bebas pada penelitian ini merupakan Work Breakdown Structure (WBS) mulai dari jenis pekerjaan, paket pekerjaan, alternatif desain, syarat pelaksanaan, aktivitas, sumber daya, dan spesifikasi teknis, sedangkan variabel terikat pada penelitian ini adalah standar pelaksanaan. Hasil dari penelitian ini berupa pengembangan standar pelaksanaan berbasis Work Breakdown Structure (WBS) yang dapat digunakan sebagai acuan untuk pekerjaan pemeliharaan dan perawatan komponen elektrikal pada bangunan di lingkungan Universitas Indonesia yang diharapkan dapat meningkatkan tingkat keamanan dan kenyamanan pengguna gedung juga efektivitas serta efisiensi dalam pengelolaan bangunan.

Maintenance and repair work of buildings is important in maintaining the reliability of buildings. But the absence of standards for the implementation of electrical maintenance and repair work in buildings at the University of Indonesia is also one of the causes of building fires, electrical short circuit, and damage to building transformers in the last 4 years. The purpose of this study is to develop standards for the implementation of maintenance and repair work of electrical components in buildings at the University of Indonesia based on Work Breakdown Structure (WBS) using literature studies and the Delphi and qualitative method. The independent variable in this study is Work Breakdown Structure (WBS) includes the work type, work package, alternative design, implementation requirements, activities, resources, and material specifications, while the dependent variable in this study is the implementation standard. The results of this study are in the form of developing an implementation standard based on Work Breakdown Structure (WBS) which can be used as a reference for the maintenance and maintenance of electrical components in buildings at the University of Indonesia, which is expected to increase building user safety and convenience as well as effectiveness and efficiency in building management."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53358
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Putu Andika Candra Wibawa
"Beton bertulang merupakan material yang sering digunakan dalam melakukan pembangunan infrastruktur. Penggunaan beton bertulang ini harus diikuti dengan kualitasnya yang baik. Penentuan kualitas dari suatu beton dapat dilakukan dengan cara melakukan pengujian. Salah satu jenis dari pengujian beton ini adalah Non-Destructive Test (NDT), yang merupakan pengujian beton tanpa merusak struktur beton itu sendiri. Pada penelitian ini dilakukan pengujian NDT dengan menggunakan lima jenis alat yang dilakukan pada pelat beton berukuran 2x2 m dengan berbagai bentuk rangkaian tulangan pelat dan balok di dalamnya. Kelima jenis alat tersebut antara lain, Ground Penetrating Radar (GPR), Profometer, Elcometer, Ultrasonic Pulse Velocity (UPV), dan Ultrasonic Tomograph Portable. Alat GPR, profometer, dan elcometer dapat menentukan kedalaman dari tulangan. Pembacaan kedalaman tulangan ini dilakukan analisis perbandingannya untuk ketiga alat dengan melihat perbedaan hasil pemindaiannya. Dengan menggunakan konsep radar, alat GPR mampu mendeteksi suatu tulangan lapisan bawah, berbeda halnya dengan profometer dan elcometer yang menggunakan prinsip kerja arus eddy dan hanya dapat mendeteksi tulangan lapisan atas. Adapun alat UPV dan Ultrasonic Tomograph Portable yang dapat memancarkan gelombang dan menghasilkan cepat rambat gelombang yang berbeda. Hasil cepat rambat gelombang ini menunjukkan bahwa cepat rambat gelombang longitudinal dari alat UPV dengan metode indirect sangat dipengaruhi oleh jarak antar transduser, namun nilai cepat rambat gelombang geser yang dihasilkan oleh alat Ultrasonic Tomograph Portable mengalami kenaikan yang lebih konstan dibandingkan dengan cepat rambat gelombang longitudinal alat UPV saat umur beton bertambah.

Reinforced concrete is a material that is often used in infrastructure development. The use of reinforced concrete must be followed by good quality. Determination of the quality of a concrete can be done by testing. One type of concrete testing is the Non-Destructive Test (NDT), which is a test of concrete without damaging the concrete structure itself. In this study, NDT testing was carried out using five types of tools carried out on a 2x2 m concrete slab with various forms of plate and beam reinforcement in it. The five types of NDT tools are Ground Penetrating Radar (GPR), Profometer, Elcometer, Ultrasonic Pulse Velocity (UPV), and Ultrasonic Tomograph Portable. GPR, profometer, and elcometer can determine the depth of reinforcement. The reading of the reinforcement depth is carried out by comparative analysis for the three tools by looking at the differences in the scan results. By using the radar concept, GPR is able to detect an underlayer reinforcement, in contrast to the profometer and elcometer which use the working principle of eddy currents which can only detect the top layer reinforcement. The UPV and Ultrasonic Tomograph Portable tools can emit waves and produce different wave propagation speeds. The results of this wave propagation speed indicate that the longitudinal wave propagation speed of the UPV with the indirect method is strongly influenced by the distance between the transducers, but the value of the shear wave propagation speed generated by the Ultrasonic Tomograph Portable has a more constant increase compared to the longitudinal wave propagation speed of the UPV when the age of the concrete increases."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adiantini Kusumawati
"Teori degeneratif pada lanjut usia menjadi acuan bagi perancangan lingkungan bangunan rumah tinggal lanjut usia yang sehat dan nyaman. Di Jakarta, Panti Sasana Tresna Werdha merupakan salah satunya.
Teori iklim mikro dan pertukaran panas dapat dijadikan acuan untuk menghasilkan lingkungan bangunan rumah tinggal yang sehat dan nyaman. Pada kondisi iklim Jakarta, kenyamanan termal penghuni menjadi lebih krusial.
Analisis penulisan ini merupakan hasil pengamatan dan pengukuran termal terhadap ruang tidur dan ruang sosialisasi dari dua buah Panti Sasana Tresna Werdha di Jakarta yang bertujuan untuk meninjau pengaruh Iingkungan bangunan rumah tinggal lanjut usia terhadap kesehatan dan kenyamanan termal penghuni.
Berkaitan dengan kesehatan, ternyata kenyamanan termal bagi lanjut usia cenderung tidak sama dengan tingkat kenyamanan golongan usia lain."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S47899
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Dany Eviliana
"Tanah merupakan elemen dasar dari suatu struktur pada dunia konstruksi. Segala bentuk pekerjaan konstruksi yang berhubungan dengan dunia teknik sipil memerlukan daya dukung tanah yang cukup guna mendukung beban struktur yang bekerja diatasnya. Karakteristik tanah berbeda - beda sesuai dengai mineral penyusunnya. Salah satu jenis tanah yang memiliki karakteristik unik dan memerlukan perhatian yang lebih yaitu tanah ekspansif. Jenis tanah ini memiliki perilaku yang unik dan khusus dikarenakan potensi kembang-susut yang begitu besar sebagai akibat dari besarnya fluktuasi perubahan kadar air lapangan pada perubahan musim.
Untuk mengantisipasi daya dukung tanah ekspansif yang rendah maka dilakukan upaya perbaikan tanah. Salah satu upaya perbaikan tanah dapat dilakukan dengan stabilisasi tanah menggunakan bahan stabilisasi berupa kapur. Kadar kapur yang digunakan dalam percobaan laboratorium adalah 5%, 10%, 15% dan 20%. Dari hasil pengujian Batas Atterberg terjadi kenaikan nilai batas susut dan batas plastis. Ketika nilai batas plastis bertambah, maka nilai batas cair akan mengalami penurunan seiring dengan penambahan variasi kadar kapur, hingga nilai indeks plastisitasnya semakin berkurang. Dari berbagai kadar kapur diatas, digunakan kadar kapur 10% sebagai bahan tambahan untuk pengujian analisa saringan butiran, pemadatan dan triaksial terkonsolidasi takterdrainasi.
Pengujian pemadatan dengan standard proctor menunjukan kadar air optimum mengalami kenaikan dari tanah asli (31,97%) dengan tanah yang diberi kapur 10% (36%). Berbanding terbalik dengan nilai kerapatan kering tanah maksimum.  dry mengalami penurunan seiring dengan penambahan 10% kapur sebesar 12,88 kN/m3 menjadi 12,45 kN/m3. Pengujian triaksial terkonsolidasi takterdrainasi dilakukan dengan variasi derajat saturasi B = 1; 0,8 dan 0,6. Tekanan sel efektif yang diberikan adalah 100 KPa, 150 KPa dan 200 KPa. Pengujian dilakukan pada tanah asli dengan variasi B = 1 dan B = 0,8 serta tanah dengan tambahan 10% kapur dengan variasi B = 1; 0,8 dan 0,6.
Hasil pengujian pada tanah asli diketahui bahwa semakin jenuh tanah maka nilai sudut tahanan gesernya akan semakin besar dan berbanding terbalik dengan nilai kohesi yang didapatkan. Pada tanah dengan tambahan 10% kapur, nilai sudut tahanan geser semakin berkurang sedanngkan nilai kohesi semakin meningkat seiring dengan bertambahnya derajat kejenuhan.

Land is the basic element of a structure in the construction world. All the construction related to the world of civil engineering require good soil bearing capacity to support structural loads are working on it. The Differences of soil characteristics according to their constituent minerals. One type of soil that has unique characteristics and requires the attention is an expansive soil. This type of soil has a unique and special behavior because of potential losses are so large as a result of fluctuations in ground water level changes.
In anticipation of expansive soil bearing capacity is low, the soil improvement efforts is used. One of soil improvement efforts can be done by using a soil stabilization materials such as lime stabilization. Levels of lime used in laboratory experiments is 5%, 10%, 15% and 20%. The results of atterberg limits test increased value of shrinkage limit and plastic limit. When the plastic limit value increased, the values of liquid limit will be decrease with the addition of lime variation, up to the value of plasticity index decreases. From the various levels of lime above, lime 10% is used as an additive for sieve analysis, compaction and triaxial consolidated undrained test.
Compaction test showed optimum water content increased from the original soil (31,97%) with soil 10% lime (36%). Inversely proportional to the value of maximum soil dry density.  dry decrease with the addition of 10% lime at 12,88 kN/m3 to 12,45 kN/m3. The test of triaxial consolidated undrained did by the variation of the degree of saturation B = 1; 0,8 and 0,6. The effective cell pressure is given 100 KPa, 150 KPa and 200 KPa. Trixial consolidated undrained tested on the original soil with variation B = 1 and 0,8 and the soil 10% lime with variation B = 1; 0,8 and 0,6.
The results on origin soils are known that more saturated the soil shear resistance angle values will be increase and inversely proportional to the value obtained cohesion. Inversely with the addition of 10% lime.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S54366
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Dwiyanthi
"Sistem kompensasi merupakan komponen penting dalam manajemen SDM suatu perusahaan, karena erat kaitannya dengan kinerja karyawan dan kemampuan perusahaan dalam merekrut dan mempertahankan sumber daya manusia yang berkualitas. Sistem kompensasi ini terdiri dari struktur gaji pokok, sistem insentif dan sistem tunjangan.
Lembaga Teknologi FTUI merupakan sebuah institusi milik Fakultas Teknik UI, yang bergerak dalam penyediaan jasa konsultan dan pelatihan. Dengan semakin meningkatnya persaingan dalam memperoleh SDM yang berkualitas, dan dengan semakin meningkatnya biaya hidup, maka perbaikan sistem kompensasi untuk para karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi institusi.
Penelitian ini merancang sistem kompensasi total untuk LEMTEK dengan mempertimbangkan hasil dari survei kepuasan karyawan pada seluruh karyawan internal LEMTEK dan survei kompensasi pasar pada 7 institusi yang sejenis dengan LEMTEK. Dari hasil survei kepuasan karyawan diketahui bahwa tingkat kepuasan karyawan terhadap sistem kompensasi LEMTEK masih berada dalam skala kurang puas. Sedangkan dari hasil survei kompensasi pasar diketahui bahwa garis gaji pokok LEMTEK dengan persamaan Y = -6.3 + 1OOX, masih ada di bawah garis gaji pokok pasar dengan persamaan Y = 21.8 + 123K. Selain itu sistem insentif dan tunjangan yang diterapkan oleh LEMTEK belum teratur dan konsisten serta masih bersifat subyektif. Rancangan sistem kompensasi yang baru menghasilkan garis kebijakan gaji pokok dengan persamaan Y = 120 + 235X, rancangan sistem insentif berdasarkan tingkat keterlibatan dan kinerja karyawan, serta rancangan sistem tunjangan yang sesuai dengan kecenderungan pasar dan memperhatikan kesejahteraan karyawan.

Compensation system, a component of human resource management, played a critical role in modern organizations. it has great influence on employee performance and links directly to organizations ability to attract and to retain high-qualified employee. The major categories of compensation include base wage, short and long-term incentives, and employee benefits and services.
LEMTEK FTUI is an institute owned by Faculty of Engineering University of Indonesia, which provides a comprehensive range of consultancy services and training LEMTEK has realized that the improvement of compensation system is a critical internal strategy, due to the tough competition in recruiting high-qualified employee and the increasing of living cost.
This research aims to design compensation system for LEMTEK, with reference to the result from both employee satisfaction survey and market compensation survey. It is recognized from employee satisfaction survey that the satisfaction level of employee for the present compensation system is still relatively low. Market survey results in market pay line Y = 21.8 + 123X which means the LEMTEK pay line Y = -6.3 + 100X is still below the market pay line. Beside that, the present incentives and employee benefits and services system in LEMTEK still relatively subjective and inconsistent. The new design of compensation system suggested by writer, generates a pay policy line Y = 120+ 235X, incentives system based on the degree of involvement and employee performance, and also a competitive employee benefits system which is suitable with the financial condition of LEMTEK and increase employee welfare."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
S48592
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfatun Mahmudah
"Sebagian besar pekerjaan konstruksi dilakukan oleh kontraktor yang dipilih melalui sistema lelang, terutama dengan sistema harga terenda. Dengan pertimbangan harga terendah sebagai pemenang lelang pada proyek pemerintah sehingga membuat peserta lelang tidak merencanakan biaya K3 dengan baik. Hal tersebut tentu berpengaruh terhadap penerapan SMK3 di dalam proyekPenelitian ini fokus pada analisa hubungan lokasi bangunan, ketinggian bangunan dan work breakdown structure terhadap biaya K3 umum dan khusus serta meninjau lebih jauh faktor-faktor dalam variabel-variabel tersebut yang menjadi pengaruh dominan terhadap biaya K3 umum dan khusus. Tujuan Penelitian ini menganalisa faktor di dalam masing-masing variabel yang berpengaruh dominan terhadap biaya K3 umum dan khusus serta menganalisa hubungan antar variabel lokasi, ketinggian bangunan dan wbs terhadap model biaya K3 pada proyek konstruksi rusunawa dengan menggunakan Structural Equation Model-Partial Least Square (SEM-PLS). Hasil penelitian menunjukkan 8 hubungan signifikan dan 1 hubungan tidak signfikan antara variabel lokasi proyek, ketinggian bangunan, WBS dan biaya umum K3 sert biaya khsuus K3 dengan 6 hubungan signifikan terhadap biaya K3 umum dan khusus.

Most of the construction work is carried out by contractors selected through an auction system, especially with a fixed price system. With the consideration of the lowest price as the winner of the auction on a government project, it makes the bidders not plan their OHS costs well. This certainly affects the application of OHS in the project. This research focuses on analyzing the relationship of building locations, building heights and work breakdown structures to general and special OHS costs and further reviewing the factors in these variables that become the dominant influence on general OHS costs. and specifically. The purpose of this study is to analyze the factors in each variable that have a dominant influence on general and specific OHS costs and to analyze the relationship between location variables, building height and wbs to the OHS cost model in low-cost housing construction projects using Structural Equation Model-Partial Least Square (SEM)-PLS). The results showed 8 significant relationships and 1 insignificant relationship between project location, building height, WBS and OHS general costs and OHS special costs with 6 significant relationships to general and specific OHS costs."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hegar Adrian
"Seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin meningkat sehingga banyak diselengarakan proyek konstruksi dengan skala besar, semakin besar suatu proyek maka akan semakin komplek pekerjaannya. Proyek konstruksi sangat erat dengan berbagai risiko perubahan yang memungkinan untuk terjadinya konflik. Untuk menghindari sengketa atas konflik yang terjadi karena adanya perubahan, sangat penting bagi kontraktor untuk mengajukan klaim dengan langkah-langkah yang ditentukan sesuai dengan kondisi kontrak. Proses improvisasi pelaksanaan klaim pada penelitian ini disini berupa pengembangan sistem administrasi dan dokumentasi klaim pada proyek konstruksi.
Metode yang digunakan pada penelitian ini berupa studi kasus penanganan klaim proyek konstruksi di PT X dengan menganalisa faktor-faktor dominan pada klaim proyek konstruksi yang didapatkan dari penelitian terdahulu serta jurnal-jurnal internasional. Faktor-faktor tersebut dianalisa lebih lanjut dengan metode Interpretive Structural Modeling (ISM) yang bertujuan untuk mendapatkan hubungan antara masing-masing faktor sehingga didapatkan suatu model proses setiap indikator klaim, hasil dari analisa ISM berupa diagram hubungan antara masing-masing variabel dari setiap indikator, antara lain: identifikasi klaim, perencanaan klaim, penyajian klaim, administrasi klaim dan dokumentasi klaim, yang dikembangkan menjadi Standar Operasional Prosedur (SOP) Klaim di PT X yang berguna untuk membantu kontraktor/penyedia jasa dalam pengajuan klaim, agar klaim yang mereka ajukan bisa diterima oleh pengguna jasa/owner.

Along with Indonesia's economic growth increased in line which held by largescale construction projects , the bigger of scale of the project will increase the complexity of work, with the result of project construction loaded with a variety of risk changes that allow for conflict, to avoid disputes over the conflict because the change, it is important for contractors to make a claim under the measures determined in accordance with the conditions of the contract. The improvement claims process in this research is the development of administrative systems and documentations claim in construction project.
The method used is a case study of handling claims on construction projects at PT X by analyze domain factors claim on construction project which got from previous research and international journals. The factors will be analyzed using Interpretive Structural Modeling (ISM) method to obtain the relationship between these factors, so the result is a proces model every claim indicator the results of the analysis ISM in the form of a flowchart between each of the variables of each indicator, among others: identification of claims, claims planning, presentation of claims, claims administration and claims documentation, developed into Standard Operating Procedure (SOP) Claims in PT X that help contractors in claims submission,in other their claim can be accepted by owner.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48908
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rossy Armyn Machfudiyanto
"Industri Konstruksi memiliki kontribusi besar dalam perekonomian. Permasalahan yang sering terjadi bahwa industri konstruksi memiliki catatan kecelakaan yang buruk dibandingkan industri yang lain. Penelitian ini bertujuan melakukan improvement kebijakan dan kelembagaan untuk meningkatkan tingkat kematangan dan kinerja keselamatan pada Industri Konstruksi di Indonesia.
Metode Penelitian menggunakan data primer dan sekunder dari hasil literatur yang divalidasi pakar serta melakukan survei kuesioner responden yang dianalisa menggunakan Metode SEM-PLS.
Hasil Penelitian menjelaskan bahwa kebijakan keselamatan, pembiayaan, reward dan punishment merupakan faktor yang dominan yang diintegrasi dengan lembaga yang terlibat dalam K3 untuk memperbaiki budaya keselamatan ditinjau dari elemen tingkat kematangan dalam meningkatkan kinerja keselamatan dan kinerja proyek konstruksi di Indonesia.

The Construction Industry has a huge contribution in the economy. The frequent problem is that the construction industry has a poor record of accidents compared to other industries. This study aims at improving the policies and institutions to improve the level of maturity, safety performance and project performance in the Construction Industry in Indonesia.
Methods The study used primary and secondary data from the literature that validated the expert and conducted a questionnaire survey of respondents who analyzed using the SEM-PLS Method.
The results of the study explain that the safety, financing, reward and punishment policies are the dominant factors that are integrated with the institutions involved in OSH to improve safety culture in terms of the elements of maturity level in improving the safety performance and performance of construction projects in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
D2644
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>